Membuat Aplikasi Mobile Sendiri dengan KOLA

Saat ini pendekatan digital sudah menjadi bagian krusial di berbagai sektor bisnis. Kedekatan pola hidup masyarakat dengan teknologi menjadikan semua ingin dapat diakses secara daring. Menyikapi kebutuhan ini, pengembang solusi digital KOLA berkomitmen mempermudah pengguna untuk memiliki solusi digital, dalam hal ini aplikasi mobile untuk menunjang operasional bisnisnya.

Dituturkan Founder KOLA Dani Purnama, peluang yang coba diambil KOLA adalah saat ini jika perusahaan ingin menciptakan sebuah aplikasi mobile dengan kustom dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu pendekatan baru coba diambil. Dengan membeli aplikasi seharga Rp 3.850.000 untuk platform Android dan Rp 5.850.000 untuk platform Android dan iOS, pembeli aplikasi dapat memodifikasi dan mendesainnya sesuai yang diinginkan.

Dengan harga yang “ekonomis” ini, KOLA mengharapkan bahwa akan banyak kalangan UKM yang diuntungkan. Terutama UKM yang ingin menciptakan basis digital untuk aplikasinya. Terkait dengan skema modifikasi aplikasi, KOLA semacam telah menyiapkan template dan check list fitur yang dapat dipilih. Pengguna dapat memilih fitur apa saya yang akan dimasukkan ke dalam aplikasi, misalnya saat ini sudah ada News, Shop, Biography, Contact dan beberapa lainnya yang umum digunakan di aplikasi.

Selain itu KOLA juga telah memiliki tiga layout template yang dapat dipilih, dengan beberapa pilihan warna disesuaikan dengan brand pemesan. Terkait dengan desain ini KOLA juga membuatnya untuk dapat diubah secara dinamis, kapan pun pemesan butuhkan untuk mengubah bisa memperbarui. Saat ini tim KOLA mengaku sedang mengupayakan penambahan fitur dan pilihan desain yang ada.

Disampaikan oleh Co-Founder KOLA Idham Budiman, terkait varian aplikasi, saat ini KOLA sudah menyediakan beberapa tipe yang dapat dikerjakan. Mulai dari aplikasi untuk personal branding, aplikasi menu makanan, discography musik, katalog dan sebagainya. Beberapa waktu ke depan varian akan semakin dilengkapi oleh KOLA mengingat berbagai sektor bisnis sudah ingin mematangkan keberadaannya di ranah digital.

Idham menambahkan bahwa aplikasi mobile yang dikembangkan KOLA dijamin dapat lolos ke toko aplikasi, baik Google Play ataupun App Store dengan kredensial yang dimiliki KOLA. Setiap aplikasi yang dibuat ternyata masih di bawah publisher KOLA. Aplikasi yang dibuat dengan template yang disediakan KOLA, dikatakan Idham, sudah terverifikasi dan layak terbit di toko aplikasi, sehingga KOLA juga sangat mewanti-wanti terkait konten yang dimasukkan ke dalamnya, agar selalu di-update dan tidak melanggar aturan tiap toko aplikasi.

Kola Ingin Permudah UKM Memiliki Aplikasi Mobile-nya Sendiri

Aplikasi komputer saat ini sudah menjadi bagian terpenting dalam sebuah lini bisnis. Tak memandang skala bisnis besar ataupun kecil, era digital yang ada saat ini memaksa para pelakunya untuk mau bertransformasi. Hal inilah yang kemudian dicoba dimanfaatkan oleh tiga orang anak muda asal Bandung, Dani Purnama, Hendi Tridianto dan Idham Budiman untuk menciptakan layanan bernama Kola, yang didedikasikan untuk pengembangan aplikasi bagi pelaku bisnis di level UKM yang tidak memiliki kemampuan khusus di bidang TIK.

Kola baru saja menggelar soft launching pada 10 Januari 2016 silam di Bandung. Dan rencananya pada tanggal 20 Februari 2016 mendatang, Kola akan segera meluncurkan secara resmi aplikasinya kepada publik. Dengan menggunakan cara bootstrapping dalam hal pendanaan, Kola memiliki target jangka panjang  yaitu mencetak 1 juta CEO atau pengusaha digital baru yang memiliki aplikasi mobile, serta mencetak sekitar 10 ribu aplikasi mobile.

“Keinginan kami berharap dapat menjembatani masyarakat untuk dapat memiliki aplikasi mobile-nya sendiri dengan mudah, murah, cepat dan efektif. Kami ingin masyarakat luas tidak lagi dipusingkan dengan proses pemrograman, biaya pembuatan yang mahal, proses yang lama, belum lagi proses submit ke store, maintenance bug, server dan lainnya,” ujar salah satu pendiri Kola Idham Budiman.

Idham melanjutkan, “Saat ini aplikasi mobile yang sedang kami beta tester dan sudah live di Playstore kurang lebih ada 40an aplikasi dari pengguna, untuk waiting list sudah ada 300an pre-order aplikasi yang telah memesan pada kami dan terus bertambah tiap harinya.” .

Untuk fase awal jangka pendek Kola sedang merampungkan fitur-fitur pendukung lainnya yang sudah masuk dalam timeline internal, agar dapat cepat dimanfaatkan oleh lebih para pemilik aplikasi. Di antaranya seperti seperti sistem pemilihan makanan, discography music, showroom mobil, kamar atau fasilitas hotel, delivery service dan lainnya.

Untuk UKM yang bergerak di bidang penjualan, Kola memiliki fasilitas online marketplace

Semua fitur-fitur yang ditawarkan oleh Kola didesain dengan kelengkapan yang diperlukan untuk pelaku UKM yang baru saja memulai usaha mereka dan mengembangkan produk. Selain bisa dikustumisasi sesuai kebutuhan, khusus untuk layanan shoping online, Kola mempunyai sebuah fitur unik yang diklaim merupakan pertama di Indonesia, yaitu sebuah fitur yang diberi nama Kolaborasi.

“Bahkan ketika pemilik aplikasi tidak mempunyai produk sendiri, maka cukup dengan mengaktifkan fitur KOLAborasi ini maka dia dapat memiliki sebuah marketplace yang berisi produk-produk siap jual, dan dapat memasarkan kepada para pengunduh dan pengguna aplikasinya, setiap produk milik aplikasi lain yang terjual melalui aplikasinya maka dia akan mendapatkan komisi penjualan,” kata Idham.

Dengan fitur yang ditawarkan oleh Kola, nantinya semua orang dapat memiliki aplikasi mobile marketplace-nya sendiri. Produk-produk di dalamnya adalah produk-produk yang di-share oleh para pemilik aplikasi lainnya yang dibuat di Kola.

Untuk memudahkan sistem pembayaran, Kola juga secara khusus membuat fitur yang bisa digunakan secara aman. Untuk fase awal ini di dalam fitur shoping online, Kola menerapkan sistem Rekening Bersama Kola (RBK) untuk keamanan dan kenyamanan baik itu pembeli ataupun penjual.

“Untuk aplikasi Android kami hanya memerlukan 1-2 hari dari mulai pengguna submit aset hingga live di Google Play Store dan siap untuk di unduh oleh publik. Khusus untuk iOS kami menigkuti schedule review dari pihak App Store sekitar 2 Minggu,” kata Idham.

Pendekatan berbasis komunitas juga turut digencarkan

Sembari menyasar kalangan pebisnis personal dan UKM yang saat ini memiliki kebutuhan untuk membuat aplikasi mobile sendiri, Kola juga membangun hubungan dengan komunitas-komunitas yang ada, baik itu komunitas pelaku usaha ataupun hobi. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan dan secara rutin akan terus digelar adalah roadshow berbagai kota, melakukan edukasi bahwa pentingnya mengikuti perubahan teknologi saat ini.

“Pendekatan kepada pemerintah pun kami lakukan dengan menggandeng instansi yang terkait untuk dapat bersama-sama terus melakukan edukasi kepada para pelaku UKM yang berada di bawah binaan pemerintah.” tambah idham.

Selain menawarkan layanan lengkap pembuatan aplikasi, Kola juga berharap dapat mengedukasi masyarakat dalam hal teknologi mobile, serta mengurangi jumlah pengguran dan mencetak para pelaku usaha digital baru.