BioRing Adalah Pelatih Pribadi Dalam Wujud Cincin Pintar

Didorong oleh semakin sadarnya orang terhadap pentingnya kesehatan, permitaan akan produk fitness tracker melonjak sejak beberapa tahun ke belakang. Masing-masing produsen, besar ataupun kecil, mencoba menyajikan fitur dan gimmick unik demi menarik perhatian calon konsumen. Dan pendeketan startup Jerman ini merupakan salah satu yang paling menarik.

Jika bosan dengan penampilan tracker yang ‘begitu-begitu saja’ meski dibanderol di harga cukup tinggi, kreasi tim pimpinan Michael Johnson, James Lee dan David Zarifian ini patut dilirik. Mereka memperkenalkan BioRing, yaitu perangkat wellness berwujud cincin untuk memantau kadar nutrisi di tubuh, kualitas tidur, tingkat stres, serta aspek-aspek krusial lain yang memengaruhi kesehatan.

BioRing 2

Tak seperti Jawbone atau Fitbit yang hanya mengukur jumlah pembakaran kalori tanpa menghitung asupan nutrisi, BioRing menakar keduanya, sehingga lebih mudah bagi kita untuk melakukan program diet atau hanya sekedar ingin hidup bugar. BioRing memberikan info terperinci mengenai makanan, protein (penting bagi para bodybuilder), memandu Anda mengurangi stres, membantu meningkatkan mutu tidur, memonitor cairan di badan, serta membuat Anda lebih produktif.

Di tubuhnya yang sederhana, cincin pintar BioRing menyimpan tiga sensor utama: accelerometer tiga-poros, bioimpedance, dan sensor detak jantung optical. Dibekali algoritma khusus, device mampu mengukur berbagai aspek di badan, termasuk intensitas aktivitas, serta jarak tempuh dan langkah.

BioRing 1

Ini sedikit contoh bagaimana cara BioRing bekerja: sensor bioimpedance sanggup menaksir lemak, protein dan karbohidrat. Karbohidrat sendiri akan diolah jadi glukosa dan selanjutnya didistribusi ke sel dengan bantuan hormon insulin. Saat glukosa masuk ke sel, persentase air di sana jadi berkurang.

Aplikasi companion mobile merupakan aspek krusial bagi BioRing. Ia didesain agar interface-nya mudah dimengerti, menyajikan segala informasi penting serta berperan sebagai pelatih pribadi untuk mendorong Anda mengubah kebiasaan buruk dan hidup lebih sehat.

BioRing 3

Tubuh BioRing tersusun atas material keramik zirconium dan device tidak menyimpan logam di dalam. Bahan ini tahan baret dan nyaman saat dikenakan di kulit. Selain itu, ia anti-air hingga kedalaman 10 meter, tersambung ke handset via Bluetooth (plus fitur enkripsi data), dan ditenagai baterai Li-Ion build-in 35mAh – diklaim mampu bertahan sampai seminggu. Baterai tersebut dapat diisi ulang lewat docking wireless charger.

BioRing sudah bisa dipesan di Indie Gogo. Versi standar berwarna hitam matte dibanderol seharga US$ 270, atau silakan keluarkan uang sebesar US$ 470 untuk varian emas 18-karatnya.

Perusahaan Ditutup, Proyek Pembuatan Helm Pintar Skully AR-1 Dihentikan

Diumumkan dua tahun lalu, Skully AR-1 menawarkan segala hal yang diimpikan para pengendara motor. Ia diklaim sebagai helm berteknologi augmented reality pertama, dilengkapi HUD dan kamera 180 derajat, memberikan level kewaspadaan tinggi terhadap keadaan di sekitar tanpa mengganggu konsentrasi. Sayangnya ada berita buruk bagi Anda yang sedang menanti AR-1.

Meskipun saat ini website Skully masih beroperasi, dan tampaknya kita masih bisa memesan AR-1 di bagian store,  sebetulnya perusahaan bernama Skully sudah tidak ada lagi. Butuh seminggu lebih bagi para eksekutif buat mengakui bahwa perjalan Skully harus berakhir. Kabar tersebut dikonfirmasi melalui email yang dikirim perusahaan pada konsumen, turut dipublikasi di laman Indie Gogo mereka.

Startup asal San Francisco itu diketahui dilanda masalah finansial sejak berbulan-bulan silam. Tapi baru dua minggu lalu kakak-beradik Marcus dan Mitch Weller keluar dari perusahaan, diikuti oleh para teknisi dan karyawan beberapa hari setelahnya. Menurut info dari TechCrunch, tim kehabisan dana dan mencoba menjual Skully ke LeSport, anak perusahaan IT raksasa Tiongkok LeEco. Namun prosesnya dihadang oleh sejumlah sengketa terkait akuisisi dan masalah produksi, menciptakan perselisihan antara founder dan investor.

Para eksekutif yang tersisa mencoba menyelamatkan perusahaan, dan bilang pada TechCrunch mereka hampir sukses mengumpulkan uang US$ 6 juta untuk mengatasi kendala ini. Sayang sekali usaha mereka gagal.

“Dengan sangat menyesal kami mengumumkan bahwa Skully harus menghentikan operasi, berlaku secepatnya,” Tutur juru bicara perusahaan via Indie Gogo pada tanggal 5 Agustus 2016 kemarin. “Selama beberapa minggu ke belakang, tim manajemen telah bekerja keras buat menghimpun modal, tetapi situasi dan kendala yang tidak terduga menghalangi upaya kami. Dengan begini, Skully tidak bisa lagi mengirimkan unit AR-1 atau memproses pengembalian uang secara langsung.”

Saat ini, seluruh aset Skully menjadi hak gadai kreditor. Skully mengajukan form kebangkrutan Chapter 7, yang berarti kemungkinan besar konsumen tidak akan memperoleh refund dari pre-order AR-1 seharga US$ 1.500.

Untungnya masih tersisa secercah harapan bagi backer. Produsen perangkat smart bike Fusar mulai menjajakan program kredit untuk semua konsumen Skully sebesar jumlah uang yang dikeluarkan buat memesan AR-1. Fusar memang belum merilis helm berteknologi AR, namun mereka memiliki produk helm pintar universal, dua di antaranya sudah dalam proses pengiriman.

Diklaim Sebagai Kamera 360 Terkecil di Dunia, Nico360 Simpan Sensor 32-Megapixel

Terlepas dari dominasi GoPro, upaya berbagai produsen menciptakan alternatif kamera action yang diinginkan konsumen terus berlangsung hingga kini: Polaroid Cube hadir sebagai opsi entry-level, sedangkan Nikon sendiri tak mau tanggung-tanggung, menyiapkan KeyMission 360 untuk kreasi konten VR. Buat satu developer asal Hong Kong, ukuran mungil adalah sasaran mereka.

Melalui situs crowdfunding Indie Gogo, tim pimpinan Jim Huang dan Serneg He memperkenalkan buah dari gagasan mereka: Nico360. Meski diramu sebagai action cam 360 derajat bertubuh kecil, pengembang tidak lupa memanfaatkan komposisi hardware canggih. Aspek paling menonjol dari Nico360 terletak pada spesifasi tinggi di dalam, diwakilkan oleh ukuran sensor sebesar 32-megapixel.

Nico360 3

Nico360 memiliki penampilan ala balok, berukuran 46x46x28-milimeter dan dengan berat cuma 96 gram. Desainnya sengaja dibuat sederhana: dua modul lensa diposisikan di area ujung, dan hanya memiliki satu tombol fisik: untuk power, menjepret gambar, sampai merekam video. Tubuh kamera action ini memanfaatkan bahan anti-air, lalu lensanya juga diproteksi lapisan anti-baret.

Sensor 32-Mp Nico360 sebetulnya terdiri atas sepasang sensor 16-megapixel garapan Sony. Selain menjepret gambar still 25-Mp (termasuk di mode burst), device sengaja diracik buat merekam video 360 derajat beresolusi WQHD 2.560×1.440p di 30 frame rate per detik. Masing-masing lensa di kedua sisi Nico 360 mempunyai field of view 195 derajat, dan FoV keseluruhannya diklaim mencapai 360 derajat.

Nico360 1

Hasil rekaman bisa disimpan dalam storage internal berkapasitas 32GB, atau di-stream langsung ke web lewat online player atau ke headset virtual reality. Via app companion, Nico360 kompatibel ke perangkat ber-platform iOS, Android maupun Windows.

Nico360 didukung oleh sistem electronic image stabilization (EIS); mampu merekam live data berupa percepatan, rotasi dan G-force; serta menggunakan smartphone Anda untuk live preview. Perangkat dibekali konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi sampai jarak sembilan meter, dengan kualitas rekam suara AAC 48KHz 128Kbit/s plus fitur Automatic Gain Control opsional.

Nico360 2

Kemampuan anti-air Nico 360 bukan sekedar splash-proof (developer belum menginformasikan detail sertifikasinya), dan untuk membuatnya lebih bersahabat bagi pecinta kegiatan outdoor, Anda dapat memanfaatkan berbagai macam jenis mount dan aksesori: monopod (tongkat selfie), mount tripod fleksibel, strap pergelangan tangan, mount setang sepeda, sampai head strap.

Nico360 sudah bisa Anda pesan di Indie Gogo. Versi Super Early Bird-nya dijajakan seharga hanya US$ 100, dan rencananya akan mulai didistribusi ke semua backer di seluruh dunia pada bulan Oktober 2016.

Robot Bernama Pillo Ini Dirancang Untuk Jaga Kesehatan Keluarga Anda

Kesehatan adalah hal yang seringkali dilupakan, tapi begitu didamba saat kita jatuh sakit. Tak cuma menghabiskan uang, berobat ke dokter juga mengonsumsi banyak waktu berharga Anda. Tim developer Pillo Health dari New York mempunyai ide unik buat jalan keluar atas kendala ini berbekal teknologi robotik dan bidang kecerdasan buatan yang semakin canggih.

Beragam jenis robot telah diciptakan buat membantu manusia, dan kali ini, developer mengembangkan robot spesialis kesehatan anggota keluarga, mereka namai Pillo. Konsepnya sangat menarik, Pillo mampu menjawab pertanyaan user terkait kesehatan, menyambungkan Anda langsung dengan dokter, dan mengelola jadwal serta memberi tahu pengguna supaya tidak lupa minum obat.

Meskipun Pillo tidak bisa bergerak otomatis dan menyodorkan langsung antibiotik ke tangan kita, ia mengusung sistem AI cerdas yang akan bertambah pintar dan lebih mengenal anggota keluarga seiring makin banyaknya interaksi. Sewaktu Anda menyampaikan pertanyaan, Pillo langsung mencari jawabannya di internet. Namun tak cuma sekedar jawaban, sang robot hanya menggunakan informasi dari sumber terpercaya dan up-to-date saja.

Pillo 1
Pillo diklaim sebagai robot kesehatan ‘pintar’ pertama di dunia.

Pillo dilengkapi teknologi pengenal wajah dan suara, sehingga ia bisa melihat, mendengar dan mengerti maksud Anda. Kemampuan tersebut memungkinkan robot beradaptasi terhadap kebutuhan spesifik, memastikan pasokan obat tetap tersedia, serta menjaga kerahasiaan data-data pribadi seperti jenis obat dan suplemen. Pillo juga mengamankan pasokan vitamin dan obat, hanya menyajikannya ke individu yang tepat ketika dibutuhkan, serta mengingatkan jika pengguna lupa.

Hebatnya lagi, para pecinta fitness bisa memperoleh banyak manfaat dari Pillo. Robot kesehatan ini dapat tersinkronisasi secara wireless ke perangkat wearable atau tracker, di mana Anda dipersilakan menyimpan, mengakses dan sharing data terkait kegiatan olah fisik sehari-hari. Kita tinggal menginstal aplikasi companion, tersedia untuk device Android dan juga iOS.

Developer menggunakan prosesor berbasis ARM sebagai otak dari Pillo, dan menyematkan layar touchscreen 7-inci, kamera HD, rangkaian microphone omni-directional, serta melengkapi kreasi mereka dengan koneksi Wi-Fi dan Bluetooth. Terdapat pula baterai lithium-ion di dalam, menjaga fungsi-fungsi utama Pillo tetap bekerja meskipun listrik sedang mati.

Tim Pillo Health saat ini sedang melangsungkan kampanye pengumpulan dana di situs Indie Gogo, menargetkan angka US$ 75 ribu. Di sana, versi Early Bird dibanderol seharga US$ 300. Jika program crowdfunding-nya sukses, rencananya Pillo akan mulai didistribusikan di bulan Juli 2017.

Ringkas dan Unik, Action Cam Frodo Memiliki Fitur Edit Otomatis

Dari puluhan file video yang direkam via action cam, seberapa banyakkah yang sudah Anda share? NexGear berpendapat, banyak konsumen pada akhirnya membiarkan koleksi tersebut terbengkalai di hard disk. Alasannya, mayoritas dari para pelancong ataupun petualang pemilik kamera action itu tidak memiliki kemampuan dan kesabaran untuk meng-edit video.

Inilah faktor yang mendorong sang startup asal Mumbai itu meramu produk alternatif dari brand-brand populer. Mereka memperkenalkan Frodo, dan layaknya sang Hobbit yang ditugaskan buat menghancurkan cincin Sauron di kawah Mount Doom, petualangan menjadi konsep utama pembuatan action cam tersebut. Frodo memberikan Anda keleluasaan dalam eksplorasi karena ia menyimpan fitur edit otomatis.

Frodo 2
Frodo dikenakan di pergelangan tangan.

Berkat Frodo, sharing jadi sesederhana proses merekam video. Tim NexGear membekalinya dengan sebuah algoritma pintar yang bertugas menyunting rekaman-rekaman berdurasi panjang menjadi video siap tayang. Frodo memiliki tubuh mungil, memastikan penggunaannya ringkas dan fleksibel, serta didesain agar tidak bergantung pada aksesori dan mount tambahan.

Frodo tersaji dalam bentuk mirip jam tangan, terdiri dari dua komponen utama: modul kamera detachable dan strap extendable sekaligus charger. Bagian strap juga berfungsi sebagai mount (ada engsel 90 derajat), bisa Anda pasangkan di helm atau setang sepeda, atau dikenakan di paha untuk mendapatkan hasil video yang unik. Device turut dilengkapi layar LED tersembunyi serta tombol shoot.

Frodo 3
Strap bisa dipanjangkan, dan Anda dapat memasang Frodo di mana saja.

Action cam ini mampu merekam video full-HD di 30 frame rate per detik, memiliki field of view wide-angle 120 derajat dan lensa f/2.6, serta mengusung penyimpanan 16 atau 32GB. Buat fungsi foto, ia mengabadikan momen di 8-Mp 3264×2448-pixel. Frodo mengambil tenaga dari baterai Li-Po dengan waktu durasi pemakaian selama 1,5 jam (video 1080p). Selain itu terdapat konektivitas Bluetooth LE 4.0, Wi-Fi, dan ada sensor gerakan enam-poros.

Frodo dirancang untuk tersambung ke perangkat iOS ataupun Android via aplikasi companion. Penggunaanya simpel, Anda tinggal memilih rekaman dari app, kemudian tentukan gaya editing dan biarkan algoritme pintar di sana bekerja. Selanjutnya, bubuhkan musik dan Anda tinggal mengunggahnya di sosial media. Jika kampanye penggalangan dana NexGear berhasil mencapai angka US$ 75 ribu, developer berencana buat menambahkan fitur live streaming Facebook.

Kamera action ini sudah bisa Anda pesan sekarang melalui platform crowdfunding Indie Gogo. Untuk bundel kamera plus strap, Frodo dijajakan seharga US$ 240, US$ 60 lebih murah dari harga retail-nya.

Dengan Skulpt Chisel, Anda Bisa Hitung Kadar Otot Versus Lemak di Tubuh

Dengan beragam perangkat pendukung olahraga, kini tidak sulit bagi kita untuk mengetahui data-data seperti jarak tempuh dalam sehari sampai jumlah kalori yang terbakar. Tapi terlepas dari berbagai kemudahan itu, kita belum memperoleh solusi mudah buat menghitung masa otot di tubuh. Itulah alasan mengapa dua individu dari Harvard dan MIT mendirikan Skulpt.

Setelah pengembangan intensif yang dimulai di tahun 2000 dan sukses melewati proses crowdfunding di Indie Gogo, Skulpt akhirnya resmi merilis Chisel. Skulpt Chisel adalah perangkat pelatih fitness terpersonalisasi ala fitness tracker. Namun bukannya sekedar mengkalkulasi ‘aspek-aspek standar’, device mampu mengukur rasio otot dan lemak di tubuh, sempurna buat para bodybuilder.

Skulpt Chisel 4
Skulpt Chisel dan aplikasi Skulpt Fitness di smartphone.

Skulpt Chisel tidak didesain sebagai wearable device. Wujudnya kurang lebih seperti sabun batang, terbuat dari kombinasi material plastik dan logam. Di dalam, developer telah membenamkan teknologi inovatif yang jauh lebih presisi dari sekedar timbangan ataupun gyroscope. Chisel memanfaatkan sistem Electrical Impedance Myography (EIM) untuk memindai kualitas otot serta persentase lemak secara ilmiah.

Data-data akan disalurkan ke aplikasi Skulpt Fitness di perangkat bergerak dan diolah di sana, tersambung lewat konektivitas Bluetooth, menampilkan penampang otot yang dibagi dalam 24 zona. Selanjutnya, Anda tinggal meng-update data mapping dari waktu ke waktu dengan mengusapkan Chisel di tubuh. Cara ini memastikan Anda selalu memperoleh informasi akurat, dan berkatnya, Skulpt dapat memberikan arahan dan saran sesuai fisiologi Anda. Aplikasinya sendiri tersaji gratis, kompatibel ke device iOS dan Android.

Skulpt Chisel 1
Tinggal usapkan Chisel ke permukaan tubuh untuk memperoleh data.

Untuk mengerti cara kerja Chisel, Anda harus mengetahui apa itu EIM terlebih dulu. Di versi standar, EIM mempunyai empat elektroda yang berfungsi menghantarkan arus listrik ketika menyentuh kulit. Arus tersebut berfrekuensi tinggi, dan ia akan kehilangan energi sewaktu melewati jaringan lemak ataupun otot. Pengurangan itu diukur oleh dua elektroda internal. Teknologi Skulpt Chisel lebih kompleks lagi, memanfaatkan 12 elektroda, mampu menghitung arus di arah berbeda serta kedalaman.

Melalui kombinasi konfigurasi elektroda, pengukuran arus listrik multi-frekuensi, dipadu algoritma canggih, Skulpt Chisel mampu membedakan otot dengan lemak cuma dalam beberapa detik saja.

Skulpt Chisel 3
Via app, Anda bisa melihat perkembangan otot di 24 area di tubuh.

Buat segala kecanggihan ini, developer tidak menuntut harga terlalu mahal. Chisel bisa dibeli di store milik Skulpt seharga US$ 100 saja, sudah termasuk botol spray dan unit charger.

Sumber: Skulpt.me.

Souvenyr Bantu Anda Kelola Foto dan Cari Hasil Jepretan Terbaik

Dengan makin terjangkaunya smartphone berkamera canggih, kini kita hidup di zaman ketika semua orang bisa menjadi fotografer dadakan. Di balik dampak positifnya, hal tersebut membuat koleksi foto kian menggunung. Saat ini memang tersedia banyak medium penyim-panan eksternal, tapi bayangkan repotnya sewaktu Anda harus mencari hasil jepretan di masa lalu.

Bahkan orang paling rapi dalam menyimpan foto sekalipun pasti kesulitan menemukannya. Hal ini menjadi lebih simpel berkat kehadiran Souvenyr, sebuah perangkat unik dengan fungsi untuk menyimpan (baik dari smartphone sampai kamera DSLR), mengelola, serta medium sharing foto – menawarkan kemudahan akses bagi Anda dan keluarga begitu rasa nostalgia menyerang.

Souvenyr 2
Bentuk Souvenyr mirip miniatur kemah.

Wujud Souvenyr menyerupai miniatur kemah yang bisa Anda taruh di atas meja. Buat navigasi konten, developer menyediakan knop putar, tombol home, serta layar 2,8-inci. Ada port HDMI sehingga Anda dapat menyambungkannya ke televisi dan menampilkan jepretan ala slideshow, serta slot USB dan kartu SD di mana kita bisa meng-import gambar tanpa bantuan komputer.

Developer juga tidak lupa membubuhkan konektivitas wireless yang pintar. Souvenyr mampu mensinkronisasi foto secara seamless dan otomatis, Anda cukup perlu mengaturnya – misalnya berdasarkan event, tanggal atau waktu spesifik. Sudah disiapkan pula app mobile gratis untuk device Android maupun iOS, menyambungkannya ke Souvenyr via Wi-Fi maupun data seluler.

Souvenyr 3
Souvenyr dapat bekerja mandiri tanpa memerlukan PC.

Cara kerja Souvenyr pada dasarnya mirip hard drive network di rumah, dan ia tidak mengubah foto-foto Anda. Namun uniknya, ia mempunyai teknologi bernama Smart Analysis Engine: mem-blur dan meng-hidden foto-foto berkualitas kurang bagus, menentukan gambar terbaik dan menyajikannya untuk Anda. Dan dengan kemampuan ini, Souvenyr seolah-olah dapat menceritakan ulang momen-momen terdahulu.

User dapat menentukan seberapa banyak gambar buat ditampilkan cukup dengan menggeser slider, lalu kita juga dipersilakan membubuhkan tag, me-like dan berkomentar layaknya di Instagram. Perangkat ini juga bertugas menghindari adanya duplikat foto, memastikan pemakaian ruang penyimpanan tetap efisien.

Anda juga tidak perlu cemas akan kehilangan foto. Konten bisa di-backup ke unit Souvenyr lain, NAS, USB drive serta diunggah ke cloud (Dropbox, Google Drive, Amazon S3, dan lain-lain). Kemudian cukup lewat sekali klik, Souvenyr dapat memilihkan satu foto terbaik dan mencetaknya untuk Anda.

Selama kampanye crowdfunding berlangsung di Indie Gogo, Souvenyr bisa Anda pesan seharga US$ 130 atau US$ 200 (sudah dilengkapi hard drive 1TB).

Mirip Kacamata, GlassOuse Sebetulnya Ialah Mouse Untuk Penyandang Cacat

Ada jutaan orang di dunia yang tidak bisa menggunakan satu atau kedua tangan mereka. Tangan merupakan organ tubuh terpenting buat berinteraksi, meskipun telah ada teknologi hands-free, ia tetap diperlukan untuk mengoperasikan berbagai device. Tapi berkat GlassOuse, penyandang disabilitas kini bisa lebih leluasa bercengkrama dengan perangkat bergerak.

GlassOuse dibuat oleh seorang inventor muda bernama Mehmet Nemo, terinspirasi setelah seorang teman mengalami cedera tulang punggung, menyebabkannya tidak bisa menggerakan tangan dan kaki. Kejadian tersebut menantang Nemo untuk menciptakan perangkat yang dapat mempermudah hidup sang kawan serta para penderita keterbatasan fisik lain. Singkatnya, GlassOuse ialah controller unik yang memanfaatkan gerakan kepala dan mulut.

Device tersebut mempunyai wujud seperti kacamata, tanpa lensa plus frame tebal di bagian atas. GlassOuse mengubah gerakan kepala menjadi input kendali buat berinteraksi ke layar. Dengan kepala di posisi normal, cursor akan berada di tengah; dan pengguna tinggal mengarahkan kepala untuk mengendalikan cursor.

GlassOuse 1
Mouth piece-nya mirip mic di headset.

GlassOuse memiliki komponen mouth piece, bentuknya mirip mic di headphone, berperan sebagai tombol. Untuk menentukan pilihan, user dapat menggigit atau menekan mouth piece. Bagian ini tersambung ke GlassOuse melalui kabel fleksibel, bisa disesuaikan agar letaknya pas di mulut. Tombol tersebut sudah diuji coba dan lulus tes klik sebanyak 50 ribu kali di bawah tekanan tiga ton, jadi Anda tak perlu mengkhawatirkan kualitasnya.

Perangkat dirancang agar ringan (hanya 49-gram) dan nyaman dikenakan. Ia mempunyai sensitivitas tinggi terhadap gerakan, mampu membaca gerakan di sembilan poros. Buat mentenagai GlassOuse, developer membubuhkan baterai Li-Po 330mAh, mampu bekerja selama 15 jam non-stop, atau tujuh sampai sepuluh hari dalam pemakaian normal. Dan jangan cemas juga soal kebersihan, mouth piece dibekali bahan anti-bakteri, telah lulus serfikasi ROHS.

GlassOuse 3
Meski tampak tebal, bobot GlassOuse hanya 49-gram.

GlassOuse dapat terkoneksi ke bermacam-macam perangkat melalui Bluetooth: PC, TV, smartphone dan tablet; baik platform Windows, Android, Linux serta OS Apple. Proses setup-nya dibuat agar sederhana, Anda tinggal menekan tombol Connect dan menyambungkannya ke ‘CEBA GlassOuse’. Untuk menyesuaikan level sensitivitas, Anda bisa menggunakan menu setting di PC atau handset, atau langsung via GlassOuse.

Di periode crowdfunding melalui Indie Gogo, GlassOuse ditawarkan separuh harga retail, yaitu US$ 150. Dan Anda yang tidak membutuhkannya bisa membantu developer mengumpulkan dana dengan memilih perk non-profit.

iBubble Adalah ‘Drone’ Videography Buat Para Penyelam

Di bawah laut, terdapat dunia yang tak terjamah manusia. Spesies baru dan bangkai kapal karam ialah sedikit contoh hal yang menanti di sana. Ironisnya, manusia lebih mengenal permukaan bulan ketimbang seluk beluk samudra. Itu mengapa banyak orang berdedikasi untuk menyibak rahasia lautan, dan menyampaikan penemuan mereka pada kita semua.

Beberapa jenis kamera memang didesain agar bisa digunakan di bawah air, tapi tentu saja lautan memberi tantangan bagi para videographer. Kesulitan terbesarnya adalah tekanan air, belum lagi mereka harus menghadapi kerumitan pemakaian. Buat mempermudah aktivitas ini, sekelompok petualang dan pecinta bidang maritim memperkenalkan iBubble, sebuah drone penyelam untuk membantu proses perekaman video bawah laut.

iBubble 2
Tampilan depan iBubble.

Prinsip iBubble sebetulnya tidak terlalu berbeda dari UAV. Namun bukannya terbang di udara, ia bekerja bak miniatur kapal selam. iBubble menyimpan sejumlah kapabilitas buat memperingkas penggunaan dan prosedur perekaman. Ia mudah dipakai, dapat beroperasi otomatis dan pintar. Device sengaja dirancang agar kompatibel dengan GoPro, khususnya tipe Hero3 hingga yang terbaru.

Dengan mode otomatis, iBubble dapat mengikuti Anda, lalu merekam secara melingkar di poros vertikal maupun horisontal. Demi mamastikan videonya stabil, developer mengintegrasikan sistem camera stabilization. Kendala lain pada videography bawah air ialah cahaya – kian dalam, maka semakin gelap. Sebagai solusinya, tim desainer membubuhkan dua lampu 1000-lumen untuk meningkatkan kualitas gambar.

iBubble 3
Rangkaian baling-baling di sana membuat iBubble mudah bermanuver di air.

Unit gelang berpemancar telah disiapkan buat mengendalikan iBubble dan mengakses fitur-fiturnya. Anda disajikan delapan mode serta switch start/stop merekam. Drone dapat menganalisa dan menjaga agar gelang tetap berada di tengah. iBubble berkomunikasi ke gelang melalui Ultra Short Baseline (USBL), sinyal berfrekuensi rendah yang juga digunakan kapal selam, tidak membahayakan penyelam serta fauna laut.

Tersedia pula mode kendali manual, misalnya jika Anda mencoba merekam gurita yang bersembunyi di celah karang. Tinggal panggil drone dan beralih ke mode manual, selanjutnya Anda dapat menggunakan iBubble sebagai kamera biasa. Tak mau basah-basahan? iBubble dilengkapi kapabilitas remote control, tersambung dengan kabel sepanjang 100-meter untuk menyajikan video live.

iBubble 4
Hasil foto iBubble.

iBubble bisa bekerja hingga kedalaman 60-meter. Baterai rechargeable-nya aktif selama satu jam di kondisi normal (suhu 10°-30°C dan arus laut 1m/s), dapat melesat dengan kecepatan maksimal 1-meter per detik.

Anda sudah dipersilakan memesan iBubble lewat situs Indie Gogo. Drone penyelam ini bisa dimiliki seharga US$ 1.300, didistribusikan mulai bulan Juni 2017.

Ziro Ialah Robot Rakitan yang Bisa Anda Kendalikan Lewat Gerakan Tangan

Sejumlah proyek open source membuat bidang robotik semakin mudah dijamah semua orang. Tak hanya khalayak antusias, robot kini menjadi elemen edukasi penting buat anak-anak di negara maju. Beberapa tipe sengaja dirancang menarik dan mudah dimengerti untuk memicu minat terhadap ilmu robotik, salah satunya di antara mereka ialah kreasi dari ZiroUI.

Melalui website Indie Gogo, developer dari San Jose itu memperkenalkan Ziro: sebuah kit yang memungkinkan Anda mendesain, membangun dan menggerakkan robot. Keunikannya tak sampai di sana, Anda turut diberi kendali penuh. Buat mengontrolnya, kita tinggal mengangkat sebuah jari atau mengibaskan tangan. Dan tak hanya kalangan pecinta robot yang bisa bersenang-senang, Zito juga diramu supaya bersahabat bagi pemula.

Ziro mengusung rancangan modular, terdiri dari komponen bermotor terpisah, dapat dikendalikan dengan smart glove via koneksi wireless. Robot tersebut bisa diekspansi sampai delapan modul. Anda dipersilakan memilih kit pre-made atau merakitnya sendiri dari nol. Tak ada batasan dalam bentuk apapun. Gerakan dapat diatur agar menyerupai engsel atau berputar 360 derajat, dan Anda juga dibebaskan membubuhkan mainan atau hasil cetakan 3D.

Ziro 02
Tiga elemen penting di Ziro: modul, smart glove dan app mobile.

Yang membedakan Ziro dengan robot rakitan sejenis adalah kemudahan kustomisasi. Proses konfigurasi tak memerlukan langkah-langkah rumit, semuanya bisa dilakukan lewat aplikasi smartphone. Anda tinggal memilih fungsi (sudah disediakan) atau menciptakan perintah baru. Caranya sangat mudah; tentukan satu dari tujuh gesture, pasangkan gerakan ke modul, kemudian sinkronisasi gesture ke salah satu modul.

Setelah itu, prosedur kontrol dilakukan sepenuhnya dengan gerakan tangan. Misalnya menekuk tangan ke bawah untuk menyuruhnya maju dan mengarahkan tangan ke atas buat memerintakan robot berputar. Menurut tim pengembang, Ziro merupakan solusi di zaman ‘zombi layar’, sebuah generasi yang tak bisa lepas dari perangkat bergerak dan elektronik ke manapun kita pergi.

Ziro 03
Ziro juga dapat dirakit jadi robot pterodactyl.

“Meskipun Ziro diprogram menggunakan smartphone, ia memungkinkan pengguna menciptakan objek di dunia nyata langsung lewat kedua tangan, kemudian memperbolehkan mereka mengontrolnya dengan satu tangan,” jelas ZiroUI. Ziro tak memiliki target konsumen khusus, ia bisa dimanfaatkan siapapun. Melalui produk ini, developer ingin khalayak merasakan kembali serunya proses dan pengalaman belajar.

Ziro dapat Anda beli di situs Indie Gogo. Versi Starter Kit dibanderol US$ 150 (dua modul plus satu smart glove), sedangkan Ziro Pro Kit dijajakan seharga US$ 200 (smart glove ditambah empat modul).