Spotify Luncurkan Daily Mix, Playlist Berisi Perpaduan Lagu Baru dan Lagu Favorit Pengguna

Playlist memegang peranan yang sangat penting dalam layanan streaming musik seperti Spotify. Berhadapan dengan puluhan juta lagu, terkadang kita bingung mau mendengarkan yang mana, dan di situlah gunanya playlist: Anda bisa menyesuaikan musik dengan mood, atau sekadar bernostalgia dengan playlist lagu-lagu lawas.

Spotify selama ini sudah menawarkan segudang playlist, tapi setidaknya ada dua yang bersifat amat personal, yakni Discover Weekly dan Release Radar. Dalam Discover Weekly, playlist diisi oleh lagu-lagu yang belum pernah Anda dengarkan sebelumnya, tapi masih sealiran lagu-lagu yang selama ini Anda putar. Release Radar di sisi lain menyuguhkan lagu-lagu terbaru dari artis favorit.

Sekarang ada lagi playlist personal baru yang ditawarkan Spotify. Namanya Daily Mix, dan sesuai namanya, setiap harinya akan diracik playlist baru khusus untuk Anda.

Tampilan fitur Daily Mix / Spotify
Tampilan fitur Daily Mix / Spotify

Tidak seperti Discover Weekly, Daily Mix menyajikan campuran lagu-lagu baru dan yang sudah menjadi favorit Anda selama ini. Menurut pernyataan yang diterima TechCrunch, proporsinya sejauh ini adalah 25% lagu baru dan 75% lagu favorit. Lebih lanjut, Daily Mix tidak memiliki durasi, playlist akan terus di-update dan diisi selagi Anda mendengarkan.

Yang mirip dengan Discover Weekly adalah bagaimana racikan Daily Mix akan bertambah sempurna seiring Anda menggunakan Spotify. Seandainya ada lagu yang Anda tidak suka dalam playlist, tinggal klik tombol “ban” untuk menendangnya jauh-jauh. Sebaliknya, pengguna bisa mengklik tombol “heart” untuk menambahkan lagu baru yang ternyata mereka sukai ke koleksi pribadinya.

Fitur Daily Mix saat ini sudah tersedia di Spotify versi Android dan iOS, dan segera menyusul di web serta desktop. Catatan tambahan: kalau Anda merupakan pengguna baru, Anda baru bisa mengakses Daily Mix setidaknya setelah dua minggu streaming di Spotify mengingat racikannya juga berdasarkan riwayat dan lagu-lagu favorit pengguna.

Sumber: TechCrunch dan Spotify. Gambar header: Freestocks.org.

Spotify Capai 40 Juta Pelanggan Berbayar

Anda pelanggan Spotify Premium? Kalau iya, Anda dan saya termasuk di antara 40 juta pelanggan berbayar Spotify, sebuah pencapaian membanggakan yang pertama diumumkan oleh CEO Spotify Daniel Ek melalui Twitter, dan telah dikonfirmasi oleh juru bicara Spotify kepada awak media.

Terakhir kali Spotify mengumumkan jumlah pelanggan berbayarnya adalah di bulan Maret lalu, dimana pada saat itu jumlahnya masih 30 juta pelanggan. Hal ini berarti Spotify berhasil menggaet sekitar 10 juta pelanggan paket Premium baru dalam kurun waktu enam bulan.

Dibandingkan dengan Apple Music, jumlah pelanggan berbayar layanan streaming tersebut hanya meningkat 4 juta selama lima bulan – 13 juta pelanggan di bulan April menjadi 17 juta berdasarkan informasi terbaru yang diberikan Apple dalam acara peluncuran iPhone 7 pekan lalu.

Kendati demikian, Apple Music masih tercatat sebagai salah satu layanan streaming musik dengan pertumbuhan tercepat; dalam kurun waktu setahun setelah diluncurkan, jumlah pelanggan berbayarnya sudah mencapai angka 15 juta orang. Spotify di sisi lain juga dilaporkan masih merugi secara finansial per bulan Juni kemarin.

Itulah mengapa kenaikan jumlah pelanggan berbayar yang signifikan sangat berarti buat Spotify. Layanan streaming asal Swedia tersebut juga sudah bekerja keras dalam beberapa bulan terakhir demi memikat hati penggunanya lewat fitur-fitur seperti Release Radar, kategori musik anak-anak maupun gaming.

Sumber: 9to5Mac.

Spotify Catatkan Pertumbuhan Positif di Indonesia dan Hadirkan Fitur Discover Weekly

Bagi saya pribadi, kehadiran Spotify secara resmi di Indonesia merupakan salah satu highlight terbesar dari tahun 2016 ini. Layanan streaming musik asal Swedia tersebut sudah dinanti-nanti sejak lama, dan pencapaiannya di Indonesia sejauh ini bisa dibilang cukup fenomenal.

Dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan, konsumen tanah air tercatat telah menghabiskan waktu hampir 20 juta jam untuk menikmati musik suguhan Spotify. Setiap harinya, pengguna menghabiskan rata-rata 90 menit untuk streaming musik di Spotify. Jam-jam yang sering adalah antara jam 12 siang sampai 4 sore, dan jam 8 sampai jam 11 malam.

Pada kenyataannya, Spotify sendiri mengakui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna tercepat di Asia Tenggara. Spotify tidak mengungkapkan jumlah pengguna maupun pelanggan paket berbayarnya yang berasal dari Indonesia, namun pastinya Spotify merupakan salah satu layanan streaming musik favorit di nusantara.

Pertumbuhan pengguna ini banyak dipengaruhi oleh komitmen Spotify dalam menyajikan konten-konten yang relevan dengan konteks lokal. Playlist macam “Generasi Galau” terbukti menjadi salah satu yang paling sering didengarkan oleh pengguna di Indonesia.

Di sisi lain, variasi metode pembayaran yang ditawarkan Spotify menjadi solusi bagi mereka yang ingin menikmati layanan bebas iklan namun tidak memiliki kartu kredit. Tarif berlangganannya pun juga sudah disesuaikan dengan kantong pengguna tanah air; di AS, tarif Spotify Premium adalah $10, sedangkan di Indonesia tarifnya cuma Rp 50 ribu saja – atau Rp 79 ribu untuk enam orang sekaligus dengan paket Family.

Tampilan fitur Discover Weekly pada aplikasi desktop dan mobile Spotify / Spotify
Tampilan fitur Discover Weekly pada aplikasi desktop dan mobile Spotify / Spotify

Dari segi fitur, Spotify juga peduli akan perkembangannya di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, pengguna Spotify di tanah air sudah bisa menikmati fitur Discover Weekly yang pada dasarnya merupakan sebuah playlist custom berdurasi kurang lebih 2 jam.

Discover Weekly ini diperbarui setiap Senin pagi, dimana pengguna akan menjumpai deretan lagu yang disusun berdasarkan musik yang sering mereka dengarkan dan mereka sukai. Berdasarkan pengalaman pribadi, Discover Weekly terbukti sukses menyajikan musik yang benar-benar baru di telinga saya, tapi masih sesuai dengan selera saya.

Fitur Discover Weekly juga merupakan alasan utama mengapa saya memilih Spotify dibanding layanan streaming musik yang lain. Sebelumnya saya sempat menjajal Apple Music, tapi kurasi yang diberikan fitur For You rupanya masih belum cocok; seringkali hanya menampilkan “Intro to Buddy Guy” atau semacamnya untuk artis lain, yang berisikan lagu-lagu yang sudah saya kenal dengan baik.

Discover Weekly bisa ditemukan pada halaman utama menu playlist. Karena selalu diperbarui setiap minggu, jangan sampai kelupaan untuk menyimpan lagu-lagu favorit sebelum sepekan berakhir karena lagu-lagu tersebut akan diganti dengan yang ‘fresh‘ di hari Senin depan.

Sumber tambahan: Bloomberg.

Anda Suka Star Trek? Bersiaplah untuk Berlangganan Netflix Mulai Akhir Tahun Ini

22 Juli 2016 nanti adalah tanggal yang sudah dinanti-nanti oleh banyak Trekkie, sebutan untuk penggemar berat serial Star Trek. Hari itu merupakan hari perilisan resmi Star Trek Beyond, reboot ketiga setelah Star Trek Into Darkness yang dirilis di tahun 2013.

Akan tetapi Star Trek Beyond bukanlah satu-satunya ‘ramuan’ untuk mengobati rasa kangen para Trekkie. Mulai awal tahun 2017 nanti, serial TV Star Trek rupanya juga akan di-reboot dan ditayangkan kembali di televisi setelah serial lamanya berakhir sekitar satu dekade silam. Produksinya akan dimulai pada bulan September mendatang dan digawangi oleh CBS Studios International.

Kabar baiknya, Anda tidak perlu tinggal di Amerika Serikat untuk bisa menikmati reboot serial TV Star Trek ini. Pasalnya, selain ditayangkan di channel CBS sendiri, Star Trek baru ini juga akan bisa dinikmati lewat Netflix. Yup, jika Anda merupakan seorang Trekkie kelas berat, mungkin ini bisa jadi pertimbangan tersendiri untuk berlangganan Netflix.

Layanan streaming film tersebut baru-baru ini mengumumkan persetujuan lisensinya dengan CBS, dimana setiap episode serial TV baru Star Trek akan tersedia di Netflix dalam kurun waktu 24 jam setelah ditayangkan di televisi AS. Ini berarti serial baru Star Trek akan tersedia total di 188 negara dimana Netflix tersedia.

Menariknya, persetujuan ini juga berarti Netflix mengantongi izin untuk menayangkan total 727 episode serial Star Trek lawas, termasuk halnya Star Trek: The Original Series, Star Trek: The Next Generation, Star Trek: Deep Space Nine, Star Trek: Voyager dan Star Trek: Enterprise. Koleksi masif ini bisa dinikmati oleh para pelanggan Netflix mulai akhir tahun ini juga.

Sumber: Netflix.

Netflix Luncurkan Flixtape, Fitur Baru untuk Berbagi Playlist Film dengan Teman dan Keluarga

Layanan streaming film Netflix baru-baru ini meluncurkan sebuah fitur yang cukup unik. Bernama Flixtape, fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk saling berbagi playlist film atau serial TV dengan teman atau keluarganya via media sosial.

Istilah Flixtape sendiri sebenarnya merupakan plesetan dari “mixtape” yang populer di zaman kaset pita dulu. Netflix sendiri sebenarnya sudah menyajikan rekomendasi konten berdasarkan selera maupun riwayat menonton pengguna.

Kendati demikian, rekomendasi yang berasal dari teman atau anggota keluarga dalam wujud Flixtape ini tentunya akan terasa lebih berpengaruh. Sebagai pengguna, kita pastinya akan lebih percaya dengan teman atau keluarga sendiri ketimbang algoritma yang dirancang Netflix, bukan?

Daftar judul dalam sebuah Flixtape / Netflix
Daftar judul dalam sebuah Flixtape / Netflix

Untuk membuat Flixtape, pengguna bisa langsung membuka situs resminya. Langkah yang pertama adalah membuat judul Flixtape, misalnya “The Rockumentaries Flixtape”. Selanjutnya, Netflix akan mencoba memahami tema yang pengguna tetapkan dan memberi tiga judul yang sesuai.

Dari situ pengguna bisa mengganti film yang dipilihkan dan menambah hingga enam judul secara total. Di saat yang sama, Netflix juga telah meracik sejumlah Flixtape sesuai tema atau kategori tertentu, seperti misalnya The Children & Family Flixtape.

Setiap Flixtape bisa dikustomisasi secara visual. Pengguna bisa memilih gambar cover-nya, menyematkan sketsa-sketsa tertentu hingga menuliskan nama sang penerima, persis seperti di zaman mixtape masih populer dulu.

Sumber: TechCrunch.

HOOQ Mengklaim sebagai Layanan “Video-On-Demand” dengan Film Indonesia Terbanyak

April 2016 silam layanan video-on-demand (VOD) HOOQ dari Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros secara resmi hadir di Indonesia. Meski masih baru, tetapi HOOQ sudah bergerak dengan agresif dan mengklaim sebagai layanan VOD dengan basis data film Indonesia paling banyak. Total, hampir 70 persen dari sekitar 3.596 film Indonesia yang sudah dibuat diklaim ada dalam layanan HOOQ.

Country Manager HOOQ Indonesia Guntur Siboro mengatakan, “Film Indonesia itu jumlahnya sekarang mencapai 3000-an [lebih dari 3.596]. Dari 3.000-an itu, hampir 70 persen ada di library HOOQ. Jadi, saya tidak tahu dengan yang lain, [tetapi] kami bisa klaim HOOQ itu terbesar untuk film Indonesia. […] Film asingnya comparable lah dengan yang lain. Ada film yang kami punya mereka tidak dan begitu juga sebaliknya.”

Lebih jauh, Guntur juga mengungkap bahwa selama kurang lebih tiga bulan beroperasi di Indonesia pihaknya juga terus menambah jaringan kemitraan. Seperti yang diketahui, HOOQ telah menjalin kemitraan dengan Tri, Indosat Ooredoo, dan juga Smartfren tidak lama setelah peluncuran perdananya.

Paling baru, kini HOOQ juga telah menjalin kerja sama dengan Indihome melalui Indihome Store untuk pembelian voucher berlangganan HOOQ selama satu bulan. Selain itu, HOOQ juga menjalin kerja sama dengan Telkomsel melalui skema bundling untuk Telkomsel simPATI Entertainment.

Guntur mengatakan,

“Entertainment itu tidak bisa dimonopoli oleh satu pihak, jadi kami welcome terhadap kompetisi karena menurut kami layanan lah yang akan membuktikan yang mana yang akan akan diterima. Harga pasti bisa bersaing, […] itu pasti akan terjadi. Tapi, menurut saya industri ini [industri kreatif dan film] kalau mau berkembang harus [memiliki] sustainable pricing. Bagaimana Anda bisa memproduksi sebuah konten kreatif kalau tidak ada revenue-nya?”

“Memang ini perlu waktu untuk proses edukasi, tetapi dengan [skema] bundle proses edukasi akan lebih cepat. […] Sampai saat ini sudah ada 300.000-an orang yang mencoba [layanan HOOQ], mengunduhnya dan mencobanya selama tujuh hari [free trial],” kata Guntur.

Beberapa rencana HOOQ di Indonesia

Di samping menambah konten dan kemitraan, Guntur juga mengungkap beberapa rencana lainnya yang sedang disiapkan oleh HOOQ. Beberapa di antaranya adalah pengembangan fitur parental control , peningkatan UI/UX untuk menyesuaikan perilaku pengguna di Indonesia, dan juga tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi dan meluncurkan konten eksklusifnya sendiri.

Guntur mengatakan, “Dengan menjadi bagian dari salah satu pilihan distribusi, itu akan membuat industrinya [film] bergerak. […] Kami menjadi saluran [distribusi film] baru, secara tidak langsung membantu restorasi film [ke digital], dan kami juga tengah mengeksplorasi untuk produksi bersama orang lain. Belum bisa disclosed dengan siapa saja […] mungkin ke depan namanya akan jadi HOOQ original atau semacam itu.”

Sementara itu untuk fitur parental control, Guntur menjelaskan bahwa pengembangan fitur ini dilakukan untuk memenuhi permintaaan dan menghilangkan kekhawatiran pengguna terhadap konten yang tidak sesuai. Sejauh ini HOOQ sendiri hanya menerapkan proses self censorship pada tiap konten film yang dihadirkannya.

Sebagai informasi, dalam hasil survei yang diungkap oleh Nusaresearch, HOOQ adalah salah satu layanan VOD paling populer di Indonesia yang menempati peringkat keempat. Di samping itu, HOOQ juga menjadi pilihan utama sebagai “jalan tengah” para penikmat layanan VOD yang ingin beralih layanan dengan persentase mencapai 48,3 persen.

Application Information Will Show Up Here

BitTorrent Now Adalah Layanan Streaming Musik dan Video dari Kumpulan Artis Indie

BitTorrent selama ini mungkin selalu dikaitkan dengan pembajakan, padahal perusahaan asal Amerika Serikat tersebut sudah beberapa tahun menyediakan medium distribusi konten bagi para artis indie. Dan kini mereka sudah siap membuka pintunya lebih luas lagi lewat branding baru bernama BitTorrent Now.

BitTorrent Now pada dasarnya bisa dianggap sebagai layanan streaming segala jenis konten, mulai dari musik, video sampai konten VR sekalipun. Jangan harap Anda bisa menemukan konten bajakan di BitTorrent Now, sebab semuanya merupakan hasil unggahan kreatornya sendiri.

Konten dalam BitTorrent Now ada yang gratis, ada yang berbayar, dan ada juga yang didukung oleh iklan. Semuanya bebas ditentukan oleh para artis, dan kita sebagai konsumen bisa langsung menikmatinya di bermacam perangkat; di-stream langsung lewat browser, perangkat Android, iOS maupun Apple TV.

Meski konsep peer-to-peer (P2P) sudah melekat pada DNA BitTorrent, Now pada awalnya akan mengandalkan server milik BitTorrent sendiri supaya pengalaman yang disajikan kepada pengguna bisa tetap konsisten.

Apabila Anda benar-benar tertarik dengan karya-karya artis indie – dan SoundCloud serta Vimeo masih terkesan terlalu mainstream buat Anda – BitTorrent Now bisa langsung Anda coba saat ini juga di web dan Android – aplikasi iOS dan Apple TV-nya dikabarkan akan segera menyusul.

Sumber: The Verge dan Engadget.

Application Information Will Show Up Here

Laugh.ly Ibarat Spotify-nya Stand-up Comedy

Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat perkembangan yang cukup pesat di dunia stand-up comedy. Di Indonesia sendiri, beragam acara TV telah disiarkan dengan fokus pada stand-up comedy. Nama-nama seperti Raditya Dika atau Ernest Prakasa tentunya sudah tidak asing lagi di telinga para penggemar stand-up comedy.

Kalau Anda merupakan penggemar stand-up comedy, layanan bernama Laugh.ly ini nantinya bisa menjadi idola baru. Konsep yang ditawarkan Laugh.ly sederhana saja, yakni menjadi Spotify-nya stand-up comedy, menawarkan layanan streaming atas beragam konten yang siap membuat kita tertawa terbahak-bahak.

Laugh.ly rencananya akan mulai beroperasi pada musim panas nanti, dan bakal menampung konten dari sekitar 400 pelawak. Di sisi lain, komedian-komedian yang baru memulai karirnya juga bisa memanfaatkan Laugh.ly untuk membangun reputasi dan mengumpulkan audiens.

Pengguna nantinya bisa melakukan pencarian terhadap potongan-potongan lelucon maupun channel yang menyiarkan seorang pelawak atau sejumlah topik sekaligus. Menurut pengembangnya, Laugh Radio, layanan mereka akan didukung teknologi yang relevan, seperti misalnya penyajian kualitas audio yang optimal untuk monolog.

Seperti Spotify, Laugh.ly akan hadir dalam versi gratis dengan selipan iklan, atau berbayar senilai $8 per bulan. Paket berbayar ini ibarat membeli tiket “kursi depan”, dimana pengguna akan disuguhi konten yang lebih beragam dan tanpa iklan.

Sayangnya sejauh ini belum ada keterangan apakah Laugh.ly nantinya bakal menyuguhkan channel khusus yang menampung pelawak-pelawak lokal. Mungkin di awal kita hanya akan menjumpai stand-up comedian berbahasa Inggris terlebih dulu.

Sumber: TechCrunch.

Pertegas Elemen Sosial, Twitch Umumkan Fitur Friends List

Tahun demi tahun, komunitas pengguna Twitch terus meluas tanpa ada tanda-tanda akan berhenti. Fitur Whisper yang dirilis di pertengahan tahun kemarin menjadi bukti pentingnya elemen sosial dalam komunitas Twitch, dan di tahun ini mereka kembali menitikberatkan aspek tersebut lewat fitur Friends List.

Berkat fitur ini, pengguna Twitch nantinya bisa menambahkan hingga 500 teman, mengetahui siapa saja yang sedang online, dan tentu saja mengirimkan Whisper dengan mudah. Gampangnya, Twitch kini telah berkembang menjadi sebuah jejaring sosialnya para gamer.

Diumumkan di ajang PAX East, fitur Friends List ini sejatinya masih dalam tahap beta dan baru akan diuji dengan sejumlah komunitas terpilih. Pun begitu, mereka yang sudah bisa menikmati fitur ini juga dapat mengirimkan undangan kepada pengguna lain untuk ikut menjajal fitur Friends List.

Bersamaan dengan itu, Twitch juga mengumumkan rencananya merombak channel Twitch Creative dengan tampilan yang lebih mudah dinavigasikan. Tampilan baru ini nantinya akan menempatkan sejumlah hashtag di bagian atas, dimana pengguna bisa langsung mengakses kategori-kategori yang populer di channel Creative dengan mudah.

Terakhir dan yang rupanya paling banyak dinanti oleh pengguna, Anda nantinya dapat menikmati video dari broadcaster favorit tanpa harus diganggu iklan. Syaratnya hanya satu, yakni menjadi subscriber.

Sumber: Twitch Blog dan Engadget. Gambar header: Twitch via Shutterstock.

Berkolaborasi dengan Vice, Apple Music Sajikan Serial Dokumenter Seputar Perkembangan Musik di Berbagai Lokasi

Menghadapi persaingan industri streaming musik yang semakin panas, Apple rupanya sudah menyiapkan konten spesial bagi para pelanggan Apple Music. Bekerja sama dengan Vice, mereka tengah menyiapkan serial dokumenter berjudul The Score yang akan mengangkat kisah menarik seputar dunia musik di berbagai belahan dunia.

Serial ini dibagi menjadi enam episode. Episode pertama yang berjudul “Reservation Rap” mengangkat kisah tentang perkembangan musik hip-hop di kalangan suku Ojibwe (salah satu bagian dari penduduk Amerika asli) di kawasan Minnesota. Sedangkan episode-episode berikutnya akan menyusul dan mengangkat tema musik lain di berbagai lokasi seperti Brazil, Vietnam dan Islandia.

Melengkapi setiap episode video dokumenter tersebut adalah playlist istimewa yang diracik berdasarkan tema musik yang diangkat. Jadi untuk episode yang pertama ini, playlist-nya tentu saja banyak mencakup lagu hip-hop dari nama-nama legendaris seperti Tupac dan Notorious B.I.G.

Episode yang pertama sudah bisa dinikmati langsung lewat Apple Music oleh para pelanggan tanpa perlu mengeluarkan biaya ekstra. Kalau Anda penasaran seperti apa kira-kira dokumenternya, silakan tonton trailer episode pertamanya di bawah ini.

Sumber: Engadget. Gambar header: Apple Music via Pixabay.