Kopi Kenangan Announces Over 1.6 Trillion Rupiah Worth of Series B Funding

The new retail startup Kopi Kenangan has announced Series B funding worth of $109 million (over 1.6 trillion Rupiah) led by the previous investor, Sequoia Capital India. There are some new investors, such as B Capital, Horizon Ventures, Verlinvest, Kunlun, and Sofina participated in this round, also the seed investor, Alpha JWC Ventures.

It is reported that one of Facebook’s co-founders, Eduardo Saverin has joined Kopi Kenangan’s board of commissioners, through B Capital. His participation is expected to help make a faster business transformation.

“I look forward to working with Kopi Kenangan and building a global brand that celebrates the distinctive flavors of Indonesia and Southeast Asia,” Saverin stated in the official release, Tuesday (5/12).

Historically, Kopi Kenangan has acquired seed funding from Alpha JWC Ventures worth of $8 million in 2018. A year later, they raised a series A round of $20 million led by Sequoia Capital India with additional funds at an undisclosed value from Arrive, Serena Ventures, NBA’s Caris LeVert, and Sweetgreen’s founder, Jonathan Neman.

In separate occasion, Kopi Kenangan’s Co-Founder & CEO, Edward Tirtanata confirmed to DailySocial that the company is yet to acquire the unicorn status. As a general note, Kopi Kenangan’s valuation is said to exceed the centaur position. “Kopi Kenangan is yet to be a unicorn,” he said.

He revealed the plan with this fresh funding is to tighten its positionn in Indonesia. One thing, it’s the plan to offer food and beverages from local partners and developing a cloud kitchen.

“As a startup in the growth stage, we are quickly adapting to challenges through contactless transactions and highly-curated hygiene standards throughout our stores. Employee welfare is a big priority and we are investing in their safety, along with increasing health benefits and additional training to help them cope with this big change,” he said.

The pandemic hits Kopi Kenangan’s business hard. Edward said all other industries, including F&B, are experiencing a significant decline, especially offline outlets. However, thanks to the grab and go business model, the company saw an increase in online orders by 50% in certain locations.

He believes businesses that quickly adapt to conditions can survive in a crisis, unlike the most brilliant or with large capital ones. “Kopi Kenangan has gained investor trust by adopting a grab and go business model that fits the current situation.”

To date, Kopi Kenangan employs 3 thousand employees in 324 outlets in all cities in Indonesia. It is expected that this year the store can add up to 500 stores. The company also has ambitions for post-pandemic regional expansion. Thailand, the Philippines, and Malaysia, are the countries they are after.

“Regional expansion is still on schedule, by adapting to the post-Covid-19 situation,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kopi Kenangan Umumkan Pendanaan Seri B Lebih dari 1,6 Triliun Rupiah

Startup new retail Kopi Kenangan mengumumkan pendanaan seri B senilai $109 juta (lebih dari 1,6 triliun Rupiah) yang dipimpin investor terdahulunya Sequoia Capital India. Beberapa nama baru seperti B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Kunlun, dan Sofina turut bergabung dalam putaran ini, sekaligus investor pertamanya Alpha JWC Ventures.

Dikabarkan pula, salah satu co-founder Facebook Eduardo Saverin bergabung ke dalam jajaran komisaris Kopi Kenangan, melalui B Capital. Keterlibatannya diharapkan dapat membantu transformasi perusahaan jauh lebih cepat.

“Saya berharap dapat bekerja sama dengan Kopi Kenangan dan membangun merek global yang merayakan citarasa khas Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Saverin dalam keterangan resmi, Selasa (12/5).

Dalam rekam jejaknya, Kopi Kenangan pertama kali mengantongi pendanaan tahap awal dari Alpha JWC Ventures senilai $8 juta pada 2018. Setahun kemudian, menggalang pendanaan seri A sebesar $20 juta dipimpin oleh Sequoia Capital India dan tambahan dana dengan nilai dirahasiakan dari Arrive, Serena Ventures, pebasket NBA Caris LeVert, dan pendiri Sweetgreen Jonathan Neman.

Bila ditotal, investasi yang diterima perusahaan mencapai lebih dari $137 juta (lebih dari 2 triliun Rupiah).

Secara terpisah, kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengonfirmasi, sampai tahap ini perusahaan belum menyandang status unicorn, sebelumnya diketahui bahwa valuasi Kopi Kenangan sudah tembus status centaur. “Sampai saat ini Kopi Kenangan belum menjadi unicorn,” ujarnya.

Dia menerangkan mengatakan pendanaan segar ini akan digunakan untuk memperkuat posisinya di Indonesia. Salah satunya, rencana untuk menawarkan berbagai produk makanan dan minuman dari pedagang lokal serta mengembangkan cloud kitchen.

“Sebagai startup yang sedang tumbuh, kami cepat beradaptasi terhadap tantangan melalui transaksi tanpa kontak dan standar kebersihan yang tidak kenal kompromi di seluruh toko kami. Kesejahteraan karyawan adalah prioritas besar dan kami berinvestasi untuk keselamatan mereka, bersamaan dengan itu peningkatan manfaat kesehatan dan pelatihan tambahan untuk membantu mereka mengatasi perubahan besar ini,” ujarnya.

Dampak pandemi, juga menghantam bisnis Kopi Kenangan. Edward menuturkan, semua industri lain, F&B juga mengalami penurunan signifikan, terutama di gerai offline. Tapi berkat model bisnis grab & go, perusahaan melihat adanya peningkatan online order sebesar 50% di lokasi-lokasi tertentu.

Dia pun percaya, bisnis yang cepat beradaptasi dengan kondisi dapat bertahan di tengah krisis, bukanlah mereka yang terpintar atau punya modal besar. “Kopi Kenangan mendapatkan kepercayaan investor dengan mengangkat model bisnis grab and go yang cocok dengan situasi saat ini.”

Saat ini Kopi Kenangan memperkerjakan 3 ribu karyawan tersebar di 324 gerai di seluruh kota di Indonesia. Diharapkan pada tahun ini dapat menambah lokasi toko hingga mencapai 500 gerai. Perusahaan juga berambisi untuk ekspansi regional pasca pandemi. Thailand, Filipina, dan Malaysia, menjadi negara yang mereka incar.

“Rencana ekspansi regional akan tetap dilaksanakan, dengan melihat situasi pasca-Covid-19,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Keluarga Konglomerat Hong Kong Li Ka-shing Disebutkan Terlibat Putaran Pendanaan Terbaru Tokopedia

Akhir pekan lalu, Tech In Asia melaporkan, meski belum dikonfirmasi, bahwa Tokopedia telah memperoleh pendanaan terbaru, Seri F, sebesar $147 juta (hampir 2 triliun Rupiah). DailySocial mendapatkan informasi, setidaknya dari dua pihak, bahwa keluarga konglomerat terkaya Hong Kong Li Ka-shing terlibat dalam putaran pendanaan kali ini. Ka-shing sendiri adalah Chairman perusahaan investasi Horizons Ventures yang sudah terlibat di pendanaan berbagai startup besar, seperti Facebook, Spotify, Waze, dan Slack.

Tidak disebutkan secara jelas apakah pendanaan ini dilakukan Ka-shing secara pribadi atau melalui Horizons Ventures. Berdasarkan portofolionya di 70 perusahaan, Horizons sangat jarang berinvestasi di Asia dan lebih banyak berinvestasi di Amerika Serikat dan Israel. Sejauh ini Horizons, yang didirikan Ka-shing bersama Solina Chau dan Debbie Chang, hanya mencantumkan satu startup di Tiongkok dan satu startup India dalam daftar investasinya. Jika terkonfirmasi, hal ini akan menjadikan Tokopedia startup pertama yang didanai kelompok Ka-shing di kawasan Asia Tenggara.

Kami tidak memiliki informasi apakah Ka-shing (atau Horizons) menjadi satu-satunya investor dalam putaran pendanaan Tokopedia kali ini. Di putaran Seri E lalu, Softbank Internet and Media (SIMI) dan Sequoia Capital menjadi dua perusahaan yang bergabung sebagai investor layanan marketplace yang didirikan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison tahun 2009 ini.

“Bocornya” informasi pendanaan Tokopedia ini menjadi hal yang menarik karena selama ini Tokopedia selalu mengumumkan perolehan pendanaannya, berturut-turut setiap akhir tahun, sejak awal pendiriannya hingga pendanaan Seri E sebesar $100 juta di tahun 2014 yang menghebohkan itu.

Setahun terakhir ini Tokopedia sangat agresif menggunakan perolehan pendanaannya untuk melakukan kegiatan periklanan, terutama secara offline. Bisa kita lihat baliho, banner, dan iklan Tokopedia yang secara ekstrim bertebaran di berbagai media. Mereka juga membangun kantor yang sangat menarik di bilangan Slipi.

Menurut riset Adsensity, sepanjang 2015 Tokopedia mengeluarkan lebih dari 550 miliar Rupiah untuk budget pemasaran. Nilai itu sudah mencakup separuh dari perolehan pendanaan yang diperoleh di Seri E, jadi wajar saja jika saat ini mereka kembali mencari pendanaan tambahan untuk mendanai operasionalnya di saat persaingan pasar marketplace, khususnya B2C, terus memanas.

traffic_e-commerce_indonesia_dec2015

Di percaturan startup Indonesia, Tokopedia, menurut pendapat kami, masih menjadi kandidat kuat startup unicorn pertama asal Indonesia, bersama Traveloka dan Go-Jek.

Secara traffic, data comScore yang dikompilasi Nikkei menunjukkan Tokopedia berada di posisi ketiga segmen e-commerce Indonesia, setelah Lazada dan Bukalapak, dengan 1,9 juta visitor setiap bulannya.

Berikut ini adalah video DStour saat mengunjungi kantor Tokopedia: