Tak Lagi Andalkan Pihak Ketiga, Apple Kerjakan Sendiri Peta Digitalnya dari Nol

Dari sekian banyak layanan digital yang Apple miliki, Maps bisa dibilang sebagai yang tergagal – bahkan fanboy yang paling hardcore sekalipun bakal mengakuinya. Dibandingkan Google Maps, Apple Maps jauh kalah akurat, dan lagi informasinya juga kalah lengkap.

Begitu parahnya performa Apple Maps yang dirilis bersama iOS 6 ketika itu, Scott Forstall selaku petinggi divisi pengembangan iOS harus didepak dari Apple. Enam tahun berselang, Apple Maps masih sama sekali belum bisa disetarakan dengan Google Maps, padahal Apple sudah menambah banyak mitra penyedia data di samping mitra awalnya, yaitu TomTom dan OpenStreetMap.

Salah satu alasan mengapa Google Maps begitu sukses adalah bagaimana semua komponennya dikerjakan oleh Google sendiri, bukan mengandalkan pihak ketiga seperti yang dilakukan Apple saat ini. Maka dari itu, Apple pun memutuskan untuk mengambil jalur yang sama, yakni mengerjakan platform peta digitalnya sendiri mulai dari nol.

Perbandingan tampilan Apple Maps versi lama (kanan) dan yang baru (kanan) / TechCrunch
Perbandingan tampilan Apple Maps versi lama (kiri) dan yang baru (kanan) / TechCrunch

Berdasarkan laporan TechCrunch, inisiatif ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak sebelum Apple memutuskan untuk membuat layanan peta digitalnya sendiri. Kendati demikian, eksekusinya baru dijalankan sekitar empat tahun yang lalu, dan salah satu pemicunya adalah semakin masifnya angka penjualan perangkat iOS.

Apa hubungan perangkat iOS yang terjual laris dengan pengembangan peta digital? Jawabannya adalah data. Miliaran perangkat iOS yang digunakan di seluruh dunia saat ini bisa membantu menyumbangkan data guna menyempurnakan Maps, khususnya ketika ada informasi yang harus di-update.

Kalau dengan model yang ada sekarang, di mana Apple mengandalkan data dari pihak ketiga, mereka tidak bisa memperbaiki kesalahan pada peta maupun menambahkan informasi baru dengan sigap. Lain halnya kalau mereka sendiri yang membuat database-nya, di mana sumbangan data dan laporan dari para pengguna iOS bisa langsung diproses tanpa harus menunggu lama.

Meski memanfaatkan data yang berasal dari perangkat iOS, Apple menegaskan bahwa privasi masih menjadi prioritas mereka dalam mengerjakan Maps baru ini. Intinya, semua data yang dikumpulkan bakal dibuat anonim dan dipecah menjadi beberapa fragmen, semuanya demi mengamankan privasi pengguna..

Mobil pemetaan khusus yang digunakan Apple / TechCrunch
Mobil pemetaan khusus yang digunakan Apple / TechCrunch

Di samping memanfaatkan populasi besar perangkat iOS yang aktif, tim Maps juga mengutus banyak mobil pemetaan khusus yang dibekali segudang sensor beserta alat pengukur. Mobil-mobil ini pada dasarnya bertugas memverifikasi data, sekaligus menjadi sumber data visual untuk Maps baru ini.

Tidak hanya di Amerika Serikat, mobil-mobil ini rupanya juga ditugaskan di berbagai negara. Sederhananya, upaya yang dilakukan Apple ini berskala global, namun tentu realisasinya butuh waktu yang panjang – Google Maps pun bisa sampai di titik ini berkat pengembangan selama belasan tahun.

Contoh data yang dikumpulkan oleh mobil pemetaan Apple / TechCrunch
Contoh data yang dikumpulkan oleh mobil pemetaan Apple / TechCrunch

Hasil akhirnya adalah Apple Maps yang lebih komplet, lebih akurat, dan lebih cepat menerima pembaruan data. Tampilan aplikasinya sendiri tidak akan berubah banyak; yang drastis adalah tampilan petanya, dengan informasi yang lebih lengkap dan lebih mendetail, bahkan sampai ke level bentuk gedung yang ada pada suatu lokasi.

Lalu kapan Apple Maps generasi baru ini bisa kita nikmati? Sepertinya masih lama. Apple baru akan merilisnya bersama versi beta iOS 12 untuk konsumen di sekitaran kota San Francisco, lalu menyusul di keseluruhan California bagian utara di musim semi. Yang pasti butuh hitungan tahun sebelum Apple Maps versi baru ini merambah banyak kota besar di seluruh dunia.

Sumber: TechCrunch.

Google Assistant Beserta Layanan Google Lain Bakal Tersedia di Feature Phone

Anggap Anda bos besar Google, mana yang bakal Anda pilih: 1) semua orang di dunia menggunakan smartphone Android, atau 2) semua orang di dunia memiliki akses terhadap produk dan layanan Google seperti Search, Maps, YouTube, dan lain sebagainya? Idealnya, Anda bakal memilih opsi yang pertama, tapi kondisi realistisnya belum memungkinkan.

Di negara-negara seperti India maupun Indonesia sendiri, nyatanya masih banyak konsumen yang bahkan belum mampu membeli smartphone Android kelas budget. Itulah mengapa feature phone macam Nokia 3310 masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar.

Pada kenyataannya, sistem operasi feature phone macam KaiOS menempati urutan kedua OS terpopuler setelah Android di India berdasarkan data yang dikumpulkan DeviceAtlas, sedangkan iOS di urutan ketiga. KaiOS, bagi yang tidak tahu, adalah sistem operasi berbasis Firefox OS yang menenagai jutaan ponsel buatan Alcatel, Jio, maupun Nokia, termasuk halnya versi reborn dari Nokia 8110.

Ilustrasi tampilan Google Assistant pada feature phone / KaiOS
Ilustrasi tampilan Google Assistant pada feature phone / KaiOS

Balik lagi ke pertanyaan di awal, Google rupanya memilih opsi yang kedua, di mana mereka baru saja mengucurkan dana investasi sebesar $22 juta untuk KaiOS. Aliran dana segar ini bakal membantu pengembang KaiOS untuk mengintegrasikan layanan-layanan Google seperti Search, Maps, YouTube, serta Assistant secara langsung pada ponsel KaiOS.

Menurut pendapat Sebastien Codeville selaku CEO KaiOS, kehadiran Google Assistant di ranah feature phone merupakan pencapaian yang sangat revolusioner, sebab kemudahan berinteraksi menggunakan perintah suara bakal secara langsung meniadakan keterbatasan yang selama ini eksis akibat penggunaan keypad pada feature phone.

Dari sisi Google, investasi ini bisa dilihat sebagai langkah jangka panjang. Andai kata konsumen feature phone nantinya memutuskan untuk upgrade ke smartphone, entah itu Android atau iOS, mereka semestinya masih akan sangat bergantung pada layanan-layanan Google yang sudah mereka kenal sejak masih memakai ponsel KaiOS.

Sumber: BuzzFeed dan KaiOS.

Beginilah Sistem Android Auto yang Terintegrasi ke Mobil Versi Volvo

Setahun yang lalu, Audi dan Volvo sama-sama mengumumkan rencananya untuk mengintegrasikan Android Auto ke mobil-mobil besutannya. Rencana tersebut belum bisa terwujud sampai setidaknya tahun 2020, namun paling tidak Volvo sudah punya prototipenya yang dipasang di SUV Volvo XC40, dan tidak segan mendemonstrasikannya di hadapan pengunjung event Google I/O 2018.

Tidak seperti Android Auto yang kita kenal selama ini, tampilannya telah disamarkan menggunakan tampilan sistem multimedia khas Volvo. Ini dimungkinkan karena sistem bisa langsung diakses dari dashboard tanpa perlu menyambungkan ponsel terlebih dulu. Bahkan apabila Anda masuk ke kabinnya sambil membawa iPhone, sistem masih bisa digunakan tanpa ada satu pun fitur yang hilang.

Satu-satunya yang pengguna butuhkan hanyalah akun Google, sebab di sistem ini sudah ada Google Play Store, yang berarti pengguna dapat mengunduh aplikasi ekstra. Tentunya tidak semua aplikasi tersedia, melainkan yang dinilai ideal digunakan untuk di dalam mobil, utamanya aplikasi musik, podcast dan navigasi.

Tampilannya lebih mirip sistem bawaan Volvo ketimbang Android Auto biasanya / The Verge (YouTube)
Tampilannya lebih mirip sistem bawaan Volvo ketimbang Android Auto biasanya / The Verge (YouTube)

Selain untuk mengunduh aplikasi, menyambungkan akun juga dapat menyempurnakan fungsionalitas Google Maps yang ada pada sistem – yang juga dapat ditampilkan di balik lingkar kemudi – sebab semua data seperti alamat-alamat yang sering dikunjungi akan tersinkronisasi. Namun yang lebih menarik, beberapa opsi pengaturan mobil rupanya juga dapat disimpan ke akun Google, semisal pengaturan jok atau suhu kabin (climate control).

Ini menarik untuk skenario menyewa mobil. Bayangkan ke depannya Anda berkunjung ke kota atau negara lain, lalu harus menyewa mobil di sana. Kebetulan mobil yang disewa merupakan model Volvo yang sama seperti kepunyaan Anda. Cukup sambungkan akun Google ke sistem multimedianya, maka semua pengaturan jok dan suhu kabin tadi akan langsung disetel sesuai yang Anda tetapkan di mobil sendiri.

Volvo Android Auto

Volvo bilang bahwa sistem ini telah menggunakan Android P sebagai basisnya, dan tentu saja Google Assistant tidak lupa mereka sematkan. Assistant ini bahkan bisa dipanggil hanya dengan menekan tombol khusus pada setir, dan kita juga dapat menginstruksikannya untuk mengubah pengaturan mobil, seperti misalnya suhu kabin.

Juga menarik adalah kemampuan sistem untuk mendeteksi apakah sudah waktunya mobil untuk diservis. Ketika masa itu tiba, Assistant yang telah mendukung teknologi Google Duplex – yang pada dasarnya memungkinkannya untuk berbicara sangat menyerupai manusia dan akhirnya menelepon seseorang dengan sendirinya – bisa membantu membuatkan janji dengan pihak bengkel.

Silakan tonton video hands-on dari The Verge untuk memahami cara kerja sistemnya secara lebih mendetail.

Sumber: Volvo dan The Verge.

Google Kembali Rombak Maps, Kini Kedepankan Aspek Kurasi

Pada awal kemunculannya di smartphone, Google Maps tidak lebih dari sekadar pengganti peta kertas yang lebih mudah dibawa, sekaligus penunjuk jalan di saat dibutuhkan. Dalam beberapa tahun terakhir, Maps pada dasarnya telah berevolusi menjadi sumber inspirasi lokasi-lokasi yang menarik, dan itu semakin dimatangkan pada versi terbarunya nanti.

Dalam event Google I/O 2018, Google mengumumkan sejumlah pembaruan atas Maps. Kata kunci yang paling tepat untuk menggambarkan pembaruan ini adalah kurasi, di mana aspek tersebut semakin ditonjolkan agar kita bisa lebih mudah menemukan berbagai lokasi baru yang menarik untuk dikunjungi.

Tampilan tab “Explore” telah dirombak cukup signifikan. Saat memantau suatu area, Maps bakal menyuguhkan deretan opsi kuliner maupun event yang tersedia di kawasan tersebut. Anda bahkan juga bisa meninjau lokasi berdasarkan aktivitas yang dapat dilakukan.

New Google Maps

Saat kepincut dengan suatu restoran misalnya, Maps akan menampilkan persentase kecocokan tempat tersebut dengan Anda, lengkap dengan penjelasannya. Persentase ini tidak hanya dikalkulasi berdasarkan ulasan-ulasan untuk restoran tersebut, tapi juga menyesuaikan dengan selera yang kita tetapkan masing-masing, riwayat perjalanan kita dari lokasi ke lokasi, dan apakah kita pernah mengulas suatu restoran atau menempatkannya ke list tertentu.

Yang namanya restoran, tentu semuanya bergantung pada selera, dan selera tiap pengguna jelas berbeda. Jadi apabila Anda hendak merencanakan makan malam bersama sejumlah orang, mendiskusikan lokasinya jelas menjadi prioritas nomor satu.

New Google Maps

Kabar baiknya, diskusi ini bisa langsung dilakukan via Google Maps. Anda sebagai pencetus ide ketemuan bisa menetapkan sejumlah opsi lokasi, lalu membagikan daftarnya ke teman-teman yang ingin diajak. Dari situ Anda sekalian bisa langsung memulai proses voting untuk menentukan lokasi finalnya.

New Google Maps

Pembaruan Google Maps ini rencananya bakal hadir di versi Android maupun iOS dalam beberapa bulan mendatang, dan yang paling penting, secara global.

Sumber: Google.

Google Maps Gunakan Lokasi Populer Sebagai Acuan dalam Panduan Navigasi

“Setelah 500 meter, belok kiri ke Jalan Blablabla,” Anda yang pernah menggunakan fitur navigasi Google Maps pastinya tidak asing lagi dengan panduan semacam ini. Pertanyaan saya, mana yang lebih mudah dipahami, instruksi di atas atau yang seperti berikut: “Setelah Restoran SuperSederhanaSekali, belok kiri ke Jalan Blablabla.”

Saya yakin mayoritas bakal memilih yang kedua. Menggunakan restoran maupun lokasi-lokasi ternama lain sebagai acuan jauh lebih mudah dipahami ketimbang mengira-ngira seberapa jauh lagi belokannya. Kabar baiknya, Google sedang menguji panduan navigasi seperti yang kita bahas ini.

Beberapa hari lalu, seorang pengguna Twitter sempat dibuat kaget ketika Google Maps menginstruksikannya untuk “belok kanan setelah Burger King.” Kemudian seorang editor CNET yang berdomisili di kota New York mencoba mengonfirmasi dengan menjajalnya sendiri, dan hasilnya pun sama: Google Maps menggunakan restoran cepat saji lain sebagai acuan belokan.

CNET juga bilang bahwa ini bukan disebabkan Burger King memasang iklan di Google. Di tempat lain, Engadget telah mengonfirmasi langsung dengan Google bahwa mereka memang sedang menguji fitur baru ini. Sayangnya belum ada yang berani bilang kapan fitur ini bakal dirilis ke publik secara luas.

Kemungkinan besar, yang bakal menikmatinya terlebih dulu adalah pengguna di Amerika Serikat seperti biasa, sebelum akhirnya menyusul secara perlahan ke negara-negara lain. Semoga saja kita bisa cepat mendengar panduan navigasi semacam “putar balik setelah melewati Indomaret” dan sebagainya.

Sumber: CNET dan Engadget. Gambar header: Pixabay.

Google Maps Semakin Spesifik, Sediakan Rute Khusus Sepeda Motor di Indonesia

Google merilis fitur rute khusus sepeda motor yang telah ditanamkan dalam Google Maps (versi 9.73.3) yang tersedia untuk pengguna Android. Fitur ini menjadi cara Google membantu pengendara sepeda motor berlalu lintas di seluruh Indonesia. Disebut penggunaannya meningkat hingga dua kali lipat sepanjang tahun 2017 lalu.

Pihak Google menuturkan proses pengembangan rute baru ini memakan waktu hampir setahun, lantaran Google harus mengumpulkan data berbagai sumber dan berdiskusi dengan pengemudi ojek online.

Menurut klaim Google, fitur ini paling banyak diminta para pengguna di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pengendara sepeda motor di Indonesia tujuh kali lipat lebih banyak dibandingkan mobil,

Group Product Manager Google Maps Krish Vitaldevara mengatakan rute khusus sepeda motor sudah bisa digunakan di seluruh Indonesia, terutama kota-kota dengan lalu lintas padat seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.

“Berdasarkan percakapan kami dengan pengendara motor di Jakarta, mereka sering menggabungkan rute navigasi mobil dan pejalan kami. Ini tidak akurat dan bisa jadi malah berbahaya,” terang Krish, Selasa (20/3).

Dalam Google Maps kini terdapat tambahan jalan pintas dan jalan sempit bagi sepeda motor tanpa melalui jalan tol, dengan rincian 29 ribu rute jalan kecil, 3.000 km jalan baru, dan 10 ribu segmen jalan yang hanya bisa dilalui mobil.

Diharapkan fitur baru ini bisa membantu pengendara motor bisa memprediksi waktu tempuh dengan lebih akurat, lantaran tersedia machine learning yang bisa menghitung berdasarkan kecepatan kendaraan.

Kehadiran fitur ini menjadi peluang baru Google melakukan monetisasi buat perusahaan yang menggunakan sepeda motor untuk jasanya. Menurut Director Product Management Maps for Enterprise Baljeet Singh, pihaknya akan membuka dukungan API untuk siapapun yang bergerak di bidang pengangkutan barang atau layanan.

“Di luar memasang iklan di Google Maps, kami akan tawarkan API Google Maps untuk para klien korporasi. Secara global, aplikasi kami sudah digunakan oleh dua juta perusahaan,” ucap Baljeet.

Kehadiran fitur rute khusus sepeda motor kini melengkapi empat rute yang tersedia di Google Maps, yakni rute mobil, pejalan kaki, kendaraan umum, dan khusus aplikasi ride hailing. Indonesia jadi negara kedua yang mencicipi fitur ini, setelah pertama kali diluncurkan di India pada 2017.

Fitur tambahan untuk pengendara mobil

Google juga mengumumkan fitur baru untuk meningkatkan mobilitas masyarakat Indonesia dengan memperbaiki kemudahan berlalu lintas bagi pengendara mobil, termasuk penambahan opsi rute dengan sistem ganjil-genap, sehingga pengendara bisa mengarahkan mobilnya untuk menghindari jalan yang dilarang.

Fitur ini pertama kali dihadirkan di Indonesia dan akan disusul kota-kota lain di dunia yang memiliki kebijakan sejenis. Google Maps juga menyediakan opsi untuk menghindari jalur car-free day yang rutin berlangsung di 30 kota Indonesia.

Mario ‘Jajah’ Google Maps Selama Seminggu

Tanggal 10 Maret kemarin rupanya adalah Mario Day. Ya, Mario si maskot Nintendo itu. Bukan karena si tukang ledeng berkumis itu lahir di tanggal tersebut, melainkan karena penulisan tanggal “Mar.10” ternyata juga bisa dibaca sebagai “Mario”.

Kecuali Anda benar-benar merupakan penggemar berat Mario atau Nintendo, hari itu mungkin tidak begitu berarti buat Anda. Kendati demikian, Google ingin semua orang bisa ikut merayakannya dengan cara yang cukup unik.

Sejak tanggal 10 kemarin, Mario rupanya telah ‘menjajah’ Google Maps, menggantikan panah biru membosankan yang muncul saat mode navigasi diaktifkan. Tentu saja Mario hadir bersama tunggangan andalannya di seri Mario Kart, dan ini bakal berlangsung selama seminggu kata Google.

Mario Google Maps

Untuk memunculkan Mario, Anda harus lebih dulu meng-update aplikasi Google Maps di Android atau iOS ke versi yang paling baru. Selanjutnya, cukup klik icon tanda tanya berwarna kuning yang muncul di bagian bawah kanan, dan Maps akan meminta persetujuan Anda untuk memunculkan Mario.

Tidak, Anda tidak bisa mengerjai pengemudi lain dengan berbagai ‘persenjataan’ seperti di game Mario Kart, tapi setidaknya Mario dengan attitude cerianya bisa mengobati kebosanan yang melanda ketika terjebak macet. Anda bisa memantau aksinya di Twitter lewat tagar “#MarioMaps“.

Ini juga bukan pertama kalinya Google menyematkan icon gaming pada peta digitalnya. Kalau Anda ingat, tahun lalu kita sempat bermain Pac-Man di Google Maps selama beberapa hari.

Sekarang saya yakin sebagian dari Anda pasti berharap aksi Mario ini bisa berlangsung sampai seterusnya ketimbang cuma seminggu saja.

Sumber: Google.

Cara Membuat Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Maps

Aplikasi Google Maps memang menyediakan fitur untuk melakukan pembaruan, misalnya tempat tersebut sudah tutup, ganti nama, ganti nomor telepon, pindah atau nama jalan yang kurang akurat. Tapi, perubahan ini membutuhkan tinjauan dari tim Google Maps dan tidak serta merta disetujui.

Jadi, jika Anda ingin membuat peta lengkap dengan jalan, penanda tempat dan lain sebagainya, Anda butuh opsi lain. Untungnya, Google sudah menyediakannya juga alternatifnya untuk Anda, namanya Google My Maps yang bisa diunduh secara gratis di Play Store. Tutorial ini akan memandu Anda membuat peta versi Anda dengan aplikasi tersebut.

  • Setelah diinstall, jalankan aplikasi di smartphone Anda, kemudian tap Accept & Continue.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Di tahap ini, Anda boleh menekan Skip.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Untuk membuat peta baru, tap ikon plus di kanan bawah seperti yang saya tandai di gambar ini.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Beri nama dan deskripsi untuk peta Anda.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Selanjutnya, tap tombol plus lagi di tempat yang hampir sama, tapi kali ini akan muncul dua opsi baru, Add a new line untuk menambahkan jalan dan Add a new point untuk menambahkan tempat misalnya lokasi rumah, pertokoan, fasilitas umum dan lain-lain.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Jalan yang dibuat bisa dihubungkan ke peta jalan yang sudah ada, kemudian bisa dihubungkan dari satu titik ke titik lainnya secara berkesinambungan. Anda juga bisa beralih dari satu titik ke titik lainnya menggunakan tanda jarum yang ada di bagian bawah.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Sedangkan untuk penunjuk tempat, Anda cukup menempatkan tanda di titik yang diinginkan. Selanjutnya, kedua item ini butuh identitas, silahkan beri nama sesuai yang dibutuhkan lalu simpan.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Misalnya seperti ini.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

  • Setelah jalan dan penanda tempat dibuat, peta akan tersimpan ke akun yang Anda gunakan. Anda bisa mengakses seluruh peta di opsi Created by Me atau di aplikasi Google Maps – My Place – Maps. Tetapi hanya Anda yang bisa melihatnya.

Cara Bikin Peta Versi Sendiri dengan Aplikasi Google My Map

Sayangnya, aplikasi Google My Maps mempunyai beberapa kelemahan.

  • Garis yang dibuat tidak sama persis dengan peta yang sudah ada, sehingga terlihat sangat berbeda dan kurang rapi.
  • Tidak ada pilihan legenda untuk membedakan jenis bangunan.
  • Tidak ada opsi untuk menampilkan label jalan
  • Entah GPS saya yang bermasalah atau aplikasinya, tetapi posisi terkini saya tampak berbeda di aplikasi ini. Dan ketika saya mencoba menggunakan Google Maps, lokasi yang ditunjukkan sama persis dengan peta, jadi sepertinya GPS saya baik-baik saja.
Application Information Will Show Up Here

Google Maps Bakal Sajikan Progress Perjalanan Secara Real-Time Bagi Pengguna Transportasi Umum

Tidak perlu diragukan lagi, Google Maps adalah salah satu aplikasi navigasi terpopuler di seluruh dunia. Namun bagi yang setiap harinya menggunakan transportasi umum, mereka biasanya lebih banyak mengandalkan aplikasi yang didedikasikan khusus untuk itu.

Contohnya, saat sedang berlibur ke Singapura, saya selalu menggunakan aplikasi CityMapper selagi berkeliling menggunakan MRT. Selain karena informasi yang disediakan sangat komplet – lengkap sampai tarif dan estimasi waktu kedatangan kereta – CityMapper (maupun aplikasi transit sejenis lainnya) juga menyajikan progress perjalanan secara real-time.

Progress ini disuguhkan langkah demi langkah, mulai dari awal saya berjalan menuju ke stasiun MRT terdekat, sampai ketika berada di dalam gerbong kereta dan berpindah dari satu stasiun ke lainnya. Fitur ini bakal lebih berguna lagi ketika sedang dalam perjalanan jauh yang seringkali membuat kita tertidur, sebab aplikasi bakal mengirim notifikasi dan mengingatkan kita untuk turun saat sudah dekat dengan tujuan.

Google Maps transit live directions

Kabar baiknya, Google tengah bersiap untuk meluncurkan fitur serupa buat Maps, di mana aplikasi akan menyajikan live update atas perjalanan menggunakan moda transportasi umum. Lebih istimewa lagi, notifikasinya juga akan ditampilkan di lock screen, plus karena bersifat interaktif, Anda bisa memantau progress perjalanan tanpa harus masuk ke aplikasi sama sekali.

Fitur baru ini sejatinya bakal membuat panduan navigasi transportasi umum Google Maps jadi mirip seperti panduan untuk pengemudi maupun pejalan kaki, yang secara otomatis akan memonitor progress pengguna. Menurut TechCrunch, fitur ini bakal dirilis dalam waktu dekat.

Sumber: TechCrunch. Gambar header: Pexels.

Tampilan Google Maps Dirombak, Jadi Lebih Lengkap Sekaligus Adaptif

Ada yang baru dari Google Maps. Google baru saja merombak tampilan peta digital terpopuler tersebut. Selain mengemas informasi yang lebih komplet dan lebih jelas, tampilan baru Google Maps ini juga bisa beradaptasi dengan konteks penggunaan dengan sendirinya.

Yang saya maksud dengan konteks penggunaan adalah tiga mode berikut: Explore, Driving dan Transit. Kita semua pastinya tidak cuma menggunakan Google Maps pada saat mengemudi saja, bukan? Ada kalanya kita hanya menggunakan Maps untuk sekadar mencari lokasi reuni bersama teman-teman lama, atau menjadikannya sumber referensi saat berkeliling menggunakan transportasi umum di negeri orang.

Untuk itu, tampilan Google Maps kini bakal disesuaikan secara otomatis dengan ketiga mode tersebut. Saat memilih mode Transit misalnya, Maps tidak akan menampilkan icon SPBU. Sebaliknya, dalam mode Driving, Maps tidak akan menampilkan rute-rute yang dilewati sarana transportasi umum.

Intinya, informasi apa saja yang relevan dengan masing-masing mode, hanya itu saja yang akan disuguhkan versi baru Google Maps. Tujuannya adalah supaya panduan navigasi yang disuguhkan jadi lebih mudah dicerna.

Agar semakin memudahkan, Maps kini juga dibekali skema warna baru dan seabrek icon baru. Jadi ketika Anda sedang mencari kafe di suatu lokasi baru misalnya, Anda dapat menemukannya dengan cepat dengan mencari icon terdekat yang berwarna oranye. Ingin berkunjung ke taman umum? Cari icon berwarna hijau.

Bagian terbaiknya, tampilan baru ini tidak hanya bisa ditemukan di aplikasi Google Maps saja, tapi juga di Google Search, Assistant, Earth dan Android Auto. Ke depannya, tampilan baru ini juga bisa kita nikmati di aplikasi maupun layanan yang menggunakan API Google Maps, macam Uber misalnya.

Sumber: Google.