Berkat Firmware Update, Rylo Kini Dapat Merekam Video 360 dalam Resolusi 5,8K

Setahun lalu, pencipta teknologi Hyperlapse memutuskan untuk terjun ke bidang hardware dan merilis Rylo, kamera 360 derajat yang dibekali sistem stabilization super-efektif. Di samping stabilization, fitur unggulan Rylo lainnya adalah kemampuan untuk ‘mengekstrak’ hasil rekaman menjadi video 1080p normal (non-360).

Kendalanya, resolusi 4K kurang bisa memberikan detail yang bagus pada hasil konversinya menjadi video dengan aspect ratio 16:9. Namun pengembangnya sudah menyiapkan solusinya. Melalui firmware update terbaru, Rylo kini bisa merekam video 360 derajat dalam resolusi 5,8K.

Resolusinya ini sedikit lebih tinggi daripada Insta360 One X yang baru dirilis bulan lalu. Namun yang lebih penting adalah, peningkatan resolusi ini semestinya bisa menghasilkan lebih banyak detail, baik pada video 360 derajat maupun video standar hasil konversinya.

Dalam kesempatan yang sama, Rylo juga kedatangan aplikasi pendamping untuk perangkat desktop, meski sayang baru untuk platform macOS saja. Sebelumnya, pengguna harus menggunakan iPhone atau ponsel Android untuk bisa mengedit hasil tangkapannya.

Apa yang dilakukan pengembang Rylo ini sejatinya patut diapresiasi. Ketimbang menelurkan produk generasi kedua dengan pembaruan yang kurang begitu signifikan – dan yang semestinya bisa diwujudkan melalui software – mereka terus rajin merilis firmware update demi menjadikan Rylo lebih menonjol dibandingkan rival-rivalnya.

Sumber: DPReview dan Rylo.

Kamera 360 Derajat Rylo Kedatangan Tiga Fitur Baru yang Menarik

Masih ingat dengan Rylo, kamera 360 derajat hasil garapan pencipta teknologi Hyperlapse? Meski umurnya belum setengah tahun, kamera inovatif tersebut sudah kedatangan sejumlah fitur baru yang cukup menarik melalui software update.

Yang pertama adalah 180° Mode, sebuah mode khusus yang memungkinkan pengguna untuk merekam video 180 derajat, dengan resolusi dan kualitas gambar yang lebih baik ketimbang mode 360 derajat. Mode ini bisa dikatakan sebagai inisiatif Rylo dalam mengantisipasi format VR180 dari Google, yang baru-baru ini dibuka aksesnya ke semua developer dan pabrikan.

Dalam mode ini, Rylo pada dasarnya hanya akan menggunakan satu lensa saja, sehingga ideal untuk skenario seperti ketika kamera dipasangkan di dada, maupun skenario lain di mana salah satu lensanya tertutupi. Berkat mode ini juga peran Rylo sebagai action cam sejatinya bisa lebih maksimal.

Fitur yang kedua adalah Bluetooth Remote Capture. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol kamera dari jauh menggunakan smartphone yang tersambung via Bluetooth. Bukan sebatas memulai dan menyetop perekaman saja, tapi juga mengganti mode perekamannya.

Melengkapi fitur ini adalah Photo Timer, yang memungkinkan pengguna untuk menunda aktivasi tombol shutter sampai 10 detik. Maksudnya supaya pengguna bisa memosisikan kamera di satu titik terlebih dulu, sebelum akhirnya berpose dan mendapatkan hasil yang lebih bagus (tidak ada gambar tangan terpotong dalam frame).

Terakhir, ada fitur Motion Blur, yang bakal menambahkan efek motion blur bernuansa sinematik pada hasil rekaman. Seberapa intens efeknya bergantung pada kecepatan efek timelapse yang ditetapkan (semakin cepat berarti semakin blur).

Ketiga fitur ini sudah tersedia melalui aplikasi pendamping Rylo di iOS. Untuk versi Android-nya, fitur Bluetooth Remote Capture baru akan menyusul dalam waktu dekat.

Sumber: DPReview dan Rylo.

Insta360 One Kini Dapat Merekam Video Lebih Mulus Ketimbang Sebelumnya

Diluncurkan pada bulan Agustus tahun lalu, Insta360 One merupakan kamera 360 derajat yang sangat menarik berkat kemampuannya merekam dalam resolusi 4K, serta kemudahan untuk ‘mengekstrak’ video non-spherical dalam resolusi 1080p. Lebih lanjut, kamera tersebut juga mengemas sistem image stabilization yang mumpuni.

Belum lama ini, Insta360 merilis update yang cukup signifikan untuk One. Update tersebut menghadirkan sistem stabilization baru bernama FlowState, yang diklaim mampu menghasilkan video yang lebih mulus ketimbang kombinasi smartphone + gimbal. Anda bisa melihat sendiri perbandingannya pada video di bawah.

Kehadiran FlowState juga memungkinkan One untuk mengambil video hyperlapse dengan mudah. Tanpa perlu mengatur atau mengaktifkan mode tertentu, pengguna hanya perlu merekam seperti biasa, lalu efek hyperlapse bisa ditambahkan lewat aplikasi pendamping pasca perekaman.

Aplikasi pendampingnya ini sekarang menawarkan tiga editing tool baru yang inovatif. Yang pertama adalah Pivot Points, di mana pengguna dapat menetapkan sejumlah titik dalam video sebagai pusat perhatian, lalu aplikasi akan menghubungkan titik-titik tersebut lewat pergerakan kamera yang mulus.

Yang kedua adalah SmartTrack, di mana pergerakan kamera akan selalu mengikuti ke mana pun subjek dalam video bergerak. Terakhir, ada mode ViewFinder yang pada dasarnya menempatkan pengguna sebagai juru kamera, membebaskannya dalam mengatur perspektif kamera pada video 360 derajat yang diambil.

Pembaruan-pembaruan ini sejatinya bakal semakin memaksimalkan fitur ‘ekstrak’ video yang dimiliki Insta360 One. Ketimbang bingung menentukan perspektif kamera, pengguna Insta360 One hanya perlu merekam, lalu mengatur sudut pandang kamera setelahnya.

Sumber: Insta360.

Pencipta Hyperlapse Kembangkan Kamera 360 Derajat dengan Sistem Stabilization Kelas Dewa

GoPro resmi merilis kamera 360 derajat perdananya pada akhir September kemarin. Baru satu bulan berselang, sudah muncul satu rivalnya yang sangat berpotensi. Berpotensi karena perangkat bernama Rylo ini bukan sembarang action cam yang mampu merekam video 360 derajat, melainkan yang dikembangkan oleh pencipta Hyperlapse.

Hyperlapse, bagi yang sudah lupa, adalah aplikasi keluaran Instagram yang dirancang untuk memudahkan pengguna mengambil video time lapse dengan tingkat stabilitas yang sangat baik. Begitu efektifnya sistem stabilization Hyperlapse, video yang dihasilkannya tampak seakan diambil menggunakan bantuan tripod.

Rylo

Kini kedua penciptanya, Alex Karpenko dan Chris Cunningham, memutuskan untuk memulai babak baru lewat Rylo. Sepintas Rylo tampak seperti kamera 360 derajat pada umumnya, dengan sepasang lensa fisheye di sisi depan dan belakangnya.

Masing-masing lensa memiliki sudut pandang seluas 208 derajat (setara lensa 7 mm pada kamera biasa) dan aperture f/2.8. Rylo sanggup merekam video 360 derajat dalam resolusi maksimum 4K 30 fps, atau kalau pengguna mau, foto panorama 360 derajat dalam resolusi 6K.

Kemiripan Rylo dan GoPro Fusion terletak pada kemampuannya mengekstrak video 1080p standar dari hasil rekamannya. Fitur ini sejatinya memungkinkan pengguna untuk menentukan ke mana ia harus membidikkan kamera setelah video selesai direkam.

Rylo

Namun tentu saja yang menjadi fitur andalan Rylo adalah Cinematic Stabilization, yang pada dasarnya merupakan evolusi dari teknologi Hyperlapse, yang kini diterapkan untuk video 360 derajat dan yang bukan dalam mode time lapse. Entah Anda sedang berlari, bersepeda atau malah melompat dari atas tebing, Rylo memastikan hasil rekamannya tetap stabil dan tampak sangat mulus.

Pengoperasiannya juga terkesan sangat mudah, sebab Rylo hanya mengandalkan satu tombol saja untuk menyala-matikan perangkat, serta memulai dan menyetop perekaman. Selesai merekam, pengguna dapat menyambungkannya ke ponsel Android atau iPhone via kabel, lalu mengedit atau membagikan hasilnya langsung dari aplikasi pendampingnya.

Rylo

Fisik Rylo tergolong ringkas, dengan wujud menyerupai kapsul dan dimensi 72,5 x 37 x 42,7 mm. Bobotnya hanya berkisar 108 gram berkat penggunaan material serba aluminium. Ia dibekali layar OLED kecil di salah satu sisinya, sedangkan penyimpanannya mengandalkan kartu microSD dengan dukungan kapasitas maksimum 256 GB. Baterainya dapat bertahan selama 60 menit perekaman dalam satu kali charge.

Rylo saat ini sudah bisa dibeli seharga $500, tapi sayang baru untuk pasar Amerika Serikat saja. Silakan tonton video di bawah untuk mendapatkan gambaran seajaib apa fitur Cinematic Stabilization yang ditawarkannya.

Sumber: PetaPixel.

Instagram Punya Tampilan dan Icon Baru

Selama lima tahun berkiprah, Instagram telah berkembang menjadi suatu komunitas global dimana lebih dari 80 juta foto dan video dibagikan setiap harinya. Namun dalam lima tahun tersebut, penampilan Instagram sendiri tidak banyak berubah.

Barulah di tahun 2016 ini Instagram akhirnya mendapat dandanan visual. Mulai versi 8.0, tampilan Instagram berubah drastis menjadi lebih datar. Hilang sudah garis berwarna biru yang khas di bagian atas, digantikan oleh kombinasi warna putih dan hitam yang tampak lebih modern.

Desain yang lebih simpel ini tidak semata untuk kepentingan estetika saja, tetapi juga demi memfokuskan konten foto dan video di hadapan pengguna; tampilan serba putih ini tentunya akan membuat foto atau video tampak lebih mencolok.

Perbandingan icon lawas Instagram dkk (atas) dan yang sudah dipermak (bawah) / Instagram
Perbandingan icon lawas Instagram dkk (atas) dan sesudah dipermak (bawah) / Instagram

Tak hanya tampilan aplikasi yang dipermak, icon Instagram pun juga berubah secara drastis, seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas. Wujud kamera kini digantikan oleh simbol yang lebih sederhana, sedangkan aksen pelangi yang ikonik kini diwakili oleh gradien warna.

Selain Instagram, aplikasi lain yang masih satu keluarga, yakni Layout, Boomerang dan Hyperlapse, juga ikut dirombak tampilan dan icon-nya supaya terasa lebih kohesif; memberikan kesan bahwa ketiganya merupakan pelengkap yang tepat buat Instagram.

Untuk mendapatkan tampilan baru ini, silakan update aplikasi Instagram ke versi 8.0 pada masing-masing perangkat, baik Android maupun iOS.

Sumber: Instagram Blog dan Medium.

Berkat Platform Baru, Cyanogen OS 13 Bakal Diperkuat Integrasi Layanan Microsoft

Sebagai salah satu pelopor dunia modifikasi OS Android, Cyanogen pastinya paham betul tentang pentingnya peran software dalam meningkatkan pengalaman pengguna smartphone. Namun demikian, pihak pembuat maupun yang memodifikasi sistem operasi tentunya tidak bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen yang beraneka ragam. Untuk itu, dibutuhkan bantuan aplikasi atau layanan pihak ketiga.

Sayangnya, menurut Cyanogen, aplikasi maupun layanan-layanan pihak ketiga ini terkesan terisolasi di dalam kandangnya masing-masing. Gampangnya begini: aplikasi Skype punya fitur dialer untuk melakukan panggilan ke pesawat telepon biasa – dengan catatan pengguna punya Skype credit – sedangkan aplikasi Dialer bawaan Android juga punya fitur yang sama. Kalau memang fiturnya sama, kenapa tidak dijadikan satu saja?

Berangkat dari ide semacam itu, Cyanogen memperkenalkan sebuah platform baru yang mereka juluki MOD. MOD pada dasarnya memungkinkan pengembang aplikasi atau layanan untuk mengintegrasikan produknya ke dalam Cyanogen OS. Pengguna bebas meng-install berbagai macam integrasi ini guna meningkatkan fungsionalitas perangkatnya.

Integrasi Cortana pada Cyanogen OS 13

Untuk mengawalinya, Cyanogen telah bermitra dengan Microsoft. Di sini Microsoft telah menyiapkan integrasi empat produk andalannya: Cortana, Skype, Hyperlapse dan OneNote. Dalam kasus Cortana, asisten virtual ini nantinya bisa mengakses fungsi yang lebih lengkap di Cyanogen OS. Contoh yang paling mudah, pengguna bisa menginstruksikan Cortana untuk membuka aplikasi kamera dan mengambil selfie dalam hitungan ketiga.

Selanjutnya, aplikasi Dialer di Cyanogen OS bakal dilengkapi fitur VoIP berkat integrasi Skype di dalamnya. Hal ini berarti pengguna bisa melakukan panggilan suara atau video, atau bahkan panggilan video grup melalui aplikasi Dialer bawaan Cyanogen OS – tidak usah repot-repot mengunduh dan membuka aplikasi Skype lagi.

Integrasi Skype pada Cyanogen OS 13

Sejauh ini bisa kita lihat betapa luasnya potensi yang diusung platform MOD. Integrasi Hyperlapse misalnya, memungkinkan pengguna untuk mengambil video yang amat stabil dan mulus hanya dengan menggunakan aplikasi kamera bawaan Cyanogen OS. Contoh lain, pengguna bisa melakukan pemesanan Uber lewat aplikasi kalender bawaan.

Cyanogen akan bekerja sama langsung dengan pihak pengembang hardware maupun aplikasi dan layanan. Mereka telah menyiapkan program khusus bernama MOD Ready Program guna memastikan distribusi platform ini bisa berjalan mulus dan meluas dengan cepat. Platform MOD ini akan tersedia untuk perangkat yang menjalankan Cyanogen OS 13.0 ke atas mulai bulan depan.

Buat yang masih penasaran dengan bagaimana mulusnya integrasi yang dibawa oleh platform MOD ini, silakan tonton video hands-on dari The Verge di bawah ini.

Sumber: Cyanogen.

Tiru Instagram, Microsoft Juga Rilis Aplikasi Video Hyperlapse

Setelah sekian lama melalui proses pengembangan beserta segala macam tantangannya, Microsoft akhirnya resmi merilis aplikasi Hyperlapse yang memungkinkan pengguna membuat rekaman video dengan efek “time-lapse” di ponsel mereka.

Continue reading Tiru Instagram, Microsoft Juga Rilis Aplikasi Video Hyperlapse

Instagram Rilis Aplikasi Hyperlapse Untuk Platform iOS

Jejaring sosial dan layanan berbagi foto, Instagram, baru saja merilis sebuah aplikasi mobile bernama Hyperlapse. Aplikasi yang baru tersedia untuk perangkat iOS ini berguna untuk menangkap objek foto dengan efek time-lapse.

Continue reading Instagram Rilis Aplikasi Hyperlapse Untuk Platform iOS