Vive Tracker Ubah Objek Sehari-hari Menjadi Controller VR

Banyak pihak setuju kalau sistem tracking HTC Vive lebih superior ketimbang Oculus Rift, dan HTC sepertinya ingin terus memimpin dalam bidang ini. Dalam dua event sekaligus, yakni MWC dan GDC (Game Developers Conference) 2017, HTC secara resmi meluncurkan sebuah perangkat inovatif bernama Vive Tracker.

Premis yang ditawarkan Vive Tracker adalah Anda bisa memanfaatkan objek sehari-hari sebagai controller VR. Mau itu tongkat baseball, panci atau sarung tangan, selama objek bisa ditempeli Vive Tracker, Anda bisa menggunakannya sebagai controller VR. Singkat cerita, potensi pengaplikasian Vive Tracker begitu luas.

Hal ini turut dibuktikan oleh developer game CloudGate Studio. Dalam game berjudul Island 359 yang mereka kembangkan, mereka berhasil menyuguhkan kontrol pergerakan yang melibatkan satu tubuh secara menyeluruh berkat Vive Tracker. Alhasil, pemain dapat melihat tubuh sekaligus pergerakannya di dalam game secara akurat.

HTC berencana untuk memasarkan Vive Tracker dalam dua tahap. Tahap pertama, dimulai pada 27 Maret mendatang, ditujukan buat kaum developer yang tertarik mengembangkan konten untuk Vive. Tahap kedua adalah penjualan langsung ke konsumen, namun jadwal pastinya di tahun ini masih belum ditetapkan. Harganya sendiri dipatok $100 per unit.

Vive Deluxe Audio Strap / HTC

Selain Vive Tracker, HTC juga merilis Vive Deluxe Audio Strap. Perangkat ini sederhananya merupakan headphone yang dirancang dengan memperhatikan integrasinya dengan headset Vive. HTC sepertinya banyak belajar dari Oculus yang dari awal sudah membundel aksesori semacam ini dengan headset Rift.

HTC akan membuka pre-order untuk Vive Deluxe Audio Strap mulai 2 Mei, dengan harga juga $100.

Sumber: PR Newswire dan Vive.

HTC Akan Luncurkan Mobile VR Headset Tahun Ini

Oculus Rift dan HTC Vive membuka mata publik terkait kapabilitas teknologi virtual reality. Sudah sewajarnya apabila publik kini mendambakan sebuah perangkat yang memungkinkan mereka untuk menikmati konten VR berkualitas di mana saja. Gear VR maupun Daydream View memang sudah tersedia, tapi kita butuh yang lebih superior dari itu selagi mempertahankan aspek portabilitasnya.

Tahun lalu, Oculus sudah mengumumkan bahwa mereka tengah mengembangkan sebuah VR headset bertipe standalone yang dapat digunakan tanpa harus tersambung smartphone maupun PC. Sekarang, giliran HTC yang mengumumkan rencana serupa, berdasarkan paparan CFO HTC, Chia-lin Chang kepada CNET.

Kira-kira sebelum akhir tahun, HTC akan meluncurkan sebuah perangkat mobile VR. Dijelaskan bahwa konsep perangkat ini tidak seperti Gear VR yang mewajibkan pengguna untuk menyelipkan ponsel ke dalam headset. Kemungkinan besar perangkat yang dimaksud adalah standalone VR headset seperti yang sedang dikerjakan Oculus.

Kalau benar, perangkat ini bisa dipastikan bakal menawarkan kapabilitas tracking yang hampir setara HTC Vive, dengan kamera, sensor dan chipset komputasi yang tertanam langsung di headset. Sebelum ini, HTC memang sudah memperkenalkan aksesori yang dapat mengubah Vive menjadi wireless, namun sepertinya perangkat baru ini bakal lebih portable lagi dari itu.

Semua ini baru sebatas spekulasi, terkecuali janji HTC untuk mengungkapnya sebelum akhir tahun. Kita lihat saja nanti siapa yang bisa lebih dulu mencuri perhatian publik dengan VR headset barunya, apakah Oculus atau HTC?

Sumber: UploadVR dan CNET.

HTC Tidak Berniat Merilis Smartwatch

Dari sederet produsen smartphone kelas flagship, cuma HTC yang belum pernah merilis smartwatch. Kedekatannya dengan Under Armour memunculkan spekulasi bahwa HTC akan meluncurkan smartwatch hasil kerja sama dengan brand fitness tersebut. Well, sepertinya semua ini tidak akan terjadi.

Meski belakangan beredar sejumlah foto bocoran yang dengan jelas menampilkan sebuah smartwatch Android Wear dengan logo HTC dan UA di belakangnya, HTC sendiri telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan merilis smartwatch, setidaknya dalam waktu dekat ini.

Berbicara kepada Tbreak, Chialin Chang yang menjabat sebagai President of Smartphones and Connected Device di HTC mengungkapkan bahwa mereka belum berhasil merancang produk yang tepat untuk segmen smartwatch. Beliau pun berargumen bahwa pasar smartwatch pada dasarnya tidak sebesar smartphone, bahkan Apple yang bisa digolongkan memimpin pun mengalami penurunan dalam hal penjualan smartwatch.

Kemungkinan besar foto bocoran yang beredar tersebut adalah prototipe smartwatch yang sudah batal dilanjutkan sejak lama. HTC pada akhirnya lebih memilih untuk tetap berfokus pada segmen smartphone lewat U Ultra dan U Play.

Bicara soal smartphone, Chialin Chang sempat menyebutkan bahwa Google Assistant nantinya juga akan tersedia di handset buatannya. Google pada dasarnya ingin supaya asisten virtual-nya tersebut bisa menyebar, dan mereka bisa terus menyempurnakannya dengan data-data yang dikumpulkan dari penggunaan konsumen.

Sumber: Pocketnow dan Tbreak.

HTC U Ultra dan U Play Resmi Diumumkan

HTC akhirnya benar-benar menyingkap dua jagoan barunya di ranah mobile yang dijuluki HTC U Ultra dan U Play yang masing-masing punya spesifikasi berbeda. Sesuai penamaannya, kedua smartphone ditujukan untuk kalangan yang berbeda, bertujuan untuk lebih mendekatkan perangkat kepada pemiliknya.

Kita mulai dari HTC U Ultra yang diposisikan sebagai model tertinggi yang ditandai dengan bekal berupa chipset papan atas Snapdragon 821, RAM 4GB dan penyimpanan seluas 64GB. Sederet komponen yang menciptakan performa jempolan ini disempurnakan oleh tampilan layar 5,7 inci beresolusi QHD yang mendukung layar ticker kedua yang berfungsi sebagai panel khusus notifikasi.

Di belakang tersemat kamera 12MP yang dilengkapi dengan dukungan OIS, sementara di depan duduk kamera yang lebih nendang sebesar 16MP. Menjanjikan bidikan selfie yang lebih jernih dan memuaskan.

The-HTC-U-Ultra-in-images The-HTC-U-Ultra-in-images (1)

Bergeser ke HTC U Play, kita akan menjumpai spesifikasi yang sedikit turun kelas. Di depan terdapat layar 5,2 inci yang menjadi rumbah bagi chipset MediaTek Helio P10 bersama RAM 3GB dan memori internal seluas 32GB. Perbedaan juga dapat dijumpai di segmen kamera, di mana di kedua sisi perangkat bersemayam sensor yang sama sebesar 16MP, tapi tanpa laser focus dan juga mempunyai ukuran piksel yang lebih kecil.

HTC-U-Play HTC-U-Play (1)

Kendati punya bekal yang berbeda, HTC U Ultra dan U Play berbagi desain yang relatif sama yang disebut dengan liquid surface yang dipoles dengan kedalaman warna dan kilauan yang belum pernah dijumpai di perangkat lain. Kesan mewah dan bersih terpancar dari dua ponsel HTC seri U ini.

HTC U Ultra sudah mulai ditawarkan dalam fase pre-order di Amerika dengan banderol mulai $750 untuk varian dasar dengan memori 64GB. Sedangkan HTC U Play akan tersedia di beberapa pasar berbeda dengan banderol mulai $440.

Sumber berita HTC, PhoneArena 1 dan 2.

Video Promosi Tunjukkan Fitur Unik di HTC Ocean

Dalam beberapa pekan ini HTC santer dikabarkan bakal meluncurkan sebuah perangkat smartphone yang mengubah cara menavigasi dalaman dan fitur di dalamnya. Menyusul bocoran tanggal peluncuran, muncul sebuah video promosi yang diyakini berkaitan dengan HTC Ocean – smartphone yang disebut-sebut menjadi suguhan utama di 12 Januari mendatang.

Dalam video tersebut terpampang bagaimana smartphone HTC mempunyai sisi yang dapat menerima input sentuhan layaknya layar utama, di antaranya dapat menampilkan beberapa shortcut ke aplikasi dan fitur, menggeser shortcut dan menjalankan kamera untuk menjepret selfie ataupun merekam video.

Di dalam video berdurasi 1 menit tersebut, panel tepi terlihat dapat bekerja dengan mulus meski sebagian dari bagian tepi perangkat berada dalam genggaman telapak tangan. Belum jelas apakah kemampuan menerima input dilekatkan di sepanjang tepian atau hanya di bagian teratas yang lebih dekat dengan ibu jari. Kita juga harus mencoba terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana kinerjanya di dunia nyata.

Terlepas dari sikap skeptis sejumlah pihak termasuk anggapan menjiplak fitur mekanik BlackBerry, yap fitur ini menjadi satu nilai tambah yang mungkin saja akan memperbaiki citra HTC setelah dua seri flagship-nya terbilang sepi peminat. HTC sendiri disebut-sebut bakal melepas tiga varian di bawah bendera Ocean, antara lain Ocean Master, Ocean Note, dan Ocean Smart.

Sedangkan di acara peluncuran yang ditetapkan pada tanggal 12 Januari mendatang, HTC kemungkinan besar akan melepas beberapa model smartphone, dua lainnya adalah HTC U Ultra dan U Play.

Sumber berita Thenextweb dan gambar header render Tech Configurations.

Dorong Perluasan Ekosistem Konten VR, HTC Umumkan Vive Studios

2016 merupakan babak awal virtual reality dengan diluncurkannya headset Oculus Rift, HTC Vive dan PlayStation VR secara resmi. Ekosistem kontennya jelas belum sebanding console macam Xbox One atau PS4, namun semuanya tengah memperjuangkan semaksimal mungkin untuk memperluas ekosistem konten VR.

Dalam kasus HTC Vive, pabrikan asal Taiwan tersebut baru-baru ini membentuk sebuah divisi baru bernama Vive Studios. Vive Studios pada dasarnya diperlakukan sebagai pilar utama dalam pengembangan konten virtual reality. HTC mengaku terinspirasi oleh Microsoft dan Sony yang punya divisi internalnya sendiri untuk mengembangkan game Xbox dan PlayStation.

Vive Studios akan berperan sebagai publisher konten, baik yang berasal dari tim developer internalnya maupun developer luar yang membutuhkan dukungan. Karya perdananya sudah bisa dinikmati sekarang juga. Berjudul Arcade Saga, game ini dikembangkan oleh studio internal bernama 2 Bears Studios yang dimotori oleh sejumlah developer veteran dari Microsoft Game Studios, Rockstar dan Midway.

Vive Studios bisa dianggap sebagai Microsoft Game Studios-nya HTC / Vive Studios
Vive Studios bisa dianggap sebagai Microsoft Game Studios-nya HTC / Vive Studios

Ke depannya, Vive Studios berharap bisa semakin agresif mengembangkan konten VR dari bermacam kategori, mulai game, edukasi, sinematik, desain, sosial, maupun aplikasi yang bisa dimaksimalkan untuk kepentingan media, retail maupun medis. Game mungkin lebih diutamakan, tapi HTC juga tidak mau melupakan kategori lain yang punya peran besar dalam VR.

Sejauh ini tidak ada informasi apakah Vive Studios juga berniat mengembangkan konten untuk platform selain SteamVR, seperti yang dilakukan oleh Ubisoft. Arcade Saga sendiri dirancang supaya bisa memaksimalkan fitur positional tracking milik Vive, jadi mungkin konten-konten lain nantinya juga akan bersifat eksklusif untuk Vive, setidaknya dalam waktu dekat ini.

Sumber: VentureBeat dan PR Newswire.

HTC Ajak PlayStation, Google dan Oculus VR Kembangkan Ekosistem VR Bersama-Sama

Adopsi perangkat dan konsumsi konten virtual reality memang menunjukkan peningkatan yang stabil, namun masih terlalu dini untuk meramalkan masa depannya. Saat membahas tema ini, tiga nama akan selalu muncul di benak kita: Oculus VR sebagai pionir headset VR konsumen, HTC dengan Vive, dan Sony selaku pencipta PlayStation VR yang diramu eksklusif buat PlayStation 4.

Masing-masing produsen saat ini menonjolkan keunggulan produk mereka; ada yang menjanjikan performa terbaik, controller intuitif, sampai harga terjangkau. Di mata konsumen, tentu saja mereka terlihat bersaing dengan gigih. Tapi kenyataannya tak harus seperti itu, HTC memiliki inisiatif untuk mengajak para raksasa teknologi buat memajukan ekosistem virtual reality secara kompak demi memastikan kesuksesannya.

Menurut perusahaan asal Taiwan itu, ada dua cara menyuburkan pengembangan VR: produsen harus mendukung developer serta menyederhanakan pesan mengenai premis virtual reality pada konsumen. Via Games Industry, presiden Viveport Rikard Steiber menyampaikan bahwa kita baru tiba di hari kelahiran VR, dan sudah sewajarnya semua pemain di industri saling bergandengan tangan dan bekerja sama.

“Alih-alih saling berkompetisi, alangkah baiknya jika kita berupaya untuk membantu developer dalam menciptakan konten istimewa serta mendukung proses monetisasinya,” kata Steiber. “Lalu kita juga harus mempermudah user mengaksesnya, karena aspek ini awalnya cukup membingungkan bagi orang awam.”

Menurut Steiber, virtual reality akan tersedia di hampir semua segmen produk elektronik, seperti yang kita saksikan sendiri: smartphone, console sampai PC. Dan sebentar lagi, VR juga tidak hanya memberi manfaat di ranah gaming dan hiburan saja. Itulah salah satu hal yang memotivasi HTC menggarap Viveport, yaitu platform distribusi digital khusus konten-konten virtual reality non-gaming.

Ada hal menarik dari Viveport: online store ini meluncur pertama kali di Tiongkok, boleh jadi karena layanan Steam tidak tersedia di sana. Kemudian HTC akhirnya memutuskan buat memperluas jangkauan layanannya secara global. Dan meskipun mengusung kata Vive di namanya, Viveport bukan hanya berisi aplikasi-aplikasi eksklusif perangkat VR HTC itu. Tim pengembang berharap agar Oculus VR, Google hingga Sony tak ragu untuk bergabung ke platform tersebut.

Tapi akan seperti apa konten VR non-gaming? Steiber membayangkan virtual reality dimanfaatkan di bidang kreatif dan edukasi, memperkenalkan potensinya ke konsumen jenis baru sehingga ekosistemnya semakin kaya. Intinya, para raksasa tekonologi bisa saling melengkapi, bukan sekedar bersaing.

Sumber: Games Industry.

Diresmikan, HTC Desire 650 Dirancang Agar Nyaman Digenggam

HTC resmi memperkenalkan smartphone Desire 650 tak lama setelah peresmian HTC 10 Evo. Berbeda dengan 10 Evo, HTC Desire 650 merupakan smartphone kelas lowend yang menawarkan desain panel belakang yang unik.

Kendati terbuat dari plastik, panel belakang HTC Desire 650 diracik dengan dua pola yang unik dan terlihat berbeda. Bagian atas panel dibuat mulus seperti perangkat pada umumnya, tapi separuh ke bawah bebentuk grip beralur yang memberikan rasa mantap saat digenggam.


HTC-Desire-650 (1)

Perihal perangkat, HTC Desire 650 menggunakan layar 5 inci dengan resolusi 720 x 1280 piksel yang ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon di otak utamanya. Sayang HTC belum memberikan rincian model yang dibenamkan. Lebih jauh, HTC menyematkan RAM 2GB, memori 16GB dan fitur konektivitas yang cukup lengkap seperti 4G LTE, Wifi, Bluetooth dan NFC.

Sepasang kamera dapat ditemukan di bagian belakang dan depan masing-masing 13MP dan 5MP. Pengalaman audio di Desire 650 menghadirkan sensasi yang berbeda berkat hadirnya teknologi BoomSound yang dibenamkan di headphone yang masuk dalam paket penjualan.

HTC-Desire-650 (3)

Mempunyai bobot 140 gram, ponsel membawa baterai 2.200mAh dengan Android 6.0 Marshmallow sebagai sistem operasi pilihan. Untuk membuatnya berbeda, HTC membingkai sisi tatap muka dengan Sense 8 UI, custom UI asli kreasinya.

Soal ketersediaan, HTC mengonfirmasi bahwa jagoan barunya ini bakal dirilis di bulan Desember di Taiwan dengan banderol di kisaran $170. Dan mengingat beberapa seri HTC sudah berkiprah di Amerika, maka kemungkinan besar HTC juga bakal memboyong Desire 650 menyusul varian Bolt.

Sumber berita HTC.

Dibalut Metal dan Tahan Air, HTC 10 Evo Resmi Diperkenalkan

HTC kembali memperkenalkan smartphone barunya ke publik. Dinamai HTC 10 Evo, sejatinya smartphone ini adalah versi global dari HTC Bolt yang diluncurkan eksklusif melalui Sprint untuk pasar Amerika Serikat. Sehingga jangan heran bila spesifikasi yang dihadirkan juga sama persis.

Seperti Bolt, HTC 10 Evo menawarkan layar seluas 5,5 inci dengan resolusi 2560 x 1440 piksel yang menampilkan interface Android 7.0 Nougat dengan kualitas yang sangat jernih. Komponen ini dibalut material logam yang mengantongi sertifikat IP57 sehingga tahan air dan debu.

Ditenagai chipset Snapdragon 810 dan RAM 3GB, HTC 10 Evo membawa sepasang kamera 16MP dan 8MP masing-masing untuk bagian belakang dan depan. Kamera utamanya dilengkapi fitur OIS dan PDAF serta mendukung gambar format RAW. Sedangkan kamera depannya membawa modus HDR untuk kualitas jepretan yang optimal.

HTC 10 Evo_2

Kelebihan lainnya, HTC menjodohkan perangkat barunya dengan earphone yang mendukung BoomSound Adaptive Audio. Earphone canggih yang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi di sekitarnya. Demi keamanan, HTC juga membenamkan sensor sidik jari di tombol home, serta dukungan baterai dengan kapasitas 3.200mAh.

HTC 10 Evo_3

HTC belum membeberkan berapa harga jual untuk 10 Evo. Kebijakan harga bakal menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan smartphone ini di pasar global. Bolt sendiri dijual di kisaran $600, jika harga ini juga labelkan ke HTC 10 Evo, sepertinya HTC harus terima jika konsumen lebih melirik merk lain yang lebih murah namun dengan kemampuan yang nyaris setara.

HTC 10 Evo_1

Sumber berita HTC.

Gelar Acara pada 22 November, HTC 10 Evo Bakal Jadi Sajian Utama?

Di samping getol menggarap sektor headset VR, HTC juga tampak sedang sibuk mempersiapkan diri untuk menggelar acara akbar. Berdasarkan laporan terbaru, HTC sudah mulai mengirimkan undangan acara yang bakal digelar pada tanggal 22 November di Taiwan.

HTC sendiri tak secara gamblang menyebutkan soal kehadiran perangkat tertentu, plus tak banyak pemberitaan yang menyebutkan produk tertentu. Namun menurut situs lokal Taiwan Sogi via AndroidAuthority, HTC bakal memperkenalkan perangkat smartphone baru bernama HTC 10 Evo di acara tersebut.

Smartphone HTC 10 Evo

Kabar ini bagi saya pribadi menjadi sebuah kejutan plus menimbulkan tanda tanya. Pasalnya sejak kehadiran One A9s, HTC nyaris tak muncul dalam rangkaian rumor terutama soal adanya smartphone baru.

Menurut sejumlah sumber, HTC 10 Evo merupakan nama lain dari HTC Bold yang dilepas secara eksklusif di Sprint untuk pasar Amerika Serikat. Nantinya HTC 10 Evo bakal dilepas untuk pasar internasional.

Termasuk soal fitur dan spesifikasi yang bakal dihadirkan oleh HTC 10 Evo. Jika memang ia adalah perwujudan dari HTC Bolt, maka smartphone Android ini sangat mungkin bakal ditenagai chipset Snapdrgaon 810, RAM 3GB dan memori internal 32GB. Di depan, ia dibalut layar 5,5 inci dengan resolusi Quad HD dan tentu fitur tahan IP57 seperti tersirat dalam gambar latar undangan di atas.

Selebihnya, ponsel ditenagai baterai 3.200mAH, kamera 16MP plus 8MP di depan, UST tipe C dan mungkin juga varian tertinggi dengan memori 64GB. Dalam debutnya nanti, HTC 10 Evo bakal menyambangi Eropa, Afrika dan Timur Tengah.

Gambar header ilustrasi One A9s.