Google 3 in 1

Saya pikir memang Google sedang sangat produktif akhir-akhir ini, fitur demi fitur dirilis, dan launching beberapa produk baru pun disikat di awal 2009 ini. Setelah membawa Gmail ke versi Offline, Google Earth ke dalam lautan, kini Google Mobile Maps melakukan hat-trick dengan merilis satu lagi layanan informasi dan kali ini berbasis lokasi yang dinamakan Google Latitude. Latitude ini berfungsi untuk melacak keberadaan anda atau kerabat anda dan mendisplay informasi tersebut lewat peta interaktif. Lewat Latitude, pengguna diijinkan berbagi informasi lokasi tempat anda berada dengan rekan-rekan anda, dan anda diberikan 2 opsi untuk update : secara otomatis lewat telepon seluler anda, atau melalui input manual via web. Mungkin hampir mirip dengan Brightkite, namun lebih dilengkapi dengan peta interaktif.

Aplikasi berbasis lokasi seperti ini memang sedang booming di Amerika, pengguna layanan seperti Brightkite dan Dopplr juga meningkat tajam selama 6 bulan belakangan. Lalu bagaimana di Indonesia? Mungkinkah oh mungkinkah? Ya, memang sudah lama saya terobsesi dengan layanan web berbasis lokasi terutama pengaplikasiannya di Indonesia. Prospek sepertinya lumayan bagus, namun nampaknya belum ada pengembangan yang berarti. Ada yang berminat? 😀

Google Earth : Ke Laut Aje

Dan tentu saja judul diatas bukan sebagai penghinaan terhadap Google, melainkan dapat diartikan secara harafiah bahwa Google Earth sudah merambah pandangannya ke dalam lautan. Jika dalam Google Street View Google mengerahkan pasukan bermobil untuk mengambil foto jalanan, untungnya Google tidak mengerahkan pasukan kapal selam untuk mengambil foto di kedalaman laut.

Yap, sekarang Google Earth versi 5.0 sudah mendukung penglihatan sampai ke dalam laut, dan untuk melakukan hal ini Google bekerja sama dengan beberapa pihak yang sudah memiliki armada kapal selam untuk mengambil foto-foto di kedalaman lautan untuk kemudian foto-foto tersebut digunakan oleh Google dalam Google Earth versi 5.0. Dan tidak terbatas hanya pada foto-foto bawah laut, GE5.0 juga memiliki fitur peta bawah laut ( ocean floor ) dan juga mampu menyediakan informasi lingkungan untuk membantu merekam efek dari perubahan iklim global. Fitur yang baru ini tentu saja sangat menarik untuk para pemerhati lingkungan, dan benar saja, Al Gore mantan wakil presiden dan pemerhati lingkungan akan berada di San Fransisco di pesta launching Google Earth 5.0. Selain Al Gore, Google juga mendapatkan dukungan dari National Geographic yang mengirimkan Sylvia Earle sebagai konsultan untuk proyek GE5.0 ini. Dengan range proyek yang berskala dunia, maka Google akan sangat membutuhkan banyak rekanan untuk diajak bekerja sama.

Misi Google untuk menaklukan dunia teknologi informasi nampaknya selaras dengan strategi “ke laut” ini, terutama setelah menuai respons positif terhadap layanan Google Street View.

**UPDATE**

Google merilis nama-nama partner yang diajak bekerjasama dalam proyek GE5.0, antara lain BBC, National Geographic , Cousteau, Tagging of Pacific Predators, Ocean Conservancy, dan Kip Evans Photography. YouTube juga merilis fitur video geo-tagging untuk video-video anda.

Install Google Chrome

Mungkin Google Chrome belum layak dianggap sebagai browser mainstream. Semenjak dirilis dengan buzz disana-sini, ternyata banyak yang justru kecewa dengan performa browser keluaran Google ini. Hanya 2 jam setelah dirilis, ternyata bug mematikan sudah ditemukan dan tentu saja merupakan hal yang sangat mengecewakan. Namun demikian, keseriusan Google dalam mengembangkan browser ini terlihat dengan dicopotnya label BETA dari rilis Google Chrome beberapa waktu lalu. Keseriusan ini juga terlihat dari gencarnya promosi Google Chrome di berbagai media milik Google seperti YouTube dan juga disisipkan di iklan-iklan AdSense. Dan strategi promosi yang terbaru pun dirilis, menggunakan media promosi konvensional, iklan televisi. Dan entah kenapa, Google memilih Jepang sebagai tempat rilisnya iklan ini.

GMail Bisa Diakses Offline

Tim Gmail hari ini melalui blognya, mengumumkan fitur baru yang dikerjakan oleh Tim Google Labs yang amat produktif. Banyaknya feedback yang menginginkan Gmail bisa diakses offline seperti Google Reader rupanya masuk akal dan langsung dikerjakan oleh Tim Gmail.

Hari ini pun fitur itu dilepas dibawah bendera Gmail Labs (baca:experimental). Fitur ini menggunakan engine dari Google Gears untuk menyimpan data secara offline dengan mendownload cache file dari email anda. Jadi ketika anda kehilangan koneksi internet, anda tetap dapat mengakses Gmail.com dan membuka email-email anda. Meskipun offline, anda tetap dapat melakukan kegiatan email layaknya online seperti favorite, label, dll. Anda bahkan dapat mengirim email secara offline, namun email anda akan benar-benar terkirim begitu anda terkoneksi kembali.

Seperti biasa, untuk mengaktifkan fitur ini anda cukup masuk ke menu Settings >> Labs. Lalu klik ‘enable’ pada baris ‘Offline Gmail’, lalu tekan tombol ‘Save Changes’. Jika berhasil, maka akan muncul link ‘Offline’ dibagian kanan pojok atas disebelah username anda. Lalu untuk memulai caching email anda ke lokal, anda terlebih dahulu harus menginstall Google Gears.

Selamat mencoba!

Google Boyong Founder Delicious

Joshua Schachter, founder dari Delicious yang diakuisisi oleh Yahoo akhirnya hinggap di Google. Setelah keluar dari Yahoo Juni 2008 lalu, kini Schachter akan bekerja di posisi yang sama, hanya sekarang dia bekerja untuk rival dari mantan perusahaan. DI profile linkedin miliknya, job title disebutkan sebagai Technical Staff of Google, dan job description sebenarnya belum dapat dikonfirmasi.

Setelah bekerja di Yahoo, sangatlah menarik membayangkan apa yang kira-kira dapat ditawarkan ke Google.

Menarik sekali, dan sepertinya ke depan persaingannya akan makin panas.

Yandex Gantikan Google di Firefox

Mozilla sedang mempersiapkan diri untuk mengganti Google Search dengan Yandex di default search engine Mozilla. Namun jangan khawatir, karena hal ini dilakukan untuk Firefox locale (bahasa) Rusia. Di rilis Firefox 3.1 (rilis tidak lama lagi) Yandex memenangkan kompetisi mengalahkan Google di pasar Rusia. Yandex sendiri merupakan mesin pencari nomor satu di Rusia.

Menurut Harvey Anderson, setelah melakukan riset dan survey ternyata pengguna yang menggunakan bahasa Rusia menginginkan akses langsung ke Yandex dan bukan ke Google. Oleh karena itu Mozilla langsung mengembangkan Yandex sebagai mesin pencari default di Firefox dengan locale Rusia. Hal ini berarti Mozilla Startpage dan search bar akan berubah menjadi Yandex

Selama ini kerjasama antara Mozilla-Google sudah sangat menguntungkan untuk kedua belah pihak, Google mendapat distribusi yang menyeluruh dengan jumlah pengguna yang sangat signifikan dan Mozilla mendapat revenue yang signifikan pula dari kerjasama ini.

Google Lepas Chrome 2.0

Tim pengembang Google Chrome terus menerus secara konstan melakukan perbaikan dan merilis update mingguan untuk browser milik Google ini. Setelah 4 bulan diluncurkan kini Google Chrome memasuki versi 2.0.156.1 (disingkat jadi Chrome 2.0), namun jangan senang dulu, karena download hanya tersedia di kanal developer. Meskipun begitu, Google berencana untuk memasukkan fitur-fitur terbaru termasuk Webkit versi terbaru, dan implementasi protokol HTTP buatan Google.

Fitur terbaru

Berikut beberapa fitur terbaru Google Chrome 2.0:

  • Webkit versi terbaru dengan fitur baru seperti gradien CSS, dan reflection
  • Mengimpor bookmark dari Google Bookmarks
  • auto-complete form
  • dukungan untuk skrip Greasemonkey
  • autoscrolling
  • full-page zoom
  • update spell-check

chromium_20.jpg

gambar:readwriteweb

Google Luncurkan Picasa untuk Mac di MacWorld

Google melalui blognya hari ini mengumumkan rilisnya Picasa versi Mac. Peluncuran ini akan dilaksanakan bertepatan dengan event Mac World. Beberapa waktu yang lalu, Google sudah merilis Picasa Web Album Uploader dan plugin untk iPhone, namun baru sekarang Google menawarkan suite yang lengkap untuk para pengguna Mac. Continue reading Google Luncurkan Picasa untuk Mac di MacWorld

Picasa Terjemahkan Komentar

picasa_translate

Layanan berbagi foto milik Google, Picasa, sekarang dapat dinikmati dalam 38 bahasa, memungkinkan pengguna untuk berkomentar menggunakan bahasa mereka sendiri. Picasa Web Album sukses mengaplikasikan fitur ini menggunakan Google Translate API. Teks hasil terjemahan ditampilkan dibawah komentar asli, namun tentu saja versi terjemahan ini belum sempurna betul.