Menerapkan “End-to-End Analytics” untuk Akuisisi Pelanggan

Salah satu tantangan bisnis yang kerap dihadapi oleh brand adalah mempertahankan pelanggan. Setelah proses akuisisi dilakukan, return visit hingga high value transaction menjadi fokus kegiatan pemasaran yang wajib dicermati. Business Director, Analytics & CRM iProspect Valuklik Dessy Amirudin mengupas tentang “end-to-end analytics” dan potensinya mendorong pertumbuhan pelanggan dalam sesi #SelasaStartup DailySocial.

Menggabungkan data online dan offline

Banyak cara untuk mengakuisisi pelanggan baru, namun masih belum banyak yang sukses mempertahankan pelanggan untuk kembali membeli produk. Dengan menerapkan end-to-end analytics semua bisa dilihat dengan jelas, misalnya seperti apa behaviour terhadap perusahaan. Sehingga bisa dilakukan aksi yang konkret, agar pelanggan bisa menjadi loyal dan engage.

“Kebanyakan brand kehilangan pelanggan karena kurangnya edukasi saat pelanggan baru bergabung atau onboarding. Dari analitik bisa dilihat problem apa yang terjadi sehingga bisa dilakukan aksi yang tepat agar tidak terjadi lagi kehilangan pelanggan,” kata Dessy.

Melalui focus group juga bisa dilakukan rebranding produk memanfaatkan feedback dari responden. Melakukan survei juga bisa dilakukan untuk menemukan masalah lebih awal terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Tantangan terbesar yang kerap dihadapi adalah menggabungkan data yang masuk secara online dan offline menjadi data yang unifying.

Untuk bisa menggabungkan kedua data tersebut, cara paling populer yang dilakukan dengan menerapkan Data Management Platform. Dengan cara ini, data yang masuk secara online, kebanyakan adalah anonymous data, bisa digabungkan dengan data yang bentuknya lebih detail dan kebanyakan berasal dari offline channel.

Dari data tersebut nantinya brand bisa menerapkan framework yang relevan. menyesuaikan kegiatan pemasaran yang bersifat data driven. Framework yang ideal untuk diterapkan adalah, strategi objektif, menciptakan analisis berbasis data, proses menyeleksi pelanggan dan target pelanggan, kampanye marketing, privasi dan metriks.

Menentukan tipe pelanggan

Cara lain yang bisa dilakukan agar bisa mendapatkan pelanggan yang lebih loyal adalah mempelajari lebih mendalam kebiasaan dan jenis masing-masing pelanggan. Proses yang disebut customer equity, dipercaya bisa melakukan kegiatan pemasaran dengan target pasar yang relevan.

Dalam hal ini menurut Dessy, penting untuk bisa mendapatkan pelanggan loyal dengan kategori high value. High value dalam hal ini adalah mereka yang kerap melakukan pembelian secara rutin dengan produk yang premium dan lebih fleksibel terhadap kebijakan dan persyaratan yang berlaku.

Sementara untuk pelanggan low value, kebanyakan hanya membeli barang dengan nilai yang rendah dan kerap mengeluh juga tidak terlalu fleksibel mengikuti persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Tahapan ideal yang dipercaya ampuh untuk dilakukan adalah diawali dengan akuisisi pelanggan, growth atau menambah jumlah pelanggan dan retensi yaitu mempertahankan jumlah pelanggan yang kembali lagi membeli produk atau layanan yang ditawarkan.

“Pada akhirnya perusahaan akan sukses mendapatkan pendapatan jika bisa mengakuisisi pelanggan yang loyal, sehingga retention bisa meningkat jumlahnya dan nilai transaksi bisa bertambah,” kata Dessy.

Valuklik Kini di Bawah Naungan Dentsu Aegis Network, Merger dengan iProspect

Agensi digital Valuklik hari ini mengumumkan telah menandatangani kesepakatan definitif untuk menyatukan operasional mereka dengan Dentsu Aegis Network, perusahaan pemasaran digital dan media global, serta melakukan merger dengan iProspect. Pasca penggabungan, Valuklik akan berganti nama menjadi iProspect Valuklik, konsolidasi kekuatan ini dinilai akan menambah skala signifikan terhadap kapabilitas jaringan kerja, kekuatan teknologi, dan mengukuhkan posisi sebagai market leader dalam pertumbuhan pasar yang tinggi di digital performance marketing.

Brand Valuklik, Pinnacle, sebuah unit khusus untuk analisis dan salah satu mitra penjualan terbesar Google Analytics & solutions partner di Indonesia juga akan bergabung dengan iProspect dan berganti nama menjadi iProspect Pinnacle.

“Bergabung dengan Valuklik akan memungkinkan iProspect untuk memberikan hasil bisnis  transformatif yang sesungguhnya kepada setiap klien di pasar Asia Tenggara yang sangat disruptif. Penggabungan kekuatan ini sangat penting untuk memperkuat posisi kami di Indonesia dan kami telah menemukan mitra terbaik pada diri Cleo, Rahul dan tim mereka,” ujar Joanna Catalano, CEO iProspect Asia Pacific.

Didirikan pada tahun 2012 oleh Cleosent Randing, Valuklik fokus memberikan solusi pemasaran berbasis data driven, large scale enterprise SEO, transformasi digital dan data & analisis. Agensi ini memberikan layanan pemasaran digital di semua digital media channels – search, social media, programmatic media, dan performance content.

“Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat di dunia dan nomor satu penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, sehingga membuat Indonesia menjadi prioritas kami untuk melangkah maju ke depan. Dengan prospek pertumbuhan jangka menengah dan jangka panjang yang sangat baik – terutama dalam digital advertising, kami melaju ke skala yang cukup besar dengan perbedaan yang substansial di pasar ini,” sambut CEO Dentsu Aegis Network Asia Tenggara Dick van Motman.

Motman melanjutkan, “Valuklik membawa serta kemampuan yang kuat dalam kinerja marketing and search, serta skala yang dibutuhkan di mana hal ini sangat penting untuk mempercepat bisnis kami. Konsolidasi kekuatan kami dengan Valuklik memenuhi semua kriteria yang kami harapkan dan sejalan dengan perkembangan yang kami inginkan setelah kami melakukan akuisisi terhadap Dwi Sapta, hal ini membuat kami semakin mantap untuk menawarkan layanan dan manajemen digital performance melalui talenta tim kami di sana.”