Fujifilm Resmikan Showroom Pertamanya di Surabaya

Membuka toko fisik di era yang didominasi e-commerce ini mungkin terkesan sebagai tindakan yang kurang bijak. Namun kalau melihat kesuksesan Apple dengan jaringan Apple Store-nya di berbagai negara, langkah yang penuh risiko ini sejatinya juga bisa membantu meningkatkan penetrasi pasar secara signifikan.

Di Indonesia, Apple memang belum memiliki toko fisik, akan tetapi brand lain seperti Samsung sudah membuka semacam experience store. Itu di industri smartphone, sedangkan di industri kamera, ada Fujifilm yang sudah membuka showroom resminya di Jakarta sejak tahun 2015.

Tahun 2018 ini, mereka memutuskan untuk berekspansi ke kota lain. Tujuan yang pertama adalah Surabaya, di mana Fujifilm baru saja meresmikan showroom-nya yang bertempat di Tunjungan Plaza 6. Lokasinya terbilang cukup tengah bagi saya yang memang berdomisili di Kota Pahlawan.

Fujifilm Showroom Surabaya

Fungsi utama showroom ini tentu saja adalah sebagai tempat berjualan, akan tetapi calon pembeli pun juga dibebaskan untuk menjajal deretan kamera yang sudah di-display. Kalau Anda membeli ponsel, umumnya pasti ingin mencoba langsung terlebih dulu, premisnya kurang lebih sama di sini, hanya saja barangnya berupa kamera.

Dalam persaingan di kancah mirrorless di Indonesia, Fujifilm sendiri menduduki peringkat dua menurut penjelasan Johanes Rampi selaku General Manager divisi electronic imaging Fujifilm Indonesia. Tren penggunaan mirrorless yang terus naik – rata-rata naik 25 persen setiap tahun, tahun lalu bahkan lebih – menjadi salah satu dorongan bagi Fujifilm untuk membuka showroom di lokasi lain selain ibukota.

Lalu mengapa Surabaya? Karena Surabaya memang merupakan lahan penjualan kamera Fujifilm yang terbesar kedua setelah Jakarta. Showroom ini pun baru permulaan, sebab mereka juga berencana membuka cabang lainnya, termasuk yang terintegrasi dengan toko kamera (Fujifilm Corner), dan Fuji pun juga tertarik untuk membuka showroom di Yogyakarta, meski belum tahu kapan.

Showroom sebagai upaya menyatukan berbagai unit bisnis

Fujifilm Showroom Surabaya

Selain mengedepankan aspek experience, masih ada beberapa fasilitas lain yang ditawarkan showroom Fujifilm di Surabaya. Yang pertama adalah ruang kelas untuk menggelar workshop, dengan kapasitas sekitar 20 orang. Workshop ini bakal mencakup tema dari yang basic sampai advanced, dan diestimasikan 80 persennya bisa diikuti secara cuma-cuma.

Anggiawan Pratama, Marketing Manager Fujifilm Indonesia, mengatakan bahwa workshop bakal dihelat secara rutin, bisa seminggu sekali, bisa dua minggu sekali. Jadwalnya akan dipublikasikan melalui media sosial, dan yang tertarik bisa melakukan pendaftaran via email.

Fujifilm Showroom Surabaya

Di seberang ruang kelas itu, ada booth khusus untuk memamerkan lini kamera instan Fujifilm Instax. Namun yang lebih menarik ada di sebelahnya lagi, yakni sebuah booth bernama Wonder Photo Corner untuk mencetak foto. Mungkin Anda sudah lupa, tapi sebelum dunia mengenal kamera digital, Fujifilm memang cukup berjaya di bisnis printing.

Showroom ini pada dasarnya bisa dianggap sebagai upaya Fujifilm untuk menyatukan divisi-divisi bisnisnya yang berhadapan langsung dengan konsumen umum. Jadi meskipun bisnis printing cukup tergerus oleh industri digital, nyatanya bisnis ini masih bisa bertahan, dan belakangan konsumen memang banyak yang tertarik mencetak hasil jepretan kamera maupun smartphone-nya.

Fujifilm Showroom Surabaya

Di booth Wonder Photo Corner ini, konsumen hanya perlu membawa ponsel atau memory card, lalu memindahkan foto yang hendak dicetaknya ke komputer yang telah tersedia. Konsumen bebas mengedit fotonya sebelum dicetak, dan sesudah dicetak pun mereka bisa menambahkan ornamen-ornamen dekoratif lainnya di semacam meja arts & crafts (DIY) yang sudah disediakan.

Semua ini tidak dipungut biaya selama masa pembukaan showroom, tapi masih belum bisa dipastikan sampai kapan tepatnya – Fuji nantinya bakal mematok tarif. Anda pun tidak harus menjadi pengguna kamera Fujifilm untuk bisa mencetak di sana, sebab booth ini pada dasarnya merupakan bentuk promosi bisnis printing Fuji.

Gratis, tapi tentu harus ada sejumlah batasan agar tidak disalahgunakan. Utamanya, batas foto yang bisa konsumen cetak hanya lima lembar. Format foto yang dapat dicetak pun bisa sampai sebesar 10R (sekitar 25 x 30 cm).

Varian warna baru Fujifilm X-A5

Fujifilm X-A5 Dark Silver

Dalam momen yang sama, Fujifilm turut memperkenalkan varian warna baru untuk kamera Fujifilm X-A5 yang sebelumnya sudah mereka luncurkan secara resmi di tanah air pada bulan Februari lalu. Warna baru ini mereka sebut dengan istilah Dark Silver, dan harganya sama-sama dipatok Rp 9 juta bersama lensa kit. Selama bulan Mei ini, X-A5 Dark Silver akan dijual secara eksklusif melalui Tokopedia.

Fujifilm X-A5 Dark Silver

Dibandingkan pilihan warna sebelumnya, warna baru ini tampak jauh lebih maskulin (di mata saya sepintas terlihat seperti warna panel belakang iPhone 5) dan diharapkan bisa menarik perhatian lebih banyak konsumen pria. X-A Series sendiri merupakan lini yang paling laris penjualannya tahun lalu, jadi wajar apabila Fujifilm ingin terus meningkatkan angka penjualannya lebih lagi.

Fujifilm X-A5 Dark Silver

Secara keseluruhan, Anggiawan mengatakan bahwa konsep yang diusung showroom Fujifilm di Surabaya ini lebih modern ketimbang yang sudah beroperasi di Jakarta. Kalau terbukti bisa meningkatkan traffic dan penjualan, rencananya showroom yang di Jakarta juga akan di-refresh mengikuti arahan baru ini – yang sebenarnya juga bisa dipandang sebagai upaya peremajaan toko cetak foto.

[Rekomendasi] 5 Kamera Mirrorless Kelas Menengah untuk Keperluan Profesional

Bentukan yang ringkas dan bobot ringan, jadi mudah dibawa ke mana-mana. Cara pakainya user friendly atau mudah digunakan. Serta hasil jepretan yang lebih baik dari smartphone, bahkan bisa diadu dengan DSLR karena lensanya juga bisa dilepas-pasang atau diganti. Apa yang Anda suka dari kamera mirrorless?

Setelah mengulas kamera mirrorless level pemula yang cocok untuk Anda yang baru pertama kali ingin punya kamera digital. Sekarang mari ke level berikutnya, kali ini saya akan membahas kamera mirrorless level menengah. Daftar kamera berikut yang cocok untuk Anda membutuhkan kamera spesifikasi lebih tinggi untuk keperluan profesional.

1. Canon EOS M100 – Rp7,5 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-1

Canon EOS M100 boleh dibilang penerus EOS M10 dengan ukuran yang ramping dan ringan yang sangat cocok untuk traveling. Pengorbanan dari bentuknya yang ringkas ialah tidak adanya hotshoe untuk memasang flash atau mic external.

Dilengkapi dengan 24,2-megapixel APS-C sensor dengan procesor DIGIC 7 dan sistem autofokus Dual Pixel, kinerja autofokus EOS M100 lebih cepat dan bisa mengikuti subjek yang bergerak ketika membidik foto ataupun video.

Fitur-fitur EOS M100 antara lain built-in WiFi, layar LCD yang bisa diputar ke atas, Bluetooth untuk menghubungkan kamera dengan smartphone, mode Creative Assist untuk membantu pemula untuk mendapatkan hasil foto sesuai keinginan.

2. Sony Alpha A6000 – Rp8 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-2

Ada beberapa alasan kenapa Sony Alpha A6000 begitu populer di dunia fotografi. Berbekal body yang ringkas dan desain klasik, selain tombol mode pemotretan, pada bagian atas kamera juga terdapat flash internal, hot shoe atau dudukan untuk memasang lampu kilat, dan viewfinder elektronik.

Alpha A6000 punya sensor APS-C CMOS 24,3-megapixel dan prosesor Bionz X dengan rentang ISO yang tinggi sampai 25.600. Kamera mirrorless ini memiliki autofocus tercepat di kelasnya yakni sekitar 0,06 detik dengan 179 titik fokus.

Dengan harga berkisar 8 juta, kamera ini tentu tak luput dari kekurangan. Sony Alpha hanya mampu merekam video dengan format full HD 1080p, belum mendukung 4K. Selain itu, absennya jack audio membuatnya tak bisa dipasangkan dengan mic eksternal.

3. Fujifilm X-A5 – Rp9 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-3

Fujifilm X-A5 mengusung penampilan ala kamera antik. Tubuhnya terbuat dari logam, yang dipadu lapisan kulit sintetis, dengan desain tubuh balok khas perangkat fotografi klasik. Warna kulitnya – ada hitam, coklat dan pink.

Kamera mirrorless ini punya sensor CMOS APS-C 23,5×15,7mm 24,2-megapixel, dengan sensitivitas ISO yang tinggi hingga 51.200. Didukung kapabilitas continuous shooting 6-frame/detik maksimal kira-kira 10-frame atau 3fps maksimal 50-frame. Fujifilm juga menyediakan mode burst 4K buat menjepret foto sebanyak 15-frame/detik.

X-A5 merupakan kamera pertama di lini X-A yang dibekali phase-detection autofocus (PDAF). Sistem hybrid AF ini memungkinkan kamera untuk mengunci fokus dua kali lebih cepat ketimbang model sebelumnya, sekaligus lebih cekatan dalam membekukan subjek yang sedang bergerak.

Soal video, X-A5 dapat merekam dalam resolusi 4K dan memanfaatkan kemampuan multi-focus. Lalu ada pula fitur high speed recording di 1280x720p untuk menciptakan video slow motion. Serta yang tak kalah penting, ada port 2,5mm untuk microphone.

4. Canon EOS M50 – Rp11 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-4

Bagi Anda yang punya kebutuhan menciptakan video berkualitas tinggi, Canon EOS M50 bisa merekam video 4K. Kamera mirrorless ini menggunakan sensor CMOS APS-C 24,1-megapiksel dengan prosesor gambar DIGIC 8. Dilengkapi rentang ISO 25600 hingga 51200 yang membantu mengambil gambar di kondisi minim cahaya
.
EOS M50 punya sistem AF yang cepat dan akurat, berkat teknologi Dual Pixel CMOS AF serta fitur touch & drag AF yang bisa memindahkan area fokus dengan sentuhan jari di LCD yang bisa diputar 360 derajat.

Kita juga bisa menambahkan aksesori seperti mic external atau lampu tambahan. Uniknya, ada mode silent saat pengambilan gambar, sehingga suara di sekitar pun tidak akan ikut terekam dalam video.

5. Sony Alpha A6300 – Rp13 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-5

Untuk keperluan profesional, penerus Sony Alpha A6000 ini punya kemampuan yang lebih mumpuni, selaras dengan harganya.

Sony membenamkan sensor APS-C, Exmor CMOS resolusi 24,2-megapixel dipadukan dengan prosesor Bionz X yang diklaim mampu menghasilkan gambar dengan kualitas tinggi pada rentang ISO 100 hingga 51200.

Alpha A6300 punya kemampuan perekaman video 4K dan sistem 4D Focus yang diklaim mampu menghadirkan kecepatan auto focus (AF) yang tinggi yakni 425 titik phase-detect yang diposisikan di seluruh area gambar.

Sony juga turut dibekali input mikrofon, electronic view finder tipe XGA OLED dengan resolusi 2,4 megapiksel, konektivitas WiFi hingga NFC, dan layar 3 inci yang sayangnya belum touchscreen.

Kamera 360 Derajat Rylo Kedatangan Tiga Fitur Baru yang Menarik

Masih ingat dengan Rylo, kamera 360 derajat hasil garapan pencipta teknologi Hyperlapse? Meski umurnya belum setengah tahun, kamera inovatif tersebut sudah kedatangan sejumlah fitur baru yang cukup menarik melalui software update.

Yang pertama adalah 180° Mode, sebuah mode khusus yang memungkinkan pengguna untuk merekam video 180 derajat, dengan resolusi dan kualitas gambar yang lebih baik ketimbang mode 360 derajat. Mode ini bisa dikatakan sebagai inisiatif Rylo dalam mengantisipasi format VR180 dari Google, yang baru-baru ini dibuka aksesnya ke semua developer dan pabrikan.

Dalam mode ini, Rylo pada dasarnya hanya akan menggunakan satu lensa saja, sehingga ideal untuk skenario seperti ketika kamera dipasangkan di dada, maupun skenario lain di mana salah satu lensanya tertutupi. Berkat mode ini juga peran Rylo sebagai action cam sejatinya bisa lebih maksimal.

Fitur yang kedua adalah Bluetooth Remote Capture. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol kamera dari jauh menggunakan smartphone yang tersambung via Bluetooth. Bukan sebatas memulai dan menyetop perekaman saja, tapi juga mengganti mode perekamannya.

Melengkapi fitur ini adalah Photo Timer, yang memungkinkan pengguna untuk menunda aktivasi tombol shutter sampai 10 detik. Maksudnya supaya pengguna bisa memosisikan kamera di satu titik terlebih dulu, sebelum akhirnya berpose dan mendapatkan hasil yang lebih bagus (tidak ada gambar tangan terpotong dalam frame).

Terakhir, ada fitur Motion Blur, yang bakal menambahkan efek motion blur bernuansa sinematik pada hasil rekaman. Seberapa intens efeknya bergantung pada kecepatan efek timelapse yang ditetapkan (semakin cepat berarti semakin blur).

Ketiga fitur ini sudah tersedia melalui aplikasi pendamping Rylo di iOS. Untuk versi Android-nya, fitur Bluetooth Remote Capture baru akan menyusul dalam waktu dekat.

Sumber: DPReview dan Rylo.

[Rekomendasi] 4 Kamera Mirrorless Terbaik Harga 5 Jutaan yang Cocok Buat Pemula

Bagi Anda yang tak puas dengan hasil jepretan kamera smartphone, tapi juga tak mau dibuat susah sama kompleksitas kamera DSLR – kamera jenis mirrorless boleh jadi pilihan yang paling tepat buat Anda.

Mekanisme pakainya lebih user friendly tapi punya kemampuan fleksibilitas lensa yang bisa diganti-ganti seperti halnya kamera DSLR. Bidikannya yang pasti juga lebih bagus dari kamera smartphone dan bisa diadu dengan DSLR. Hasilnya pun bisa langsung dikirim ke smartphone berkat fitur WiFi, sangat praktis bukan?

Kini kamera mirrorless sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Desain stylish dan bentukannya yang ringkas membuatnya mudah dibawa kemana-mana. Harganya? Tak perlu khawatir karena berbekal tabungan mulai dari Rp5 jutaan, Anda sudah bisa memiliki kamera mirrorless dengan kualitas mumpuni. Daftar berikut dimulai dari harga yang paling murah ya.

1. Canon EOS M10 – Rp5 Juta

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-1

Bentuknya kamera saku, tapi Canon EOS M10 merupakan kamera mirrorless loh. Dengan sensor CMOS APS-C 18-megapixel, prosesor DIGIC 6, dan sistem Hybrid CMOS AF II untuk mendapatkan fokus yang cepat pada subjek bidikian.

Kelebihan Canon EOS M10 ialah dilengkapi layar sentuh 3 inci yang bisa diputar ke atas hingga 180 derajat menghadap ke wajah. Hal ini tentu sangat memudahkan Anda untuk mengakomodasi aktivitas selfie maupun nge-vlog.

Berkat layar sentuh, menyesuaikan titik fokus menjadi lebih mudah, tinggal tap bagian mana yang ingin dipertajam. Tapi ada satu kekurangan, Canon EOS M10 tidak memiliki hand grip di body sehingga cenderung kurang nyaman saat memotret.

2. Fujifilm X-A10 – Rp5,2 Jutaan

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-2

Fujifilm X-A10 mengusung sensor CMOS APS-C 16,3 megapixel dengan kompatibilitas lensa-lensa Fujifilm X mount. Seperti Canon ESO M10, kamera ini memiliki layar yang bisa ditekuk hingga 180 derajat, lengkap fitur eye-detection AF dan portrait enhancer untuk memaksimalkan selfie Anda.

Kelebihan Fujifil X-A10 adalah kamera mirrorless ini hadir desain retro dengan lapisan bahan kulit bertekstur yang mampu memberikan tampilan sangat elegan. Kamera ini memiliki sedikit hand grip di body, lumayan untuk mempererat pegangan.

3. Panasonic Lumix DMC-GF8 –  Rp5,4 Juta

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-3

Panasonic Lumix DMC-GF8 menggunakan sensor Digital Live MOS resolusi 16-megapixel dengan prosesor Venus Engine yang diklaim dapat menangkap gambar secara detail meski dalam low-light.

Kamera mirrorles berdesain retro yang stylish ini juga memiliki layar berukuran 3 inci pada kamera ini juga dapat diputar hingga 180 derajat yang secara otomatis dapat langsung mengaktifkan modus self shot lengkap dengan fitur face dan eye detection AF yang sangat berguna untuk mendukung selfie.

4. Sony Alpha A5000 – Rp5,5 Juta

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-4

Nambah sedikit lagi, kita bisa mendapatkan kamera mirrorless besutan Sony loh. Ya, Alpha A5000 adalah kamera mirrorless Sony paling terjangkau, tapi kemampuannya tak perlu diragukan lagi.

Sony Alpha A5000 mengusung sensor CMOS APS-C 20,1 megapixel dengan kompatibilitas lensa-lensa Sony E-mount. Kamera ini juga dibekali layar 3 inci yang bisa diputar hingga 180 derajat untuk mempermudah selfie dan vlogging.

Berbeda dengan Canon EOS M10, Sony Alpha A5000 memiliki hand grip di body sehingga lebih nyaman ketika memotret. Namun, kekurangan Sony Alpha A5000 ialah layarnya belum touchscreen.

Verdict

Bagi Anda yang baru ingin membeli kamera mirrorless, sangat wajar bila pemilihan dilatarbelakangi oleh faktor harga. Tak masalah, seiring perkembangan kemampuan fotografi Anda, maka dengan sendirinya Anda akan menemukan kamera mirrorless idaman yang sesuai kebutuhan Anda.

Empat kamera mirrorless di atas memiliki layar 3 inci yang dapat diputar 180 derajat, bukan cuma buat selfie tapi juga bisa buat vlogging. Kekurangan di rentang harga ini menurut saya ialah tidak bisa memasang mic eksternal dan belum memiliki viewfinder elektronik.

 

Action Cam Terbaru GoPro Dihargai Cuma $200

GoPro kembali mendapat sorotan publik. Setelah mengumumkan strategi bisnis barunya belum lama ini, kali ini mereka memperkenalkan sebuah action cam baru yang secara spesifik ditujukan untuk konsumen baru, atau dengan kata lain, action cam berharga paling terjangkaunya.

Dinamai sesederhana GoPro Hero (tanpa embel-embel angka), action cam ini menawarkan keseimbangan yang pas antara harga dan kualitas. Hero6 dan Hero5 belum lama ini memang sudah turun harga masing-masing menjadi $400 dan $300, akan tetapi Hero yang paling gres ini malah lebih murah lagi di angka $200.

GoPro Hero

Tentu saja pemangkasan harga itu harus berujung pada hilangnya beberapa fitur unggulan milik kedua kakaknya yang lebih mahal, utamanya opsi perekaman video 4K. Kendati demikian, Hero masih sanggup merekam dalam resolusi 1440p ataupun 1080p, semuanya dalam kecepatan 60 fps, serta menjepret foto beresolusi 10 megapixel.

Desainnya nyaris identik dengan Hero6 maupun Hero5, dan Hero rupanya juga tahan air hingga 10 meter tanpa casing tambahan. Pengoperasiannya mengandalkan layar sentuh 2 inci di belakang, atau bisa juga dengan perintah suara. Lebih lanjut, sistem electronic stabilization telah disematkan, dan seperti biasa, kamera juga kompatibel dengan seabrek aksesori GoPro yang ada di pasaran.

GoPro Hero

Tidak ketinggalan adalah dukungan fitur QuikStories yang ada pada aplikasi pendamping GoPro, di mana koleksi rekaman dapat diedit menjadi satu klip secara otomatis. Kehadiran fitur ini sejatinya cukup krusial kalau yang menjadi target pasar adalah konsumen baru, atau lebih tepatnya mereka yang belum pernah memiliki action cam dan selama ini masih mengandalkan kamera smartphone.

Simpel, mengemas fitur dan spesifikasi yang lumayan, tapi dihargai terjangkau; kira-kira demikian deskripsi pendek yang cocok untuk GoPro Hero generasi terbaru ini. $200 memang masih terdengar mahal jika dibandingkan action cam lain yang ada di pasaran, tapi setidaknya Hero layak dipertimbangkan berkat dukungan ekosistem aksesorinya.

Sumber: DPReview.

Canon Tak Lagi Kesampingkan Kamera Mirrorless

Entah sudah berapa lama para penggemar kamera mirrorless mencemooh Canon. Alasannya sederhana: sejak merilis kamera mirrorless pertamanya di tahun 2012, Canon terkesan tidak serius menghadapi segmen tersebut dengan hanya merilis produk yang biasa-biasa saja.

Bandingkan dengan Sony dan Fujifilm yang begitu all-out dan pada akhirnya bisa cukup dominan di segmen mirrorless. Kendati demikian, Canon EOS M50 yang dirilis baru-baru ini bisa menjadi indikasi akan adanya pergeseran fokus buat Canon; kamera tersebut bisa merekam video 4K di saat DSLR high-end Canon EOS 6D yang seharga $2.000 cuma mentok di 1080p.

Asumsi ini semakin diperkuat dengan adanya laporan baru dari Nikkei. Salah satu petinggi Canon, Masahiro Sakata, mengatakan kepada Nikkei bahwa Canon bakal secara aktif merilis produk untuk pasar yang pertumbuhannya bagus meskipun kanibalisasi harus terjadi.

Berbekal teknologi Dual Pixel AF dan opsi perekaman video 4K, Canon EOS M50 pada dasarnya merupakan 'kanibal' terhadap sejumlah DSLR Canon / Canon
Berbekal teknologi Dual Pixel AF dan opsi perekaman video 4K, Canon EOS M50 pada dasarnya merupakan ‘kanibal’ terhadap sejumlah DSLR Canon / Canon

Pernyataan ini pada dasarnya bisa diterjemahkan menjadi: Canon akan lebih memprioritaskan segmen mirrorless ketimbang sebelumnya. Terkait kanibalisasi, ini merujuk pada DSLR kelas entry yang posisinya memang sering terancam oleh mirrorless, dan nampaknya Canon sudah mulai siap mengambil kompromi soal ini, seperti bisa dilihat dari EOS M50 itu tadi.

Canon juga menyampaikan kepada Nikkei bahwa mereka bakal merilis kamera mirrorless kelas entry baru bulan ini juga, dengan target pasar kalangan keluarga, macam para mama yang gemar memotret keseharian buah hatinya. Bisa jadi suksesor EOS M100, atau model baru yang harganya lebih terjangkau lagi (idealnya di bawah $600 sudah termasuk lensa).

Saya sendiri melihat belakangan mirrorless memang mulai populer di kalangan mama-mama muda, yang kerap membuatkan akun Instagram khusus buat anaknya. Mayoritas foto yang terdapat pada akun-akun tersebut bagus, bahkan terlalu bagus untuk kamera smartphone, dan ternyata dari beberapa yang saya temui langsung (di tempat bermain anak) memang menggunakan kamera mirrorless.

Sumber: Nikkei via Ubergizmo.

Sony A7 III Hadir Membawa Sejumlah Fitur Unggulan A7R III dan A9

Sony baru saja mengungkap kamera mirrorless full-frame baru, A7 III. Dibandingkan A7 II yang dirilis tiga tahun silam, kamera ini menjanjikan pembaruan yang signifikan. Ini dikarenakan A7 III telah banyak mewarisi fitur-fitur unggulan Sony A9 dan A7R III yang sudah lebih dulu hadir tahun lalu.

Dari A9, A7 III meminjam sistem autofocus hybrid-nya, dengan 693 titik phase-detection yang nyaris memenuhi keseluruhan bingkai (93%), plus 425 titik contrast-detection. Fitur Eye AF-nya pun turut tersedia di sini, tapi tidak untuk kemampuan menjepret tanpa henti secepat 20 fps.

Dari A7R III, A7 III meminjam joystick kecilnya yang sangat praktis digunakan untuk menentukan titik autofocus. Kapabilitas burst shooting-nya juga sama dengan A7R III di angka 10 fps, dan baterai berkapasitas dua kali lebih besar pun akhirnya juga hadir di sini. A7 III juga mengemas sistem image stabilization 5-axis.

Sony A7 III

Yang membedakan A7 III adalah sensornya, yang ‘masih’ beresolusi 24 megapixel. Sensor ini juga bukan yang bertipe stacked seperti milik A9, dan itulah alasan mengapa A7 III belum bisa sengebut A9. Terlepas dari itu, pembaruan-pembaruan di atas setidaknya sudah bisa menjadi alasan bagi konsumen A7 II untuk akhirnya memutuskan upgrade.

A7 III juga lebih cekatan soal video, di mana fitur Hybrid Log Gamma yang diperkenalkan bersama A7R III turut tersedia di sini. Pilihan resolusinya mencakup 4K 30 fps, 4K 24 fps, atau 1080p 120 fps untuk slow-mo, dan videografer profesional juga dapat memakainya untuk merekam dalam mode S-Log2 atau S-Log3.

Sony A7 III

Sayangnya A7 III tidak mewarisi viewfinder elektronik beresolusi tinggi milik A7R III; masih di resolusi 2,36 juta dot, tapi kini dengan tingkat perbesaran 0,78x yang lebih tinggi. Untungnya, LCD 3 inci milik A7 III adalah touchscreen, dan slot SD card-nya pun juga ada dua seperti kedua kakaknya tersebut.

Rencananya Sony A7 III bakal dipasarkan mulai April mendatang seharga $2.000 untuk bodinya saja. Banderolnya terkesan murah jika dibandingkan dengan A7R III atau malah A9.

Sumber: DPReview.

Canon EOS M50 Jadi Kamera Mirrorless Pertama Canon yang Sanggup Merekam Video 4K

Dua tahun terakhir ini Canon sibuk mengejar ketertinggalannya di segmen mirrorless. Yang belum kesampaian selama ini adalah opsi perekaman video 4K, namun akhirnya mereka bisa mewujudkannya lewat Canon EOS M50 yang baru saja dirilis.

M50 masih menggunakan sensor APS-C 24 megapixel, lengkap dengan sistem autofocus Dual Pixel seperti sejumlah model lain di seri EOS M. Yang baru adalah, M50 dapat merekam video 4K, meski hanya terbatas pada kecepatan 24 fps saja.

Ini dimungkinkan berkat penggunaan prosesor baru DIGIC 8, yang turut berjasa memberi M50 kemampuan untuk merekam video 1080p 120 fps (untuk dijadikan video slow-motion). Performanya secara keseluruhan juga cukup lumayan, dengan kemampuan menjepret tanpa henti secepat 10 fps, atau 7,4 fps dengan continuous autofocus.

Canon EOS M50

Secara desain, M50 banyak mewarisi penampilan EOS M5. Hand grip-nya sama-sama cukup besar, tapi sayang kenop-kenop di panel atasnya tidak selengkap M5. Beruntung M50 juga mewarisi viewfinder elektronik, yang mengandalkan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot.

Yang lebih superior justru adalah layar sentuhnya di belakang. Kalau di M5, layarnya hanya bisa dimiringkan ke atas atau bawah. Di M50, layar ini bisa dibuka ke samping dan diputar 360 derajat. Desain semacam ini pastinya akan sangat bermanfaat ketika kamera digunakan untuk merekam video, dan ini sejalan dengan peningkatan di sektor video yang dibawa M50.

Canon EOS M50

Selebihnya, ada fitur-fitur pemanis seperti Bluetooth (di samping Wi-Fi dan NFC), yang memungkinkan fitur transfer gambar secara otomatis ke perangkat mobile. Kemudian ada juga format gambar RAW baru berlabel CR3, yang diyakini masih bisa menawarkan kualitas tinggi dalam ukuran file separuh lebih kecil.

Canon berencana memasarkan EOS M50 mulai bulan April mendatang seharga $780 (body only). Bundel bersama lensa juga tersedia: $900 dengan lensa 15-45mm f/3.5-6.3 IS STM, atau $1.250 dengan lensa yang sama plus 55-200mm f/4.5-6.3 IS STM (dua lensa sekaligus).

Sumber: DPReview.

DSLR Full-Frame Pentax K-1 Mark II Tidak Kesulitan Memotret dalam Kondisi Gelap Gulita

Persis dua tahun yang lalu, Pentax memulai debutnya di segmen DSLR full-frame lewat Pentax K-1. Sekarang, sekuelnya sudah siap meluncur dengan sejumlah pembaruan. Label “Mark II” pada namanya mengindikasikan pembaruan yang tergolong minor, akan tetapi pengaruhnya tetap cukup signifikan.

Pentax K-1 Mark II masih mengemas sensor yang sama seperti pendahulunya: full-frame 36,4 megapixel, tanpa filter anti-aliasing guna mempertajam hasil tangkapannya. Yang baru adalah sebuah komponen accelerator, yang memungkinkan sensitivitasnya terhadap cahaya naik drastis sampai ke ISO 819200, sehingga kamera pada dasarnya mampu melihat dalam kegelapan.

Pentax K-1 Mark II

Juga baru adalah sistem image stabilization 5-axis yang lebih sempurna. Begitu efektifnya kinerja sistem ini, mode pemotretan Pixel Shift pun bisa digunakan tanpa memerlukan tripod. Pixel Shift sendiri merupakan mode khusus di mana kamera akan mengambil empat gambar selagi menggeser posisi sensornya, sebelum akhirnya dijadikan satu gambar dengan tingkat detail yang luar biasa.

Mode Pixel Shift di K-1 Mark II juga ikut dibenahi, di mana kamera kini dapat menyimpan data warna RGB di tiap-tiap pixel, sehingga pada akhirnya hasil tangkapannya bisa mengemas detail yang lebih baik lagi, serta warna yang lebih realistis. Singkat cerita, Pentax pada dasarnya tidak mau menyia-nyiakan potensi sensor full-frame pada kamera ini.

Selebihnya, K-1 Mark II masih sama seperti generasi pertamanya. Ini bisa berarti baik, tapi bisa juga tidak. Yang mungkin sangat mengecewakan adalah, K-1 Mark II masih saja belum bisa merekam video 4K. Satu-satunya cara menghasilkan video 4K menggunakan kamera ini adalah dengan memanfaatkan mode time lapse.

Positifnya, K-1 Mark II masih mempertahankan desain ergonomis dan konstruksi kokoh pendahulunya yang tahan terhadap cuaca ekstrem. LCD 3,2 inci yang sangat fleksibel dan bisa diputar-putar ke hampir segala arah pun juga masih ada di sini.

Pentax berencana melepas K-1 Mark II ke pasaran mulai bulan April, dengan banderol $2.000 (body only). Bundel bersama lensa 28-105mm f/3.5-5.6 juga bakal tersedia seharga $2.400.

Pentax K-1 Mark II

Sumber: DPReview.

Mengulik Fujifilm X-A5, Kamera Mirrorless Serbabisa Untuk Generasi Selfie

Setelah melangsungkan debutnya di 2013 sebagai kamera berlensa interchangeable paling terjangkau, Fuji melihat pangsa pasar potensial yang akhirnya menjadi sasaran dari versi kedua seri kamera X-A. Mereka ialah para konsumen muda ‘generasi mobile‘ yang membutuhkan kamera canggih, mudah digunakan, serta dapat menunjang gaya hidup mereka.

Ketika kamera Fujifilm X-series lain disiapkan untuk para fotografer kelas antusias, Fuji X-A2 dan X-A3 dirancang buat menunjang salah satu tren favorit di ranah fotografi: selfie. Kiprah seri X-A di negara-negara berkembang tampaknya sangat baik. Sesudah melepas X-A3 di Indonesia pada bulan November 2016, perusahaan produk imaging asal Tokyo itu menghadirkan penerusnya yang dibekali sejumlah pembaruan.

XA5 18

Dinamai X-A5, aspek utama yang ditawarkan oleh kamera mirrorless ini adalah kepraktisan penggunaan. GM electronic imaging division Fujifilm Indonesia Johanes J. Rampi menjelaskan bahwa X-A5 diramu agar bisa jadi pendamping perjalanan Anda serta alat untuk mengabadikan momen dengan pemakaian yang simpel, baik saat Anda ingin mengumpulkan koleksi foto ataupun membuat video.

XA5 19

 

Mengapa tidak dinamai X-A4?

Mungkin Anda penasaran mengapa sang produsen melewatkan angka ‘4’ pada nama produk ini. Hal tersebut sempat saya tanyakan langsung pada presiden direktur Fujifilm Indonesia, Noriyuki Kawabuko dan alasannya sangat sederhana. Fuji tidak mau produk andalan baru di kelas entry-level itu diasosiasikan dengan ‘ketidakmujuran’ yang diwakilkan oleh angka empat ‘di beberapa negara’ tempat produk dipasarkan.

XA5 20

 

Desain

Seperti pendahulunya, X-A5 mengusung penampilan ala kamera antik. Tubuhnya terbuat dari logam, yang dipadu lapisan kulit sintetis, dengan desain tubuh balok khas perangkat fotografi klasik. Anda dipersilakan memilih warna kulitnya – ada hitam, coklat dan pink.

Terlepas dari rancangan yang terlihat lawas itu, Fujifilm tidak melupakan aspek ergonomisnya. Beberapa sentuhan seperti dial plus tombol di area jempol kanan berguna untuk memudahkan zoom dan mengaktifkan shutter saat Anda mengambil selfie menggunakan tangan kiri.

XA5 13

XA5 16

Bagian body Fujifilm X-A5 mempunyai dimensi 116,9×67,7×40,4mm, ditambah lensa kit Fujinon XC15 45mm f/3.5-5.6 sepanjang 44,2mm berdiameter 52mm. Keseluruhan tubuhnya ini memiliki bobot 496-gram (body 361g plus lensa 135g) – lebih ringan dari X-A3 dengan berat di atas 580-gam.

XA5 14

XA5 17

Layar live preview berukuran 3-inci-nya juga dapat dibalik secara vertikal ke atas agar bisa dilihat dari depan. Bagian tersebut mendukung penuh navigasi via sentuhan, dapat Anda gunakan untuk menentukan fokus atau menyala-matikan fungsi tertentu tanpa perlu menggunakan tombol directional fisik.

XA5 4

XA5 12

 

Spesifikasi dan fitur

Kamera mirrorless ini menyimpan sensor CMOS APS-C 23,5×15,7mm 24,2-megapixel, dengan sensitivitas ISO satu stop lebih tinggi dibanding pendahulunya (51200 versus 25600). X-A5 didukung kapabilitas continuous shooting 6-frame/detik maksimal kira-kira 10-frame atau 3fps maksimal 50-frame. Jika tidak mau kehilangan momen berharga tanpa harus melewati proses setting sulit, Fuji juga menyediakan mode burst 4K buat menjepret foto sebanyak 15-frame/detik. Selanjutnya, Anda tinggal memilih foto-foto yang disukai via touchscreen.

XA5 15

Salah satu fitur favorit saya di X-A5 ialah exposure compensation (-5.0EV sampai +5.0EV). Kemampuan unik ini memungkinkan Anda mengatur kembali tingkat exposure setelah jepretan diambil tanpa menyebabkan gambar jadi terlihat tidak natural. Anda bisa mengurangi levelnya jika foto terlalu terang atau sebaliknya. Seorang tim Fuji menjelaskan bahwa hal itu dapat tercapai karena hasil foto diolah dari file RAW yang tersimpan di kamera.

XA5 6

Kelengkapan filter dan film simulation lagi-lagi jadi andalan di kamera mirrorless baru di seri X-A ini. Anda bisa bermain-main dengan 17 filter, di antaranya ada yang membuat gambar jadi terlihat lembut, filter spesialis mainan, hingga untuk menonjolkan warna. Terdapat pula fungsi buat menghilangkan kabut (pecinta fotografi cityscape pasti akan mengapresiasinya) serta fitur buat menambahkan kilauan (sparkle) di area-area terang.

XA5 3

X-A5 turut ditunjang satu fitur yang esensial di era mobile: kamera tak cuma bisa tersambung ke smartphone via konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi, namun dapat mengirimkan foto-foto yang sudah diambil secara otomatis, tanpa perlu menavigasi menu.

XA5 11

Sebagai sumber tenaga, X-A5 ditopang oleh baterai rechargeable lithium-ion NP-W126S yang kabarnya bisa memberikan user 450 kali jepretan dalam sekali proses isi ulang.

XA5 5

 

Flash pintar

Flash juga merupakan aspek di mana kamera fuji bersinar. Kapabilitas Super Intelligent Flash di sana mampu mengisi gambar dengan cahaya secara seimbang. Ia tidak membuat wajah atau objek kehilangan detail serta tekstur walaupun diambil di skenario backlight, kondisi malam hari, maupun di jarak dekat. Buat memaksimalkan kemampuan ini, Anda hanya perlu memilih mode scene recognition.

XA5 10

 

Video

Mendengarkan masukan dari para pengguna X-A3, kapabilitas perekaman video X-A5 mendapatkan sejumlah upgrade signifikan. Anda dipersilakan merekam video 4K dan memanfaatkan kemampuan multi-focus. Lalu ada pula fitur high speed recording di 1280x720p untuk menciptakan video slow motion. Satu fitur yang paling diminta adalah port microphone, dan Fujifilm akhirnya menyediakan port 2,5mm di sana.

XA5 2

 

Harga dan waktu ketersediaan

Fujifilm X-A5 rencananya akan mulai dipasarkan pada tanggal 22 Februari 2018, dijual secara perdana di Mall Central Park Jakarta. Untuk memingangnya, siapkan saja uang sebesar Rp 9 juta – harga yang tergolong cukup tinggi buat sebuah kamera mirrorless entry-level

XA5 1

XA5 9