Google Pixel 3 dan Pixel 3 XL Resmi Diluncurkan

Salah satu smartphone yang paling ditunggu-tunggu tahun ini akhirnya datang juga. Google resmi meluncurkan Pixel 3 dan Pixel 3 XL. Seperti generasi sebelumnya, spesifikasi di antara keduanya sama persis, dan yang berbeda hanyalah eksteriornya saja.

Detail mengenai kedua smartphone ini sebelumnya memang sudah bocor ke mana-mana, tapi saya akan coba menjelaskannya sambil berasumsi Anda belum pernah mengetahuinya sama sekali.

Desain dan layar

Google Pixel 3 XL

Untuk Pixel 3, desainnya cukup mirip seperti Pixel 2. Tidak ada notch yang tampak pada wajahnya, akan tetapi ‘dahi’ dan ‘dagunya’ lebih tipis ketimbang pendahulunya. Pixel 3 XL di sisi lain mengemas notch yang cukup besar jika dibandingkan smartphone lain.

Notch ini rupanya tidak menjadi rumah atas sederet sensor yang mewujudkan fitur face unlock, melainkan hanya tempat bernaungnya sepasang kamera depan dan speaker berukuran besar. Di bawah layarnya juga masih ada speaker lain demi melengkapi konfigurasi stereo.

Soal layar, keduanya kini sama-sama mengusung panel OLED; Pixel 3 dengan layar 5,5 inci beresolusi 2160 x 1080 pixel, sedangkan Pixel 3 XL dengan layar 6,3 inci beresolusi 2960 x 1440 pixel. Semuanya sama-sama dilapisi kaca Gorilla Glass 5.

Google Pixel 3 XL

Kaca tangguh ini tak hanya melekat pada bagian depan, tapi juga pada bagian belakangnya secara menyeluruh, sehingga Pixel 3 dan Pixel 3 XL pun pada akhirnya telah mendukung wireless charging. Yang unik, separuh lebih kaca bagian belakangnya ini memiliki finish matte yang terkesan premium sekaligus mempertahankan desain khas lini Pixel dari awal.

Rangka perangkatnya sendiri terbuat dari bahan aluminium, sehingga bobotnya masih tergolong minimal di angka 148 gram (Pixel 3) dan 184 gram (Pixel 3 XL). Ketebalannya sama persis, cuma 7,9 mm, dengan tonjolan kamera belakang yang tidak kelewat tebal.

Untuk pertama kalinya buat smartphone Google, Pixel 3 dan Pixel 3 XL tahan air dengan sertifikasi IP68. Google rupanya juga masih mempertahankan sensor pada bagian sisi Pixel 3 dan Pixel 3 XL yang memungkinkan pengguna untuk memanggil Google Assistant dengan cara meremasnya.

Spesifikasi dan kamera

Google Pixel 3

Seperti halnya ponsel flagship lain yang dirilis tahun ini, duo Pixel 3 mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 845, didukung oleh RAM 4 GB. Google menawarkannya dalam dua pilihan kapasitas penyimpanan: 64 atau 128 GB, tanpa opsi ekspansi via microSD.

Soal baterai, Pixel 3 mengemas kapasitas yang lebih besar dibanding pendahulunya di angka 2.915 mAh, sedangkan Pixel 3 XL malah turun sedikit menjadi 3.430 mAh. Fitur pendukung anyar macam USB-C dan Bluetooth 5.0 sudah menjadi standar pada kedua ponsel.

Beralih ke sektor kamera, Google rupanya masih teguh pada pendiriannya, menggunakan satu kamera belakang saja yang dibantu oleh software secara maksimal.

Google Pixel 3
Contoh hasil foto menggunakan kamera depan wide-angle milik Pixel 3 / Google

Sensor kameranya memiliki resolusi 12,2 megapixel, dengan ukuran pixel individual sebesar 1,4 μm dan kemampuan merekam video 4K 30 fps. Google bilang pada Wired bahwa sensor yang digunakan adalah sensor baru, sedangkan lensanya memiliki aperture f/1.8 dan sudut pandang seluas 76°. Teknologi dual pixel autofocus masih menjadi andalan, demikian pula kombinasi optical dan electronic image stabilization.

Google kembali menyematkan co-processor Pixel Visual Core guna memaksimalkan performa kamera Pixel 3 dan Pixel 3 XL. Mengikuti tren, pengguna duo Pixel 3 nantinya juga dapat mengubah intensitas blur pada foto pasca pemotretan.

Di depan, pengguna bakal disambut oleh sepasang kamera, seperti pada LG V40 ThinQ. Fungsi kedua kamera ini pun sama persis, yakni menawarkan sudut pandang yang berbeda; satu seluas 75°, satunya 97° untuk wefie beramai-ramai. Resolusinya sama-sama 8 megapixel, tapi aperture lensanya berbeda: f/1.8 untuk yang angle standar, dan f/2.2 untuk yang wide-angle.

Integrasi Google Duplex

Google Duplex in Pixel 3

Tanpa harus terkejut, Google menambatkan segudang fitur berbasis AI pada Pixel 3 dan Pixel 3 XL. Namun daripada membahas semuanya, saya akan menyoroti satu yang paling menarik, yaitu integrasi Google Duplex.

Duplex, bagi yang tidak tahu, adalah teknologi yang memungkinkan Assistant untuk menelepon dan berbicara secara alami layaknya seorang manusia. Fitur ini statusnya masih eksperimental, dan yang kebagian jatah nantinya barulah pengguna Pixel 3 di beberapa kawasan di Amerika Serikat saja.

Berkat Duplex, pengguna dapat menyerahkan tugas menelepon sepenuhnya pada Assistant. Ini sangat berguna apabila sehari-harinya pengguna kerap ‘diganggu’ oleh beragam telemarketer. Selagi Assistant merespon panggilan telepon, pengguna bisa membaca transkrip percakapannya secara real-time.

Harga dan ketersediaan

Google Pixel 3 XL

Gerbang pre-order Google Pixel 3 dan Pixel 3 XL saat ini telah dibuka di beberapa negara (yang paling dekat dengan kita adalah Singapura). Google mematok harga mulai $799 untuk Pixel 3, dan mulai $899 untuk Pixel 3 XL. Pilihan warna untuk keduanya ada tiga: hitam, putih, dan “Not Pink”.

Belajar dari kesalahan sebelumnya, Google kini membundel kedua smartphone dengan sebuah earphone USB-C, yang pada dasarnya merupakan versi berkabel dari Pixel Buds. Dongle USB-C ke jack 3,5 mm juga tersedia dalam paket pembelian.

Sumber: Google.

Google Siap Menguji Kemampuan Assistant untuk Menelepon dan Berbicara Secara Alami

Salah satu pengumuman paling menarik dari ajang Google I/O bulan Mei lalu adalah Google Duplex, teknologi yang pada dasarnya memungkinkan Google Assistant untuk menelepon semisal salon atau restoran dan melakukan pemesanan atas nama ‘tuan’ atau ‘nyonyanya’. Yang lebih mengejutkan lagi, gaya berbicara Assistant dalam skenario ini terdengar begitu alami.

Dari rekaman yang diputar Google di atas panggung, kita tidak akan mengira kalau percakapan tersebut hanya melibatkan satu manusia saja andai tidak ada yang memberi tahu. Pasalnya, Duplex memungkinkan Assistant untuk berbicara dengan cara yang sangat mirip seperti manusia, mulai dari pemilihan kata sampai intonasinya.

Google pun tidak mau berlama-lama merealisasikan Duplex. Mereka berencana mengujinya bersama sejumlah mitra terpilih di kota New York dan San Francisco dalam beberapa minggu ke depan. Kendati demikian, Google bakal menetapkan sejumlah batasan pada uji coba Duplex perdana ini.

Yang paling utama, tujuan panggilan teleponnya tidak lebih dari sekadar menanyakan jam buka suatu tempat usaha pada saat libur musim panas tiba nanti. Untuk menguji kemampuannya membuat reservasi restoran maupun salon sepertinya masih harus menunggu di lain kesempatan.

Terkait kemampuan membuat reservasi ini, Google cukup percaya diri bahwa Assistant mampu menyelesaikan empat dari lima interaksi telepon tanpa bantuan manusia. Andai Assistant menjumpai kesulitan dalam suatu percakapan telepon, ia bakal memberi tahu lawan bicaranya bahwa ia bakal menyerahkan teleponnya ke supervisor-nya, sebelum akhirnya percakapan dilanjutkan oleh operator manusia.

Setiap panggilan telepon yang dilakukan Assistant bakal direkam supaya Google bisa terus menyempurnakannya menggunakan data yang terkumpul. Oleh karena itu, usai memperkenalkan diri di awal panggilan telepon, Assistant akan selalu memberi tahu lawan bicaranya terkait hal ini. Gambaran lengkapnya bisa Anda simak pada video di bawah.

Potensi yang dimiliki Duplex jelas sangat besar. Ke depannya, bukan tidak mungkin situasinya dibalik: bukannya membuat reservasi atas nama seseorang, Assistant malah bisa ditugaskan untuk menerima panggilan telepon dan mengatur permintaan reservasi dari konsumen. Ini merupakan kabar buruk bagi profesi resepsionis atau customer service, jadi semoga saja Google belum punya rencana untuk itu.

Sumber: Engadget.

Beginilah Sistem Android Auto yang Terintegrasi ke Mobil Versi Volvo

Setahun yang lalu, Audi dan Volvo sama-sama mengumumkan rencananya untuk mengintegrasikan Android Auto ke mobil-mobil besutannya. Rencana tersebut belum bisa terwujud sampai setidaknya tahun 2020, namun paling tidak Volvo sudah punya prototipenya yang dipasang di SUV Volvo XC40, dan tidak segan mendemonstrasikannya di hadapan pengunjung event Google I/O 2018.

Tidak seperti Android Auto yang kita kenal selama ini, tampilannya telah disamarkan menggunakan tampilan sistem multimedia khas Volvo. Ini dimungkinkan karena sistem bisa langsung diakses dari dashboard tanpa perlu menyambungkan ponsel terlebih dulu. Bahkan apabila Anda masuk ke kabinnya sambil membawa iPhone, sistem masih bisa digunakan tanpa ada satu pun fitur yang hilang.

Satu-satunya yang pengguna butuhkan hanyalah akun Google, sebab di sistem ini sudah ada Google Play Store, yang berarti pengguna dapat mengunduh aplikasi ekstra. Tentunya tidak semua aplikasi tersedia, melainkan yang dinilai ideal digunakan untuk di dalam mobil, utamanya aplikasi musik, podcast dan navigasi.

Tampilannya lebih mirip sistem bawaan Volvo ketimbang Android Auto biasanya / The Verge (YouTube)
Tampilannya lebih mirip sistem bawaan Volvo ketimbang Android Auto biasanya / The Verge (YouTube)

Selain untuk mengunduh aplikasi, menyambungkan akun juga dapat menyempurnakan fungsionalitas Google Maps yang ada pada sistem – yang juga dapat ditampilkan di balik lingkar kemudi – sebab semua data seperti alamat-alamat yang sering dikunjungi akan tersinkronisasi. Namun yang lebih menarik, beberapa opsi pengaturan mobil rupanya juga dapat disimpan ke akun Google, semisal pengaturan jok atau suhu kabin (climate control).

Ini menarik untuk skenario menyewa mobil. Bayangkan ke depannya Anda berkunjung ke kota atau negara lain, lalu harus menyewa mobil di sana. Kebetulan mobil yang disewa merupakan model Volvo yang sama seperti kepunyaan Anda. Cukup sambungkan akun Google ke sistem multimedianya, maka semua pengaturan jok dan suhu kabin tadi akan langsung disetel sesuai yang Anda tetapkan di mobil sendiri.

Volvo Android Auto

Volvo bilang bahwa sistem ini telah menggunakan Android P sebagai basisnya, dan tentu saja Google Assistant tidak lupa mereka sematkan. Assistant ini bahkan bisa dipanggil hanya dengan menekan tombol khusus pada setir, dan kita juga dapat menginstruksikannya untuk mengubah pengaturan mobil, seperti misalnya suhu kabin.

Juga menarik adalah kemampuan sistem untuk mendeteksi apakah sudah waktunya mobil untuk diservis. Ketika masa itu tiba, Assistant yang telah mendukung teknologi Google Duplex – yang pada dasarnya memungkinkannya untuk berbicara sangat menyerupai manusia dan akhirnya menelepon seseorang dengan sendirinya – bisa membantu membuatkan janji dengan pihak bengkel.

Silakan tonton video hands-on dari The Verge untuk memahami cara kerja sistemnya secara lebih mendetail.

Sumber: Volvo dan The Verge.