LINE Ungkap Aplikasi LINE Mini, Bantu Pebisnis Optimalkan Layanan

Salah satu inovasi LINE Corporation yang diumumkan di ajang LINE Developer Day 2019 pada 20-21 November 2019 lalu di Tokyo, Jepang ialah aplikasi LINE Mini yang ditujukan untuk para pebisnis, UMKM, dan retail.

Aplikasi LINE Mini merupakan fitur untuk membuat dan mengembangkan aplikasi di dalam platform LINE dengan menggunakan HTML 5 dan teknologi inovatif lain. Sehingga memungkinkan pebisnis, UMKM, atau toko membuat layanan mereka di dalam akun resmi LINE secara lengkap.

Euivin Park, LINE CTO
Euivin Park, LINE CTO

Pada dasarnya, aplikasi LINE Mini dapat memungkinkan pengguna untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih lengkap dan intuitif di dalam akun resmi LINE. Pelanggan dapat mencari menu, memesan makanan, melakukan pembayaran, dan bahkan bergabung sebagai anggota eksklusif di dalamnya. Lebih jauh lagi, pelanggan juga dapat melihat poin akumulatif mereka, menerima kupon tanpa harus mengunduh aplikasi lain atau mendaftar kembali di akun berbeda, semuanya tersedia dalam one stop solution.

Agar lebih banyak perusahaan atau toko untuk memindahkan aplikasi desain LINE Mini App, LINE juga mulai menyediakan desain versi baru Micro Frontend yang memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi untuk kebutuhan yang berbeda. Tak hanya itu, mereka juga bisa menghubungkan beragam fungsi berbeda melalui API. Perusahaan bisa mengembangkan beragam layanan baru untuk bisnis mereka di dalam akun LINE.

Aplikasi LINE Mini tidak hanya menawarkan pengembangan konstruksi yang mudah, tetapi juga fleksibilitas aplikasi yang lebih baik. Pelanggan bisa mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap tanpa harus terbebani oleh ukuran aplikasi yang berat, keharusan mengunduh aplikasi pendukung lain, mendaftar akun baru, atau khawatir soal data pribadi mereka. Di dalam satu tempat ini, pelanggan tidak harus repot berpindah-pindah aplikasi lain yang dimiliki oleh perusahaan.

Keuntungan lain yang dimiliki oleh aplikasi LINE Mini baik bagi perusahaan maupun pelanggan adalah ukurannya yang ringan. Karena sebagian besar informasi pengguna disimpan di dalam aplikasi LINE sendiri, struktur aplikasi yang miliki oleh aplikasi LINE Mini cukup mudah dan hanya metode API yang bisa digunakan untuk menghubungkan informasi pelanggan.

Ada banyak hal yang bisa disediakan perusahaan di dalam aplikasi LINE Mini, termasuk kartu keanggotaan, kupon, reservasi online, mekanisme pembayaran dan notifikasi yang bisa terhubung serta berkoresponden dengan operasional perusahaan. Tidak hanya itu, aplikasi LINE Mini pun dapat dikombinasikan dengan sumber-sumber API untuk menambahkan lebih banyak fitur bagi pelanggan.

Implementasi aplikasi LINE Mini merupakan langkah pertama dari LINE dalam upayanya mengembangkan serta mempromosikan konsep OMO yang akan mengurangi “beban” pengguna untuk mengunduh dan menggunakan berbagai aplikasi berbeda dari satu induk perusahaan serta meningkatkan konsep “Life on LINE” lebih dalam lagi.

Saat ini, aplikasi LINE Mini masih berada dalam tahap soft launch di Jepang musim gugur ini dan diharapkan tersedia untuk pengguna di Negeri Matahari Terbit tersebut mulai musim semi 2020 mendatang.

Tentang LINT, Improvement yang Dilakukan LINE Untuk 10 Tahun Mendatang

Ajang tahunan LINE Developer Day 2019 telah usai digelar, tech conference ini berlangsung dua hari (20 dan 21 November) di Tokyo, Jepang dan membahas banyak hal dari perspektif teknis. Salah satu agenda utamanya ialah sesi bertajuk LINT yang dibawakan oleh Shunsuke Nakamura selaku LINE LINT TF Engineering manager & Software engineer.

Sebagai informasi, aplikasi perpesanan LINE meluncur pada tahun 2011. Pertumbuhan pengguna dan fitur atau layanan yang terintegrasi dengan LINE berkembang dengan cepat. Namun sistem inti LINE dihadapkan dengan berbagai hutang teknis yang harus mereka selesaikan sebagai platform.

LINT sendiri merupakan singkatan dari LINE Improvement for Next Ten years. Dalam sesi ini, Shunsuke Nakamura menjabarkan tantangan besar yang mereka hadapi dan bagaimana cara LINE bekerja melawan hutang teknis untuk sepuluh tahun ke depan, termasuk mengungkap fitur-fitur baru apa saja yang sedang dan akan mereka kerjakan di masa depan.

Untuk saat ini sebagian besar team engineer yang tergabung dalam project LINT berasal dari Jepang dan Korea, karena kantor pusat LINE terbesar memang berada di sana. Bagaimana dengan Indonesia?

Kami juga mengundang engineer dari luar Jepang. Untuk functionality dan feature, ada beberapa engineer dari Taiwan dan Thailand yang terlibat. Namun Indonesia belum terlibat dalam project ini, kami berharap untuk bekerja dengan Indonesia setelah kami memiliki server side engineer di sana,” tutur Shunsuke Nakamura dalam sesi interview di sela acara LINE Developer Day 2019.

LINT

Banyak fitur atau layanan yang akan disematkan di aplikasi LINE di masa mendatang. Sebut saja, dukungan fitur login-logout, multi akun, multi device, dan banyak lagi. Pembahasannya sangat teknis, Anda dapat mengetahui tentang LINT di tautan ini.

Lalu, apa tantangan terbesar dan hutang teknis yang dimiliki LINE dalam 10 tahun ke depan? Menurut Shunsuke Nakamura, salah satunya ialah LINE masih belum memiliki dukungan multi akun dan multi perangkat. Penambahan fitur tersebut akan menimbulkan banyak biaya. Lalu, yang lain ialah biaya back up data. Di mana LINE tidak hanya harus menduplikasi data tetapi melakukan maintenance sehingga biayanya juga berlipat ganda.

Selain itu, momen yang paling menantang yang dihadapi oleh para engineer LINE ialah saat ucapan tahun baru. Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia memiliki perbedaan waktu. Traffic akan tinggi saat itu dan LINE harus memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Selain itu, masing-masing negara memiliki ‘gaya’ mereka sendiri untuk mengirim ucapan selamat tahun baru. Pengguna LINE Jepang sebagian besar akan menggunakan teks, sementara yang lain seperti Indonesia akan menggunakan foto atau gambar juga untuk menyampaikan pesan.

 

Waktu yang Dihabiskan oleh Pengguna LINE Today Indonesia Per Hari Rata-rata Sekitar 30 Menit

Salah satu fitur andalan LINE di Indonesia adalah LINE Today, fitur ini tersedia dalam aplikasi pesan instan keluaran LINE Corporation pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2018, LINE Today juga tersedia sebagai aplikasi terpisah di platform Android maupun iOS.

LINE Today sendiri merupakan news aggregator atau platfrom pengumpul konten dari berbagai portal berita. Namun selain menyajikan berita trending, pengguna LINE juga dapat mendengarkan podcast dan menonton berbagai video.

Bila dibanding dengan news aggregator kompetitor seperti UC News, Babe, Opera News, dan Kurio – LINE mengklaim daily user spent di aplikasi LINE Today Android adalah yang paling lama.

PSX_20191122_081143

Waktu yang dihabiskan oleh pengguna LINE Today dalam sehari rata-rata sekitar 27 menit 13 detik pada bulan Oktober dan sekitar 30 menit pada bulan November 2019″, ungkap Product Manager LINE Indonesia, Andi Firmanata di sela hari kedua LINE Developer Day 2019.

Menurut Andi, pengguna LINE Today sebagian besar berusia di bawah 25 tahun dan menggunakan smartphone dengan kapasitas memori internal yang terbatas. Sebab itu, kuncinya adalah mereka membuat aplikasi yang ringan dan cepat digunakan.

Ukuran file aplikasi LINE Today ini tidak lebih dari 5MB, yang mana ukuran file kecil ini penting bagi demografi Indonesia. Pada tahun 2019, tujuan LINE Today adalah untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan pengguna.

Kenapa time spent? Dari perspektif pengguna, LINE percaya semakin banyak waktu yang dihabiskan pengguna di dalam aplikasi, semakin besar kemungkinan mereka akan merekomendasikan kepada orang lain sehingga semakin banyak unduhan organik.

Sementara dari perspektif bisnis, model bisnis LINE Today ini dibangun dengan Iklan. LINE Today memonetisasi melalui model CPM (pre-roll dan mid-roll ads). Semakin banyak pengguna menghabiskan waktu di aplikasi, semakin banyak pula LINE dapat memberikan exposure terhadap iklan sehingga menghasilkan pemasukan lebih banyak.

PSX_20191122_081219

Rahasia dibalik kesuksesan LINE Today ini adalah eksperimen, mereka melakukan beberapa eksperimen yang memungkinkan pengguna menikmati konten secara berbeda. Seperti swipe at today yakni menyajikan berita yang dipersonalisasi untuk pengguna, picture-in-picture, easy access bar, dan podcast.

Kami memiliki sistem yang disebut AIRs (Artifiial Intelligent Recommendation System). Setelah pengguna menyukai artikel, sistem akan membaca bahwa kemungkinan besar mereka akan menyukai artikel serupa,” ujar Andi Firmanata. Lalu, apakah ada perbedaan algoritma di versi LINE Today berbasis web dan aplikasi?

Teknologi yang digunakan sama, satu-satunya perbedaan adalah UI dan UX. Di aplikasi LINE Today, UI dan UX akan bergaya ‘swipe’ – macam aplikasi kencan online. Jadi itu juga akan memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan versi messenger,” jawabnya.

Andi juga menjelaskan ketika membangun aplikasi, ada banyak hal yang dipertimbangkan. Aplikasi ini harus ringan, karena pengguna Indonesia sangat sensitif dengan ukuran aplikasi. Aplikasi ini harus memberikan feedback yang cepat dan baik ketika pengguna mengklik berita.

Kami juga perlu mempertimbangkan konektivitas karena banyak daerah di Indonesia memiliki koneksi internet yang lambat. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah konsumsi kuota. Harus meminimalkan konsumsi kuota saat mengakses aplikasi,” tutup Andi.

[LINE Developer Day 2019] Kami Belum Tertarik untuk Fokus Pada Konten Berbasis Video

Konten berbasis video semakin diminati di Indonesia, banyak yang ingin menjadi seorang vlogger, content creator, atau YouTuber. Di sesi interview dengan Euivin Park selaku Chief Technology Officer (CTO) Line Corp saya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan terkait konten video dan soal enkripsi pesan.

Pertama apakah LINE memiliki rencana untuk merilis platform berbasis video baru dalam lingkungan aplikasinya, seperti YouTube atau IGTV? Sayangnya sejauh ini di Indonesia, konten berbasis video belum menjadi prioritas bagi pengguna LINE.

 

Euivin Park - Chief Technology Officer (CTO) Line Corp dalam sesi interview di LINE Developer Day 2019.
Euivin Park – Chief Technology Officer (CTO) Line Corp dalam sesi interview di LINE Developer Day 2019.

Dengan kebutuhan pengguna sebagai nilai utama kami, kami akan mempertimbangkan berbagai layanan apapun yang menjadi kebutuhan. Layanan video mungkin akan dikembangkan, namun sejauh ini di Indonesia – konten berbasis video bukanlah prioritas bagi pengguna kami.” Jawab Euivin Park di sela acara hari pertama Line Developer Day 2019 di Grand Nikko Hotel, Tokyo.

Singkatnya, Park menyebut perusahaannya belum berencana untuk menghadirkan produk dengan fokus utama untuk konten berbasis video tersebut. Lalu, pertanyaan kedua terkait postingan video di timeline.

Sebenarnya pengguna LINE sudah dapat memposting video di timeline, baik dari file video di galeri penyimpanan smartphone atau langsung merekamnya. Pertanyaannya ialah apakah LINE ada rencana untuk memonetisasi konten video dalam timeline? Sebab, hal ini pasti akan membuat banyak content creator berbondong-bondong membuat konten video di LINE.

Park mengatakan akan mempertimbangkan dan tidak menutup kemungkinan untuk memonetisasi konten video. “Namun kami perlu mengevaluasi terlebih dahulu berapa banyak pengguna LINE yang mengakses video melalui timeline, dengan menganalisa hasil data yang diperoleh dari proses risetnya,” jelas Park. Park juga menyebut akan mencari model bisnis yang sesuai dengan karakteristik dan kekuatan dari layanan LINE.

Pertanyaan ketiga terkait pesan enkripsi end-to-end, apakah mencakup semua konten yang ada dalam aplikasi LINE, termasuk foto dan video, panggilan telepon, dan panggilan video – ternyata tidak.

“Saat ini, enkripsi end-to-end hanya berlaku untuk teks, location messages, dan panggilan 1:1. Hal ini tidak berlaku untuk seluruh konten karena akan menimbulkan biaya yang berlebihan. Kami berusaha menyeimbangkan biaya,” jawab Park.

Selain itu, disinggung soal kompetisi di pasar Indonesia, Park menyebut LINE punya strategi berbeda. Park mengerti bahwa LINE bukan satu-satunya pemain di ranah aplikasi pesan instan di Tanah Air.

Kami  berupaya untuk memahami kebutuhan masyarakat Indonesia dan menghadirkan layanan untuk memenuhi kebutuhan berbasis gaya hidup masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Menurut Park, pengguna internet Indonesia sangat terbuka untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lain yang belum ditemuinya di kehidupan nyata. Selain itu, Park juga menekankan bahwa mayoritas pengguna LINE di Indonesia merupakan remaja, lebih besar jika dibandingkan dengan negara lain.

Hal ini juga menjadi salah satu bahan pertimbangan LINE dalam menghadirkan produk dan layanan, dan menekankan bahwa perusahaannya tidak ingin sembarangan dalam meluncurkan produk.

Soal LINE Brain, Park mengaku ingin segera menghadirkan teknologi LINE Brain di Indonesia, namun masih terbentur kendala menyoal bahasa. LINE Brain merupakan teknologi kecerdasan buatan yang secara spesifik ditujukan untuk layanan Business to Business (B2B).

Tentu saja kami sangat ingin LINE Brain bisa menyapa masyarakat Indonesia, namun ada beberapa hal teknis yang harus dirampungkan, salah satunya menyoal bahasa,” tutupnya.

LINE Developer Day 2019 Hari Pertama, Bertajuk LIFE with LINE

Pegelaran LINE Developer Day kembali diadakan di Jepang untuk kelima kalinya. Ajang tahunan ini menjadi tempat untuk berbagi dan berkreasi bersama dengan teknologi dan platform LINE.

Tahun ini LINE Developer Day diselenggarakan dua hari. Menariknya tak hanya membahas tentang teknologi dan platform milik LINE saja, mereka juga mengundang para developer lain yang sama-sama peduli tentang bidang teknis yang sama dan yang berada di garis depan untuk berbagi teknologi dan pengetahuan.

PSX_20191121_110201

Datang ke tempat ini, tidak hanya berbagi teknologi yang telah dilihat atau didengar di internet, namun para developer juga dapat berbicara bersama sambil mendengarkan proses dan masalah dalam melanjutkan project.” Ujar CTO LINE Corp Euivin Park.

Park ini ingin meng-upgrade LINE Developer Day sebagai konferensi teknis untuk para developer dan membantunya. Nah salah satu fokus LINE yang diungkap pada hari pertama LINE Developer Day ialah menghadirkan layanan intuitif untuk penggunanya bertajuk “LIFE with LINE”. Di dalamnya termasuk fintech, commerce, 020, serta contents & entertainment.

Tahun ini saja kami merilis 25 layanan baru dan fungsi-fungsi utama baru secara Global, seperti open chat di dalam LINE dan LINE CONOMI, dan dApp yang menggunakan Blockchain. Kami mempunyai tema LIFE with LINE, di mana salah satu dari visi tersebut yakni fokus mengembangkan layanan finansial. Ini bagian dari mempermudah berbagai permasalahan yang selama ini terjadi di masyarakat,” ujar Euivin Park.

Layanan finansial ini telah menjadi fokus LINE sejak tahun lalu, mereka telah mengembangkan berbagai layanan seperti LINE Insurance, LINE Score, LINE Securities, LINE Pocket Money, dan pada bulan September LINE membuka layanan transaksi mata uang virtual BITMAX baru untuk Jepang.

PSX_20191121_110339

Fokus pada layanan perbankan dan finansial dalam pengembangan teknologi AI LINE salah satunya juga diterapkan pada LINE Pay. LINE Pay mengombinasikan teknologi AI untuk pengenalan gambar dan analisa untuk menghadirkan keamanan lebih baik, serta autentikasi melalui biometrik saat melakukan transaksi.

Pengguna terdaftar di Jepang telah melampaui 36 juta akun dan 48 juta secara global. Volume transaksi melebihi 1 triliun yen, LINE telah membuat kemajuan signifikan dalam mempromosikan cashless society.

Di Jepang, LINE mendirikan Mobile Payment Alliance dan secara global kami bertujuan untuk ekspansi lebih lanjut dengan berkolaborasi dengan berbagai layanan pembayaran dalam bentuk LINE Pay Global Alliance.

Selain itu, LINE turut menegaskan bahwa privasi pengguna merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan teknologi dan layanan baru, terutama terkait AI. Dalam pengembangannya, LINE mengusung dua prinsip, yaitu privasi sebagai yang utama dan menghindari data silos. Terkait pentingnya keamanan privasi pengguna, Park mengatakan bahwa semua sistem yang dikembangkan LINE harus berporos pada prinsip ini.

Sementara data silos ialah salah satu hambatan yang kerap ditemukan developer dalam menghadirkan pengalaman penggunaan yang mulus. Karena umumnya data yang dibutuhkan berasal dari berbagai sumber penyimpanan, menggunakan sistem atau pemprograman berbeda sehingga sulit untuk diintegrasikan dan menyebabkan risiko yang besar.

Untuk mengatasinya, LINE tengah mengembangkan platform bertajuk Unified Self Service Data Platform, menawarkan bantuan menyoal tata kelola data sehingga pengembang dapat lebih mudah memperoleh data yang dibutuhkan guna melakukan penyesuaian pada sistem agar dapat terintegrasi dengan mulus.

LINE juga mengumumkan aplikasi LINE Mini, merupakan API yang dapat dimanfaatkan developer untuk menciptakan produk, salah satunya chatbot, dan memungkinkan pengembang untuk saling berkolaborasi. Aplikasi LINE Mini sendiri merupakan bagian dari bisnis AI milik LINE, yaitu LINE Brain.

 

LINE Corporation Gelar Developer Day 2019, 2 Hari dengan 70 Topik

Awalnya aplikasi chatting LINE dikenal dengan pilihan strikernya yang lucu-lucu. Seiring waktu, LINE terus memanjakan para penggunanya dengan beragam fitur dan layanan baru.

LINE Corporation pun secara rutin mengadakan LINE Developer Day. Ajang tahunan ini dimulai sejak 2015 dan tahun 2019 ini berlangsung selama dua hari yakni pada tanggal 20 dan 21 November di Grand Nikko Hotel, Daiba,- Tokyo, Jepang.

Euivin Park, LINE CTO - membuka LINE Developer Day 2019.
Euivin Park, LINE CTO – membuka LINE Developer Day 2019.

LINE Developer Day sendiri merupakan tech conference yang membahas banyak hal dari perspektif teknis. Misalnya update soal pengembangan layanan dan pengenalan inisiatif baru LINE di masa depan, serta tantangan dan permasalahan yang mereka hadapi.

Tahun lalu, LINE Developer Day mencakup 60 agenda termasuk AI, blockchain, fintech, platform iklan LINE, infrastruktur, keamanan, data, dan teknologi penting lainnya yang digunakan dalam layanan LINE.

Sementara tahun ini ada lebih dari 70 agenda, hari pertama akan fokus pada teknologi di terkait “Engineering” seperti AI, data platform dan infrastruktur, keamanan dan privasi, LINT (LINE Improvement for Next Ten years). Lalu, hari kedua lebih ke perspektif praktis untuk pengembangan produk dengan tema “Production” seperti teknologi layanan web, UI / UX, dan project management.

Sesi pembicaraan disampaikan termasuk oleh ahli geometri informasi dan penasihat senior RIKEN Brain Science Institute Shun-ichi Amari, ahli keamanan siber dan Wakil Direktur EG Secure Solutions, Direktur THE GUILD, serta desainer UI/UX Takayuki Fukatsu.

Pengembangan teknologi tersebut juga dimanfaatkan LINE pada ranah Smart City, meski masih terbatas untuk wilayah Jepang dan akan digunakan sebagai medium untuk membantu proses evakuasi terjadinya bencana.

Selain itu, peserta dapat mengunjungi stan interaktif untuk mencoba pengkodean menggunakan OSS, API, dan teknologi LINE lainnya. Pengunjung juga dapat menikmati pembicaraan dalam tiga kategori presentasi tambahan dalam format Booth, Poster Session, dan Short Track untuk memperoleh informasi terkait layanan LINE lebih jauh.

Line Indonesia Luncurkan Fitur “Splitbill”, Mudahkan Pengguna Berbagi Tagihan

Line Indonesia merilis inovasi terbarunya “Line Splitbill”. Sebuah fitur yang memungkinkan pengguna untuk menghitung dan membagi tagihan. Fitur ini dikembangkan menggunakan teknologi OCR (Optical Character Recognition) sehingga memungkinkan untuk memindai dan menghitung tagihan secara otomatis. Diklaim menjadi fitur hitung dan bagi tagihan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi OCR.

Managing Director Line Indonesia Dale Kim menjelaskan, diluncurkannya fitur baru ini adalah bentuk nyata Line Indonesia untuk terus berinovasi menghadirkan beragam layanan untuk membantu pengguna setianya.

“Kami berharap dengan kehadiran fitur Line Splitbill ini dapat mempermudah serta memperkaya kehidupan sehari-hari pengguna setianya di Indonesia,” terang Dale Kim.

Sementara itu Strategy and New Business Director Line Indonesia Fanny Verona menyampaikan, inovasi ini merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul, makan bersama-sama, dan membayar beramai-ramai berbagi tagihan. Pengguna teknologi OCR juga memungkinkan penghitungan menjadi akurat

“Line Splitbill sesuai digunakan oleh masyarakat Indonesia karena bisa menjawab kebutuhan masyarakat yang senang berkumpul dan makan bersama serta membagi tagihan di antara mereka. Selain itu penanaman teknologi OCR di dalam fitur Line Splitbill memungkinkan pengguna mendapatkan hasil hitung yang berakurasi tinggi dengan proses penghitungan yang sangat mudah,” imbuh Fanny.

Untuk menggunakan fitur ini pengguna hanya perlu memilih menu “Line Splitbill” di menu dalam ruang percakapan. Selanjutnya pengguna dapat memindai tagihan secara langsung dari kamera tau mengambil gambar tagihan dari dalam galeri ponsel mereka. Selanjutnya pengguna bisa memilih teman yang akan dibagikan tagihan.

Application Information Will Show Up Here

Supercell Kerja Sama Dengan LINE Kembangkan Komunitas di Indonesia

Para penggemar game mungkin sudah tak asing lagi dengan nama Supercell. Berdiri sejak tahun 2010 lalu, pengembang dan penerbit game yang berbasis di Helsinki, Finlandia ini berhasil menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Mereka sendiri besar lewat beberapa judul game seperti Hay Day, Clash of Clans, Boom Beach, Clash Royale dan yang terbaru, Brawl Stars.

Jajaran game tersebut memiliki penggemarnya tersendiri di Indonesia, melihat potensi tersebut Supercell bekerja sama dengan LINE, memutuskan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan komunitas di Indonesia.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Lewat sebuah gelaran konfrensi pers yang diadakan pada 10 September 2019 lalu, Jerry Vahn, Marketing Strategist Supercell menjelaskan hal ini. Supercell sendiri menegaskan bahwa strategi mereka dalam memasarkan game buatannya adalah dengan tiga hal, konten, komunitas, dan kompetisi.

“Kami berkonsentrasi memastikan para pemain dapat menikmati konten dari game yang kami buat, saling terhubung dengan komunitas karena game Supercell, dan berpartisipasi dalam acara kompetitif yang akan kami adakan ke depannya.” ujar Jerry.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Tak hanya itu, Dale Kim, Managing Director LINE Indonesia juga turut membeirkan komenternya. “Kerja sama ini akan ditandai dengan berbagai rangkaian acara esports, seperti kompetisi dan community gathering. Kami berharap rangkaian acara tersebut dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap industir esports secar apositif sehingga bisa menumbuhkan industri ini lebih baik lagi.”

Untuk urusan konten dan komunitas, salah satu gelaran besar yang direncanakan oleh Supercell adalah sebuah acara bertajuk SUPERCELL GAMER’S DAY”. Diselenggarakan pada 19 dan 20 Oktober 2019 mendatang di Mall Taman Anggrek, acara ini seakan menjadi hari raya bagi penggemar game besutan Supercell.

Termasuk di dalamnya kompetisi, keseruan cosplay, kumpul komunitas, dan berbagai acara lain yang tentu tak kalah menarik. Nantinya juga akan ada kompetisi Clash of Clans, Clash Royale, dan Brawl Stars yang memiliki total hadiah sebesar US$12.600 (Sekitar Rp178 juta).

Tak hanya itu, acara komunitas lain yang juga direncanakan oleh Supercell bersama dengan LINE termasuk: Clash of Clans Gathering yang diselenggarakan bersamaan dengan nonton bareng Clash of Clans World Championship, dan Creator’s Super Fun yang akan diadakan pada akhir tahun 2019 nanti.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Lalu dari elemen kompetisi, Supercell juga akan lebih serius menggarap esports game besutan mereka di Indonesia. Untuk menjalankan hal ini, mereka menggandeng 3 rekan organizer, yaitu Clash of Clans: League of Elixir yang akan digarap oleh Supreme League, Clash Royale: Indonesia Challenge yang digarap oleh Dunia Games, dan Brawl Stars: Amateur Challenge yang digarap oleh ESL.

Tak ketiga gelaran itu saja, inisiasi esports Supercell di Indonesia juga sudah dimulai bulan September. Nantinya mulai 10-23 September 2019, para pemain Brawl Stars di Indonesia sudah dapat mendaftar untuk mengikuti kualifikasi terbuka Indonesia untuk Brawl Stars World Championship.

Bertanding pada tanggal 26-29 September 2019 secara online, pemenang kualifikasi terbuka Indonesia berhak melaju ke tingkat Southeast Asia untuk memperebutkan satu slot ke ajang Brawl Stars World Championship.

Gelaran kompetisi-kompetisi tersebut tentunya diharapkan dapat mendorong kembali geliat kancah kompetitif game-game Supercell di Indonesia. Mengingat momentum hype Supercell di Indonesia yang sempat terebut oleh Mobile Legends, akankah usaha penebusan kali ini mendapatkan hasil yang sebanding?

 

OpenChat Mudahkan Pengguna Line Bergabung dalam Grup Tematik

Setelah sebelumnya diumumkan saat acara Line Conference 2019, fitur yang sebelumnya dikenal dengan nama Line Square kini resmi berubah menjadi OpenChat. Pertama kali diluncurkan pada tahun 2017, Line Square merupakan fitur yang menyediakan ruang obrolan bagi pengguna dengan minat dan kesukaan yang sama untuk berinteraksi, meskipun tidak saling memiliki kontak.

Pengguna pun dapat dengan bebas memperluas cakupan komunikasi mereka tanpa perlu memberikan identitas asli dan tetap menjaga privasi dari akun personal mereka. Keunikan lain yang dimiliki Line Square adalah besarnya kapasitas ruang obrolan, setiap ruang obrolan dapat menampung hingga 5000 anggota.

Sementara itu, pada setiap Square, admin dapat menambah ruang obrolan sebanyak yang dibutuhkan. Dalam Line Square terdapat lebih dari seribu ruang obrolan yang dapat dipilih oleh pengguna sesuai dengan preferensi mereka.

OpenChat mengedepankan kemudahan

Konsep baru OpenChat sengaja diadopsi oleh Line menyesuaikan tren dan penggunaan aplikasi chat messenger serupa lainnya. Line juga menghadirkan beberapa teknologi baru di antaranya adalah memudahkan pengguna untuk mengelola perbincangan di lebih dari satu grup. Pengguna juga dengan bebas bisa memilih profil mereka di masing-masing grup tersebut..

Kepada DailySocial perwakilan dari Line Indonesia menyebutkan, perubahaan nama dari Square menjadi OpenChat diharapkan dapat lebih mengedepankan nilai ‘kemudahan’ dan ‘keterbukaan’ dalam berinteraksi antara pengguna yang memiliki minat yang sama. Mengklaim memiliki model bisnis yang berbeda, Line Indonesia mengungkapkan akan mengumumkan hal tersebut dalam waktu dekat.

“Melalui perubahan nama ini, kami tidak hanya ingin memberikan layanan bagi komunitas-komunitas yang sudah ada tetapi juga menyediakan format baru untuk komunitas-komunitas online. Selain itu, fitur privat OpenChat juga tersedia (kode PIN dan Q&A) sehingga bisa menjadi fitur yang unggulan.”

Saat ini di Indonesia OpenChat telah memiliki 21 Kategori dengan lebih dari 450 ribu OpenChat. Selain itu, terdapat juga sejumlah tipe OpenChat yang berbeda untuk setiap topik yang tersedia. Untuk topik yang populer digunakan oleh pengguna OpenChat di Indonesia di antaranya adalah Sekolah, Gim, dan Sosial. OpenChat telah memiliki 21 Kategori dengan lebih dari 450,000 OpenChat. Selain itu, terdapat juga sejumlah tipe OpenChat yang berbeda untuk setiap topik yang tersedia.

Application Information Will Show Up Here