JD.id Segera Tambah Tiga Gudang dan Kembangkan Toko Ritel Virtual

Platform e-commerce JD.id terus tancap gas untuk melayani masyarakat Indonesia pada hari jadinya yang ketiga. Sejumlah rencana akan dilakukan JD.id pada tahun ini, di antaranya menambah tiga gudang baru dan memperluas dua gudang lama yang memiliki aktivitas tinggi.

Perusahaan juga akan mengembangkan lebih lanjut inovasi yang sudah diluncurkan tahun lalu, yakni toko ritel modern JD.id Virtual. Hanya saja, pihak JD.id masih menutup rapat-rapat terkait hal tersebut. Namun dipastikan inisiasi teranyar ini akan dirilis pada akhir bulan ini.

“Komitmen kami untuk JD.id Virtual akan dilanjutkan, akhir Maret ini akan ada follow up-nya. Setelah stasiun kereta api, akan ada lokasi baru,” kata Head of Corp Communications & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto, Jumat, (15/3).

Teddy melanjutkan, komitmen ini merupakan bagian investasi perusahaan dalam mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia.

“Ini [JD.ID Virtual] bukan buat cari untung, tapi buat experience, mengubah kebiasaan. Sama seperti waktu ada ATM di 1986, orang baru mulai ngeh dengan fungsinya 12 tahun kemudian saat BCA agresif. Ubah gaya hidup itu yang susah.”

Sebelumnya, pada Agustus 2018, perusahaan meresmikan toko tanpa kasir bernama JD X-Mart. Kini JD.ID X bisa menerima pembayaran dengan Go-Pay setelah scan wajah pengguna.

Terkait penambahan gudang, sambungnya, perusahaan akan menambah di tiga lokasi baru. Satu di antaranya akan disiapkan untuk melayani transaksi di bagian timur Indonesia. Sebanyak tujuh gudang telah beroperasi di Jakarta (Cibitung dan Marunda), Surabaya, Pontianak, Medan, Makassar, dan Semarang.

Di samping itu, JD.ID akan memperkuat lini bisnis curated marketplace yang sebenarnya sudah dimulai pada tahun lalu. Teddy menjelaskan, penjual yang bisa bergabung di sini konsepnya bukan C2C seperti marketplace kebanyakan. Penjual diharuskan memenuhi kualifikasi tertentu yang ditetapkan perusahaan.

Karena adanya proses kurasi, penjual marketplace yang tersedia di bagian ini adalah mereka yang memiliki brand baik. Dua hal yang terpenting adalah mereka harus mampu memenuhi syarat fulfillment, yaitu punya stok yang cukup banyak ketika pemesanan datang membludak dan memiliki komitmen menjaga consumer experience yang diinginkan perusahaan.

Untuk armada logistik, penjual dibebaskan memilih J-Express (layanan logistik internal JD.ID) atau memakai jasa yang lain.

Sejak meresmikan kehadirannya di Indonesia pada 2016, JD.id terus berusaha memperkuat kehadirannya dengan berbagai inovasi dan gimmick marketing. Perusahaan kini memiliki lebih dari 1 juta SKU. Diklaim JD.ID memiliki 20 juta pengguna teregistrasi, dengan sekitar 10 juta di antaranya adalah pengguna aktif.

Lima kategori produk yang paling banyak terjual adalah gadget, peralatan rumah tangga, JD Mart, komputer, dan aksesoris. Secara total JD.id memiliki 18 kategori produk, mulai dari barang mewah (JD Luxe), pulsa, travel (flight & hotel), JD Global, JD Fresh, sampai JD Golf.

Application Information Will Show Up Here

JD.ID X Futuristic Retail in Jakarta Offers Online-Offline Shopping Experience

JD.ID officially introduces “JD.ID X” in Jakarta, a retail store with artificial intelligence (AI) that attempts to give the new online-offline shopping experience. The no cashier concept and connection to the app is fairly new here, although it has been familiar out there, particularly in China as JD.ID‘s main base.

The futuristic retail in 270m2 is located on PIK Avenue, Jakarta. It’s using face-scanner technology, Radio Frequency Identification (RFID), and cashless payment method; all goods and visitors will be automatically identified. The store requires its consumers to have JD.ID account and app in their phone.

Visitors will be asked to scan the barcode with JD.ID X option in app as a ticket. The face-scanning will be performed afterwards for verification in mobile app. Users are previously require to upload their close-up picture.

The goods taken to purchase will be detected using RFID technology before the closed gate, billing will be automatically displayed and paid using the app. Currently, credit card payment is the only method (which connected to the JD.ID account)

“This is only the beginning of our effort in using AI power to open doors into the new possibilities in this country. JD.ID X will also be the study center of advanced technology, because we believe that AI has so many potentials to use in every business line, including e-commerce as the core business of JD.ID,” Zhang Li, JD.ID’s President Director, pronounced.

In its debut, JD.ID X offers various products in fashion, cosmetics, accessories and beauty, non-electronic appliances, also groceries. JD.ID X also provides the private labels exclusively on JD.ID.

“Experienced store” like this is quite an intense innovation to present, particularly in China. Presented also by its competitor, Alibaba. Recently, the company has introduced a similar AI-based futuristic store. They partnered up with Guess fashion brand. The concept is similar, using RFID and computer vision based scanner technology.

Eyvette Tung, JD.ID’s Project Manager, said, ” In the future, society will be used to cashless daily shopping activity. We’ve developed a very personal face-scanner technology to improve convenience and user’s comfort.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Toko Ritel Futuristis JD.ID X Hadir di Jakarta, Pamerkan Pengalaman Belanja Online-Offline

JD.ID meresmikan “JD.ID X” di Jakarta, sebuah toko ritel berteknologi kecerdasan buatan (AI) yang mencoba memberikan pengalaman belanja online-offline baru. Konsep toko tanpa kasir dan terhubung dengan aplikasi seperti itu bisa dibilang baru di sini, kendati di luar sana sudah banyak, khususnya di Tiongkok sebagai basis utama JD.ID.

Ritel futuristis berukuran 270 meter2 tersebut terletak di PIK Avenue, Jakarta. Memanfaatkan teknologi pemindai wajah, Radio-Frequency Identification (RFID), dan metode pembayaran non-tunai; setiap barang dan pengunjung akan teridentifikasi secara otomatis. Toko tersebut mewajibkan setiap konsumennya untuk memiliki aplikasi dan akun JD.ID di ponsel.

Pengunjung yang masuk akan diminta memindai barcode pada opsi JD.ID X di aplikasi sebagai tiket. Setelah itu wajah pengguna akan dipindah untuk verifikasi — di aplikasi mobile, sebelumnya pengguna juga terlebih dulu harus mengunggah foto wajahnya.

Barang-barang yang diambil dan akan dibeli dideteksi menggunakan teknologi RFID di depan pintu keluar, tagihannya otomatis ditampilkan dan dibayar melalui aplikasi. Saat ini metode pembayaran baru menggunakan kartu kredit saja (yang dihubungkan dengan akun JD.ID).

“Ini hanya awal mula dari upaya kami menggunakan kekuatan AI untuk membuka pintu menuju berbagai kesempatan baru bagi negeri ini. JD.ID X juga akan kami jadikan sebagai pusat pembelajaran pengembangan teknologi berkelanjutan, karena kami meyakini bahwa AI memiliki banyak potensi yang dapat digunakan di semua lini bisnis, termasuk e-commerce yang menjadi bisnis inti dari JD.ID,” sambut Presiden Direktur JD.ID Zhang Li.

Di debut awalnya, JD.ID X menawarkan produk-produk di kategori fashion, kosmetik, aksesoris dan kecantikan, produk-produk rumah tangga non-elektronik, serta kebutuhan sehari-hari. JD.ID X juga  menawarkan private label yang tersedia eksklusif di JD.ID.

“Experienced store” seperti ini memang menjadi inovasi yang cukup gencar dihadirkan, khususnya di Tiongkok. Termasuk dilakukan oleh rivalnya Alibaba. Belum lama ini pihaknya memamerkan sebuah toko futuristis berbasis AI serupa — mereka bekerja sama dengan brand fashion Guess. Konsepnya mirip, menggunakan teknologi pemindai berbasis computer vision dan RFID.

Project Manager JD.ID X, Eyvette Tung mengatakan, “Di masa depan masyarakat akan sangat terbiasa melakukan aktivitas berbelanja harian secara non-tunai. Kami telah mengembangkan teknologi pemindai wajah yang sangat personal untuk meningkatkan kenyamanan dan membuat pelanggan merasa nyaman.”

Application Information Will Show Up Here