Antusiasme Reviewer Terhadap Call of Duty: Infinite Warfare Tak Setinggi Harapan Activision

Minggu lalu, persaingan antara game Call of Duty baru dengan dua permainan shooter andalan EA akhirnya dimulai. Sayang sekali perilisan Infinite Warfare diwarnai masalah. Mereka yang membeli game di Windows Store tak bisa bermain bersama gamer di Steam, memicu penurunan tajam angka pemain. Padahal, penjualan Infinite Warfare sendiri jauh lebih sedikit dari Black Ops 3.

Terlepas dari bundel eksklusif versi remaster Modern Warfare, ada kemungkinan gamer merasa lelah pada formula game yang begitu-begitu saja meski kali ini Infinity Ward mengangkat tema sci-fi di judul terbarunya. Rata-rata para reviewer tampaknya mempunyai opini serupa, menunjukkan kurangnya rasa antusias dalam ulasan-ulasan mereka.

Gamesbeat adalah salah satu media yang memberikan penilaian tinggi, 93. Reviewer Dean Takahashi mengapresiasi kombinasi gameplay tradisional Call of Duty di latar belakang baru sehingga fans tidak merasa bosan. Menurutnya, hal ini ialah efek positif dari kegagalan Call of Duty: Ghosts, memaksa Infinity Ward mengambil langkah beresiko untuk mengubah penyajian game. Ceritanya lebih baik, dan ada banyak momen-momen mengesankan.

Infinite Warfare mendapatkan skor empat dari lima bintang dari GamesRadar. Leon Hurley berpendapat, kesan Call of Duty tidak bisa dihilangkan dari game, tapi jalan cerita Infinite Warfare terasa lebih berbobot dari permainan sebelumnya, lalu setting dunia sci-fi-nya masuk akal. GamesRadar turut memuji struktur misi permainan yang terbuka, dan berkat adegan-adegan pertempuran dengan pesawat Jackal, gameplay jadi lebih bervariasi.

Bagi Destructoid, Infinite Warfare masih lebih baik dari Ghosts. Kehadiran mode zombie di sana memperkaya konten, kemudian multiplayer-nya tidak mengecewakan meski momentumnya telah disusul oleh Titanfall. Namun jika mengharapkan sesuatu yang baru atau pengalaman campaign yang lebih lama, Destructoid menyarankan Anda buat berpaling dari Infinite Warfare. Tentu saja, kehadiran versi remaster Modern Warfare menambah nilai jualnya.

Giant Bomb sangat menyukai campaign Infinite Warfare, menyebutnya sebagai mode singleplayer Call of Duty terbaik berisi pertempuran yang sangat keren. Sayangnya, sisa konten permainan tidak memuaskan, dan kekurangan itu tidak bisa ditutupi oleh kehadiran Modern Warfare. Giant Bomb mempertanyakan praktek bundel remaster Modern Warfare bersama Infinite Warfare, dan berharap Activision berkenan menjualnya secara terpisah. Mereka hanya menyodorkan nilai 6.

PC Gamer  merupakan salah satu media yang memberikan nilai paling rendah: 48 dari 100. Infinite Warfare tampil cantik, namun game ini minim improvisasi dan populasi multiplayer-nya di platform PC terus menurun. Konten bonus seperti mode zombie serta remaster Modern Warfare malah lebih baik dari ‘atraksi utama’, tapi penawaran itu tetap tidak menarik saat Activision mematok harga US$ 70. Reviewer Tyler Wilde bilang, ia jauh lebih menikmati Titanfall 2.

Di situs agregat review OpenCritic, Call of Duty: Infinite Warfare hanya berhasil mendapatkan skor sementara 76.

Activision Umumkan Call of Duty: Infinite Warfare, Siapkan Pula Remake Modern Warfare

Bocoran mengenai game Call of Duty terbaru – menyebutkan judul serta kapan Activision menyingkapnya – terbukti tepat. Tapi selain pelanjut permainan shooter populer itu, ternyata publisher juga sudah mempersiapkan kejutan buat para fans. Di tahun ini juga, Activision akan merilis veri remaster dari salah satu judul CoD terbaik yang pernah dilepas di platform last-gen.

Call of Duty: Infinite Warfare

Pengumuman Call of Duty: Infinite Warfare dilakukan lewat publikasi reveal trailer di YouTube. Kotennya mungkin sudah bisa Anda tebak: potongan-potongan adegan sinematik, cutscene dalam perspektif orang pertama, baku tembak, ledakan dan lebih banyak ledakan di sana-sini. Meski tampaknya permainan kembali menyajikan formula ‘perang berskala besar’ yang sama, developer menjanjikan sejumlah inovasi serta kehadiran mode Zombie.

Sejak Advanced Warfare, Call of Duty mulai terang-terangan mengusung tema fiksi ilmiah, dan arahan tersebut tampaknya turut memengaruhi seri Black Ops. Di Infinite Warfare, developer Infinity Ward menggiring Anda jauh ke masa depan. Aksi baku tembak turut dibawa ke luar atmosfer planet. Pertempuran udara dan luar angkasa akan menjadi aspek penting mode campaign.

Call of Duty Infinite Warfare 01
Infinite Warfare membawa Anda jauh ke masa depan.

Infinite Warfare mengambil latar belakang cerita futuristis. Di masa itu, negara-negara di dunia telah bersatu mendirikan United Nations Space Alliance untuk mulai mengkolonisasi ruang angkasa. Dan di jagat Call of Duty, kedamaian tidak dapat bertahan lama. Sebuah faksi yang menamakan dirinya Settlement Defense Front menyatakan perang pada UNSA, dan segera melakukan serangan tiba-tiba. Anda bermain sebagai komandan kapal UNSA Retribution Kapten Reyes, ditugaskan buat menghentikan SDF.

Permainan rencananya akan dirilis tanggal 4 November 2016 di PC, Xbox One dan PlayStation. Tersedia pilihan edisi standar, Legacy Edition dan Digital Legacy Edition (masing-masing US$ 80), Digital Deluxe Edition (US$ 100), serta Legacy Pro Edition (US$ 120).

Call of Duty Infinite Warfare 02
Pertempuran di udara dan angkasa menjadi elemen penting di game.

Call of Duty: Modern Warfare Remaster

Kejutan terbesar dari pengungkapan Infinite Warefare adalah pengumuman versi remake Call of Duty: Modern Warfare. Sayang sekali, ia tidak dijual terpisah. Permainan dibundel bersama Infinite Warfare edisi Legacy. Modern Warfare Remaster dikerjakan oleh tim Raven Software, menyuguhkan campaign orisinil serta upgrade pada grafis. Namun untuk multiplayer-nya sendiri, cuma ada 10 map, separuh dari Modern Warfare versi lawas.

Via Gamespot. Sumber: CallofDuty.com.