Tentang LINT, Improvement yang Dilakukan LINE Untuk 10 Tahun Mendatang

Ajang tahunan LINE Developer Day 2019 telah usai digelar, tech conference ini berlangsung dua hari (20 dan 21 November) di Tokyo, Jepang dan membahas banyak hal dari perspektif teknis. Salah satu agenda utamanya ialah sesi bertajuk LINT yang dibawakan oleh Shunsuke Nakamura selaku LINE LINT TF Engineering manager & Software engineer.

Sebagai informasi, aplikasi perpesanan LINE meluncur pada tahun 2011. Pertumbuhan pengguna dan fitur atau layanan yang terintegrasi dengan LINE berkembang dengan cepat. Namun sistem inti LINE dihadapkan dengan berbagai hutang teknis yang harus mereka selesaikan sebagai platform.

LINT sendiri merupakan singkatan dari LINE Improvement for Next Ten years. Dalam sesi ini, Shunsuke Nakamura menjabarkan tantangan besar yang mereka hadapi dan bagaimana cara LINE bekerja melawan hutang teknis untuk sepuluh tahun ke depan, termasuk mengungkap fitur-fitur baru apa saja yang sedang dan akan mereka kerjakan di masa depan.

Untuk saat ini sebagian besar team engineer yang tergabung dalam project LINT berasal dari Jepang dan Korea, karena kantor pusat LINE terbesar memang berada di sana. Bagaimana dengan Indonesia?

Kami juga mengundang engineer dari luar Jepang. Untuk functionality dan feature, ada beberapa engineer dari Taiwan dan Thailand yang terlibat. Namun Indonesia belum terlibat dalam project ini, kami berharap untuk bekerja dengan Indonesia setelah kami memiliki server side engineer di sana,” tutur Shunsuke Nakamura dalam sesi interview di sela acara LINE Developer Day 2019.

LINT

Banyak fitur atau layanan yang akan disematkan di aplikasi LINE di masa mendatang. Sebut saja, dukungan fitur login-logout, multi akun, multi device, dan banyak lagi. Pembahasannya sangat teknis, Anda dapat mengetahui tentang LINT di tautan ini.

Lalu, apa tantangan terbesar dan hutang teknis yang dimiliki LINE dalam 10 tahun ke depan? Menurut Shunsuke Nakamura, salah satunya ialah LINE masih belum memiliki dukungan multi akun dan multi perangkat. Penambahan fitur tersebut akan menimbulkan banyak biaya. Lalu, yang lain ialah biaya back up data. Di mana LINE tidak hanya harus menduplikasi data tetapi melakukan maintenance sehingga biayanya juga berlipat ganda.

Selain itu, momen yang paling menantang yang dihadapi oleh para engineer LINE ialah saat ucapan tahun baru. Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia memiliki perbedaan waktu. Traffic akan tinggi saat itu dan LINE harus memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Selain itu, masing-masing negara memiliki ‘gaya’ mereka sendiri untuk mengirim ucapan selamat tahun baru. Pengguna LINE Jepang sebagian besar akan menggunakan teks, sementara yang lain seperti Indonesia akan menggunakan foto atau gambar juga untuk menyampaikan pesan.

 

[LINE Developer Day 2019] Kami Belum Tertarik untuk Fokus Pada Konten Berbasis Video

Konten berbasis video semakin diminati di Indonesia, banyak yang ingin menjadi seorang vlogger, content creator, atau YouTuber. Di sesi interview dengan Euivin Park selaku Chief Technology Officer (CTO) Line Corp saya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan terkait konten video dan soal enkripsi pesan.

Pertama apakah LINE memiliki rencana untuk merilis platform berbasis video baru dalam lingkungan aplikasinya, seperti YouTube atau IGTV? Sayangnya sejauh ini di Indonesia, konten berbasis video belum menjadi prioritas bagi pengguna LINE.

 

Euivin Park - Chief Technology Officer (CTO) Line Corp dalam sesi interview di LINE Developer Day 2019.
Euivin Park – Chief Technology Officer (CTO) Line Corp dalam sesi interview di LINE Developer Day 2019.

Dengan kebutuhan pengguna sebagai nilai utama kami, kami akan mempertimbangkan berbagai layanan apapun yang menjadi kebutuhan. Layanan video mungkin akan dikembangkan, namun sejauh ini di Indonesia – konten berbasis video bukanlah prioritas bagi pengguna kami.” Jawab Euivin Park di sela acara hari pertama Line Developer Day 2019 di Grand Nikko Hotel, Tokyo.

Singkatnya, Park menyebut perusahaannya belum berencana untuk menghadirkan produk dengan fokus utama untuk konten berbasis video tersebut. Lalu, pertanyaan kedua terkait postingan video di timeline.

Sebenarnya pengguna LINE sudah dapat memposting video di timeline, baik dari file video di galeri penyimpanan smartphone atau langsung merekamnya. Pertanyaannya ialah apakah LINE ada rencana untuk memonetisasi konten video dalam timeline? Sebab, hal ini pasti akan membuat banyak content creator berbondong-bondong membuat konten video di LINE.

Park mengatakan akan mempertimbangkan dan tidak menutup kemungkinan untuk memonetisasi konten video. “Namun kami perlu mengevaluasi terlebih dahulu berapa banyak pengguna LINE yang mengakses video melalui timeline, dengan menganalisa hasil data yang diperoleh dari proses risetnya,” jelas Park. Park juga menyebut akan mencari model bisnis yang sesuai dengan karakteristik dan kekuatan dari layanan LINE.

Pertanyaan ketiga terkait pesan enkripsi end-to-end, apakah mencakup semua konten yang ada dalam aplikasi LINE, termasuk foto dan video, panggilan telepon, dan panggilan video – ternyata tidak.

“Saat ini, enkripsi end-to-end hanya berlaku untuk teks, location messages, dan panggilan 1:1. Hal ini tidak berlaku untuk seluruh konten karena akan menimbulkan biaya yang berlebihan. Kami berusaha menyeimbangkan biaya,” jawab Park.

Selain itu, disinggung soal kompetisi di pasar Indonesia, Park menyebut LINE punya strategi berbeda. Park mengerti bahwa LINE bukan satu-satunya pemain di ranah aplikasi pesan instan di Tanah Air.

Kami  berupaya untuk memahami kebutuhan masyarakat Indonesia dan menghadirkan layanan untuk memenuhi kebutuhan berbasis gaya hidup masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Menurut Park, pengguna internet Indonesia sangat terbuka untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lain yang belum ditemuinya di kehidupan nyata. Selain itu, Park juga menekankan bahwa mayoritas pengguna LINE di Indonesia merupakan remaja, lebih besar jika dibandingkan dengan negara lain.

Hal ini juga menjadi salah satu bahan pertimbangan LINE dalam menghadirkan produk dan layanan, dan menekankan bahwa perusahaannya tidak ingin sembarangan dalam meluncurkan produk.

Soal LINE Brain, Park mengaku ingin segera menghadirkan teknologi LINE Brain di Indonesia, namun masih terbentur kendala menyoal bahasa. LINE Brain merupakan teknologi kecerdasan buatan yang secara spesifik ditujukan untuk layanan Business to Business (B2B).

Tentu saja kami sangat ingin LINE Brain bisa menyapa masyarakat Indonesia, namun ada beberapa hal teknis yang harus dirampungkan, salah satunya menyoal bahasa,” tutupnya.

LINE Developer Day 2019 Hari Pertama, Bertajuk LIFE with LINE

Pegelaran LINE Developer Day kembali diadakan di Jepang untuk kelima kalinya. Ajang tahunan ini menjadi tempat untuk berbagi dan berkreasi bersama dengan teknologi dan platform LINE.

Tahun ini LINE Developer Day diselenggarakan dua hari. Menariknya tak hanya membahas tentang teknologi dan platform milik LINE saja, mereka juga mengundang para developer lain yang sama-sama peduli tentang bidang teknis yang sama dan yang berada di garis depan untuk berbagi teknologi dan pengetahuan.

PSX_20191121_110201

Datang ke tempat ini, tidak hanya berbagi teknologi yang telah dilihat atau didengar di internet, namun para developer juga dapat berbicara bersama sambil mendengarkan proses dan masalah dalam melanjutkan project.” Ujar CTO LINE Corp Euivin Park.

Park ini ingin meng-upgrade LINE Developer Day sebagai konferensi teknis untuk para developer dan membantunya. Nah salah satu fokus LINE yang diungkap pada hari pertama LINE Developer Day ialah menghadirkan layanan intuitif untuk penggunanya bertajuk “LIFE with LINE”. Di dalamnya termasuk fintech, commerce, 020, serta contents & entertainment.

Tahun ini saja kami merilis 25 layanan baru dan fungsi-fungsi utama baru secara Global, seperti open chat di dalam LINE dan LINE CONOMI, dan dApp yang menggunakan Blockchain. Kami mempunyai tema LIFE with LINE, di mana salah satu dari visi tersebut yakni fokus mengembangkan layanan finansial. Ini bagian dari mempermudah berbagai permasalahan yang selama ini terjadi di masyarakat,” ujar Euivin Park.

Layanan finansial ini telah menjadi fokus LINE sejak tahun lalu, mereka telah mengembangkan berbagai layanan seperti LINE Insurance, LINE Score, LINE Securities, LINE Pocket Money, dan pada bulan September LINE membuka layanan transaksi mata uang virtual BITMAX baru untuk Jepang.

PSX_20191121_110339

Fokus pada layanan perbankan dan finansial dalam pengembangan teknologi AI LINE salah satunya juga diterapkan pada LINE Pay. LINE Pay mengombinasikan teknologi AI untuk pengenalan gambar dan analisa untuk menghadirkan keamanan lebih baik, serta autentikasi melalui biometrik saat melakukan transaksi.

Pengguna terdaftar di Jepang telah melampaui 36 juta akun dan 48 juta secara global. Volume transaksi melebihi 1 triliun yen, LINE telah membuat kemajuan signifikan dalam mempromosikan cashless society.

Di Jepang, LINE mendirikan Mobile Payment Alliance dan secara global kami bertujuan untuk ekspansi lebih lanjut dengan berkolaborasi dengan berbagai layanan pembayaran dalam bentuk LINE Pay Global Alliance.

Selain itu, LINE turut menegaskan bahwa privasi pengguna merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan teknologi dan layanan baru, terutama terkait AI. Dalam pengembangannya, LINE mengusung dua prinsip, yaitu privasi sebagai yang utama dan menghindari data silos. Terkait pentingnya keamanan privasi pengguna, Park mengatakan bahwa semua sistem yang dikembangkan LINE harus berporos pada prinsip ini.

Sementara data silos ialah salah satu hambatan yang kerap ditemukan developer dalam menghadirkan pengalaman penggunaan yang mulus. Karena umumnya data yang dibutuhkan berasal dari berbagai sumber penyimpanan, menggunakan sistem atau pemprograman berbeda sehingga sulit untuk diintegrasikan dan menyebabkan risiko yang besar.

Untuk mengatasinya, LINE tengah mengembangkan platform bertajuk Unified Self Service Data Platform, menawarkan bantuan menyoal tata kelola data sehingga pengembang dapat lebih mudah memperoleh data yang dibutuhkan guna melakukan penyesuaian pada sistem agar dapat terintegrasi dengan mulus.

LINE juga mengumumkan aplikasi LINE Mini, merupakan API yang dapat dimanfaatkan developer untuk menciptakan produk, salah satunya chatbot, dan memungkinkan pengembang untuk saling berkolaborasi. Aplikasi LINE Mini sendiri merupakan bagian dari bisnis AI milik LINE, yaitu LINE Brain.

 

[Alpha Festival 2019] Sony Umumkan A7R IV dan RX100 VII

Buat kalian yang punya hobi fotografi atau videografi dan sedang berada di Jakarta, maka bisa merapat ke Ciputra Artpreneur (Kuningan Jakarta) untuk mengikuti Sony Alpha Festival 2019 yang dibuka untuk umum pada hari Sabtu-Minggu, 24-25 Agustus 2019.

Pada ajang ini, para pengunjung bisa berpartisipasi dalam beragam workshop bersama fotografer profesional selama dua hari. Meliputi Daniel Tjongari, David Soong, Fajar Kristiono, Sandi Wijaya, Upie Guava, hingga Celebrity Portrait Photographer Sony Artisans – Brian Smith, dan banyak lagi. Anda dapat menemui mereka dan berbincang langsung dengan para fotografer profesional yang hadir di sana.

Selain itu, Anda juga bisa mencoba langsung rangkaian lengkap produk digital imaging Sony. Termasuk lensa terbaru Sony seperti FE 35mm F1.8, FE 600mm F4 GM OSS super-telephoto, dan FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS super-telephoto zoom.

Ada sembilan experience zone yang bisa di-explore, jangan lupa untuk membawa SD card karena Anda bisa menyisipkannya agar bisa mencoba langsung kamera dan lensa Sony terbaru. Merasakan sendiri fitur-fitur canggih seperti real-time tracking dan eye autofocus-nya.

Selain itu, Anda juga dapat bertanya seputar produk-produk yang tersedia. Serta, dapat langsung membeli produk digital imaging Sony. Ada promo eksklusif selama Alpha Festival 2019.

Namun kejutan terbesar di ajang Alpha Festival ke dua ini ialah, Sony meluncurkan kamera mirrorless full frame terbaru mereka yakni Sony Alpha 7R IV dan juga kamera compact advanced Sony RX100 VII ke Indonesia.

“Sony ingin memberikan kesempatan kepada para penggemar fotografi untuk melihat dan mencoba langsung rangkaian lengkap produk digital imaging Sony, termasuk A7R IV dan RX100 VII. Kami mempersembahkan kamera Sony bagi semua tipe fotografer di berbagai experience zone. Para pengunjung juga dapat mempelajari lebih dalam mengenai fotografi dari para fotografer profesional yang hadir untuk memandu workshop dengan beragam topik selama dua hari,” ujar Kazuteru Makiyama, President Director, PT Sony Indonesia.

Sony A7R IV dengan Resolusi 61-megapixel

Bila Sony A7R III mengusung 42-megapixel, seri A7R generasi keempat ini dikemas dengan sensor gambar baru back-illuminated CMOS beresolusi 61-megapixel. Bahkan pada mode APS-C, A7R IV masih menawarkan resolusi 26,2-megapixel – masih sedikit lebih tinggi dibanding jajaran A6xxx series.

Sony mengklaim A7R IV mampu menyuguhkan dynamic range hingga 15 stop. Bila resolusi 61-megapixel masih kurang, A7R IV memiliki mode pixel shift multi shooting. Di mana kamera akan menggabungkan 16 gambar untuk menghasilkan foto beresolusi sebesar 240-megapixel.

Lalu, bagaimana dengan performa pengambilan gambar dan kecepatan autofocus-nya? Meski mengusung resolusi sangat tinggi, performa pengambilan gambar dan sistem autofocus A7R IV ini sangat cepat. Kamera ini mampu menembak beruntun hingga 10fps dengan full AF/AE tracking selama 7 detik dengan buffer yang telah ditingkatkan.

Sistem autofocus-nya terdiri dari 567 titik AF focal-plane phase-detection yang mencakup sekitar 74 persen dari area gambar. A7R IV juga mendukung real-time Eye AF berbasis kecerdasan buatan. Fitur ini tersedia untuk subyek manusia maupun hewan dan real-time Eye AF juga bekerja di mode video.

Kontruksi body dan sistem kontrol fisik kamera juga turut ditingkatkan. Kamera ini dibuat menggunakan magnesium alloy yang ringan dan kuat, serta memiliki mount six screw ekstra kuat. Untuk meningkatkan durabilitas terhadap ketahanan debu dan kelembaban, seluruh body kamera dilapisi dengan sealing tambahan, termasuk pada penutup slot baterai dan slot media.

Peningkatan lainnya seperti viewfinder dengan panel OLED bereolusi 5.76 juta titik dengan opsi refresh rate 60fps atau 120fps, grip yang telah diperbarui, pembesaran diameter dan feedback pada tombol ‘AF-ON’, desain multi-selector joystick baru, tombol dial lock untuk exposure compensation, serta bentuk dan posisi baru untuk dial belakang.

Masih ada banyak hal lagi yang ingin saya bahas pada Sony A7R IV, tapi kita tunggu dulu sampai unit review-nya tiba di meja redaksi DailySocial. Sony juga turut merilis aksesori terbaru untuk A7R IV, seperti VG-C4EM Vertical Grip, ECM-B1M Shotgun Microphone, dan XLR-K3M XLR Adaptor Kit.

Soal harga, Sony Alpha 7R IV akan segera tersedia di Indonesia mulai bulan Oktober 2019 dengan harga Rp49.999.000 untuk body only. Anda bisa mendapatkan paket khusus seharga Rp49.999.000 bila mengikuti pre-order dari tanggal 24 Agustus – 8 September 2019. Seperti bonus memory card SF-G64T senilai Rp2.400.000, exclusive peak design camera strap senilai Rp1.175.000, pelindung layar PCK-LG1 senilai Rp 499.000.

Aksesoris Alpha 7R IV akan tersedia di Indonesia mulai bulan Oktober 2019 dengan harga eceran sebagai berikut:

  • Shotgun Microphone ECM-B1M: Rp4.999.000
  • Adaptor Kit XLR-K3M XLR: Rp7.799.000
  • Vertical Grip VG-C4EM: Rp5.999.000

Sony RX100 VII aka Versi Compact A9?

PSX_20190824_162042

Rasanya belum lama saat Sony merilis kamera compact premium RX100 VI tahun lalu, sekarang penerusnya telah tiba dan diklaim Sony sebagai versi compact dari A9. Kamera ini memiliki 357 titik focal-plane phase detection AF dan 425 titik contrast-detection AF.

RX100 VII bisa menembak tanpa henti hingga 20fps dan punya mode drive baru yang disebut single burst shooting. Di mana kamera akan mengambil tujuh foto berkecepatan tinggi hingga 90fps yang memungkinkan menangkap momen dengan tepat.

Resolusi kameranya memang masih 20-megapixel dengan lensa 24-200mm F2.8-4.5 yang sama seperti pendahulunya. Bedanya, kini RX100 VII memiliki real-time tracking dan real-time Eye AF.

PSX_20190824_162051

Selain itu, RX100 VII juga sudah memiliki port audio 3.5mm sehingga bisa menjadi solusi untuk kegiatan vlogging yang ringkas tapi kualitas tetap terjaga. Dengan perekaman video 4K durasi 5 menit, dukungan picture profile, dan layarnya juga masih dapat ditekuk 180 derajat ke depan.

Untuk harga, RX100 VII akan tersedia di Indonesia mulai bulan Oktober 2019 dengan harga Rp17.999.000 (camera only). Ada juga LCJ-RXK case yang akan tersedia di Indonesia mulai bulan Oktober 2019 dengan harga Rp999.000.

Tersedia juga RX100 VII vlogging package (termasuk baterai NP-BX1 + shooting grip VCT-SGR1 + RX bracket) akan tersedia di Indonesia mulai bulan Oktober 2019 Rp19.999.000. Anda juga akan menjadi mendapatkan paket khusus seharga Rp18.999.000 untuk pembelian RX100 VII vlogging package secara pre-order dari tanggal 24 Agustus – 8 September 2019. RX100 VII vlogging package (termasuk baterai NP-BX1 + shooting grip VCT-SGR1 + RX bracket) + LCJ-RXK case senilai Rp 999.000 + mikrofon ECM-XYSTIM senilai Rp1.699.000.

[Hands-on] Vivo APEX 2019, Smartphone Konseptual Tanpa Tombol Fisik dan Lubang

Masih ingat dengan Vivo APEX pertama? Produk konseptual tersebut memamerkan cikal bakal fitur Pop Up Camera dan Screen Touch ID yang akhirnya berhasil diimplementasikan ke V series dan NEX series.

Saat ini Vivo sudah memiliki APEX generasi kedua yang disebut APEX 2019. Berbeda dengan APEX pertama, APEX 2019 berfokus pada ‘display‘ dan ‘design‘ yang sekaligus merepresentasikan akan seperti ini smartphone di masa mendatang berdasarkan riset dari R&D Vivo.

Vivo-APEX-2019-4

APEX sendiri adalah singkatan dari All Prototype Experience, bukan produk massal dan tidak dijual. Ada tiga kunci pada APEX 2019, yaitu Super Unibody Design, Full-Display Fingerprint Scanning, dan 5G Mobile Networking. Ayo bahas satu per satu.

Super Unibody Design

Vivo-APEX-2019-9

Vivo melucuti semua tombol-tombol fisik dan menambal lubang-lubang yang ada pada smartphone. Tombol power dan volume yang biasanya tersemat di sisi samping smartphone hilang. Bukan berarti Vivo melenyapkan fungsi penting tersebut, Vivo mengganti tombol fisik tersebut dengan menyisipkan sensor, teknologi ini disebut Touch Sense.

Lalu, bagaimana caranya Vivo mengakali absennya lubang-lubang pada speaker? Body Soundcasting Technology adalah jawabannya, singkatnya untuk memantulkan suara lewat body belakang ke layar – baik saat telepon maupun saat mendengarkan musik lewat speaker.

Selain itu, tanpa port microUSB maupun Type-C – harusnya bisa diatasi dengan wireless charging technology yang lebih praktis. Namun Vivo mengambil pendekatan yang berbeda, mereka justru menyematkan teknologi baru yang disebut MagPort. Jadi, menggunakan pin yang ada di belakang smartphone dan dock untuk proses charging.

Vivo-APEX-2019-2

Seluruh bagian APEX 2019 terbuat dari material kaca yang telah melalui proses yang kompleks dengan lengkungan yang ergonomis. Tanpa tombol fisik dan lubang-lubang, APEX 2019 seolah tanpa celah, tampil minimalis, dan terlihat futuristik. Perangkat ini tersedia dalam warna Titan Silver, Quartz White, dan Meteor Gray.

Full-Display Fingerprint Scanning

Vivo-APEX-2019-1

Screen Touch ID atau in-display fingerprint sensor menjadi elemen penting pada APEX 2019. Pada Vivo V11 Pro dan V15 Pro, hanya ada satu area saja yang bisa digunakan untuk autentikasi sidik jari pengguna.

Pada APEX 2019, seluruh penampang layar dapat digunakan untuk membuka kunci smartphone. Sayangnya, teknologi yang digunakan masih berbasis optikal dan bukan ultrasonik.

5G Mobile Networking

Vivo-APEX-2019-3

Gembar-gembor konektivitas 5G sedang menjadi topik hangat di ranah global. Vivo ingin menegaskan bahwa mereka telah siap menyongsong era 5G.

APEX 2019 memiliki 5G capability dan menggunakan teknologi eSIM. Karena baseband 5G yang besar, tetapi ruang motherboard (PCB) terbatas. Vivo menggunakan metode penumpukan 3D pada dual-motherboard.

Sebagai informasi, APEX 2019 tidak memiliki kamera depan dan sah-sah saja mengingat ini adalah produk konseptual yang tidak dijual. Setidaknya kita tahu, sebagian langkah Vivo di masa depan nanti.

8 Smartphone Android 5G yang Meluncur di 2019

Di ajang MWC 2019 tahun ini 5G dan ponsel tekuk jadi dua topik paling banyak dibicarakan sepanjang perhelatan akbar tersebut. Seolah memahami keinginan konsumen, berbagai brand kenamaan dunia menjawab ekspektasi publik dengan meluncurkan serangkaian smartphone 5G yang dipastikan jadi suguhan di tahun 2019 ini. Apa saja mereka? Ini dia daftar lengkap smartphone 5G keluaran 2019.

Samsung Galaxy S10 5G

 

Samsung Galaxy S10+
Samsung Galaxy S10+

Samsung Galaxy S10 5G mengusung layar Curved Dynamic AMOLED dengan resolusi Quad HD+ dalam rasio layar 19:9 dan penampang selebar 6,7 inci. Yap benar sekali, jika dibandingkan dengan dua saudara kandungnya, varian ini adalah yang paling bongsor dan mengemas fitur yang lebih komplet, salah satunya adalah kehadiran teknologi 5G yang secara default tersedia.

LG V50 ThinQ

Selain peningkatan jaringan 5G, LG V50 ThinQ juga membawa baterai yang lebih besar yang tampaknya sebagai kompensasi kebutuhan daya saat terkoneksi ke jaringan generasi kelima itu. Kehadiran Snapdragon 855 tentunya juga memberikan kecepatan dan kemampuan multi-tasking yang lebih baik.

LG V50 ThinQ

Smartphone yang datang bersama LG G8 ThingQ ini dibalut layar QHD + OLED 6,4 inci dan juga memiliki sistem kamera tiga lensa di bagian belakang. Jika tak aral merintang, LG V50 ThinQ akan dirilis pada bulan Maret ini.

Xiaomi Mi MIX 5G

Xiaomi-Mi-Mix-3-5G-specs

Xiaomi tak mau ketinggalan pesta dengan meluncurkan varian baru dari Mi MIX 3 dengan imbuhan 5G di bagian belakang, maka jadilah Mi MIX 3 5G. Untuk spesifikasi lainnya, praktis hanya jeroan yang berbeda jika dibandingkan dengan Mi MIX 3 standar.

ZTE Axon 10 Pro 5G

ZTE mungkin bukan brand top seperti Samsung. Tetapi sepanjang tahun mereka konsisten melahirkan perangkat dengan inovasi yang tak bisa disebut medioker. Bahkan jauh sebelum Galaxy Fold muncul, ZTE sudah mengeluarkan smartphone tekuk terlebih dahulu. Jadi, hanya nasib yang membuat ZTE selalu berada di bawah bayang-bayang Samsung ataupun Huawei.

ZTE Axon 10 Pro 5G
ZTE Axon 10 Pro 5G

ZTE Axon 10 Pro 5G ini pun datang dengan sejumlah kemampuan yang menarik, seperti kamera berjumlah tiga di punggung, sensor sidik jari di layar dan material logam kombinasi kaca.

Smartphone 5G yang Masih Prototype

Selain keempat nama di atas, ada beberapa nama lain yang juga menyita perhatian audiens MWC 2019. Tetapi seluruh smartphone ini masih berlabel prototipe yang artinya segala sesuatu di dalamnya bisa berubah sewaktu-waktu. Mereka adalah

  • Sony 5G
  • Oppo 5G
  • OnePlus 5G
  • Alcatel 7 5G

Sumber berita T3 dan Theverge.

4 Tren Pemasaran di Tahun 2019 yang Patut Diketahui

Tak terasa penghujung tahun 2018 akan segera tiba. Bagi Tagtoo, 2018 merupakan tahun yang perlu tantangan dan perjuangan. Liku-liku yang kami lewati sejak awal menapakkan kaki di Indonesia kemudian menjadi bekal kami untuk terus menyediakan terobosan-terobosan baru bagi industri periklanan digital di Indonesia.

Selama satu tahun ini, kami telah mengamati dengan seksama perkembangan periklanan digital di Indonesia. Dilengkapi dengan hasil diskusi yang kami dapat dalam wawancara bersama klien dan pakar-pakar pemasaran lainnya, berikut ini kami merangkum 4 tren pemasaran di Indonesia pada tahun 2019 mendatang.

Kami berharap informasi ini dapat membantu pemasar untuk mempersiapkan diri menyambut tantangan yang akan datang di 2019.

Periklanan digital semakin menguat

Kebutuhan akan periklanan digital seperti banner ads, video ads, dan native ads akan semakin marak di tahun 2019. Hal ini terjadi seiring masyarakat memiliki akses internet yang lebih luas baik melalui desktop maupun telepon genggam. Meskipun persentase penetrasi internet hanya 54.68% di tahun 2017, namun menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia, angka nyata pengguna internet telah mencapai 144 juta orang. Jumlah ini merupakan kesempatan yang sangat luar biasa untuk memulai periklanan digital.

Periklanan digital melalui telepon genggam akan menduduki 50% dari total biaya periklanan yang dikeluarkan pada tahun 2019, mencapai angka 312 juta USD atau setara dengan 4,5 triliun rupiah. Di saat penggunaan smartphone saat ini bukan merupakan hal yang mewah, periklanan melalui telepon genggam (mobile ads) merupakan kunci untuk berinteraksi secara lebih personal dengan pengguna.

Kemunculan personalisasi iklan melalui telepon genggam merupakan hal yang selanjutnya dinantikan. Setiap harinya semakin banyak data pengguna smartphone yang telah dikumpulkan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana para e-commerce mengelola data tersebut untuk menghasilkan strategi bisnis yang lebih baik.

Selain itu, penargetan iklan juga akan beranjak dari model target demografi yang tradisional menuju target berbasis perilaku pengguna. Transformasi ini akan menghasilkan periklanan yang lebih efektif dan diharapkan dapat membawa konversi yang nyata.

Dibutuhkan laporan yang lebih transparan

Periklanan digital di Indonesia memang masih di tahapan pemula. Banyak perusahaan yang baru saja memulai eksistensi mereka di dunia online dan memiliki pemahaman yang terbatas akan periklanan digital. Situasi inilah yang kerap menjadi celah untuk dieksplotasi oleh pihak ketiga.

Transparansi dan reliabilitas dalam periklanan digital telah menjadi isu yang serius dalam periklanan digital di Indonesia. Laporan palsu dan data yang tidak relevan sering didapati ketika para pemasar mempercayakan periklanan digital mereka pada agensi periklanan lain. Selain sulit untuk menilai performa kampanye iklan mereka, kebanyakan pemasar juga tidak tahu apabila iklan mereka ditayangkan pada channel yang benar, serta apakah laporan yang mereka terima benar-benar dapat dipercaya. Berbagai data hasil manipulasi kadang telah mengelabui realita performa yang sebenarnya.

“Itulah alasannya mengapa kami selalu menyarankan klien untuk menggunakan Google Analytics,” ujar Mick Lu, Head of Tagtoo Indonesia. Ketika pemasar mulai paham menggunakan tracking tool  yang tepat dari pihak ketiga seperti Google Analytics, serta berbagai agensi profesional mulai bermunculan, masalah ini akan segera terselesaikan.

“Membiarkan klien belajar menginterpretasikan data mereka dengan tepat merupakan hal yang sangat kritis untuk dilakukan di Indonesia saat ini. Hal ini akan membantu mengurangi ketidakpercayaan dan pemikiran skeptis antar klien dengan agensi periklanan,” lanjut Mick.

Laporan yang benar-benar menggambarkan performa periklanan merupakan hal yang paling dibutuhkan pasar Indonesia saat ini. DI tahun yang akan datang, kami optimis untuk melihat periklanan digital berubah menjadi lebih transparan dari sebelumnya.

Penyediaan periklanan yang strategis

Berbicara mengenai periklanan digital di Indonesia, dapat diamati bahwa masih terdapat kesenjangan yang cukup besar. Perusahaan berbasis internet yang besar dan maju tentunya memiliki tim dan sumber daya yang cukup untuk menguasai teknologi periklanan terbaru di pasar. Namun disisi lain, perusahaan UKM harus berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan mereka tanpa berbekal apapun.

Kesenjangan ini diprediksi akan semakin terlihat di tahun yang akan datang ketika semakin banyak sumber daya kapital yang masuk ke dalam perusahaan besar atau startup unicorn yang ada di Indonesia. Semakin sulit terciptanya ruang untuk para pemula.

Mengatasi kesulitan ini, baik untuk startup maupun UKM, agensi periklanan digital memiliki peranan yang penting. Agensi periklanan kini dapat bertindak sebagai penyedia strategi dan membantu eksekusi ide untuk membantu UKM bersaing dalam pasar yang kompetitif. Dengan adanya berkolaborasi dengan agensi profesional, UKM dapat fokus pada inti bisnis dan optimasi produk mereka. UKM akan tetap memiliki kesempatan untuk ikut meranah dalam dunia digital tanpa harus dibekali dengan tim yang kompeten di dalam perusahaan mereka.

“Banyak entrepreneur Indonesia masih belum menyadari beta pentingnya pengumpulan data sedangkan hal ini telah lama digunakan oleh perusahaan asing untuk optimasi produk dan campaign sejak lama,” ujar Kent Kang, Marketing Director Wellcomm, retailer gadget terbesar di Indonesia.

“Dengan metodologi terbaru dan perangkat marketing lainnya yang disediakan oleh para agensi periklanan, saya percaya bahwa hal ini cepat lambat akan merubah pola pikir para entrepreneur di Indonesia,” tambah Kent dalam sesi interviewnya bersama Tagtoo.

Micro-influencer marketing akan semakin popular

Influencer marketing merupakan senjata ampuh yang kerap digunakan oleh berbagai perusahaan di Indonesia untuk mendorong penjualan mereka ke level berikutnya. Dengan menggunakan pengaruh yang dimiliki para selebriti kepada para fans mereka, pemasar kini memiliki satu lagi opsi untuk menjalankan kampanye pemasaran mereka.

Namun, tidak semua perusahaan, seperti UKM, dapat mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk membayar jasa pemasaran produk melalui akun media sosial para selebriti. Jumlah tersebut tentu memiliki nilai yang sangat besar bagi UKM dan dapat digunakan untuk biaya operasional mereka selama beberapa bulan.

Oleh karena itu, salah satu jalan pintas yang dapat diambil adalah dengan berpindah kepada micro-influencer, yaitu mereka yang memiliki followers kurang dari 50,000. Meskipun tidak memiliki jumlah follower selangit seperti selebriti popular lainnya, namun fanbase yang dimiliki justru lebih relevan dan memiliki kemungkinan untuk melakukan konversi.

Ditambah lagi, para micro-influencer sebenarnya memiliki lingkungan hidup yang jauh lebih dekat dengan masyarakat pada umumnya. Hal ini membuat promosi yang mereka lakukan akan lebih terpercaya dan relevan di mata masyarakat. Sama halnya seperti mendapatkan rekomendasi dari teman yang jauh lebih powerful dibandingkan sederetan iklan di TV.

Kemunculan micro-influencer akan semakin menjamur pada beberapa tahun ke depan. Hal ini dipercaya akan mendongkrak gaya pemasaran baru yang sebelumnya belum pernah ada di media sosial.

Artikel ini ditulis oleh Edison Chen dalam situs blog Tagtoo. Direjemahkan oleh Sisylia Angkirawan.