“Chaos” dan Imbasnya Terhadap Perkembangan Startup di Indonesia

Dalam sesi diskusi dengan penggiat startup di acara Indonesia Australia Digital Forum 2018, dibahas tantangan dan tren startup ke depannya. Hadir sebagai panel diskusi di antaranya adalah Founding Partner Kejora Ventures Andy Zain, Co-founder Medico Grace Tahir, Mantan CEO OLX Indonesia yang saat ini menjabat sebagai penasihat Menkominfo untuk ekonomi digital Daniel Tumiwa, Staf Khusus Menkominfo Lis Sutjiati dan Direktur Acorns Grow startup asal Australia George Lucas.

Salah satu hal yang dibahas adalah soal “chaos” di Indonesia dan bagaimana entrepreneur dengan startup dan inovasinya memecahkan kekacauan tersebut dengan menghadirkan teknologi. Menurut Daniel Tumiwa, kekacauan yang terjadi di Indonesia, justru menjadi peluang sekaligus tantangan kepada entrepreneur. Hal tersebut dapat terlihat dari perkembangan industri startup saat ini yang sudah mengalami peningkatan sejak 10 tahun terakhir, bahkan telah menghadirkan generasi kedua pendiri startup di Indonesia.

Menurut Andy Zain “chaos” atau kekacauan justru menciptakan peluang yang bagus untuk entrepreneur, agar bisa melakukan navigasi. Di sisi lain pemerintah sebagai regulator dituntut harus bisa mengejar ketinggalan dan beradaptasi dari inovasi yang diciptakan oleh entrepreneur tersebut untuk memecahkan kekacauan.

“Ciptakan inovasi segera jangan tunggu, carilah solusi terbaik, lakukan konsultasi dan raih dukungan dari pemerintah,” kata Andy.

Hal menarik yang dicermati oleh George Lucas, entrepreneur asal Australia adalah, besarnya jumlah entrepreneur muda asal Indonesia yang langsung mendirikan bisnis, sehingga jumlah entrepreneur saat ini di Indonesia makin meningkat jumlahnya.

“Hal tersebut yang membedakan Indonesia dengan Australia. Di Australia tidak banyak anak muda yang mendirikan startup atau perusahaan lainnya, sehingga tidak banyak jumlahnya.”

Besarnya pasar Indonesia

Sementara itu menurut Andy Zain, Indonesia merupakan negara yang paling tepat untuk brand hingga perusahaan teknologi mempromosikan produk mereka. Besarnya minat dan antusiasme pasar Indonesia untuk mencoba dan menggunakan berbagai produk tersebut, disebut Andy merupakan peluang bisnis yang besar dan terbukti telah banyak dimanfaatkan oleh brand ternama seperti Facebook, Google, hingga Instagram.

“Saat ini Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan jumlah pengguna Facebook dan Instagram terbesar. Hal tersebut membuktikan besarnya respons dari pasar di Indonesia untuk mencoba berbagai produk terbaru yang ada.”

Namun demikian saat ini Jakarta sudah menjadi sentral dari startup industri lokal hingga asing. Makin padatnya pemain di Ibukota dinilai oleh Lis Sutjiati sebagai Staf Khusus Menkominfo, kurang memberikan kesempatan kepada masyarakat Indonesia yang tinggal di luar Pulau Jawa. Sehingga idealnya untuk startup lokal hingga asing yang berencana untuk menyasar pasar yang ada, coba lakukan pendekatan kepada pasar di luar pulau Jawa.

Hal senada juga diutarakan oleh Andy Zain dan Daniel Tumiwa, yang mengajak lebih banyak pelaku startup untuk mengembangkan bisnis di pulau lain di luar pulau Jawa.

Belajar dari Australia

Hal lain yang menjadi perhatian dalam sesi diskusi tersebut adalah, masih kurangnya talenta yang memiliki pengalaman hingga edukasi cukup dalam hal pemrograman hingga Informasi Teknologi. Untuk itu belajar dari Australia yang memiliki disiplin dan pendidikan yang baik terkait hal tersebut, bisa dijadikan acuan dan pedoman oleh Indonesia.

“Saat ini sudah banyak entrepreneur asal Indonesia yang belajar di Australia kemudian mendirikan startup di Indonesia. Jika Indonesia bisa mempelajari sistem pendidikan dan disiplin yang dimiliki oleh Australia, bisa membantu Indonesia menciptakan talenta yang berkualitas,” kata Andy.

Di sisi lain, Australia juga bisa memanfaatkan Indonesia sebagai salah satu emerging market, untuk mencoba dan melihat respons pasar terhadap berbagai produk berbasis teknologi yang akan diluncurkan.

“Di Indonesia banyak entrepreneur yang berani mendirikan bisnis, orang Indonesia lebih fleksibel dan mudah beradaptasi, hal tersebut yang membuat kami lebih versatile,” kata Grace Tahir.

Prediksi segmen startup favorit di tahun 2018

Di akhir sesi diskusi, para panelis diminta untuk memberikan prediksi terkait dengan tren segmen startup favorit di tahun 2018. Grace Tahir yang fokus untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia menyebutkan healthtech masih menjadi favorit dan memiliki potensi yang besar tahun ini. Sementara Lis Sutjiati menyebutkan, selain healthtech, agro dan aqua culuture, edutech, fintech hingga tour dan travel, masih memiliki peluang besar untuk berkembang di Indonesia.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Indonesia – Australia Digital Forum 2018 (IADF 2018) 

Indonesia – Australia Digital Forum Fokus pada Pengembangan Potensi Digital

Untuk menjelajahi potensi sektor digital yang dimungkinkan dari kolaborasi Indonesia dan Australia, sebuah forum bernama “Indonesia – Australia Digital Forum 2018 (IADF2018)” diinisiasi. Salah satu tujuannya untuk memperdalam dan memperluas kerja sama antara inovator dan praktisi dari berbagai sektor di Indonesia dan Australia, mulai dari pemerintahan, swasta hingga akademik. Semua inovator termasuk pengembang startup dapat berpartisipasi dalam forum ini, membahas kemungkinan dan tantangan era digital yang dapat digalakkan degan kerja sama untuk kedua negara.

Salah satu rangkaian acara dari Indonesia – Australia Digital Forum ialah lokakarya dan seminar yang memfokuskan pada lima pembahasan, yakni industri kreatif, keamanan siber, healthtech, fintech, startup, dan smart government. Untuk rangkaian acara pertama akan dilaksanakan pada tanggal 31 Januari dan 01 Februari 2018 mendatang, bertempat di Fairmont Jakarta. Menghadirkan beberapa pemateri kelas global, seperti Andy Penn (CEO Telstra), Tobias Feakin (Australian Ambassador for Cyber Affairs), Triawan Munaf (Kepala Bekraf), Andy Zain (Managing Partner Kejora Ventures), Stephanie Arrowsmith (Co-Founder Impact Hub Jakarta) dan beberapa lainnya.

Detail materi ulasan

Pertama ialah smart government, misinya ialah mendesain supaya teknologi dapat mentransformasikan proses bisnis di pemerintahan. Dengan adanya inisiatif open gov di kedua negara, diharapkan dapat mendorong berbagai komponen untuk bisa saling membantu. Kedua ada kesehatan digital, diharapkan akan ada banyak obrolan ide-ide seputar healthtech dari inisiatif ini. Grace Tahir sebagai salah satu pelaku di lanskap terkait akan turut hadir menyampaikan insight-nya tentang potensi industri kesehatan digital ke depannya.

Selanjutnya ada fintech, kedua negara sepakat bahwa ini akan menjadi sebuah peluang emas mengingat trennya di Indonesia maupun Australia sangat bertumbuh. Peserta forum ini akan berbagi wawasan sekaligus mendiskusikan kolaborasi yang mungkin bisa terjadi antara berbagai komponen di kedua negara. Keempat ada keamanan siber yang menjadi salah satu faktor penting dalam suksesi digital di kedua negara. Beberapa pembahasan tentang keamanan siber akan disampaikan di forum menghadirkan para pakar di industri keamanan.

Dan yang terakhir ialah industri kreatif, detailnya termasuk pengembangan aplikasi, animasi hingga seni rupa. Diharapkan forum ini dapat mencetuskan ide kerja sama untuk memaksimalkan penetrasi sektor kreatif dengan terbukanya pasar baru melalui hubungan bilateral yang telah dijalin.

Untuk informasi lebih lanjut seputar acara ini, kunjungi laman resminya melalui tautan berikut ini: http://indonesia.embassy.gov.au/jakt/iadf2018.html


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Indonesia – Australia Digital Forum