Menteri Pariwisata Siapkan Lima Poin Pembatasan Operasional Airbnb di Indonesia

Menteri Pariwisata Arief Yahya memperbolehkan marketplace akomodasi Airbnb dan layanan sejenisnya untuk beroperasi di Indonesia, namun dengan sejumlah batasan yang terbagi menjadi lima poin.

“Di seluruh dunia menghadapi Airbnb. Tapi semua negara, setidaknya di catatan saa, menerima kehadirannya,” kata Arief, dikutip dari CNN Indonesia.

Menurut Arief, kehadiran layanan seperti merupakan suatu keniscayaan dalam transformasi di bisnis perhotelan. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana cara pelaku bisnis perhotelan menghadapinya.

Kemenpar menyiapkan lima poin batasan. Pertama soal cakupan wilayah, aturan soal layanan akomodasi ini akan berlaku di seluruh Indonesia. Kedua, batasan waktu menginap. Pemilik akomodasi yang menggunakan jasa penyedia seperti Airbnb, Kemenpar memberikan dua jenis batasan waktu menginap.

Maksimal 360 hari (satu tahun) untuk pemilik akomodasi yang menggunakan jasa pemain akomodasi di wilayah yang hanya memiliki beberapa penginapan. Sementara, daerah yang ramah tempat penginapan, batas maksimal menginap adalah 180 hari (9 bulan). Selain itu, waktu minimal menginap juga dibatasi, harus lebih dari satu hari.

“Jadi tidak boleh dipesan hanya untuk satu hari. Di Singapura, penyewaan rumah di Airbnb tidak boleh kurang dari tiga bulan.”

Ketiga, soal perpajakan. Kemenpar membebaskan pemilik akomodasi dari pungutan pajak. Arief beralasan, pemilik akomodasi dan perusahaan sejenis adalah pelaku usaha kecil dan menengah.

Keempat, soal perizinan usaha. Kemenpar membebaskan perizinan usaha untuk daerah destinasi wisata dengan jumlah penginapan yang minim. Aturan berlaku sebaliknya untuk daerah dengan lokasi penginapan yang banyak.

Terakhir, soal standar pelayanan homestay. Di daerah dengan jumlah penginapan sedikit, pemilik akomodasi harus memiliki standar pelayanan layaknya hotel. Berlaku juga sebaliknya.

Tandingi Airbnb?

Seolah ingin menandingi Airbnb dengan nuansa lokal, Kemenpar bersama PHRI sedang mempersiapkan peluncuran platform BookingINA. Sejauh ini, platform tersebut belum beroperasi.

Model bisnisnya, platform ini mengumpulkan berbagai hotel dan restoran gabungan yang tergabung di bawah PHRI untuk sama-sama berjualan dan menerapkan konsep ekonomi berbagi (sharing economy).

“Saya jamin lebih murah dari OTA asing. Doakan paling lambat satu bulan ke depan [selesai],” terang Wakil Ketua PHRI Rainier H Daulay.

Baidu Luncurkan Baidu Maps dan Qunar untuk Dukung Pariwisata Indonesia

Bersama dengan Kementerian Pariwisata, perusahaan teknologi asal Tiongkok Baidu kembali melanjutkan kemitraan strategis dengan meluncurkan dua aplikasi tambahan, Baidu Maps dan Qunar. Diharapkan dua aplikasi ini dapat mendongkrak target pemerintah yang ingin mendatangkan 2 juta wisatawan Tiongkok ke Indonesia pada tahun ini.

Dua aplikasi tambahan ini nantinya bakal melengkapi produk Baidu lainnya, di antaranya Baidu Search Engine, Display Ads, dan Baidu Travel. Seluruh produk tersebut diklaim sangat efektif dalam mengedukasi masyarakat Tiongkok tentang destinasi andalan Indonesia, seperti Bali, Lombok, Banyuwangi, Jogja-Solo-Semarang, Manado, dan Labuan Bajo.

Baidu Maps adalah peta digital yang menawarkan tampilan citra satelit, peta jalan, dan peta dalam ruang. Selain itu, Baidu Maps juga menyediakan rekomendasi akan beragam jenis transportasi terbaik yang dapat dipertimbangkan wisatawan dalam mencapai destinasi tujuan.

Diklaim saat ini pengguna aktif Baidu Maps mencapai 300 juta orang per bulannya, memiliki cakupan point of interest (POI) global sebanyak 140 juta dan mengelola permintaan lokasi sebanyak 72 miliar per harinya. Aplikasi ini dapat diunduh untuk pengguna Android dan iOS.

Sementara itu, Qunar adalah aplikasi perjalanan wisata nomor satu di Tiongkok dengan 4,5 juta pengunjung aktif harian. Dengan mengakses Qunar, wisatawan yang ingin berwisata di Indonesia dapat memperoleh informasi akurat tentang penerbangan domestik dan internasional, paket liburan, hingga informasi lainnya.

Qunar sendiri merupakan perusahaan mobile dan online travel platform (OTP) yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Baidu.

Tampilan Baidu Maps
Tampilan Baidu Maps

“Setelah peluncuran di Indonesia, kami akan meluncurkan Baidu Maps di negara-negara Asia Pasifik lainnya. Pada peluncuran pertama di Indonesia, akan tersedia 1.000 POI mencakup Jakarta dan Bali. Angka tersebut akan terus dikembangkan, termasuk 10 destinasi utama lainnya yang menjadi prioritas Kemenpar,” terang Business Director Baidu Indonesia Ken Tao, Kamis (4/5).

Dia melanjutkan, “Pendekatan OTP yang menjadi fokus kerja sama ini juga sangat strategis untuk diterapkan karena mayoritas wisatawan Tiongkok berusia di bawah 45 tahun dan 68% dari mereka menjadikan informasi berbasis internet sebagai salah satu referensi utama dalam menentukan destinasi wisata.”

Mengenai komitmennya dalam mendukung pariwisata Indonesia dan bisnis secara keseluruhan, Ken mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan nilai investasinya pada tahun ini hingga dua kali lipat dari jumlah investasi di tahun sebelumnya sebesar US$5 juta.

Capai target

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kerja sama yang dilakukan dengan Baidu pada tahun lalu menunjukkan hasil yang impresif. Dengan pendekatan online, berhasil mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok sampai 27,3% atau senilai 1,14 juta orang, khusus Bali meningkat hingga 43,4%.

Akses informasi terkait pariwisata Indonesia yang terpublikasi di berbagai perjalanan wisata maupun di Baidu Travel, dalam waktu singkat mampu menarik minat lebih dari 320 ribu pembaca dengan impresi di atas 1 juta.

Pencarian destinasi dengan kata kunci “Bali Island” juga meningkat sebesar 45% dan kata kunci “Indo Travel” juga meningkat jadi 11%.

“Zaman sekarang kalau strategi pemasarannya tidak pakai digital, ya rugi,” terang Arief.

Dia menuturkan, “Lewat kerja sama dengan Baidu, saya rasa jadi faktor utama yang mendongrak tercapainya target kunjungan wisatawan Tiongkok jadi 1,14 juta. Tahun ini kami targetkan angkanya meningkatnya jadi 2 juta wisatawan.”

Sebelumnya, pemerintah menargetkan terima kunjungan 2 juta wisatawan Tiongkok pada tahun ini dan 10 juta kunjungan di 2019.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pemerintah Siapkan Marketplace Khusus Industri Pariwisata

Kementerian Pariwisata berencana untuk mendirikan marketplace pariwisata dengan nama Travel Exchange Indonesia (TXI). Inisiasi ini merupakan upaya dorongan dari pemerintah dalam mengadopsi sistem pemasaran ke digital seiring dengan geliat perkembangan era digital.

Arief Yahya, Menteri Pariwisata, menjelaskan bursa perdagangan pariwisata tersebut nantinya akan menjadi pertemuan antara online travel agent (OTA) dengan calon pelancong. Produk yang akan dijual bervariasi, mulai dari tiket pesawat domestik maupun internasional, hotel, restoran, transportasi untuk taksi, penyewaan kendaraan, atraksi, pertunjukan, hingga paket wisata.

Semangat pemerintah dalam membentuk platform ini adalah untuk menyokong pelaku usaha pariwisata yang masih berskala UKM, sehingga sulit bersaing dengan OTA skala besar. “Bulan Oktober akan selesai dan segera kita setup. Travel agent konvensional akan kita ‘paksa’ ikut, nanti mereka akan kami ajari,” ujar Arief.

Menurutnya, pelaku usaha yang tidak menerapkan digital marketing tourism akan cenderung lebih sulit bersaing, lambat laun akan ditinggalkan konsumen. Pasalnya, saat ini pelancong sudah lebih sering mencari, memesan, dan membeli paket perjalanan secara online tanpa perlu datang ke travel agent konvensional.

Kementerian mencatat sudah menggandeng sejumlah perusahaan di bidang pencarian seperti Google, Baidu, dan Tripadvisor, maupun dengan perusahaan pemesanan seperti Traveloka, Alitrip, C-Trip, dan lainnya. Menurut Arief, dari segi biaya promosi di digital empat kali lipat lebih efektif dan efisien.

Arief berharap kerja sama ini sekaligus dapat membantu mempromosikan Wonderful Indonesia secara global. Jadi, pelancong yang masuk ke situs tersebut akan dihubungkan dengan TXI agar dapat melakukan transaksi dengan travel agent nasional.

“Nanti yang akan lakukan selling adalah para pelaku travel agent. Pemerintah menyediakan promosi lewat Tripadvisor, jadinya materi yang mau dipromosikan dapat ditaruh ke dalam platform itu.”

Pemerintah menentukan 10 daerah yang menjadi destinasi utama, yaitu Jakarta, Batam dan Kepri, Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat, Makassar, Medan, Lombok, Bandung, Banyuwangi, Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), dan Pulau Bali.

Promosi akan digencarkan ke 16 negara yang menjadi pasar wisatawan mancanegara ke tanah air, seperti Singapura, Tiongkok, Malaysia, Australia, Jepang, dan Korea.