Ayoconnect Kantongi Pendanaan Seri B Senilai 215 Miliar Rupiah

Setelah mengantongi pendanaan pra-seri B senilai $10 juta pada akhir tahun 2021 lalu, ​​Ayoconnect kembali mengumumkan pendanaan untuk putaran seri B mereka. Kali ini nilai investasi yang didapat senilai $15 juta (setara dengan Rp215 miliar). Putaran teranyar ini dipimpin oleh Tiger Global, firma modal ventura yang juga berinvestasi di JD, Microsoft, dan Amazon.

Putaran pendanaan ini juga mendapatkan partisipasi dari perusahaan payment gateway global PayU dan firma manajemen investasi Alto Partners, serta investor individual Jerry Ng (Presiden Komisaris Bank Jago) dan William Hockey (salah satu pendiri perusahaan fintech Plaid).

Selanjutnya Ayoconnect akan menggunakan dana segar dari putaran pendanaan ini untuk mengembangkan inovasi  serta meluncurkan produk-produk baru, di antaranya API Direct Debit. API Direct Debit besutan Ayoconnect memungkinkan perusahaan ritel menghadirkan fitur pembayaran melalui pendebitan otomatis dari rekening pembeli dari enam bank ternama di Indonesia.

Fitur ini diyakini akan semakin meningkatkan kenyamanan pembeli, karena pembeli tidak perlu lagi melakukan transfer manual atau pun memasukkan informasi kartu debit atau kredit saat bertransaksi. Saat ini, Ayoconnect sedang menjalani proses diskusi untuk merangkul lebih banyak institusi finansial ke dalam ekosistemnya.

Dalam rilis yang diterima oleh DailySocial.id, Co-Founder & CEO Ayoconnect Jakob Rost mengungkapkan, pengalaman perusahaannya dalam membangun infrastruktur finansial di Indonesia selama enam tahun telah menjadikannya sebagai platform open finance kokoh dan paling dibutuhkan di Indonesia.

“Ayoconnect ingin membangun ekosistem terlengkap yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan berbagai skala, baik yang sudah berdiri sejak lama hingga calon tech unicorn di masa depan. Kami bangga atas kepercayaan yang telah diberikan oleh investor-investor terbesar di dunia untuk mewujudkan visi kami.”

Pertumbuhan bisnis

Sebagai platform open finance, saat ini Ayoconnect telah memiliki 500 juta API hit setiap tahunnya. Solusi API yang Ayoconnect bangun telah digunakan oleh lebih dari 200 perusahaan, termasuk di antaranya institusi finansial dan perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia.

Kerja sama resmi dijalin dengan bank-bank besar di Indonesia juga memungkinkan Ayoconnect untuk menyediakan layanan data alternatif yang mencakup informasi keuangan pelanggan—baik yang sudah memiliki akses ke layanan perbankan (banked) maupun yang belum (unbanked)—untuk membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih tepat serta menghadirkan layanan keuangan terpersonalisasi bagi pelanggannya.

Ayoconnect didirikan sejak tahun 2016 oleh Jacob bersama dua rekannya Chiragh Kirpalani (Co-Founder dan COO) dan Adi Vora (Co-Founder dan CTO) dengan fokus membangun solusi berbasis API untuk pembayaran tagihan dan produk digital lainnya. Kini perusahaan menyediakan layanan API untuk berbagai kebutuhan, yang mereka sebut sebagai API Full Stack (meliputi: Financial APIs, Bill APIs, Open Finance APIs, dan Insights APIs).

Platform open finance di Indonesia

Potensi yang dapat dihasilkan oleh platform open finance memang sangat besar di tengah pertumbuhan pesan bisnis fintech di Indonesia. Sederhananya, melalui platform open finance memungkinkan berbagai pengembang aplikasi digital untuk menyediakan kapabilitas fintech di dalam layanannya (embedded).

Selain Ayoconnect, saat ini terdapat beberapa pemain lain yang juga menghadirkan solusi open finance, yakni Brick, Brankas, Finantier, dan lain-lain. Brankas sendiri awal tahun ini juga mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai 287 miliar Rupiah yang dipimpin Insignia Ventures. Sementara Finantier telah mendapatkan dukungan dari Y Combinator, East Ventures, dan sejumlah investor lainnya.

Di sisi regulasi, ekosistem open finance juga turut didukung dengan adanya standardisasi Open API yang tahun lalu diresmikan oleh bank Indonesia. Ini menjadi tonggak penting, mengingat para pengembang platform menjajakan solusinya melalui sambungan API kepada para pelanggannya.

Ayoconnect Secures 143 Billion Rupiah Pre Series B Funding

The startup developer of the fintech API platform, Ayoconnect, today (01/9) announced to close a pre-series B funding round of $10 million or equivalent to 143 billion Rupiah. This news also confirms the information we previously received regarding Ayoconnect’s fundraising in early August.

A number of investors participated in this round, including Mandiri Capital Indonesia, Patamar Capital, and angel investors including Ilham Akbar Habibie, Paul Bernard, Jeff Lin, and several others. In addition, there are some previous investors, including BRI Ventures, AC Ventures, Kakaku, and Finch Capital.

The fresh funds will be focused on increasing company’s growth, recruitment, and product development. With this new investment, the company has raised $15 million in total. Furthermore, according to the sources, the estimated valuation of the company has reached around $34 million.

“Ayoconnect is now one of Indonesia’s few companies receiving investment from the two largest banks in Indonesia, Bank Mandiri and Bank BRI. Their presence as investors is a big support in our efforts to build an infrastructure layer that allows interoperability between various Indonesian companies providing financial services, such as financial institutions, fintech, and startups,” Ayoconnect’s Co-Founder & CEO, Jakob Rost said.

Ayoconnect was founded in 2016 by Jacob with his two colleagues Chiragh Kirpalani (Co-Founder and COO) and Adi Vora (Co-Founder and CTO) with a focus on building API-based solutions for bill payments and other digital products. The company currently provides API services for various needs, which they refer to as Full Stack APIs (including: Financial APIs, Bill APIs, Open Finance APIs, and Insights APIs).

To date, Ayoconnect claims to have more than 100 API clients, while connecting more than 1000 companies through its API network.

Fintech’s new era through open finance

Fintech services in the form of APIs are starting to develop, forming an open finance ecosystem for a more accessible financial system. Aside from Ayoconnect, there are several other players in Indonesia that offer similar solutions with a unique focus, from Brick, Brankas, Finantier, and others.

This model allows application developers to insert various financial technology capabilities more efficiently, instead of developing their own which would be time-consuming and expensive, not to mention having to ensure compliance with regulatory standards.

The business potential is getting interesting to observe, especially since Bank Indonesia has launched the national Open API standard. According to BI’s Governor, Perry Warjiyo, the existence of the Payment Open API standardization can create a healthy, competitive and innovative payment system industry, therefore, it can provide payment system services that are efficient, safe, and reliable to the public.

Bank Indonesia’s open API standard plan in Fintech Report 2020 / DSInnovate

With API solutions, these fintechs can reach various groups, ranging from digital companies to banking. The Autobilling API service from Ayoconnect, for example, has been used by Bank Mandiri to boost their credit card performance. Enables customers to make payments for various billing transactions automatically at more than 200 merchants from 8 product categories.

“Ayoconnect’s vision to democratize open finance in Indonesia has convinced us to take a role in this investment. We’ve formed our trust with Ayoconnect from its long experience in building APIs, the ability to collaborate with various leading companies, as well as its continuous efforts to enter the open banking business segment,” Mandiri Capital Indonesia’s CEO, Eddi Danusaputro said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Ayoconnect Umumkan Pendanaan Pra-Seri B Senilai 143 Miliar Rupiah

Startup pengembang platform fintech API, Ayoconnect, hari ini (01/9) mengumumkan telah menutup putaran pendanaan pra-seri B senilai $10 juta atau setara 143 miliar Rupiah. Kabar ini sekaligus mengonfirmasi informasi yang sebelumnya kami dapat, terkait penggalangan dana yang tengah dilakukan Ayoconnect pada awal Agustus kemarin.

Sejumlah investor bergabung dalam putaran ini, termasuk Mandiri Capital Indonesia, Patamar Capital, dan angel investor meliputi Ilham Akbar Habibie, Paul Bernard, Jeff Lin, dan beberapa lainnya. Selain itu turut bergabung juga investor sebelumnya meliputi BRI Ventures, AC Ventures, Kakaku, dan Finch Capital.

Disampaikan dana segar akan difokuskan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, perekrutan, dan pengembangan produk. Dengan investasi baru ini, secara total perusahaan berhasil mengumpulkan $15 juta dalam pendanaan. Lalu, menurut sumber yang kami dapat, estimasi valuasi perusahaan telah mencapai sekitar $34 juta.

“Ayoconnect kini menjadi satu dari sedikit perusahaan di Indonesia yang mendapat investasi dari dua bank terbesar di Indonesia, yaitu Bank Mandiri dan Bank BRI. Kehadiran mereka sebagai investor merupakan sokongan besar dalam upaya kami membangun lapisan infrastruktur yang memungkinkan interoperabilitas antara berbagai perusahaan Indonesia penyedia jasa keuangan, seperti institusi keuangan, fintech, dan startup,” ujar Co-Founder & CEO Ayoconnect Jakob Rost.

Ayoconnect didirikan sejak tahun 2016 oleh Jacob bersama dua rekannya Chiragh Kirpalani (Co-Founder dan COO) dan Adi Vora (Co-Founder dan CTO) dengan fokus membangun solusi berbasis API untuk pembayaran tagihan dan produk digital lainnya. Kini perusahaan menyediakan layanan API untuk berbagai kebutuhan, yang mereka sebut sebagai API Full Stack (meliputi: Financial APIs, Bill APIs, Open Finance APIs, dan Insights APIs).

Saat ini, Ayoconnect mengklaim telah memiliki lebih dari 100 klien API, sekaligus menghubungkan lebih dari 1000 perusahaan lewat jaringan API yang dimiliki.

Era baru fintech melalui open finance

Layanan fintech berbentuk API mulai berkembang dewasa ini, membentuk ekosistem open finance untuk sistem keuangan yang lebih mudah diakses. Selain Ayoconnect, ada beberapa pemain lain di Indonesia yang sajikan solusi serupa dengan fokus yang unik, mulai dari Brick, Brankas, Finantier, dan lain-lain.

Model ini memungkinkan pengembang aplikasi untuk menyisipkan berbagai kapabilitas teknologi finansial secara lebih efisien, alih-alih mengembangkan sendiri yang akan memakan waktu dan biaya besar, belum lagi harus memastikan sesuai standar regulator.

Potensi bisnis ini makin menarik diamati, terlebih Bank Indonesia telah meresmikan standar nasional Open API  beberapa waktu lalu. Adanya standardisasi Open API Pembayaran tersebut, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, dapat menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif, sehingga dapat menyediakan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat yang efisien, aman, dan andal.

Rancangan standar open API Bank Indonesia yang dirangkum Fintech Report 2020 / DSInnovate

Dengan solusi API, para fintech tersebut dapat menjangkau berbagai kalangan, mulai dari perusahaan digital, bahkan sampai perbankan.  Layanan Autobilling API dari Ayoconnect misalnya, telah digunakan Bank mandiri untuk mendorong kinerja kartu kredit mereka. Memungkinkan nasabah melakukan pembayaran berbagai transaksi tagihan secara otomatis di lebih dari 200 merchant dari 8 kategori produk.

“Visi Ayoconnect untuk mendemokratisasi open finance di Indonesia telah memantapkan kami untuk mengambil peran dalam investasi ini. Kepercayaan kami terhadap Ayoconnect juga terbentuk dari  pengalaman panjang dalam membangun API, kemampuan mereka dalam menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan terkemuka, serta upaya berkesinambungan mereka dalam memasuki segmen bisnis open banking,” ucap CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro.