Integrasi TIZEN dengan Aplikasi yang Solutif untuk Beragam Sektor

The OS of Everything”. Rasanya, Samsung sebagai pengembang benar-benar mengimplementasikan kalimat yang merupakan tagline dari Tizen tersebut. Secara popularitas, Tizen mungkin masih belum sebesar pendahulunya, yakni Android. Tapi, bila menilik kapabilitas sistem operasi, Tizen layak menyabet gelar “The OS of Everything”, yang dapat diimplementasikan smartphone, kamera, TV, mobil, tablet, perangkat smart home, dan perangkat Internet of Things lainnya.

Serupa Android dengan Android Studio-nya, Tizen memiliki Tizen SDK yang merupakan satu paket tools untuk mengembangkan native apps dan web (terdiri dari sebuah IDE, emulator, kode sampel, dan dokumentasi).

Bukan hanya dari platform-nya saja, elaborasi “The OS of Everything” dari Tizen juga dapat dilihat dari solusi yang ditawarkan. Sebagai sistem operasi, Tizen secara optimal dapat diintegrasikan dengan aplikasi di beberapa sektor; di antaranya sektor perbankan, urban planning, properti, dan public service.

Perbankan

Seiring pertumbuhan industrinya, bidang perbankan menghadapi berbagai macam tantangan. Solusi dari tantangan-tantangan berikut antara lain seperti:

  • Membantu masyarakat yang masih unbankable menjadi bankable. Solusinya dengan penyediaan platform keuangan bagi nasabah UMKM sekaligus sebagai sumber informasi bank untuk CRS.
  • Memfasilitasi nasabah dalam antrean bank. Solusinya dengan aplikasi antrean di banking hall.
  • Memudahkan nasabah dalam bertransaksi dan memperoleh informasi. Solusinya dengan menghadirkan Virtual Assistant for Digital Customer.
  • Memudahkan nasabah dalam melakukan pembayaran untuk parkir. Solusinya adalah dengan mengembangkan aplikasi Smart Parking.
  • Memfasilitasi pengelolaan dana pendidikan bagi nasabah. Solusinya yakni dengan pengembangan aplikasi School Report untuk perbankan.

Urban Planning

Ibu kota provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk yang secara kuantitas terhitung besar. Perlu pengelolaan berkelanjutan terkait hal tersebut, terlebih ketika konsep smart city mulai diadopsi di kota-kota tersebut seperti Jakarta. Para developer dapat mengembangkan solusi seperti di bawah ini.

  • Sistem yang dapat mendeteksi dan memberikan notifikasi mengenai kondisi CCTV yang tersebar di sebuah kota.
  • Sistem penjadwalan pekerjaan untuk menindaklanjuti keluhan warga yang masuk. Nantinya, aplikasi yang dikembangkan akan ditujukan bagi lurah-lurah yang ada di sebuah kota, agar dapat membantu pemantauan sumber daya serta tindak lanjut keluhan warga yang dilakukan.
  • Sistem monitoring bibit, yang membantu pemantauan dari mulai pengadaan, distribusi bahkan saat kebun bibit mulai memproduksi bibit baru. Tujuan dari sistem ini ialah agar warga yang membutuhkan bibit dapat melihat stok yang tersedia sebelum melakukan permintaan ke Dinas Kehutanan.
  • Aplikasi untuk memetakan posisi moda transportasi, yang dapat memantau penyebaran dan keberadaan dari transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah.
  • Aplikasi Museum Virtual, untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengakses konten-konten yang disediakan di museum dengan lebih mudah dan interaktif.

Properti

Kondisi pasar properti di Indonesia tengah mengalami tantangan. Faktor harga menjadi kendala besar bagi konsumen, dan di sisi lain penataan fasilitas sejatinya dapat menyeimbangkan kendala dari masyarakat tersebut. Para pengembang aplikasi dapat turut serta membantu meningkatkan kualitas fasilitas tersebut dengan solusi-solusi seperti di bawah ini.

  • Aplikasi untuk membantu masyarakat yang commuting menuju kawasan pengembang properti untuk berkegiatan sehari-hari. Fitur-fitur yang diharapkan adalah:
    • Perhitungan estimasi kedatangan shuttle bus
    • Posisi shuttle bus
    • Titik-titik halte shuttle bus terdekat
    • Live feed didalam shuttle bus (melihat kepadatan penumpang bus)
  • Augmented Reality Game yang dapat dimainkan oleh warga untuk lebih mengenal dan mengetahui lingkungan sekitar sebuah kawasan properti.
  • Aplikasi GearVR untuk membantu marketing dari pengembang properti dalam memasarkan properti-properti yang dimiliki, salah satu fiturnya adalah dengan showcase unit apartemen dan rumah melalui GearVR Samsung, dengan fitur desain rumah yang dapat diganti-ganti sesuai dengan pilihan dekorasi interior yang tersedia (Minimalis, Kontemporer, Ekletik dan lain-lain).

Public Service

Sektor jasa publik terlihat mengalami peningkatan, khususnya dalam sektor penerbangan. Peningkatan yang terlihat jelas adalah pada lalu lintas dari pengguna jasa penerbangan. Hal ini perlu dikelola dengan baik dengan solusi-solusi seperti di bawah ini.

  • Sistem untuk membantu interaksi dengan pengunjung-pengunjung bandara dari sebelum mereka sampai di terminal sampai dengan waktu keberangkatan.
  • Pengembangan aplikasi Indonesia Airports. Untuk yang membawa mobil sendiri ke bandara, penumpang sudah bisa booking slot untuk parkir inap. Sedangkan bagi yang menggunakan transportasi umum, informasi jadwal tersebut juga dapat diakses melalui aplikasi tersebut.
  • Mengembangkan sistem yang informatif untuk meningkatkan awareness pengguna jasa penerbangan terkait fasilitas-fasilitas yang tersedia di bandara.
  • Pengembangan channel untuk berinteraksi langsung dengan para penumpang dan memberi informasi relevan dalam real-time sebelum keberangkatan. Ke depannya akan dihadirkan juga fitur e-payment dan e-check-in untuk mempermudahkan passenger journey.
  • Pengembangan fasilitas seperti jasa pengantar makanan dan barang agar penumpang bisa memesan sesuatu yang dapat diantar ke tempat dia berada.
  • Sistem untuk mengoptimalisasi waktu transit penumpang yang terbatas dan meningkatkan passenger experience sesuai dengan keinginan penumpang.
  • Sistem untuk meningkatkan penngalaman penumpang dalam proses keluar bandara termasuk imigrasi, bea cukai, pengambilan bagasi, mencari transportasi ke hotel, dll.

Solusi-solusi tersebut adalah solusi yang diharapkan dapat dihadirkan oleh tim developer. Untuk pendaftaran industry challenge di Indonesia Next Apps 4.0, para IT developer dapat mengakses www.indonesianextapps.com.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next Apps 4.0.

Validasi dan Matangkan Konsep Aplikasi INA dalam Dev Code Jam

Setelah melaksanakan workshop di berbagai kota dalam gelaran INA 4.0, Samsung kembali akan menghadirkan rangkaian acara melalui codenight. Rangkaian acara codenight bertujuan untuk memfasilitasi para pengembang dalam mematangkan serta mengembangkan ide aplikasinya dengan basis teknologi Samsung.

Codenight sendiri lebih fokus terhadap bimbingan dan konsultasi teknis kepada para peserta yang berpartisipasi dalam INA 4.0 yang akan langsung dilaksanakan oleh tim dari Samsung Research and Development Institute Indonesia (SRIN). Jika para pengembang memiliki kendala dalam melakukan pengembangan aplikasi, maka codenight adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan penjelasan seputar Tizen OS dan Samsung SDK serta mendiskusikan secara langsung kepada tim SRIN terkait kesulitan dalam proses pengembangan aplikasi di platform Tizen.

Untuk dapat berpartisipasi dalam codenight ini, para pengembang diharapkan sudah memiliki aplikasi. Sehingga melalui codenight ini, isu-isu dalam pengembangan dapat terselesaikan dan aplikasi menjadi lebih siap untuk diikutsertakan dalam kompetisi INA 4.0.

Berikut adalah jadwal lengkap codenight yang akan diadakan di delapan kota Indonesia.

  • Semarang, 21 Agustus 2017, Hotel Horison
  • Yogyakarta, 22 Agustus 2017, Hotel Saphir
  • Surabaya, 24 Agustus 2017, Gunawangsa Merr
  • Malang, 25 Agustus 2017, Aria Gajayana Hotel
  • Bandung, 28 Agustus 2017, Grand Tjokro Hotel
  • Jakarta, 30 Agustus 2017, Merlyn Park
  • Medan, 7 September, 2017, Garuda Plaza Hotel
  • Makassar, 5 September 2017, Best Western

Jangan sampai kelewatan! Karena melalui codenight INA 4.0 ini, kamu berksempatan mendapatkan tips dan trik seputar Tizen OS dan Samsung SDK. Selain itu, kamu juga berksempatan mendapatkan konsultasi secara langsung kepada tim SRIN terkait kesulitan dalam proses pengembangan aplikai di platform Tizen. Sebagai tambahan, kamu dapat melakukan coding bersama pengembang lain yang langsung dibantu oleh tim dari SRIN.

Daftarkan diri kamu ke codenight INA 4.0 sekarang juga di www.indonesianextapps.com!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next Apps 4.0.

Strategi Pengembangan Aplikasi Multi-Platform

Dalam perkembangan industri teknologi begitu banyak penggunaan perangkat berbasis mobile seperti smartphone, tablet hingga wearable device seperti smartwatch. Tidak boleh kita lupakan bahwa sistem operasi yang menjalankan berbagai perangkat sehingga merupakan aspek penting dari suatu perangkat.

Untuk jajaran nama populer, kita mengenal sistem operasi Android, iOS ataupun Windows Phone. Ternyata tidak hanya ketiga sistem operasi tersebut yang populer dan potensial untuk dikembangkan. Salah satu sistem operasi yang kini sedang “naik daun” adalah sistem operasi Tizen.

Tizen merupakan sistem operasi terbuka (open source) untuk sistem operasi yang berbasis modifikasi kernel Linux dan Runtime WebKit yang dapat berjalan di perangkat smartphone, wearable, ataupun compliance device.

Pengembangan Aplikasi Tizen

Pengembangan aplikasi Tizen menawarkan beberapa target platform peralatan yang cukup banyak. Tizen menawarkan dua opsi pengembangan, yaitu melalui native application dan web application.

Dalam pengembangan secara native, Tizen menerapkan bahasa pemrograman C/C++ sehingga memungkinkan sebuah aplikasi memiliki performa yang handal karena berkomunikasi langsung dalam lingkaran sistem operasi. Sedangkan bagi para pengembang web, opsi web application dapat dipilih karena Tizen memiliki salah satu keunggulan yakni memiliki dukungan browser HTML5 terbaik di kelasnya. Seperti diketahui HTML5 juga didukung oleh mobile platform lain seperti Android, iOS, Windows Phone, Blackberry OS, dan FireOS.

Cakupan Tizen sangat luas karena developer dapat membuat aplikasi yang terkoneksi antara semua smart devices seperti wearables, consumer electronics (TV, gaming consoles, DVRs dan lain-lain), mobile, dan IoT appliances.

Sistem operasi Tizen kini telah memasuki generasi keempat yang terus mengalami perubahan. Perubahan yang paling terasa dari Tizen 4.0 ini adalah optimisasi yang akan memberikan kemudahan bagi para pegembang IoT dalam pembuatan aplikasi dengan cepat, sehingga tidak lagi terbatas pada ranah smartphone dan televisi. Tizen 4.0 telah diperluas menjadi Tizen RT (Real-Time) untuk melibatkan produk kelas atas seperti televisi dan perangkat mobile serta produk-produk low-end seperti thermostat, timbangan, bola lampu dan sebagainya.

Tizen juga melakukan kolaborasi dengan Microsoft sehingga pengembang kini bisa lebih mudah mengembangkan aplikasi Tizen dengan bahasa pemrograman yang populer. Secara khusus, framework Microsoft .NET dan Xamarin UI telah diperkenalkan Tizen sehingga aplikasi berbasis bahasa C# dapat dikembangkan di lingkungan Visual Studio untuk meningkatkan produktivitas.

Sistem Operasi Terbuka dan Multi-Platform Devices

Tizen merupakan sebuah sistem operasi yang open source, artinya bahwa user atau pengguna bisa mendapatkan source code OS Tizen untuk dikembangkan secara personal oleh pemiliki smartphone atau device lainnya. Secara tidak langsung, Tizen memberikan kesempatan developer untuk berkreasi dalam membuat aplikasi pada OS Tizen dan secara terbuka agar banyak aplikasi-aplikasi kreatif dan inovatif yang hadir di OS Tizen.

Sistem operasi Tizen ini memberikan kesempatan kepada para developer untuk mempelajari lebih lanjut cara pengembangan perangkat lunak pada OS ini. Besarnya keberadaan pengguna device dan elektronik dengan brand Samsung menjadi pasar yang menjanjikan bagi para developer untuk berusaha mempelajari Tizen lebih dalam.

Tizen yang didesain sebagai sistem operasi yang dapat mendukung banyak device seperti smartphone, In-Vehicle Infotainment, serta beberapa produk elektronik Samsung. Pengembangan aplikasi pada OS Tizen merupakan langkah efektif bagi para developer karena satu aplikasi dapat diterapkan pada banyak platform berbeda. Tren yang terjadi saat ini mengarah pada konsep IoT (Internet of Things) yang akan menyambungkan beberapa device untuk dikontrol oleh satu device.

Menyadari potensi besar dalam pengembangan aplikasi berbasi Tizen tersebut, Samsung mengadakan kompetisi pengembangan aplikasi dan game untuk platform Tizen di Indonesia sekaligus mendorong dan mengajak para developer untuk menghadirkan inovasi-inovasi aplikasi berbasis Tizen.

Berkaca pada keberhasilan Indonesia Next App 3.0 (INA 3.0) pada tahun 2016 lalu, Samsung memberikan tantangan kepada para pengembang IT serta startup lokal untuk menciptakan inovasi berbasis Tizen seperti smartphone, wearable device dan virtual reality device. Dari INA 3.0 terkumpul 196 aplikasi untuk Tizen Smartphone Aps, 53 aplikasi untuk wearable/gear apps dan 33 aplikasi untuk gear VR content.

Jumlah aplikasi yang masuk pada INA 3.0 tersebut menunjukkan besarnya minat dan antusias para pengembang maupun startup lokal dalam menciptakan aplikasi berbasis Tizen tersebut. Oleh karena itu, di tahun 2017 ini, Samsung akan kembali mengadakan Indonesia Next App seri keempat, INA 4.0, yang kembali menantang para pengembang IT dan startup lokal untuk melakukan inovasi berbasi Tizen. Bedanya, pada gelaran kali ini, INA 4.0 terdiri dari empat kategori yaitu smartphone, wearable device, virtual reality device, dan Samsung SDK.

Diharapkan melalui gelaran INA 4.0 akan kembali lahir inovasi-inovasi baru yang berbasis Tizen. Hadirnya Tizen 4.0 akan semakin mempermudah para pengembang IT dalam pembuatan aplikasi, apalagi dalam ranah IoT (Internet of Things) yang merupakan salah satu misi dari Samsung.

Menjadi sebuah kesempatan emas bagi para inovator lokal khususnya untuk memulai membangun ekosistem aplikasi dalam platform yang sedang bertumbuh ini. Kemampuan multi-platform yang ditawarkan dalam pengembangan juga akan memudahkan pengembang melakukan adaptasi secara lebih cepat dengan ketersediaan perangkat pengembangan yang juga sangat beragam.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian rangkaian kegiatan Indonesia Next App 4.0.

Menilik Kembali Pergerakan Inovasi Aplikasi di OS Multi-Fungsi Tizen

Agaknya kita masih ingat bahwa setahun silam Tizen merupakan sistem operasi yang masih hijau namun mumpuni di beragam device bertitel “smart” (seperti salah duanya ialah smartphone dan smart TV).

Samsung, selaku pemrakarsa dari lahirnya Tizen sekaligus menjadi pemimpin di pasar mobile devices, melakukan beragam upaya terus meningkatkan kualitas sistem operasi berbasis Linux kernel dan GNU C Library ini; baik dari sudut pandang ekosistem maupun teknologinya.

Menapak Tilas Ekosistem Tizen di Indonesia

Tarik mundur satu tahun, kelahiran ekosistem Tizen Tanah Air dipicu oleh kehadiran Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) yang diselenggarakan tahun 2016 silam. Kala itu, Samsung menantang para IT developer dan startup lokal untuk mengembangkan teknologi dengan basis perangkat mobile ber-platform Tizen (smartphone, wearable device, dan virtual reality device) di seri ketiga gelarannya tersebut.

Pasca melalui developer meetup dan workshop di lima kota (Bogor, Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya, dan Yogyakarta) serta hackathon “Tizen Dev Code Night”, Samsung kemudian telah mendapatkan juara dari setiap kategori yang dilombakan; kategori Tizen Apps dimenangkan oleh Niji Game Studio, kategori VR diraih oleh Mojiken, dan kategori Wearable dimenangkan oleh Rizal Saputra.

Sejalan dengan pertumbuhan pengembang aplikasi Tizen, Samsung kemudian melakukan usaha agar pengguna dan pengembang Tizen bisa sama-sama terfasilitasi.

Maka, lahirlah program Tizen Incentive. Di program ini para Tizen Apps developer bisa berlomba-lomba unjuk gigi meraih total hadiah hingga sekitar 119 miliar rupiah, dan di sisi lain para pengguna dimanjakan dengan berbagai macam pilihan aplikasi berkualitas dari pengembang lokal di Tizen Store.

Kelahiran generasi keempat dari teknologi Tizen

Saat diperkenalkan ke Indonesia, Tizen 3.0 bisa dijajal dalam versi beta dengan keunggulan yang bisa diadu dengan sistem operasi Android. Sistem operasi ini mampu bekerja di berbagai perangkat ARM 64-bit dan x86 terbaru, dengan platform grafis kelas atas hingga resolusi 4k.

Samsung tentu sadar bahwa inovasi adalah salah satu motor penggerak roda ekosistem Tizen. Demi mendukung experience pengguna dan pertumbuhan daya cipta pengembang, Samsung secara resmi mengumumkan generasi keempat, Tizen 4.0.

Yang paling ketara sejak awal dari Tizen 4.0 adalah dukungannya yang mencakup lebih banyak perangkat. Tizen 4.0 tak lagi terbatas di wilayah smartphone dan televisi, namun juga sudah mulai masuk ke ranah Internet of Things, yang sejak awal memang menjadi salah satu sasaran Samsung.

Tizen 4.0 kini tak hanya membawa versi asli berbasis Linux, namun diperluas ke Tizen Real Time untuk diaplikasikan ke perangkat-perangkat dengan spesifikasi rendah seperti smart lamp dan termostat.

Dalam pembaruannya ini, Samsung menggandeng Microsoft untuk menawarkan alat pengembang dan bahasa yang digunakan untuk membuat aplikasi Tizen. Sehingga, pengembang dapat memanfaatkan framework Xamarin UI dan Microsoft.NET melalui bahasa program C#.

Kelihatannya, dengan “akurnya” hubungan antara platform, pengguna dan pengembang, ekosistem Tizen memang bertumbuh sehat dalam industri TI Tanah Air. Belum lagi dengan hadirnya pembaruan dalam sistem operasi Tizen, kesempatan para developer untuk bergandeng tangan dan ikut serta berinovasi di platform ini semakin terbuka lebar.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next App 4.0.

Mengembangkan Aplikasi Tepat Guna untuk Menjangkau Kebutuhan Sehari-hari

Menarik rasanya jika membahas mengenai Samsung. Apalagi Samsung merupakan salah satu perusahaan dengan penjualan perangkat Android terbesar di dunia. Tidaklah mengherankan jika Samsung begitu diidentikkan dengan Android. Samsung pantas berbangga hati karena memiliki basis pengguna yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan produsen smartphone lainnya. Bahkan secara hardware, Samsung memang juaranya. Lantas bagaimana dengan urusan software?

Android merupakan salah satu sistem operasi terbaik di dunia, tetapi sistem operasi tersebut dikembangkan oleh Google. Mengingat Samsung melalui setiap perangkat Samsung Galaxy-nya menggunakan sistem operasi besutan Google tersebut, Samsung begitu tergantung terhadap aturan yang ditetapkan Google.

Untuk mengurangi ketergantungan pada Android dan Google, Samsung bersama Intel dan Linux Foundation mengembangkan sistem operasi sendiri yang diberi nama Tizen. Meskipun terbilang baru, Tizen telah dikembangkan sejak 2012 lalu dan diprediksi akan mampu menjadi pesaing iOS maupun Android.

Potensi pengembangan aplikasi berbasis Tizen

Dengan slogan “The OS of Everything”, Tizen sejak awal dikembangkan memiliki tujuan untuk dapat digunakan di berbagai jenis perangkat, bukan hanya smartphone. Malah perangkat Tizen yang dirilis pertama kali adalah kamera Samsung. Selain smartphone dan kamera, Tizen juga dapat digunakan untuk TV, tablet, perangkat smarthome, dan perangkat IoT (Internet of Things) lainnya.

Ketika pertama kali diluncurkan pada 2012 lalu, Tizen 1.0 merupakan suatu proyek open source. Sejak saat itu, Tizen terus melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan sistem operasi Tizen tersebut baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, Tizen akan terus memperbaiki sistem operasinya agar lebih mudah digunakan oleh para pengembang dalam membuat aplikasi. Sedangkan dari sisi eksternal, Tizen memerlukan bantuan para pengembang dan penggiat di bidang teknologi informasi untuk bersama-sama melakukan inovasi dalam menciptakan aplikasi berbasis Tizen sehingga akan tercipta ekosistem Tizen itu sendiri.

Di Indonesia, kelahiran ekosistem Tizen dipicu dengan adanya Indonesia Next App 3.0 (INA 3.0) pada tahun 2016 lalu dan diinisiasi oleh Samsung. Dalam penyelenggaraan INA 3.0, Samsung memberikan tantangan kepada para pengembang IT serta startup lokal untuk menciptakan inovasi berbasis Tizen seperti smartphone, wearable device dan virtual reality device. Dari INA 3.0 terkumpul 196 aplikasi untuk Tizen Smartphone Apps, 53 aplikasi untuk wearable/gear apps, dan 33 aplikasi untuk gear VR content.

Jumlah aplikasi yang masuk pada INA 3.0 tersebut menunjukkan besarnya minat dan antusias para pengembang maupun startup lokal dalam menciptakan aplikasi berbasis Tizen. Di tahun 2017 ini, Samsung akan kembali mengadakan Indonesia Next App seri keempat, INA 4.0, yang kembali menantang para pengembang IT dan startup lokal untuk melakukan inovasi berbasi Tizen. Pada gelaran kali ini, INA 4.0 terdiri dari lima kategori, yaitu smartphone, wearable device, virtual reality device, Samsung Dex, dan Samsung SDK.

Diharapkan melalui gelaran INA 4.0 akan kembali lahir inovasi-inovasi baru yang berbasis Tizen. Sistem operasi Tizen juga telah mengalami perkembangan dan mengeluarkan generasi keempatnya, yaitu Tizen 4.0. Hadirnya Tizen 4.0 akan semakin mempermudah para pengembang IT dalam pembuatan aplikasi, apalagi dalam ranah IoT (Internet of Things) yang merupakan salah satu misi dari Samsung.

Menjadi sebuah kesempatan emas bagi para inovator lokal, khususnya untuk memulai membangun ekosistem aplikasi dalam platform yang sedang bertumbuh ini. Terlebih kemampuan multi-platform yang ditawarkan dalam pengembangan juga akan memudahkan pengembang melakukan adaptasi secara lebih cepat dan ketersediaan perangkat pengembangan yang juga sangat beragam.

Integrasi dengan Pihak Ketiga

Perubahan yang paling terasa dari Tizen 4.0 ini adalah optimasi yang akan memberikan kemudahan bagi para pengembang IoT dalam pembuatan aplikasi dengan cepat, sehingga tidak lagi terbatas pada ranah smartphone dan televisi. Selain itu, Tizen 4.0 telah diperluas menjadi Tizen RT (Real Time) untuk melibatkan produk kelas atas seperti televisi dan perangkat mobile serta produk-produk low-end seperti thermostat, timbangan, bola lampu, dan sebagainya.

Tizen juga melakukan kolaborasi dengan Microsoft sehingga pengembang kini bisa lebih mudah mengembangkan aplikasi Tizen dengan bahasa pemrograman yang populer. Secara khusus, framework Microsoft .NET dan Xamarin UI telah diperkenalkan Tizen sehingga aplikasi berbasis bahasa C# dapat dikembangkan di lingkungan Visual Studio untuk meningkatkan produktivitas.

Dalam rangka untuk memperluas ekosistem perangkat IoT berbasis Tizen, Samsung berencana melakukan kerja sama dengan pembuat chip, seperti Samsung ARTIK dan Broadlink di Tiongkok, manufaktur perangkat smarthome Commax di Korea, dan Glympse yang merupakan penyedia layanan berbasis lokasi di Amerika Serikat.

Dari sini visi besar Tizen sudah semakin terlihat. Sistem operasi yang dirilis pada tahun 2012 ini ingin mengakomodir kebutuhan komputasi secara menyeluruh, dari perangkat besar, perangkat kecil hingga perangkat bergerak. Dengan sistem operasi yang seragam, sebuah integrasi akan berkembang secara lebih cepat. Begitupun dari sisi pengembang yang akan dimudahkan dalam pengembangan aplikasi yang terintegrasi untuk berbagai macam perangkat.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian rangkaian kegiatan Indonesia Next App 4.0

Mengenal Tizen dan Potensi Pengembangannya

Debut sistem operasi Tizen terbukti cukup efisien jika melihat hasil capaiannya pada tahun lalu. Dalam sebuah riset pasar, sistem operasi yang diprakarsai Samsung tersebut berhasil menggeser BlackBerry OS dari posisi 4 besar sistem operasi ponsel. Tizen merupakan open source project untuk sistem operasi yang berbasis modifikasi Kernel Linux dan Runtime WebKit. Tizen dapat berjalan di perangkat smartphone, wearable ataupun compliance devices.

Kepercayaan diri Samsung terhadap Tizen juga telah dicurahkan pada peluncuran smartphone seri Z1 dan Z3 di India tahun lalu. Beberapa produk berbasis smart TV, wearable dan bahkan Internet of Things juga masih terus diinisiasi dengan penyempurnaan platform Tizen. Dari sisi pengembangan pun Tizen Development menawarkan beberapa target platform peralatan yang cukup beragam. Secara teknis terdapat tiga opsi pengembangan, yakni Native Application, Web Application dan Hybrid (Native+Web).

Dengan bahasa pemrograman C/C++, pengembangan aplikasi Tizen dapat diterapkan secara Native, sehingga memungkinkan sebuah aplikasi memiliki performa yang handal karena berkomunikasi langsung dalam lingkaran sistem operasi. Sedangkan bagi para pengembang web, opsi Web Application dapat dipilih, karena Tizen memiliki salah satu keunggulan yakni memiliki dukungan browser HTML5 terbaik di kelasnya. Seperti diketahui HTML5 juga didukung oleh platform mobile lain seperti Android, iOS, Windows Phone, BlackberryOS dan FireOS.

Menjadi kabar yang cukup menyejukkan juga bagi pengembang aplikasi dan game yang biasa menggunakan platfrom HTML5, karena kemampuan port web app to Tizen juga menjadi prioritas inovasi yang diberikan.

Saat ini para pengembang juga sudah sangat dipermudah dengan hadirnya Tizen SDK (Software Development Kit) yang dapat diunduh secara gratis dan tersedia di berbagai platform sistem operasi komputer, mulai dari Microsoft Windows, OS X dan Linux Ubuntu. SDK ini telah dilengkapi dengan sekumpulan kemampuan yang terintegrasi untuk pengembangan aplikasi berplatform Tizen.

Menilik kecakapan pangsa pasar aplikasi di sistem operasi Tizen

Kehadiran sistem operasi yang masih baru ini tentu membawakan banyak potensi dari sisi inovasi. Masih teringat betul dalam benak, tatkala para pengembang memulai concern mengembangkan aplikasi Android, di kala saat itu BlackBerry OS dan Symbian masih terlihat sangat mendominasi di pasar. Faktanya teknologi adalah suatu hal yang dinamis, kesuksesannya sangat ditopang bagaimana industri yang merangkulnya dapat mengalirkan strategi penumbuhan pangsa pasar.

Smartphone merupakan handset terpopuler yang terjual di Indonesia per tahun 2015. Memiliki brand yang cukup kuat, Samsung berhasil mendominasi pangsa pasar untuk smartphone di berbagai kelas, baik untuk perangkat low-end and high-end.

Sudah tidak diragukan lagi strategi Samsung sebagai inovator pengembang handset mobile untuk menjamah berbagai kalangan. Terlebih Tizen oleh Samsung tengah banyak diaplikasikan untuk ponsel low-end (dengan spesifikasi minimum) untuk merangkul lebih banyak pengguna.

Apalagi Samsung juga masih terus berupaya untuk membesarkan Tizen di berbagai perangkat lain non-smartphone, artinya sebuah lingkungan terintegrasi akan segera hadir. Bisa jadi akan membawakan sebuah tren baru (lagi) di era digital-native ini.

Menjadi sebuah kesempatan emas bagi inovator lokal khususnya untuk memulai membangun ekosistem aplikasi dalam platform yang sedang terus bertumbuh ini. Terlebih kemampuan multi-platform yang ditawarkan dalam pengembangan juga akan memudahkan pengembang melakukan adaptasi secara lebih cepat, dengan ketersediaan perangkat pengembangan yang juga sudah sangat beragam.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.

Goers is The Winner of Indonesia Next Apps 2.0

Goers successfully becomes the winner after eliminating the other 9 finalists at Indonesia Next App 2.0 (30/9), with Modegi being crowned as the event’s runner-up. Both winners are awarded with cash and marketing kit access which may effectively increase their brand awareness. Continue reading Goers is The Winner of Indonesia Next Apps 2.0

Sepuluh Aplikasi Indonesia Next App 2.0 Terbaik Yang Maju Ke Tahap Berikutnya

Indonesia Next App 2.0 memasuki babak akhir dengan menetapkan sepuluh finalis / Shutterstock

Ajang kompetisi kreasi aplikasi mobile Indonesia Next App 2.0 yang diselenggarakan Samsung bekerja sama dengan Telkomsel dan DailySocial kini memasuki tahap selanjutnya. Sempat memperpanjang waktu deadline untuk pendaftaran aplikasi, kini tim juri berhasil menentukan sepuluh aplikasi terbaik yang datang dari tangan kreatif anak bangsa.

Continue reading Sepuluh Aplikasi Indonesia Next App 2.0 Terbaik Yang Maju Ke Tahap Berikutnya

10 Finalists of Indonesia Next App 2.0

Indonesia Next App 2.0 enters final phase / Shutterstock

The best app search held by Samsung, in partnership with Telkomsel and DailySocial, Indonesia Next App 2.0 is entering the next phase. After previously extending the due date of submission, the panel of judges finally complete the judgement phase to announce ten best apps.

Continue reading 10 Finalists of Indonesia Next App 2.0

Validate Your Idea via Indonesia’s Best App Competition

Realizing your bright idea at Indonesia Next App 2.0 / Shutterstock

Idea can be one of the crucial runway for the building of an application and startup. Based on ideas, continuous innovation can bring creative solution for our daily lives. But the question remains: how big is your idea that can be reliable solution for a problem faced by society?

Continue reading Validate Your Idea via Indonesia’s Best App Competition