[Video] Memutar Musik via Perintah Suara di Smart Speaker Itu Praktis, Tapi Kurang Keren

Di era smart speaker ini, memutar musik dapat dilakukan semudah mengucapkan judul lagunya saja. Kendati demikian, kepraktisan yang ditawarkan smart speaker rupanya belum bisa membuat seorang geek dengan nickname “hoveeman” lepas dari jeratan nostalgia masa-masa keemasan perangkat jukebox.

Dia memutuskan untuk membangun sebuah sistem unik di mana musik dapat diputar di Google Home dengan cara seperti mengoperasikan jukebox. Hasilnya sangat keren, kreatif, dan patut mendapatkan apresiasi, termasuk dari mereka yang kurang bisa memahami cara kerja teknisnya.

Dalam video di bawah, tampak bahwa musik akan langsung diputar di tiga speaker (sebuah soundbar yang mendukung Chromecast, Google Home dan Google Home Mini) sesaat setelah selembar kartu didekatkan ke sisi meja. Kartu yang digunakan tentu bukan sembarangan, melainkan yang dilengkapi chip RFID (radio frequency identification).

RFID bisa dianggap sebagai metode untuk mengenali suatu objek berdasarkan gelombang radionya. Teknologi NFC yang lebih dikenal sejatinya memiliki cara kerja yang hampir sama, dan memang dibangun dengan basis protokol yang sama dengan RFID.

Di balik sisi mejanya, terpasang perangkat RFID reader yang menyambung ke Raspberry Pi 3. Raspberry Pi inilah yang pada akhirnya mengirim instruksi ke speaker untuk memutar lagu dari layanan Google Play Music, dengan bantuan platform automasi Home Assistant.

Jujur saya salut dengan niat dan kreativitas orang ini. Apalagi ternyata dia juga berbaik hati membagikan panduan lengkapnya via GitHub buat mereka yang tertarik membangun sistem serupa.

Sumber: Android Police.

Gandeng LyricFind, Google Akan Tampilkan Lirik Lagu pada Hasil Pencarian

Dari sekian banyak situs lirik lagu, mana yang paling sering Anda gunakan? Kalau saya, jawabannya adalah Google. Lho kok? Well, saya tidak peduli situsnya apa, yang penting saya mencari liriknya melalui Google dan membuka hasil pencariannya yang paling atas.

Akan tetapi tidak lama lagi semua itu akan berubah. Pasalnya Google telah menandatangani kerja sama dengan LyricFind untuk menampilkan lirik lagu pada hasil pencarian. Sekadar informasi, LyricFind merupakan salah satu pemegang lisensi lirik lagu terbesar sejauh ini dengan jumlah mitra melebihi 4.000 label musik yang tersebar di 100 negara.

Kerja sama antara Google dan LyricFind ini berarti sebagian besar dari lirik lagu yang Anda cari akan langsung ditampilkan di hasil pencarian tanpa perlu membuka situs lain macam azlyrics.com atau metrolyrics.com. Tak cuma di hasil pencarian, koleksi lirik yang dipegang lisensinya oleh LyricFind juga akan ditampilkan di Google Play Music.

Pada kenyataannya, kerja sama ini merupakan salah satu upaya Google untuk mempromosikan layanan streaming musik besutannya tersebut: untuk melihat lirik selengkapnya, pengguna akan dibawa menuju situs yang mempromosikan Google Play Music, termasuk fitur radio gratisannya.

Fitur pencarian lirik lagu ini untuk sekarang baru bisa dinikmati oleh konsumen di Amerika Serikat saja. Belum ada informasi mengenai kapan Google akan membawanya ke kawasan lain – Google Play Music sendiri sampai detik masih belum tersedia di Indonesia.

Sumber: Billboard. Sumber gambar: LyricFind.

Deretan Aplikasi Google Play Kini Punya Wajah Baru

Deretan aplikasi Google Play yang kita kenal selama ini memiliki variasi icon yang beragam. Play Movies dilambangkan oleh rol film merah, Play Music oleh headphone oranye, Play Books oleh buku biru, dan seterusnya. Begitu beragamnya, terkadang mereka bisa dikira berasal dari pengembang yang berbeda kalau hanya melihat icon-nya saja.

Semua itu berubah hari ini, dimana Google telah menyiapkan wajah (icon) baru bagi seluruh aplikasi Google Play. Mengingat semuanya mengusung nama “Play” di depan, maka sekarang setiap icon-nya pun mengemas siluet tombol “Play” dalam warnanya masing-masing, yang diikuti oleh indikator visual dari jenis medianya.

Pemakaian icon baru ini sekaligus memberikan kesan yang lebih konsisten bagi seluruh aplikasi Google Play, dimana tiap-tiap icon-nya kini tampil senada meski masih cukup mudah dibedakan melalui warnanya. Khusus untuk Play Music, hilang sudah gambar headphone yang selama ini menjadi lambang kebesarannya, digantikan oleh not balok macam milik iTunes.

Iconicon baru aplikasi Google Play ini akan segera hadir dalam beberapa minggu ke depan di semua perangkat dimana mereka tersedia (Android dan iOS), sekaligus di web.

Sumber: Android Blog dan Engadget.

Layanan Streaming Songza Siap Dilebur ke Google Play Music Awal Tahun Depan

Setelah setahun lebih, Google akhirnya memutuskan untuk memensiunkan Songza pada tanggal 31 Januari 2016 mendatang. Sekedar informasi, Songza adalah layanan streaming musik yang diakuisisi oleh Google pada bulan Juli 2014. Songza sendiri sudah beroperasi sejak tahun 2007, menawarkan playlist terkurasi berdasarkan mood maupun aktivitas pengguna.

Kini keunikan tersebut sudah diwariskan ke Google Play Music. Pada kenyataannya, selama ini Google cukup sibuk mengintegrasikan fitur-fitur milik Songza ke dalam layanan streaming musiknya sendiri. Prosesnya memang memakan waktu, tapi pada akhirnya Songza pun bisa melebur dengan Play Music secara sempurna.

Namun para penggemar Songza tak perlu khawatir, karena mereka akan diberi kesempatan untuk memindahkan akunnya ke Google Play Music. Dengan demikian, semua history maupun playlist yang telah dicantumkan sebagai favorit juga akan muncul di Google Play Music.

Google juga memastikan bahwa seluruh fitur Songza bisa dinikmati secara cuma-cuma di Google Play Music. Biaya berlangganan cuma diperlukan kalau pengguna hendak mengakses katalog lagu secara on-demand dan mengunggah koleksi lagu pribadinya ke cloud.

Bicara soal biaya berlangganan, Google juga berencana meluncurkan family plan dalam waktu dekat, yang mencakup enam anggota keluarga sekaligus seharga $15 per bulan – mirip seperti yang ditawarkan oleh Apple Music.

Yang disayangkan, Google Play Music tak kunjung tersedia di tanah air sampai saat ini. Dalam email yang dikirim ke seluruh pengguna Songza, dikatakan bahwa Google akan terus mengekspansi Play Music ke negara-negara lainnya. Namun tidak ada kepastian mengenai kapan Indonesia kebagian jatah.

Mungkin saja Google selama ini masih fokus mewariskan fitur-fitur Songza ke Play Music, memperkuat posisinya terlebih dahulu dalam kompetisi layanan streaming musik. Kini semuanya sudah siap dan mereka pun bisa berfokus pada ekspansi internasional yang lebih agresif lagi. Semoga saya tidak salah…

Sumber: TechCrunch. Gambar header: YouTube.

Google Play Music Akan Hadirkan Siaran Podcast Terkurasi

Tema terkini yang diangkat layanan-layanan streaming musik adalah konten terkurasi. Apple Music misalnya, mengandalkan konten terkurasi berdasarkan selera para music editor yang mereka rekrut, bukan berdasarkan algoritma rancangan seorang programmer. Terlepas dari itu, intinya kalau mau bersaing di kompetisi ini, jangan anggap remeh soal kurasi. Continue reading Google Play Music Akan Hadirkan Siaran Podcast Terkurasi

Survey: Most Indonesians Won’t Pay for Paid Music Streaming Services

The music industry indeed has changed, from vinyl record to internet-based music streaming. After the era of iTunes, the latter seems to be more common to the public. DailySocial and JakPat conducted a survey towards 1003 respondents to learn about their adaptation to the latest innovation of music industry. Continue reading Survey: Most Indonesians Won’t Pay for Paid Music Streaming Services

Survei: Mayoritas Responden Tegaskan Tidak Berminat Berlangganan Streaming Musik Berbayar

Survei menegaskan mayoritas responden tidak berminat berlangganan paket streaming musik berbayar / Shutterstock

Dunia telah berubah. Dari piringan hitam, kaset, CD, hingga sekarang layanan musik berbasis Internet. Setelah masa iTunes, kini layanan streaming musik menjadi norma baru dalam menikmati lagu-lagu terbaru. DailySocial dan JakPat melakukan survei terhadap 1003 responden untuk mengetahui bagaimana adopsinya terhadap layanan streaming musik yang ada sekarang.

Continue reading Survei: Mayoritas Responden Tegaskan Tidak Berminat Berlangganan Streaming Musik Berbayar

Layanan Streaming Google Play Music Kini Bisa Dinikmati dengan Gratis

Tepat satu minggu sebelum Apple Music memulai debutnya, Google memberikan kejutan kecil untuk layanan streaming-nya, Google Play Music. Continue reading Layanan Streaming Google Play Music Kini Bisa Dinikmati dengan Gratis

YouTube Mengisyaratkan Kehadiran Layanan Music Pass Melalui Aplikasi YouTube Versi Android

Niat YouTube dalam merealisasikan layanan kanal musik berbayar sepertinya tak lama lagi akan segera terwujud karena entah disengaja atau tidak, YouTube telah mengisyaratkan akan kehadiran layanan tersebut dalam waktu dekat melalui aplikasi YouTube versi Android. Hal ini menyeruak setelah situs Android Police menemukan “jeroan” tersembunyi dari APK YouTube versi terbaru yang menghadirkan layanan yang disebut dengan Music Pass. Benarkah demikian?
Continue reading YouTube Mengisyaratkan Kehadiran Layanan Music Pass Melalui Aplikasi YouTube Versi Android

Google Play Rayakan Ulang Tahun Pertama

Ketika ponsel pintar berbasis sistem operasi Android pertama kali dirilis pada Oktober 2008, platform marketplace untuk Android masih bernama “Android Marketplace” saja dan masih hanya menawarkan penjualan aplikasi mobile saja. Seiring berjalannya waktu, Google mulai melakukan ekspansi ke berbagai konten digital lainnya seperti Google Music (pada 2011) dan Google Books (yang sudah mulai diinisiasi sejak tahun 2004).

Baru pada tahun 2012 lah kemudian Google berusaha menyatukan marketplace untuk berbagai konten digital yang ditawarkannya ke dalam satu wadah yang terintegrasi. Wadah ini kemudian secara resmi diperkenalkan sebagai Google Play pada 7 Maret 2012. Dengan Google Play, selain membeli aplikasi-aplikasi Android, pengguna juga bisa membeli e-book, musik, serial televisi dan film, meskipun belum seluruh konten digital ini tersedia bagi pengguna di seluruh dunia. Saat ini, Google mengklaim bahwa telah terdapat lebih dari 700.000 aplikasi mobile, lebih dari 5 juta e-book, dan lebih dari 18 juta lagu yang tersedia di katalog Google Play.

Dengan demikian hari ini genap Google Play memasuki tahun pertamanya. Dalam merayakan ulang tahunnya ini, Google Play memberikan beberapa penawaran diskon bagi para penggunanya. Penawaran-penawaran diskon tersebut hanya berlaku untuk jangka waktu tertentu. Sayangnya, saat saya mencoba mengakses, hanya ada sedikit item penawaran diskon yang tersedia untuk pengguna Indonesia yakni dari aplikasi Fancy, Hotels.com, Gnome Village, Yumby Smash, dan Royal Revolt. Hal ini mungkin karena penawaran diskon lain yang disediakan untuk konten-konten e-book, musik, serial televisi dan film belum bisa diakses oleh pengguna Indonesia.

Jika Anda tertarik untuk melihat dan mencoba penawaran diskon dari Google Play, Anda bisa menemukannya pada tautan ini.