Jaygan Fu Ponnudurai Is Officially OVO’s New CEO, Replacing Jason Thompson

OVO appointed Jaygan Fu Ponnudurai as the new CEO replacing Jason Thompson as of September 2021. Jaygan was previously OVO’s COO since June 2018, also held various positions at Grab Malaysia and Grab Indonesia.

Regarding this succession, Jaygan has confirmed his new position to the DailySocial.id team.

Both Jaygan and Thompson were former Grab executives before leading OVO. Thompson previously served as GrabPay’s Managing Director before becoming OVO’s number one person. Before Thompson, OVO was led by Adrian Suherman in its early establishment as part of the Lippo group.

After Thompson served as the CEO, Adrian moved as OVO’s President Director, until Karaniya Dharmasaputra arrived to occupy the seat until now. Adrian is currently the President Director of Matahari Putra Prima (MPPA).

In separate occation, at yesterday’s (28/9) press conference, OVO has now entered its 4th year and has transformed from being just an e-money platform to digital financial services. “One of the innovations in the investment area is with Bareksa, a deep integration between e-money and e-investment. This is what I think is the first in Indonesia,” Karaniya said.

In fact, entering its second year, OVO has become the country’s 5th unicorn. It also means the youngest company compared to its peers.

In the midst of fierce competition for digital payment services, he continued, according to research by Kadence International Indonesia, OVO is the most often used digital payment. It is said that OVO has 71% active users and a brand awareness level of up to 96%. It was also revealed that OVO’s user profiles came from the age group of 25-45 years with a composition of 51% male and 49% female.

Some of the reasons for consumers choosing OVO are include accesible with many applications or online merchants, available for bank account transfer, offering many promos and cashbacks, the lowest top-up fees, and used by many online stores and merchants.

The research also revealed that 8 out of 10 OVO users ordered food online and 7 out of 10 users used OVO for offline payment transactions at restaurants.

OVO is now available in more than 430 cities and regencies, with more than 1.2 million merchants from various industries, including MSMEs that have implemented QRIS.

Digital payment app competition

Based on Bank Indonesia’s data, the number of electronic money transactions in 2020 has reached Rp161 trillion with 4.6 billion transaction volumes. The trend continues to increase from year to year, as of August 2021 alone, it has recorded a transaction value of IDR 161 trillion with 3.3 billion transactions.

OVO has a fairly strong position in the market, especially as the main payment service on Tokopedia and Grab. According to the BOKU 2021 report, based on the market share of the total existing players, the ranking is as follow: OVO (38.2%), ShopeePay (15.6%), LinkAja (13.9%), Gopay (13.2 %), and FUND (12,2%).

However, OVO clearly not to be careless, the business dynamics that recently occured have the potential to ‘threaten its position’. With the Gojek-Tokopedia business merger, in particular they also co-founded GoTo Financial which will accommodate all fintech on both platforms. Gojek alone has Gopay and Gopaylater which is OVO’s direct competitor. Recently, its services have started to be integrated into Tokopedia.

It is likewise for Grab, the ride-hailing giant’s intimacy with EMTEK has been getting closer lately. Meanwhile, the technology conglomerate also operates DANA in its line of business. To date, there has been no indication of OVO’s shifting position in Grab; the news spread about merger plan between OVO and DANA.

With another player comes another strategy. ShopeePay is still focused on accommodating its very massive customers, while starting to dive into the O2O realm. Meanwhile LinkAja continues to strengthen its presence as an offline merchants payment– by continuously increasing integration into consumer platforms, including Gojek.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Manfaatkan Lisensi E-Money OVO, GrabPay Kembali Aktif

Grab memanfaatkan lisensi e-money yang sudah dikantungi OVO untuk mengaktifkan kembali layanan pembayaran GrabPay. Layanan ini resmi hadir per kemarin (14/12), setelah dibekukan sementara oleh bank sentral sejak 16 Oktober 2017.

“Mulai hari ini, penumpang Grab dapat mengisi GrabPay Credits mereka dan menggunakan GrabPay,” kata Managing Director GrabPay Southeast Asia Jason Thompson, dikutip dari Katadata.

Kembali GrabPay ini tidak lepas dari kolaborasi antar perusahaan di bawah naungan Lippo Group. OVO sudah mengantongi lisensi izin e-money Bank Indonesia sejak 22 Agustus 2017 dengan nama badan hukum PT Visionet International. Sebelum berkolaborasi dengan OVO, Grab juga membantu logistik pengiriman barang untuk MatahariMall.

Dengan kembali aktifnya GrabPay (dengan branding baru ‘GrabPay, powered by OVO’), pengguna Grab kini dapat melakukan top up dengan berbagai cara. Mulai dari mitra pengemudi, toserba, bank lokal dan ATM, hingga kartu debit.

Selain menyediakan opsi pembayaran secara online, Grab dan OVO akan bekerja sama memanfaatkan teknologi dan jaringan mitra masing-masing untuk mengembangkan platorm pembayaran mobile yang nyaman dan aman sesuai dengan kebutuhan konsumen.

OVO tidak hanya dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan, seperti pembayaran di merchant, isi ulang, pengecekan saldo. Juga menyediakan program loyalitas setiap transaksi di merchant rekanan.

“Lisensi e-money yang diberikan kepada OVO memberi kesempatan yang luar biasa bagi kami untuk dapat menciptakan beragam solusi keuangan guna turut andil dalam perkembangan gerakan nasional non tunai (GNNT) masyarakat Indonesia. Kami akan terus mendekatkan diri dengan pengguna, merchants dan regulator, untuk menghadirkan produk dan layanan e-money inovatif yang sesuai dengan kebutuhan mereka yang dinamis,” sambut CEO OVO Adrian Suherman beberapa waktu lalu.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Ongki Kurniawan Resmi Jadi Managing Director GrabPay Indonesia

Grab akhirnya meresmikan Ongki Kurniawan, sebelumnya Managing Director LINE Indonesia, sebagai Managing Director GrabPay Indonesia. Penunjukan posisi senior ini dianggap akan membantu GrabPay dalam membangun kemitraan yang kuat di seluruh ekosistem, mempercepat integrasi Kudo dengan Grab, dan melanjutkan perluasan pasar online dan jaringan mitra bisnis kecil Kudo.

Dalam pernyataan resmi, Head of GrabPay Jason Thomson mengatakan bahwa Grab senang dengan kehadiran Ongki untuk mengembangkan GrabPay dan mempercepat inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia. Dengan pengalaman yang dimiliki Ongki mencakup telekomunikasi, pembayaran, media sosial, dan e-commerce, menurutnya akan memperkuat manajemen lokal tim Indonesia.

“Pemahaman mendalam Ongki akan membantu kami dalam mengubah GrabPay menjadi platform pembayaran mobile yang paling relevan dan paling banyak digunakan di Indonesia,” ucapnya, Senin (18/9).

Sebagai bagian tim manajemen Grab, Ongki akan secara langsung berada di bawah Jason. Grab Indonesia sendiri dipimpin Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director.

Ongki juga akan bekerja dengan 150 engineer lokal, berlokasi di kantor pusat R&D Grab di Jakarta, untuk memecahkan solusi yang tepat demi membangun jaringan mitra yang luas untuk membangun solusi pembayaran terbaik bagi konsumen dan UKM Indonesia.

“Visi GrabPay untuk membawa seluruh masyarakat memasuki ekonomi digital, mulai dari kelas menengah hingga bisnis kecil di seluruh Indonesia, adalah salah satu cara untuk membantu mewujudkan target Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” terang Ongki.

Sebelum memimpin operasional LINE di Indonesia, Ongki pernah memangku jabatan di XL Axiata sebagai Chief Digital dan Chief Technology Officer.

Terkait pengembangan GrabPay di Asia Tenggara, Grab mengungkapkan pembaruan program GrabRewards pada awal Agustus 2017 dengan menambah jumlah partner merchant menjadi lebih 150. Mereka juga meluncurkan sistem jenjang loyalitas terbaru yang dirancang untuk memberikan penghargaan lebih baik kepada para pengguna.

Di Singapura, pengembangan fitur GrabPay telah sampai pada fitur transfer dana kepada sesama pengguna dengan nomor telepon atau memindai kode (QR Code). Grab juga berencana untuk memperluas penggunaan GrabPay kepada lebih dari 1.000 merchant dengan menyasar pemain di industri makanan dan minuman (F&B), ritel, dan hiburan sampai akhir tahun ini.