EVOS Esports Juara Free Fire Master League, Siren Esports Juara MDL

Jika Anda adalah pembaca setia Hybrid, Anda mungkin memperhatikan ada sedikit perubahan dari cara kami menyajikan informasi-informasi. Salah satu yang cukup terasa adalah berita-berita seputar perkembangan esports yang kini digantikan oleh pembahasan-pembahasan yang lebih mendalam. Namun bukan berarti Hybrid.co.id tidak memperhatikan perkembangan esports. Kini semua berita perkembangan tersebut kami rangkum ke dalam satu pembahasan. Maka dari itu berikut rangkuman berita kompetisi esports di pekan kedua bulan Oktober 2020:

10 Oktober 2020

Street Fighter League Pro JP Week 3

Street Fighter League kini sudah memasuki pekan ke-3 pertandingan. Mago Scarlet lagi-lagi harus menerima kekalahan pada pertandingan SF League Pro JP pekan ke-3. Masih seperti pertandingan pekan sebelumnya Mago Scarlet harus terima kekalahan telak, kali ini dari Nemo Aurora. Sementara itu, pertandingan-pertandingan berikutnya berjalan sengit. Tokido Flame vs Fuudo Gaia, dua tim yang sama-sama konsisten kini bertemu dan harus menerima hasil seri 2-2. Umehara Gold melawan Momochi Splash juga mendapatkan hasil seri 2-2, setelah tim Daigo Umehara menemukan performa terbaiknya mulai pekan kedua.

San Francisco Shock Juara Overwatch League 2020

San Francisco Shock menjadi tim Overwatch League pertama yang berhasil memenangkan liga franchise tersebut selama dua kali berturut-turut. Kemenangan gemilang didapatkan oleh Nam-joo Kwon “Striker” setelah bertarung sengit melawan Seoul Dynasty dan menghasilkan skor 4-2. “Saya bangga sekali melihat seluruh staf Overwatch League dari seluruh dunia bekerja begitu keras demi dapat menyajikan tayangan yang luar biasa bagi para penggemar. Terima kasih kepada empat tim yang bertanding pertandingan OWL 2020 Grand Finals dan selamat bagi San Francisco Shock,” tulis Jon Spector selaku Vice President Overwatch Esports di Blizzard Entertainment dalam rilis.

11 Oktober 2020

EVOS Esports Juara Free Fire Indonesia Masters 2020 – Fall

Akhir pekan lalu menjadi gelaran puncak dari skena esports Free Fire Indonesia lewat gelaran Free Fire Indonesia Masters League. Setelah melalui kualifikasi dan gelaran Free Fire Masters League, turnamen FFIM 2020 Fall kini tinggal menyisakan 12 tim saja. Pertandingan berlangsung dengan sangat sengit, semua tim ingin membuktikan bahwa mereka adalah yang terbaik, sehingga persaingan poin antar tim menjadi sangat tipis.

RRQ yang sempat memuncaki perolehan poin sementara akhirnya tersalip oleh EVOS Esports di akhir akhir pertandingan. EVOS Esports pun menjadi juara FFIM dengan perolehan sebesar 142 poin. Sebagai juara nasional, EVOS Esports secara otomatis mendapat kesempatan untuk bertanding di tingkat selanjutnya, yaitu Free Fire Continental Series: Asia. RRQ dan ONIC Esports juga mendapat kesempatan serupa namun harus berjibaku pada babak Play-Ins terlebih dahulu.

Siren Esports Juara MDL

Mobile Legends Developmental League sudah memasuki season kedua. Pada musim ini, tim non-franchise kembali mendulang kemenangan berkat permainan gemilang yang ditampilkan. Adalah Siren Esports, tim yang bermain dengan sangat apik dan berhasil menumbangkan RRQ Sena yang notabene adalah pemuncak klasemen babak Regular Season MDL Season 2. Selamat bagi Hinelle dan kawan-kawan! Selamat atas kemenangannya Siren Esports.

12 Oktober 2020

100 Thieves tinggalkan CS:GO

Sumber: 100 Thieves
Sumber: 100 Thieves

100 Thieves yang merupakan salah satu organisasi esports besar di Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan tinggalkan skena CS:GO. Keputusan ini dilakukan setelah sang pemain bintang, Justin Savage “jks”, dikabarkan pindah ke Complexity. Selain karena hal tersebut, performa 100 Thieves juga terbilang sedang menurun belakangan ini. Mengutip HLTV.org, performa mereka menurun terutama sejak pandemi di bulan Maret 2020 kemarin. Sejak saat itu mereka tak pernah masuk peringkat top 10 selama 5 bulan belakangan. Pasca kabar ini, hal yang masih jadi tanda tanya adalah bagaimana nasib spot tim besutan Matthew Haag “Nadeshot” yang ada di turnamen ESL Pro League dan BLAST Premiere.

Fortnite Buat Turnamen Bertemakan Superhero Marvel

Sumber: Epic Games
Sumber: Epic Games

Kerja sama antara Marvel dengan Epic Games kini melangkah lebih jauh lagi lewat turnamen bertajuk Marvel Knockout Super Series. Bukan cuma dari segi judul, turnamen ini juga menggunakan mode Marvel Knockout limited-time mode yang di dalamnya pemain akan berkompetisi dengan menggunakan kekuatan super milik karakter Marvel. Turnamen memiliki hadiah Grand Final sebesar satu juta dollar AS dan skin Fortnite karakter Daredevil, pahlawan yang tuna netra yang punya kemampuan pendengaran ultrasonik.

14 Oktober 2020

Riot Games Umumkan Rencana Esports VALORANT di Asia Tenggara

First Strike jadi turnamen VALORANT resmi dari RIot pertama.
First Strike jadi turnamen VALORANT resmi dari RIot pertama.

Setelah rangkaian Ignition Series, kini Riot Games umumkan inisiatif esports terbarunya untuk VALORANT, yaitu First Strike. Pada turnamen First Strike, Riot Games menggandeng beberapa rekan yang akan menjalankan turnamen tersebut di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Untuk Indonesia ada One Up Organizer yang akan menjadi penyelenggara untuk gelaran turnamen First Strike dan juga turnamen tingkat universiats.

Valve Dikabarkan Tolak Tawaran Pemerintah Shanghai Untuk Selenggarakan The International 10

Sumber: Dota 2 Blog
Sumber: Dota 2 Blog

Nasib ekosistem esports Dota 2 masih belum ketahuan sampai sekarang walaupun sudah ada 40 juta dollar AS dikumpulkan lewat Battle Pass. Perasaan ketidakpastian ini muncul setelah tulisan kekecewaan dari shoutcaster asal Amerika Serikat, Kyle Freedman, yang membahas soal ketidakpedulian Valve terhadap skena esports Dota 2 terbit di laman Medium. Ketidakpastian semakin bertambah setelah pernyataan Kyle disauti oleh Zhou Lingxiang “Haitao”, Co-Founder Imba TV, yang mengatakan bahwa Valve menolak tawaran Perfrect World untuk menghadirkan TI10 di Shanghai, walaupun pemerintah sudah sangat mendukung kegiatan tersebut.

15 Oktober 2020

London Spitfire Lepas Semua Pemain dan Jajaran Staf

Manajemen tim Overwatch League yaitu London Spitfire mengumumkan bahwa mereka melepas seluruh pemain, pelatih, dan staf. Berdasarkan dari laporan Esports Observer, London Spitfire melakukan tindakan tersebut karena mereka ingin melakukan perubahan strategi untuk musim selanjutnya. Perubahan strategi yang dimaksud termasuk memanfaatkan talenta-talenta yang mereka didik sendiri lewat tim British Hurricane dan tim Akademi, serta mencari pemain dari Eropa Barat untuk memudahkan pencarian sponsor. Dikabarkan juga semua pemain yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam status Free Agents agar mereka masih bisa direkrut oleh tim-tim lain.

16 Oktober 2020

https://esportsobserver.com/spitfire-releasing-roster-staff/

https://twitter.com/davidhigdon/status/1316657459218518016?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1316657459218518016%7Ctwgr%5Eshare_3%2Ccontainerclick_1&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.invenglobal.com%2Farticles%2F12494%2F32m-people-applied-for-the-6300-league-of-legends-world-championship-tickets

Tinggal beberapa langkah menuju puncak gelaran League of Legends World Championship 2020. Diselenggarakan di Shanghai, Riot Games memang sudah berencana tetap menyelenggarakan turnamen ini secara tatap muka sejak awal. Meski demikian Riot Games tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku, sehingga acara tatap muka diadakan dengan jumlah pengunjung yang terbatas. Meski demikian permintaan tetap membludak. David Higdon dari Riot Games mengatakan bahwa jumlah registrasi mencapai 3,2 juta yang mendaftar untuk memperebutkan 6300 tiket menonton Worlds 2020 secara offline.

Akankah Indonesia Menjadi Kiblat Esports Mobile Dunia?

Perkembangan esports di Indonesia terbilang begitu cepat. Salah satu perubahan yang cukup terasa datang dari sisi sistem kompetisi. Sekitar tahun 2016-2017 model kompetisi liga cukup jarang ditemukan di skena esports lokal. Tanpa liga rutin, para pemain terpaksa loncat dari satu turnamen ke turnamen lain untuk bisa terus bertanding dan menyambung hidup.

Tayangan esports juga terbilang kurang “seksi” bagi sponsor karena tayangannya tidak konsisten dan cuma berlangsung sesekali. Satu-satunya kompetisi liga esports di masa itu mungkin cuma League of Legends Garuda Series, liga utama League of Legends skena lokal. Walau menjadi salah satu pionir yang cukup sukses, sayangnya liga tersebut tutup usia tahun 2018 pasca Garena pamit undur diri mengurus server League of Legends lokal.

Lompat beberapa tahun ke depan, Indonesia kini punya tiga liga esports yang terbilang liga primer di tahun 2020. Tiga liga esports tersebut adalah yaitu MPL ID untuk Mobile Legends: Bang-Bang, PMPL ID untuk PUBG Mobile, dan FFML untuk Free Fire.

Dari tiga liga tersebut, Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) terbilang sebagai salah satu yang berandil besar terhadap hidupnya kembali ekosistem esports lokal. MPL ID tak hanya membuat pasar esports lokal bergeliat, tetapi juga menunjukkan potensi pasar esports lokal Indonesia untuk menjadi pusat perkembangan game mobile. Bukti pernyataan tersebut bisa kita lihat dari laporan data Esports Charts. Laporan turnamen esports terpopuler bulian September dari Esports Charts menunjukkan bagaimana MPL ID memiliki jumlah penonton yang bersaing, bahkan dengan League of Legends World Championship 2020 ataupun liga LoL primer seperti LCK Korea Selatan ataupun LEC Eropa.

Berangkat dari data tersebut saya jadi ingin mencari tahu lebih, kira-kira sudah sampai sejauh mana tren perkembangan esports Indonesia saat ini? Dengan menggunakan liga MPL ID sebagai sampel, Indonesia ternyata punya potensi untuk menjadi pusat perkembangan esports game mobile di masa depan. Apa benar? Inilah argumentasi saya.

 

Melihat Perkembangan Esports Indonesia tahun 2020 dari Tren Penonton Babak Regular Season MPL ID 2020 Season 6

MPL Indonesia memulai musim pertamanya pada tahun 2018. Ketika itu belum banyak orang tahu game Mobile Legends. Bahkan saya ingat game ini sempat cuma jadi pengisi dadakan di salah satu event gaming/esports terbesar di tahun 2017, yaitu Indonesia Games Championship. Tetapi semenjak final MPL ID Season 1, pandangan orang-orang terhadap Mobile Legends berubah. Turnamen yang diselenggarakan di Mall Taman Anggrek tersebut menarik begitu banyak pengunjung, membuat orang-orang jadi tertarik dengan potensi bisnis gaming/esports. Kini MPL ID sudah mencapai musim ke-6. Banyak hal berubah di MPL ID selama dua tahun-lima musim perjalanannya, termasuk model liga MPL yang berubah jadi model franchise sejak Season 4 tahun 2019 lalu.

MPL ID bergulir sebanyak 2 Season setiap tahun. Awal tahun 2020 dibuka dengan pertandingan MPL ID Season 5 yang diumumkan 30 Januari 2020 kemarin. Setelah babak Grand Final MPL ID Season 5 usai bulan April 2020, MPL ID lalu berlanjut ke Season 6 yang berlangsung di paruh kedua tahun 2020. MPL ID Season 6 diumumkan tanggal 23 Juli 2020. Tim pesertanya masih sama yaitu Rex Regum Qeon, EVOS Esports, ONIC Esports, Genflix Aerowolf, Geek Fam ID, Bigetron Esports, dan AURA Esports, yang merupakan 8 organisasi esports investor liga franchise MPL ID.

Pertandingan perdana babak Regular Season MPL ID Season 6 dimulai tanggal 14 Agustus 2020. Pertandingan bergulir selama 8 pekan dengan format double Round-Robin hingga 4 Oktober 2020. Pertandingan Regular Season MPL ID sempat dilaksanakan secara offline pada Season 5 lalu namun regulasi pembatasan berkumpul dari pemerintah membuat MPL ID Season 6 digelar secara online selama masa pandemi.

MPL ID di tahun 2020 terbilang punya jumlah views yang cukup stabil. Sebelum laporan ini, Hybrid.co.id sudah melaporkan tren viewership liga esports primer Indonesia pada bulan Agustus 2020 lalu. Ditulis oleh rekan saya Ellavie Ichlasa Amalia, laporan tersebut berisi tren viewership tiga liga esports utama Indonesia di paruh pertama 2020, termasuk MPL ID Season 5.

Sumber: Hybrid.co.id
Sumber: Hybrid.co.id

Berdasarkan dari catatan Ellavie, MPL ID Season 5 berhasil mendapatkan jumlah total views sebanyak 73,6 juta views jika menyertakan jumlah views babak Playoff, dan 59,6 juta views jika hanya menjumlahkan babak Regular Season saja. Jumlah views MPL ID Season 5 di YouTube tak pernah kurang dari 1 juta, dengan catatan views tertinggi di musim itu ada pada babak Playoff, yaitu 2,4 dan 2,8 juta views.

Lalu bagaimana dengan Season 6? Seperti musim sebelumnya, MPL ID Season 6 sebenarnya menghadapi banyak tantangan. Secara teknis, koneksi internet masih menjadi momok terbesar bagi pertandingan online. Kontroversi pause pun tak terhindarkan gara-gara hal tersebut. MPL ID juga menghadapi perebutan penonton dengan skena esports lain di kancah lokal, yaitu PMPL, dan FFML.

Sementara dari sisi internasional, tayangan MPL ID pekan-pekan terakhir juga sempat bersinggungan dengan League of Legends World Championship 2020. Terlepas dari itu tren jumlah views babak Regular Season MPL ID Season 6 masih mirip dengan musim sebelumnya, yaitu tidak pernah kurang dari 1 juta, kecuali di satu week 3 day 1. Tren jumlah views saya kumpulkan dari kanal YouTube resmi Mobile Legends: Bang-Bang dan merupakan jumlah views dari tayangan berbahasa Indonesia.

Sumber: Hybrid.co.id
Tren penonton tayangan Regular Season MPL ID Season 6 Bahasa Indonesia (YouTube). Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono.

Seperti saya sebut sebelumnya, Week 3 Day 1 menjadi satu-satunya pertandingan Regular Season MPL ID yang jumlah views-nya turun ke bawah satu juta. Jumlah views pertandingan hari itu hanya 980.605 saja. Alasan fenomena tersebut adalah karena ada masalah teknis dalam pertandingan antara ONIC Esports melawan EVOS Legends. Ketika itu ONIC Esports menang sempurna 2-0 gara-gara EVOS Legends kehabisan waktu pause ketika masih dalam kendala teknis. Keadaan tersebut membuat para fans kecewa, sehingga jumlah views menurun drastis. Walaupun begitu kejadian tersebut tidak menurunkan semangat penggemar di hari berikutnya, jumlah views pun kembali melejit menjadi 2.116.934 pada pertandingan Week 3 hari kedua.

Jumlah views babak Regular Season MPL ID Season 6 berangsur stabil pasca kejadian tersebut, bahkan kembali melejit di Week 6. Pertandingan pekan tersebut menyajikan matchup menarik seperti ONIC Esports vs Alter Ego, dan EVOS Legends vs Genflix Aerowolf. Berkat hal tersebut, pertandingan Week 6 Day 2 menjadi pertandingan dengan jumlah views terbanyak sepanjang babak Regular Season, dengan total sebanyak 2.298.721 views.

MPL ID 2020 Season 6 juga memiliki tayangan bahasa Inggris seperti pada beberapa musim sebelumnya. Namun tayangan bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 terbilang underperform, kalah jauh dari tayangan berbahasa Indonesia dari segi viewership. Bahkan tren penonton tayangan bahasa Inggris MPL ID Regular Season 6 malah berangsur menurun.

Puncak keramaian tayangan bahasa Inggris hanya ada di pekan-pekan awal. Jumlah views terbanyak tayangan bahasa Inggris mentok di angka 299.001 views, yang terjadi di pertandingan Week 2 Day 3. Setelah itu jumlah penonton tayangan bahasa Inggris turun ke angka 58.034 views di Week 3 Day 1 dan terus stabil pada kisaran 50 sampai 135 ribu views hingga week 8 day 2.

Sumber: Hybrid.co.id
Perbandingan viewership tayangan bahasa Indonesia vs bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 (YouTube). Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono.

Lewat perbandingan jumlah views tayangan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris pertandingan Regular Season MPL ID Season 6, kita dapat melihat bagaimana kuatnya esports mobile Indonesia dari segi penonton. Tentunya kesimpulan tersebut saya ambil dengan asumsi bahwa tayangan bahasa Indonesia ditonton oleh orang Indonesia dan tayangan bahasa Inggris ditonton oleh khalayak internasional.

Tapi fakta menarik yang saya temukan adalah tayangan bahasa Inggris yang ternyata masih ramai dipenuhi oleh komentar bahasa Indonesia. Memang tayangan bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 menggunakan shoutcaster lokal Indonesia. Juga sejauh yang saya tahu, usaha Moonton mempromosikan tayangan bahasa MPL berbahasa Inggris ke khalayak internasional masih terbilang kurang getol.  Alhasil jumlah views terbanyak tayangan bahasa Inggris MPL ID Regular Season 6 (299.001 views) pun jadi cuma seperempat dari jumlah views terendah tayangan bahasa Indonesia MPL ID Regular Season 6 yaitu sebanyak 980.605 views.

Namun hal tersebut tidak menghilangkan fakta bahwa jumlah views tayangan esports berbahasa Indonesia memiliki jumlah yang sangat besar, bahkan hampir menyaingi tayangan internasional. Tetapi perlu dicatat bahwa statistik views terbilang kurang reliabel untuk dijadikan patokan karena satu orang bisa menyumbang beberapa views. Terlepas dari itu, data jumlah views bisa dibilang sebagai satu-satunya yang tersedia secara umum di internet. Jadi jika Anda hanya ingin mendapat gambaran kasar saja, data jumlah views terbilang jadi salah satu patokan.

 

Potensi Indonesia Menjadi Pusat Perkembangan Esports Mobile Asia Tenggara

Sejak Juli hingga September 2020 kemarin, pasar esports Indonesia ramai dibahas oleh salah satu perusahaan statistik viewership esports, yaitu Esports Charts. Selain Mobile Legends, khalayak Indonesia di pertandingan PUBG Mobile World League 2020 East Season Zero juga turut menjadi pembahasan.

Laporan bulan Juli 2020 mengatakan bahwa Indonesia adalah konsumen tayangan PMWL 2020 East Season Zero – Opening Weekend terbesar kedua setelah India. Catatan Esports Charts mengatakan bahwa konsumsi orang Indonesia terhadap tayangan menonton PMWL 2020 East Season Zero adalah selama 1,18 juta watch hour. Jumlah tersebut terpaut tips dengan penonton India yang mencatatkan total konsumsi sebesar 1,23 juta watch hour.

Setelah itu di akhir musim pertandingan PMWL 2020 Season Zero East Region, penonton Indonesia malah mencatatkan jumlah konsumsi yang lebih tinggi lagi, kali ini lebih tinggi dari jumlah konsumsi penonton dari India.

Dalam laporan yang diterbitkan tanggal 13 Agustus 2020, Indonesia mencatatkan konsumsi tayangan PMWL 2020 Season Zero East selama 14 juta watch hour. Jumlah tersebut adalah sebesar 37% dari total watch hour keseluruhan dan merupakan nomor 1 terbanyak. Kemenangan Bigetron RA melalui pertarungan sengit di ronde-ronde akhir bisa dibilang jadi salah satu alasan kenapa penonton Indonesia begitu getol menonton PMWL 2020 Season Zero East Region. Sementara di sisi lain, India kali ini hanya mengisi peringkat 2 dengan proporsi sebesar 35,8% dari total watch hour keseluruhan.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Dari segi jumlah viewers, pertandingan ronde 24 di PMWL 2020 Season Zero East Region juga berhasil menyodok di posisi pertama dalam daftar turnamen esports paling populer bulan Agustus menurut Esports Charts. Data tersebut tidak menjelaskan secara spesifik asal negara penonton, namun pertandingan dengan peak viewers sebanyak 1.153.865 orang tersebut menampilkan pertarungan dramatis tim Bigetron RA dari Indonesia dalam usahanya merebut titel juara Asia.

Esports Charts juga kembali menampilkan catatan menarik pada tanggal 9 Oktober 2020 lalu, yang lagi-lagi menampilkan superioritas Indonesia di kancah esports mobile lewat sebuah artikel blog yang bertajuk Most popular mobile esports teams in SEA. Laporan tersebut cenderung tidak komprehensif karena hanya menunjukkan data-data yang tersedia secara umum di internet. Data yang ditunjukkan adalah data jumlah followers media sosial yang ramai digunakan oleh masyarakat digital Asia Tenggara, yaitu data followers TikTok, Twitter, YouTube, Instagram, dan Facebook digabung menjadi satu.

Hasilnya empat besar dari 10 tim esports terpopuler di Asia Tenggara yang dipaparkan oleh Esports Charts berasal dari Indonesia. Organisasi Esports Indonesia yang mengisi posisi empat besar adalah EVOS Esports di peringkat 1 dengan 6,4 juta total followers, AURA Esports di peringkat 2 dengan 5,8 juta followers, RRQ di peringkat 3 dengan 4,1 juta total followers, dan Bigetron Esports di peringkat 4 dengan 2,3 juta total followers.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

ONIC Esports juga masuk dalam daftar, berada di peringkat 6 dengan total 1,2 juta total followers. Selain jumlah followers, proporsi perwakilan Indonesia dalam daftar ini juga sangat mendominasi negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dari 10 tim yang masuk daftar, 5 tim berasal dari Indonesia, 2 tim dari Thailand (POPS Bacon Time dan Buriram United Esports), 2 tim dari Vietnam (Heavy dan Team Flash), dan 1 tim dari Malaysia (Team Boskurr).

Potensi lain juga cukup terlihat jika kita mencoba membandingkan jumlah penonton MPL ID dengan jumlah penonton League of Legends World Championship 2020. Saya tahu perbandingan ini mungkin sedikit terdengar konyol atau malah terasa kurang apple-to-apple. Tapi kenyataan yang tidak bisa saya tampik adalah temuan saya yang mengatakan bahwa jumlah views tayangan bahasa Indonesia MPL ID yang memang bersaing dengan jumlah views tayangan Group Stage Worlds 2020.

Perbedaan jumlah views tertinggi Group Stage League of Legends World Championship 2020 dengan jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID 2020 Season memang terpaut sangat jauh, hampir dua kali lipat jumlahnya. Jumlah views tertinggi Group Stage Worlds 2020 adalah 4.101.334 views, sementara jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID Season 6 adalah 2.298.721 views, keduanya terpaut sekitar 1,8 juta views. Namun satu yang menarik adalah, jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID Season 6 yang ternyata menempel cukup tipis dengan jumlah views terendah Group Stage Worlds 2020.

Sumber: Hybrid.co.id - Akbar Priono
Tren Viewership Group Stage League of Legends World Championship 2020 (Twitch) Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono

Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, jumlah views terendah Group Stage Worlds 2020 ada pertandingan day 6 yang mempertandingkan grup B. Tim pengisi grup B sendiri mungkin terbilang kurang menarik bagi penonton internasional. Grup tersebut memiliki dua tim kuat yaitu Damwon (LCK Korea Selatan) dan JD Gaming (LPL Tiongkok), namun dua tim sisanya adalah tim-tim yang terbilang kurang bersaing di kancah internasional yaitu PSG Talon (PCS Asia Pasifik) dan Rogue Esports (LEC Eropa). Dengan melihat pesertanya, hasil pertandingan grup B terbilang 80% bisa ditebak. Alhasil pertandingan Day 6 hanya berhasil mengumpulkan 2.315.843 views saja. Jika membandingkan jumlah views tersebut dengan pertandingan Week 6 Day 2 Regular Season MPL ID Season 6 (2.298.721 views), maka perbedaan views antar keduanya jadi hanya terpaut 17 ribu views saja.

Kenapa perbandingan jumlah views antara babak Regular Season MPL ID Season 6 dengan Group Stage Worlds 2020 menjadi penting untuk pembuktian pasar esports Indonesia? Alasan terpentingnya menurut saya adalah karena perbedaan bahasa antar dua tayangan tersebut.

2 juta penonton yang menonton babak Regular Season MPL ID Season 6 tersebut adalah penonton yang menonton tayangan berbahasa Indonesia. Sementara tayangan Group Stage Worlds 2020 menggunakan bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa internasional, maka asumsi saya tayangan Worlds 2020 dapat ditonton dan dimengerti oleh lebih banyak orang dari seluruh dunia.

Dengan menggunakan asumsi tersebut, maka kita mendapat kesimpulan sementara bahwa jumlah viewers esports Indonesia hampir membalap jumlah viewers esports dunia. Kesimpulan sementara tersebut tentunya berdasarkan asumsi lain bahwa penonton tayangan esports berbahasa Indonesia adalah orang Indonesia. Karena bisa saja ada orang Malaysia atau orang negara lain yang tidak mengerti bahasa Indonesia menonton tayangan, cuma gara-gara penasaran.

Tetapi asumsi saya soal tayangan Group Stage Worlds 2020 yang ditonton oleh khalayak internasional juga bisa jadi salah. Bisa jadi tayangan Group Stage Worlds berbahasa Inggris hanya ditonton oleh negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama atau sekunder, seperti Amerika Serikat atau negara-negara Eropa.

Kenapa bisa demikian? Karena tayangan Group Stage Worlds 2020 sebenarnya juga diproduksi dalam bahasa lokal, khususnya untuk negara-negara di Asia. Contoh dari hal tersebut adalah channel YouTube LCK Korea Selatan, yang juga memproduksi tayangan pertandingan Worlds 2020 namun dengan bahasa Korea.

Jadi apakah bisa dibilang jumlah penonton esports Indonesia sudah hampir mengalahkan penonton esports internasional? Belum tentu, karena statistik views yang tidak sepenuhnya reliabel dan juga faktor-faktor lain, seperti tayangan bahasa Indonesia yang tidak ditonton oleh orang Indonesia, atau tayangan bahasa Inggris yang hanya ditonton oleh penonton berbahasa Inggris.

Tetapi satu hal yang pasti, jumlah views tertinggi Regular Season MPL ID Season 6 sedikit banyak membuktikan kekuatan jumlah penonton tayangan esports berbahasa Indonesia yang ternyata jumlahnya bisa mengalahkan tayangan bahasa Inggris, yang seharusnya bisa lebih diterima oleh masyarakat dunia secara umum.

Masih penasaran, saya lalu juga mencoba membandingkan jumlah penonton MLBB dengan penonton internasional Dota 2. Agar sebanding, saya mencoba membandingkan antara jumlah penonton M1 MLBB World Championship 2019 dengan Dota 2 The International 2019. Untuk kali ini data yang saya ambil adalah data dari Esports Charts, demi memastikan pencatata yang sedikit lebih akurat. Walupun viewership Regular Season MLBB hampir menyaingi babak grup League of Legends Worlds, tetapi pertandingan internasional MLBB ternyata masih belum sebanding dengan pertandingan internasional Dota 2.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Data Esports Charts mengatakan bahwa Peak Viewers Dota 2 The International 2019 adalah sebanyak 1.968.497 orang, dengan total 88.418.374 total watch hours dari 120 jam tayangan mengudara. Lalu bagaimana dengan M1 World Championship? Peak Viewers M1 World Championship adalah sebanyak 648.069 orang, dengan 9.914.215 total watch hours dari 60 jam tayangan mengudara. Perbedaan viewership Dota 2 The Internationals 2019 dengan M1 World Championship ternyata terpaut cukup jauh. Dari segi Peak Viewers keduanya terpaut sekitar 1,3 juta peak viewers, dengan selisih total konsumsi konten mencapai 78,5 watch hours.

Asumsi saya terkait data M1 vs TI 9 masih mirip seperti asumsi saya soal tayangan bahasa Inggris MPL ID Season 6, yaitu usaha Moonton memasarkan MLBB ke tingkat internasional yang terbilang masih kurang getol. Kekalahan ini juga jadi hal yang wajar, mengingat M1 World Championship adalah kali pertama Moonton mengadakan pertandingan MLBB tingkat internasional sementara The International 2019 adalah kali ke-9 Valve mengadakan pertandingan Dota 2 tingkat internasional.

Jadi apa kesimpulan sementara yang bisa kita tarik dari pembahasan ini? Pembuktian potensi Indonesia sebagai pasar esports mobile games terbesar di Asia Tenggara adalah salah satunya. Dulu atau malah mungkin sampai sekarang, banyak yang nyinyir mengatakan “Mobile Legends hanya terkenal di Indonesia saja”.

Namun menurut saya “hanya terkenal di Indonesia” bisa menjadi hal yang baik. Berkat Moonton Indonesia jadi bisa membuktikan bahwa negara kita adalah pasar esports mobile dengan potensi yang besar. Apa buktinya? Lihat saja viewership tertinggi tayangan bahasa Indonesia babak Regular Season MPL ID Season 6 yang jumlahnya hampir menyaingi tayangan Worlds 2020. Indonesia juga terbilang superior di kancah mobile esports Asia Tenggara jika dilihat dari segi jumlah followers media sosial. Data dari Esports Charts sedikit banyak membuktikan hal tersebut, yang menampilkan 4 organisasi esports Indonesia sebagai pengisi peringkat teratas.

Namun penting untuk dicatat jika developer/publisher ingin memaksimalkan potensi tersebut, maka lokalisasi jadi satu elemen penting. Seperti kebanyakan negara di Asia, Indonesia terbilang lebih mengutamakan khasanah lokal. Bukan hanya bahasa, tetapi juga termasuk sosok-sosok personal ataupun brand esports, yang lebih mengutamakan lokal dulu. Maka dari itu penting bagi developer/publisher untuk menggandeng kerja sama entitas esports lokal jika ingin lebih memaksimalkan pasar esports Indonesia yang jumlahnya bersaing dengan pasar esports internasional.

Moonton terbilang menjadi salah satu developer yang berhasil menerapkan strategi tersebut, sehingga MPL ID bisa berkembang sampai sebesar ini di musimnya yang ke-6. Tencent Games juga jadi contoh lain yang berhasil membuat PUBG Mobile menjadi salah satu game/esports primer di Indonesia berkat strategi lokalisasi. Melalui inisiatif-inisiatif lokal, PMPL ID menjadi liga esports lain di Indonesia yang berhasil menyentuh jutaan views di setiap tayangan, dengan puncaknya ada di pekan ketiga yang mencatatkan total views sebanyak 2,3 juta di platform Facebook Gaming.

Karena potensinya yang besar, tidak heran jika developer/publisher lain jadi semakin melirik pasar esports lokal. Riot Games adalah salah satu developer/publisher lain yang terlihat sedang gencar melakukan pedekate terhadap pasar Indonesia. Usaha-usaha tersebut terlihat lewat sajian bahasa Indonesia untuk game terbaru besutan mereka yaitu VALORANT dan Wild Rift. Bahkan jika kita bicara Wild Rift, Riot Games juga memperlakukan pasar Indonesia dengan cukup istimewa lewat sajian Official Page berbahasa Indonesia dan mendahulukan Indonesia untuk sesi Early Access walaupun durasinya terbilang singkat.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi, sepertinya belum ada tanda-tanda perlambatan perkembangan pasar esports Indonesia. Malah jika teknologi semakin mudah diakses dan ekonomi makro terus meningkat, bukan tidak mungkin jika Indonesia akan menjadi pusat perkembangan esports mobile Asia Tenggara di masa depan.

Cerita Gen.G dan FlyQuest Menuju League of Legends World Championship 2020

Preview event League of Legends World Championship 2020 untuk media pada 21 September 2020 lalu, tidak hanya membagikan soal Mercedes-Benz sebagai official automotive partner LoL Esports, atau petunjuk soal esports Wild Rift di Indonesia saja. Dalam acara tersebut, Gen.G dari LCK Korea Selatan dan FlyQuest dari LCS Amerika Serikat juga berkesempatan menceritakan persiapannya menghadapi League of Legends World Championship 2020.

Arnold Hur, COO Gen.G berkesempatan membagikan ceritanya lebih dulu. Ia bercerita soal bagaimana musim ini menjadi musim yang berat bagi Gen.G, dari segi performa tim, ataupun situasi pandemi yang sedang terjadi.

“Ya kami mengalami beberapa hasil buruk di Spring Final, juga termasuk kalah 0-3 di Mid-Season Cup. Tapi satu hal yang kami sadari adalah kami benar-benar harus berubah. Satu yang saya sadari adalah LPL Tiongkok yang sangat-sangat kuat. Tapi saya dan para pemain lalu berdiskusi ‘Ok, apa yang dapat kita ubah supaya kita bisa benar-benar siap untuk pertandingan Worlds.’ Sampai akhirnya tim dan para pemain bekerja dengan sangat keras, dan saya merasa satu-satunya alasan kami bisa mencapai Worlds adalah karena perubahan, serta segala kerja keras yang dilakukan oleh para pemain.” ucap Arnold menceritakan perjuangan Gen.G menuju Worlds.

Sumber: Riot Games
(Dari kiri ke kanan), Arnold Hur COO Gen.G, Tricia Sugita CEO FlyQuest, bersama David Higdon dari Riot Games selaku host. Sumber: Riot Games

Tricia Sugita, CEO FlyQuest, juga menceritakan bagaimana bangganya dia atas kelolosan perdana FlyQuest ke World Championship 2020. “Lolosnya kami ke Worlds adalah buah kerja keras dan fokus dari seluruh bagian FlyQuest. Pada awal tahun, kami membuat dua tujuan. Satunya adalah untuk #ShowcaseGreatness terhadap inisiatif hijaukan bumi yang FlyQuest lakukan, dan lainnya adalah untuk dapat menuju ke World Championship 2020. Jujur, tidak ada yang percaya terhadap kami saat itu. Tetapi sekarang di sinilah kami, menjadi salah satu tim pertama dari LCS yang lolos ke World Championship 2020. Lagi-lagi, rasanya saya tidak bisa lebih bangga lagi terhadap tim kami.”

Kedua tim tersebut memang menjalani proses yang cukup keras untuk menuju LoL World Championship 2020. Gen.G harus menghadapi situasi seperti apa yang diceritakan oleh Arnold tersebut. FlyQuest juga demikian, berjuang keras mempertahankan posisi papan tengah di babak Regular Season LCS Summer, dan menghadapi serentetan pertarungan sengit di LCS Summer Playoff Lebih lanjut, kedua tim lalu juga menceritakan soal sisi lain perjuangan mereka menuju Worlds, mulai dari tantangan, hingga hal konyol yang terjadi.

“Soal visa bisa dibilang jadi tantangan terberat bagi kami.” Tricia membuka pembahasan. “Kita sedang dalam masa dengan penuh ketidakpastian, dan untungnya Riot telah menjadi rekan yang luar biasa untuk memastikan kami bisa berangkat ke sana (Tiongkok), bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok, dan memungkinkan kami untuk melakukan solo queue di Super Server Tiongkok. Pemain kami senang sekali dengan hal tersebut, dan kami mengomentari permainan para pemain kami setiap harinya, dan menontonnya. Tantangan terbesarnya, oh maaf, maksudnya cerita lucunya dari pemain kami bisa dibilang hampir semua dari pengalaman solo queue. Anda bisa menontonnya sendiri, tapi saya benar-benar tidak menyangka bahwa sepanjang karir ini, saya harus bernyanyi di depan ratusan ribu orang. Menyeramkan sekali.”

Arnold juga menceritakan dari sisi Gen.G. “Cerita lucu dari kami mungkin bahwa kami berada di satu titik di mana pemain-pemain kami begitu serius berolahraga. Kebetulan Gen.G memang memiliki program kebugaran, dan mereka juga sudah terbiasa dengan hal tersebut. Jadi yang kami lakukan adalah kami mengirimkan mereka berbagai peralatan kebugaran rumahan, bersama dengan apa yang disediakan oleh Riot, termasuk Theragun massage supaya tidak kesakitan setelah melakukan olahraga. Jadi saya berpikir, ini jadi lucu karena anak-anak ini (para pemain) mungkin kebingungan mencoba untuk olahraga sendiri, dan menggunakan Theragun massage agar tetap prima untuk dapat kembali bermain.”

Pertandingan League of Legends World Championship 2020 akan dimulai tanggal 25 September, dengan babak Play-In sebagai permulaan. Kira-kira, bagaimana nantinya penampilan Gen.G dan FlyQuest di Worlds 2020?

Trofi League of Legends World Championship 2020 Akan Disajikan Oleh Mercedes-Benz

League of Legends World Championship 2020 sudah semakin dekat. Menurut jadwal yang diumumkan sebelumnya, pertandingan sudah dimulai sejak hari Jumat, 25 September 2020, dengan babak Play-In sebagai permulaan. Jelang penyelenggaraan, Riot Games mengadakan sebuah preview event Worlds 2020 untuk awak media, yang salah satunya juga membahas soal petunjuk esports Wild Rift di Indonesia.

Selain itu, dalam preview event yang diadakan secara online tersebut, Riot Games juga mengumumkan Mercedes-Benz sebagai official automotive partner dari LoL Esports. Naz Aletaha, Head of Global Esports Partnerships & Business Development dari Riot Games menyampaikan.

“Mercedes Benz akan bergabung dengan kami sebagai official automotive partner untuk berbagai kompetisi besar dari LoL Esports, World Championship, dan tentunya Midseason Invitational, dan All-Star Event.” buka Naz membahas soal kerja sama LoL Esports dengan Mercedes-Benz

Sumber: Riot Games
Bettina Fetzer (Kiri) dari Mercedes-Benz, David Higdon (tengah) bersama dengan Naz Aletaha dari Riot Games (kanan). Sumber: Riot Games

“Ini artinya Mercedes akan muncul dalam berbagai cara di berbagai siaran, serta acara turnamen global kami (LoL Esports) untuk beberapa tahun ke depan. Salah satu contohnya adalah branded content, yang saya harap akan ada sisi menyenangkan dari menggunakan Mercedes sebagai sarana transportasi para pemain ke turnamen-turnamen besar. Namun, yang pasti Mercedes akan menjadi partner pertama kami yang akan menjadi bagian dari upacara penyajian trofi di setiap turnamen global kami, yang mana mereka akan membantu untuk memberi penghormatan terhadap mereka yang terbaik di League of Legends.” Perjelas Naz.

Bettina Fetzer, Vice President Marketing Mercedes-Benz, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut lalu menambahkan. “Seperti yang kalian ketahui, Mercedes-Benz merupakan brand mewah kontemporer. Dan memang, walau pondasi kami ada di bidang otomotif, mobil, dan inovasi, tetapi kami juga telah beroperasi sebagai brand barang mewah selama lebih dari 130 tahun. Karena itu, kami jadi turut terlibat dengan seni, musik, dan olahraga. Ketika kami turut terlibat dengan orang-orang tersebut di dalam suatu komunitas, kami ingin dapat menginspirasi mereka, dan tentunya membawa mereka lebih dekat kepada brand Mercedes-Benz. Untuk saat ini, yang bisa saya bilang adalah, kami memiliki banyak sekali ‘inspirasi’ yang sudah direncanakan untuk para penggmar League of Legends di luar sana.”

LoL Esports memang sudah banyak bekerja sama dengan beragam rekan bisnis ternama, demi dapat memberikan League of Legends World Championship 2020 sebagai sebuah gelaran hiburan yang menyeluruh. Terakhir kali Riot Games juga bekerja sama dengan Spotify sebagai official audio and music streaming partner, untuk menyajikan berbagai musik, dan podcast terkati Worlds 2020. Riot Games bahkan juga kerja sama dengan Universal Music untuk garap soundtrack Worlds 2020.

Pembagian Grup League of Legends World Championship 2020

Setelah beberapa saat, yang ditunggu-tunggu dari League of Legends World Championship 2020 akhirnya datang juga. Hal tersebut adalah pembagian grup pertandingan. 22 tim peserta League of Legends World Championship akan dibagi ke dalam beberapa grup, untuk memulai pertandingan.

Pertandingan akan dimulai dari babak grup Play-In terlebih dahulu. Mengutip dari pengumuman yang dilakukan pada 25 Agustus 2020 lalu, babak grup Play-In akan diselenggarakan mulai 25 September 2020 mendatang.

Babak Play-In mempertandingkan 10 tim yang berasal dari: fourth seed LPL Tiongkok dan LEC Eropa, third seed LCS Amerika Serikat, second seed PCS Taiwan/Hong Kong/SEA, first seed CBLOL Brazil, LCL region CIS, LJL Jepang, LLA Amerika Latin, OPL Oseania, dan TCL Turki. Berikut pembagian grup untuk babak play-in.

Group A

  • Team Liquid (LCS Amerika Serikat)
  • MAD Lions (LEC Eropa)
  • Legacy Esports (OPL Oseania)
  • Papara SuperMassive (TCL Turki)
  • INTZ Esports (CBLOL Brazil)

Group B

  • LGD Gaming (LPL Tiongkok)
  • PSG Talon (PCS Taiwan/Hong Kong/SEA)
  • V3 Esports (LJL Jepang)
  • Unicorns of Love (LCL region CIS)
  • Rainbow7 (LLA Amerika Latin)

Sementara itu untuk babak grup sendiri akan mempertandingkan 16 tim, dengan komposisi berupa 12 tim dari undangan langsung, dan 4 tim terbaik dari babak Play-In. Semua tim tersebut dibagi menjadi empat grup, dan akan bertanding secara Double Round-Robin dalam seri Best-of one. Dua tim terbaik dari masing-masing grup akan melaju ke babak selanjutnya, yaitu babak Knock Out. Babak grup dimulai 3 Oktober mendatang, berikut pembagian grup untuk League of Legends World Championship 2020:

Group A

  • G2 Esports (LEC Eropa)
  • Suning (LPL Tiongkok)
  • Machi Esports (PCS Taiwan/Hong Kong/SEA)
  • Slot play-in

Group B

  • Damwon Gaming (LCK Korea Selatan)
  • JD Gaming (LPL Tiongkok)
  • Rogue (LEC Eropa)
  • Slot play-in

Group C

  • Team SoloMid (LCS Amerika Serikat)
  • Fnatic (LEC Eropa)
  • Gen.G (LCK Korea Selatan)
  • Slot play-in

Group D

  • Top Esports (LPL Tiongkok)
  • DragonX (LCK Korea Selatan)
  • FlyQuest (LCS Amerika Serikat)
  • Slot play-in
Foto oleh Michal Konkol - Riot Games
Dapatkah Rekkles merebut tahta sebagai tim League of Legends terbaik dunia pada tahun ini? Foto oleh Michal Konkol – Riot Games

Jika melihat dari pembagian grup ini, Grup C sepertinya akan menjadi salah satu yang paling panas, melihat daftar tim yang ada di dalamnya. Rekkles dan kawan-kawan Fnatic merupakan runner-up pada World Championship 2019 lalu. Lalu Doublelift dan kawan-kawan Team SoloMid juga bisa dibilang sebagai salah satu tim yang kuat, walau belum bisa membuktikan kemampuan sesungguhnya. Gen.G? Tim League of Legends Korea Selatan belakangan sedang mengalami penurunan kemampuan. Terlepas dari itu, tim lain tentu tidak bisa meremehkan kawasan yang dahulu berhasil menjadi pemenang Worlds 3 kali berturut-turut.

Bagaimana? Sudah siap untuk aksi pemain League of Legends terbaik dunia?

League of Legends World Championship 2020 Kemungkinan Tidak Diikuti Tim Asal Vietnam

League of Legends World Championship 2020 sudah semakin dekat. Terakhir kali, Tencent bersama Riot Tiongkok bahkan sudah mengumumkan tanggal pasti penyelenggaraan turnamen tersebut, mulai dari babak Play-In hingga Grand Final. Beberapa kawasan besar dari League of Legends juga sudah mendapatkan wakil-wakil mereka.

Namun demikian, ada kabar buruk bagi penggemar esports League of Legends di Asia Tenggara. Kabar dari ESPN mengatakan bahwa tim perwakilan Vietnam tidak akan mengikuti League of Legends World Championship 2020, karena situasi pandemi dan kebijakan protokol kesehatan nasional pemerintah Vietnam. Kabarnya para pemain Vietnam khawatir tidak bisa kembali ke negara asalnya, jika memaksakan diri berangkat ke Tiongkok untuk pertandingan Worlds 2020.

Saat ini liga nasional Vietnam, yaitu Vietnam Championship Series (VCS), sudah memasuki babak Playoff. Sementara wakatu, Team Flash sudah menunggu di Grand Final setelah pertandingan yang sengit dengan skor 3-1 melawan GAM Esports di babak Upper-Bracket Final. Terpukul ke Lower-Bracket, GAM Esports harus berhadapan dengan EVOS Esports, yang sebelumnya menyapu Team Secret 3-0.

Sumber: VCS Official
Diwakili oleh pemain League of Legends berbakat dari Vietnam, EVOS Esports bisa dibilang sebagai top 3 tim terkuat di liga VCS Vietnam. Sumber: VCS Official

Untuk saat ini, VCS Vietnam mendapatkan 2 seeding untuk Worlds 2020. Seeding tersebut diberikan berdasarkan dari performa tim asal kawasan tersebut pada Worlds sebelumnya. Dua seeding tersebut terdiri dari, satu seeding menuju Main Event, dan satu seeding menuju babak Play-In. Masih dari ESPN, dikabarkan bahwa Riot kemungkinan besar tidak akan mencari tim untuk menggantikan kekosongan tersebut, sehingga Worlds 2020 tidak jadi mempertandingkan 24 tim dan hanya mempertandingkan 22 tim saja.

Tahun lalu Vietnam juga mendapatkan 2 seeding untuk menuju Worlds, dengan komposisi yang sama. Sayangnya Vietnam masih belum cukup tangguh bertanding di pertandingan League of Legends tingkat dunia. GAM Esports yang mendapat seeding bertanding di Main Event tidak lolos babak grup, dengan catatan menang-kalah 1-5 di grup B. Lowkey Esports yang mendapat seeding ke babak Play-In berhasil lolos sampai Knockout Stage, walau berakhir kalah 1-3 lawan Damwon Gaming dari LCK Korea Selatan.

Sumber: VCS Official
GAM Esports (dulu GIGABYTE Marines) salah satu wakil Asia Tenggara yang menunjukan potensinya di beberapa kali gelaran League of Legends World Championship. Sumber: VCS Official

League of Legends World Championship 2020 akan dimulai tanggal 25 September 2020 mendatang, dengan babak Play-in sebagai pembuka. Walau masih dalam situasi pandemi, Worlds 2020 akhirnya tetap dilaksanakan di Shanghai Pudong, Tiongkok. Sempat juga dikabarkan, bahwa Worlds 2020 akan diselenggarakan dengan menjalankan protokol kesehatan bernama Bubble System. Dengan sistem tersebut, 24 tim yang lolos ke Worlds 2020 akan dikarantina selama satu pekan sebelum kompetisi dimulai, dan akan bertanding dari lokasi yang tersentralisasi selama turnamen berjalan.

Jelang pelaksanaannya, Worlds 2020 sudah mengamankan beberapa rekan strategis. Beberapa contohnya seperti Universal Music untuk menggarap soundtrack turnamen, juga Spotify untuk menjadi wadah eksklusif atas konten musik serta audio atas Worlds 2020 dan LoL Esports secara keseluruhan.

Ketidakhadiran Vietnam dalam Worlds 2020 tentunya menjadi satu yang cukup disayangkan. Apalagi juga mengingat posisi Vietnam yang bisa dibilang sebagai satu-satunya harapan penggemar esports League of Legends di Asia Tenggara.

Pemerintah Shanghai Ingin Pastikan Turnamen Esports Tetap Berjalan

Penyebaran virus Corona menyebabkan sejumlah turnamen esports ditunda, seperti WESG 2019 Asia Pacific CS:GO. Pada hari Rabu, 26 Februari 2020, pemerintah Shangai membuat pernyataan resmi, menyatakan bahwa mereka akan “berusaha sekuat tenaga” untuk memastikan turnamen esports besar yang akan diadakan di Tiongkok tetap bisa diselenggarakan. Salah satunya adalah League of Legends World Championship, yang akan diadakan di Shanghai Stadium sekitar bulan Oktober dan November 2020.

Dalam usahanya untuk memastikan turnamen esports berjalan lancar, pemerintah Shanghai menyarankan agar penyelenggara turnamen mengganti format turnamen offline menjadi online. Sejauh ini, diperkirakan ada lebih dari 400 pertandingan LAN yang terpengaruh oleh wabah virus Corona. Selain itu, pihak pemerintah juga mengatakan bahwa perusahaan esports yang mengalami kerugian akibat dampak dari virus Corona akan diprioritaskan untuk mendapatkan pendanaan dari pemerintah, menurut laporan VP Esports.

Tak berhenti sampai di situ, pemerintah Shanghai juga berjanji bahwa mereka akan berusaha keras untuk memastikan LWC 2020 tetap berjalan. Memang, LWC baru akan diadakan sekitar Oktober atau November, tapi wabah virus Corona telah menyebabkan berbagai turnamen esports ditunda atau bahkan dibatalkan. Jika wabah virus Corona belum dapat diatasi hingga musim gugur mendatang, maka ini mungkin akan menyebabkan masalah dalam penyelenggaraan LWC 2020.

Sejauh ini, di Tiongkok, telah ada 77 ribu orang yang terjangkit virus Korona. Untungnya, penyebaran virus Corona di Shanghai tidak terlalu parah. Meskipun memiliki populasi lebih dari 34 juta orang, hanya 335 orang yang telah terkonfirmasi terkena virus Corona di Shanghai. Kawasan yang terkena dampak terbesar akibat virus Corona adalah provinsi Hubei, yang menjadi tempat pertama virus Corona muncul. Per 25 Februari 2020, di Hubei, terdapat 65 ribu orang yang terjangkit virus Corona sementara jumlah korban meninggal mencapai lebih 2,5 ribu orang.

League of Legends bukan satu-satunya game esports yang terkena dampak virus Corona. Sebelum ini, Activision Blizzard juga memutuskan untuk memindahkan semua pertandingan Overwatch League di Tiongkok ke Korea Selatan. Namun, tampaknya, mereka juga harus membatalkan pertandingan di Korea Selatan karena virus Corona.

Sementara itu, selain memastikan turnamen esports masih berjalan, pemerintah Shanghai juga akan memudahkan proses birokrasi bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang esports dan game. Bagi publisher yang hendak meluncurkan game baru, pemerintah akan menyederhanakan proses aplikasi online untuk mendapatkan persetujuan pemerintah.

Sumber header: Nexus League of Legends