[Komparasi] Chip Apple M1, M1 Pro, dan M1 Max, Seberapa Besar Peningkatannya?

Apple telah resmi mengumumkan MacBook Pro baru model 14 inci dan 16 inci. Beberapa fitur andalannya meliputi layar Liquid Retina XDR dengan teknologi ProMotion 120Hz, 1080p FaceTime HD camera baru, port yang lebih canggih dan lebih beragam termasuk tiga port Thunderbolt 4 dan port MagSafe 3 yang dapat mengisi daya 50% dalam 30 menit.

Tentu saja, pembaruan paling utama pada MacBook Pro baru terletak pada chip Apple M1 Pro dan M1 Max yang menjadi chip paling mumpuni yang pernah dibuat oleh Apple. Mereka menghadirkan lompatan besar dalam hal kinerja CPU dan GPU dengan efisiensi daya yang lebih baik. Berikut perbandingan antara M1, M1 Pro, dan M1 Max.

Chip Apple M1 vs M1 Pro dan M1 Max

Apple M1

Apple pertama kali memperkenalkan chip M1 pada bulan November tahun lalu dan dibenamkan pada MacBook Air, MacBook Pro 13 inci, dan Mac mini. Lalu, tiba di iMac 24 inci dan iPad Pro terbaru pada bulan April 2021. Kini Apple telah mengumumkan system-on-a-chip (SoC) generasi berikutnya dari M1, yakni M1 Pro dan M1 Max pada MacBook Pro 14 inci dan 16 inci yang baru.

Kedua SoC berbasis ARM tersebut masih dibangun di atas teknologi proses 5nm sama seperti M1, namun dengan rangkaian pembaruan seperti memori terpadu yang lebih cepat, peningkatan memori bandwidth, serta punya kinerja per watt dan efisiensi daya lebih baik.

Apple M1 Pro

Mari mulai dari Apple M1, chip ini memiliki CPU 8 core yang terdiri dari 4 core performance untuk menangani tugas berat dan 4 core efficiency untuk memperpanjang masa pakai baterai. GPU-nya hingga 8 core, dan Neural Engine 16 core.

Lalu, untuk chip M1 Pro hadir dengan CPU hingga 10 core yang terdiri dari 8 core performance dan 2 core efficiency. GPU hingga 16 core dan Neural Engine 16 core.

Apple M1 Max

Sementara, chip M1 Max yang menenagai MacBook Pro model 16 inci varian tertinggi mengusung konfigurasi CPU 10 core yang sama kuatnya dengan M1 Pro dan Neural Engine 16 core. Bedanya jumlah core pada GPU-nya digandakan menjadi 32 core.

Singkatnya kalau dibandingkan dengan chip M1, Apple mengklaim performa CPU pada M1 Pro dan M1 Max meningkat hingga 70% lebih cepat. Sedangkan pemrosesan GPU pada M1 Pro 2x lebih cepat dan hingga 4x lebih cepat pada M1 Max.

Lebih lanjut, chip M1 Pro didukung bandwidth memori hingga 200GB/s dan dukungan memori terpadu hingga 32GB. Sementara, M1 Max mendukung bandwidth memori hingga 400GB/s yang berarti 2x lipat dari M1 Pro dan hampir 6x lipat dari M1 dan memori terpadunya hingga 64GB.

Aspek perbedaan lain terletak pada jumlah transistor, chip M1 memiliki 16 miliar transistor. Kemudian M1 Pro memiliki 33,7 miliar transistor atau 2x lebih banyak dari M1. Sedangkan M1 Max memiliki 57 miliar transistor yang mana 70% lebih banyak dari M1 Pro dan 3,5x lebih banyak dari M1 – M1 Max pun menjadi chip terbesar yang pernah dibuat Apple.

Selain itu, Apple juga menambahkan sebuah ProRes accelerator khusus pada media engine di M1 Pro dan dua ProRes accelerator di M1 Max yang mempercepat pemrosesan video sekaligus memaksimalkan masa pakai baterai.

Dengan M1 Max, MacBook Pro baru dapat melakukan rendering timeline yang kompleks 13x lebih cepat di Final Cut Pro dibandingkan dengan MacBook Pro 13 inci generasi sebelumnya. Lalu dengan M1 Max, dapat mentranskode video ProRes dalam Compressor hingga 10x lebih cepat daripada MacBook Pro 16 inci generasi sebelumnya.

Sumber: Apple

Apple Ungkap Generasi Baru iMac dan iPad Pro yang Dibekali Chip M1

November lalu, Apple menyingkap MacBook Air, MacBook Pro, dan Mac Mini yang dibekali prosesor bikinannya sendiri. Hampir setengah tahun berselang, giliran iMac yang menyusul membawa chip bernama M1 tersebut. Namun tidak seperti tiga perangkat sebelumnya yang sebatas mengusung jeroan baru, iMac versi M1 ini benar-benar didesain ulang dari nol.

Sebagai sebuah system-on-a-chip (SoC), premis yang ditawarkan M1 adalah bagaimana komponen-komponen seperti prosesor, GPU, maupun RAM dapat disatukan, sehingga pada akhirnya perangkat bisa dibuat jadi lebih ringkas. Demikianlah filosofi di balik desain baru iMac. Seperti yang bisa kita lihat, bagian belakangnya tidak lagi cembung seperti sebelumnya.

Tebalnya tercatat cuma 11,5 mm, dan secara keseluruhan volumenya menyusut hingga 50% dibanding generasi sebelumnya. Keseluruhan logic board-nya diposisikan di bawah layar, dan sistem pendinginnya disederhanakan menjadi sepasang kipas berukuran kecil saja. Alhasil, iMac versi baru ini jadi punya lebih banyak ruang untuk komponen-komponen lainnya, speaker contohnya.

Secara total, iMac generasi baru ini mengemas enam buah speaker. Empat di antaranya adalah woofer yang ditempatkan bersebelahan agar dapat menghasilkan dentuman bass yang mantap dan tanpa distorsi. Lalu seperti yang bisa kita lihat juga, ukuran layarnya pun ikut bertambah besar menjadi 24 inci meski secara keseluruhan dimensinya tidak banyak berubah dibanding iMac 21,5 inci. Resolusinya tidak main-main: 4480 x 2520 pixel.

Di atas layarnya, Apple menyematkan webcam 1080p, lengkap beserta tiga buah mikrofon untuk memenuhi kebutuhan konsumen bertatap muka secara virtual selagi pandemi masih berlanjut. Urusan konektivitas, iMac baru ini mengemas sepasang port Thunderbolt 3, plus dua port USB-C ekstra pada varian yang lebih mahal.

Headphone jack (untungnya) masih bisa kita temui di sisi kiri perangkat. iMac baru ini juga mengemas colokan daya baru yang magnetis (seperti MagSafe zaman lawas tapi dengan bentuk membulat). Yang cukup menarik, adaptor dayanya turut dilengkapi port Ethernet demi meminimalkan jumlah kabel yang terdapat di atas meja.

Untuk mendampingi iMac versi M1, Apple turut memperkenalkan sejumlah aksesori dengan tujuh pilihan warna yang selaras. Satu yang paling menarik adalah Magic Keyboard, yang di versi terbarunya dilengkapi tombol khusus Touch ID untuk membaca sidik jari, dan meneruskan informasinya ke iMac secara wireless.

Di Amerika Serikat, iMac generasi terbaru ini akan segera dijual dengan banderol mulai $1.299. Varian tersebut dibekali RAM 8 GB dan SSD 256 GB. Kalau budget bukan masalah, iMac versi M1 ini juga dapat dikonfigurasikan dengan RAM 16 GB dan SSD 2 TB.

iPad Pro versi M1

Namun iMac rupanya bukan satu-satunya perangkat baru yang ditenagai chip M1. Apple juga memperkenalkan iPad Pro generasi baru yang ditenagai oleh chip yang sama, menghadirkan lompatan performa yang benar-benar signifikan tanpa mengurangi portabilitas perangkat. Pada kenyataannya, Apple sama sekali tidak mengubah desainnya.

Perangkat masih ditawarkan dalam dua ukuran layar yang berbeda: 11 inci atau 12,9 inci. Namun sekarang ada alasan kuat untuk memilih model 12,9 inci di samping sebatas mendapatkan ‘kanvas digital’ yang lebih luas. Khusus pada versi 12,9 inci, layarnya sudah menggunakan teknologi Mini LED.

Mini LED memungkinkan layar iPad Pro 12,9 inci untuk menyala sangat terang, persisnya sampai 1.600 nit (peak brightness) dengan rasio kontras 1.000.000:1. Menurut Apple, keberadaan teknologi Mini LED memungkinkan iPad Pro untuk mencapai kualitas display yang mendekati level monitor Pro Display XDR yang super-mahal.

Bagian lain yang juga ikut dirombak pada iPad Pro generasi terbaru ini adalah kamera depannya. Kini dengan sensor 12 megapixel dan lensa ultra-wide 122°, kamera depannya ini turut dilengkapi fitur auto-panning yang akan memastikan subjek tetap berada di tengah frame selagi sesi video call berlangsung.

Namun tidak bisa dipungkiri, peningkatan performa bakal menjadi alasan utama konsumen menggaet iPad Pro generasi baru ini. Keberadaan chip M1 pada dasarnya membuat performanya jadi setara MacBook Air, sehingga tidak heran apabila Apple juga menyematkan RAM dan storage yang melimpah.

Pada varian dengan RAM 8 GB, iPad Pro dapat dikonfigurasikan dengan storage 128 GB, 256 GB, atau 512 GB. Pada varian dengan RAM 16 GB, pilihan storage yang tersedia malah 1 TB atau 2 TB. Ya, penyimpanan sebesar 2 TB pada tablet dengan tebal tidak lebih dari 6,4 mm. Juga sangat menarik adalah port USB-C yang telah berevolusi menjadi Thunderbolt 3 di iPad Pro generasi baru ini.

Untuk harganya, iPad Pro 11 inci akan dijual dengan harga mulai $799, sedangkan iPad Pro 12,9 inci mulai $1.099 (gap-nya semakin jauh karena teknologi Mini LED tadi). Pada varian Wi-Fi + Cellular, semua model iPad Pro generasi baru ini telah mendukung jaringan 5G.

Apple TV 4K generasi baru

Dalam kesempatan yang sama, Apple turut memperkenalkan Apple TV 4K generasi baru yang mendapatkan sejumlah upgrade menarik. Utamanya, perangkat kini ditenagai chipset A12 Bionic seperti yang terdapat pada seri iPhone XS, sehingga kinerjanya pun jadi semakin bisa diandalkan.

Video HDR dengan frame rate tinggi kini dapat diputar dengan lancar di Apple TV 4K, demikian pula yang menggunakan format Dolby Vision. Kalau perlu, pengguna iPhone 12 Pro bahkan juga bisa meneruskan video Dolby Vision yang direkamnya ke Apple TV 4K via AirPlay.

Satu hal yang sangat menarik adalah fitur Color Balance, di mana pengguna bisa memanfaatkan iPhone-nya sebagai alat bantu kalibrasi warna layar TV. Prosesnya berjalan otomatis; pengguna hanya perlu mengaktifkan fiturnya, lalu mendekatkan layar iPhone ke layar TV dan menunggu hingga prosesnya selesai.

Di Amerika Serikat, Apple TV 4K baru ini dijual dengan harga $179. Apple juga bakal memasarkan Siri Remote baru yang keseluruhan rangkanya terbuat dari aluminium seharga $59.

AirTag

Terakhir, Apple juga mengungkap Bluetooth tracker bernama AirTag. Seperti halnya Bluetooth tracker lain, AirTag dirancang untuk disandingkan bersama benda-benda penting seperti kunci, tas, dompet, dan lain sebagainya, memancarkan informasi lokasinya di saat benda-benda tersebut sirna dari pandangan pengguna.

Cara menggunakannya terkesan mudah. Pengguna hanya perlu membuka aplikasi Find My di iPhone, maka semua unit AirTag yang dimilikinya dapat langsung dilacak dengan membunyikan suara. Khusus untuk iPhone 11 ke atas, keberadaan chip U1 dan teknologi Ultra Wideband juga memungkinkan pencarian AirTag yang lebih presisi, lengkap dengan petunjuk arah menuju ke masing-masing unit AirTag.

Tanpa harus terkejut, dimensi AirTag sangatlah mungil, dengan diameter hanya 31,9 mm, tebal 8 mm, dan berat 11 gram. Ia tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67, dan baterai kancingnya dapat diganti dengan mudah ketika dayanya habis setelah sekitar satu tahun pemakaian.

Perangkat akan dijual seharga $29 per unit, atau dalam bentuk bundel berisi 4 unit seharga $99. Apple juga akan menjual sejumlah aksesori gantungan untuk AirTag, termasuk yang dibuat oleh brand fashion Hermes.

Sumber: Apple 1, 2, 3, 4.

Apple Ungkap Generasi Baru Mac yang Dibekali Prosesor Bikinannya Sendiri

Setelah bertahun-tahun memercayakan pasokan prosesor lini Mac kepada Intel, Apple memutuskan sudah tiba saatnya bagi mereka untuk menggarap prosesor komputernya sendiri. Langkah ambisius ini pertama kali mereka umumkan di ajang WWDC 2020 pada bulan Juni lalu, dan realisasinya sudah bisa konsumen nikmati sekarang juga.

Chipset pertama Apple yang dirancang khusus untuk platform Mac ini mereka namai M1. Secara teknis, M1 merupakan sebuah system-on-a-chip (SoC) berarsitektur ARM – Apple Silicon kalau mengacu pada istilah yang digunakan Apple. Artinya, yang tertanam di M1 bukan cuma prosesor saja, melainkan juga GPU dan memory (RAM) sekaligus.

Seperti halnya chipset A14 yang terdapat pada iPhone 12 dan iPad Air generasi keempat, M1 juga dibuat menggunakan proses pabrikasi 5 nanometer, dengan total jumlah transistor yang mencapai angka 16 miliar. Secara struktural, chip M1 terdiri dari prosesor 8-core, GPU 8-core, dan Neural Engine 16-core.

Dalam presentasinya, Apple tidak segan memaparkan klaim demi klaim bahwa M1 tak hanya mempunyai kinerja yang lebih kencang daripada chip laptop pada umumnya, tapi juga menawarkan efisiensi daya yang jauh lebih tinggi. Apple mengilustrasikan bahwa kalau dibandingkan dengan “chip laptop terkini”, prosesor milik M1 sudah bisa menyamai performa maksimalnya hanya dengan mengonsumsi seperempat dari total energi yang dibutuhkan.

Untuk GPU-nya, Apple bilang total daya komputasinya mencapai 2,6 teraflop, paling tinggi untuk ukuran chip grafis terintegrasi. Apple bahkan sempat menunjukkan bagaimana game AAA seperti Baldur’s Gate 3 bisa berjalan mulus di M1. Meski demikian, kita juga tidak boleh lupa bahwa prosesor terbaru Intel juga punya performa gaming yang sangat mumpuni.

Selanjutnya, kehadiran Neural Engine berarti Mac yang ditenagai chip M1 bakal lebih cekatan dalam mengerjakan tugas-tugas berbasis machine learning seperti voice recognition, face recognition, object detection, dan lain sejenisnya. Hal ini cukup krusial mengingat belakangan semakin banyak aplikasi yang menawarkan fitur-fitur berbasis machine learning.

Eksistensi M1 secara otomatis juga menuntut Apple untuk mengoptimalkan macOS buat platform ARM, dan itulah yang mereka lakukan pada versi terbarunya, macOS Big Sur. Semua aplikasi bawaannya kini dapat berjalan secara native, namun Apple turut memastikan bahwa aplikasi pihak ketiga yang belum sempat di-update pun tetap bisa berjalan secara normal. Juga sangat menarik adalah fakta bahwa semua aplikasi iPhone dan iPad kini kompatibel dengan macOS.

Tiga Mac pertama yang dibekali chip M1

MacBook Air M1

Apple bilang bahwa proses transisi dari platform Intel ke Apple Silicon ini bakal memakan waktu sekitar dua tahun. Di tahap awal ini, mereka langsung memperbarui tiga model Mac sekaligus dengan chip M1, yaitu MacBook Air, MacBook Pro 13 inci, dan Mac Mini.

Memilih MacBook Air sebagai kandidat pertama merupakan keputusan yang sangat rasional. Pasalnya, Air selama ini merupakan model terlaris dari seluruh lini Mac, dan ia juga merupakan laptop paling terjangkau yang Apple jual saat ini. Di saat yang sama, Air juga adalah yang paling lemah kinerjanya di antara model MacBook lain.

Berkat penggunaan chip M1, Apple mengklaim kinerja prosesor MacBook Air bisa naik sampai 3,5x dibanding generasi sebelumnya. Performa grafisnya malah bisa 5x lebih kencang, dan pada praktiknya, MacBook Air yang ditenagai chip M1 ini sanggup mengedit sekaligus memutar video 4K dalam format ProRes di aplikasi Final Cut Pro tanpa kesulitan.

Semua itu tanpa mengorbankan efisiensi energinya. Menurut Apple, baterai milik MacBook Air generasi terbaru ini baru akan habis setelah dipakai menonton video selama 18 jam, atau 6 jam lebih lama daripada generasi sebelumnya.

Selebihnya, MacBook Air generasi terbaru ini masih mengadopsi desain yang sama persis seperti sebelumnya. Harga jualnya pun tidak berubah, masih $999 untuk konfigurasi terendahnya.

MacBook Pro M1

Selain MacBook Air, M1 juga mendapat tempat di MacBook Pro 13 inci. Hal ini tentu terdengar menarik, sebab selama ini lini MacBook Pro selalu menawarkan performa yang lebih tinggi daripada MacBook Air. Berhubung sekarang chipset yang digunakan sama persis, keduanya tentu menawarkan kinerja yang identik, bukan?

Tidak sepenuhnya, sebab ada satu perbedaan fundamental: MacBook Pro 13 inci datang membawa kipas pendingin, sedangkan MacBook Air sama sekali tidak dilengkapi kipas. Asumsi saya, ini berarti MacBook Pro mampu mempertahankan performa puncaknya lebih lama daripada MacBook Air. Dengan kata lain, performa MacBook Pro 13 inci semestinya bisa lebih konsisten ketimbang MacBook Air meski mengemas chipset yang identik.

Lalu kalau dikomparasikan dengan MacBook Pro generasi sebelumnya, Apple bilang ada peningkatan performa CPU hingga 2,8x dan GPU sampai 5x. Kala dipraktikkan, ini berarti MacBook Pro 13 inci dengan chip M1 mampu memutar video 8K dalam format ProRes di aplikasi DaVinci Resolve secara lancar.

Selain performa yang lebih konsisten, keuntungan lain memilih MacBook Pro 13 inci ketimbang MacBook Air adalah daya tahan baterai yang lebih lama lagi, sampai 20 jam pemutaran video nonstop kalau kata Apple, atau dua kali lebih awet daripada generasi sebelumnya.

Sisanya lagi-lagi sama. Touch Bar-nya masih sama, dan secara keseluruhan tidak ada sedikit pun yang berubah dari bentuknya. Apple juga masih mempertahankan harga jual mulai $1.299 untuk MacBook Pro 13 inci. Namun yang menarik, Apple juga masih menjual MacBook Pro 13 inci yang ditenagai prosesor Intel.

Pertanyaannya, untuk apa Anda harus memilih MacBook Pro 13 inci versi Intel kalau sudah ada yang versi M1? Saya menemukan setidaknya ada dua skenario, yakni ketika Anda membutuhkan kapasitas RAM yang lebih besar dari 16 GB, dan apabila dua port USB-C saja tidak cukup buat Anda. Jadi kalau Anda merasa RAM 32 GB dan empat port USB-C itu wajib, sejauh ini opsi tersebut cuma ada pada versi Intel.

Mac Mini M1

Terakhir, chip M1 juga ikut merambah segmen desktop, dimulai dari Mac Mini. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Mac Mini yang ditenagai chip M1 ini diyakini mampu menyuguhkan kinerja CPU 3x lebih kencang dan kinerja grafis 6x lebih gegas.

Untuk mengilustrasikan peningkatan performanya, Apple bilang bahwa Mac Mini dengan chip M1 mampu membuka tiga kali lebih banyak plugin pada aplikasi Logic Pro, serta sanggup menjalankan game Shadow of the Tomb Raider pada frame rate 4x lebih tinggi. Sama seperti MacBook pro 13 inci, Mac Mini turut dilengkapi kipas pendingin demi meminimalkan terjadinya thermal throttling.

Yang paling menarik, Mac Mini generasi baru ini dibanderol mulai $699, atau $100 lebih murah daripada harga generasi sebelumnya yang ditenagai prosesor quad-core Intel. Di Amerika Serikat, ketiga Mac versi ARM ini sudah mulai dipasarkan sekarang juga.

Sumber: Apple 1, 2.

Realme Luncurkan 2 Narzo 20 Baru dan Produk AIoT: Dari Smartwatch hingga Sikat Gigi

Selain mengeluarkan produk smartphone, ternyata realme juga “galak” dalam mengeluarkan produk AIoT. Hal tersebut dibuktikan oleh realme pada acara peluncuran yang diadakan pada tanggal 5 November 2020. Perangkat yang diluncurkan adalah realme Narzo 20 dan 20 Pro, serta beberapa perangkat AIoT seperti smartwatch, sikat gigi elektrik, kamera IP, dan TWS.

Foto bersama Leap to Next Gen

Realme Narzo 20 dan 20 Pro hadir sebagai bagian utama dari strategi 1+4+N dari realme. Realme narzo 20 Pro digadang sebagai Best Value for Money untuk sebuah smartphone gaming di segmen harga Rp 3 jutaan. Smartphone ini membawa fitur seperti 65W SuperDart Charge, prosesor gaming MediaTek Helio G95, dan 90Hz Ultra Smooth Display. Kami juga telah melakukan pengujian mendalam pada Narzo 20 Pro pada artikel yang satu ini.

realme narzo 20 Pro - White Knight & Black Ninja

Realme Narzo 20 diklasifikasikan sebagai Best Value for Money untuk sebuah smartphone gaming di segmen harga Rp 2 Jutaan. Perangkat ini menggunakan prosesor MediaTek Helio G85 dengan RAM 4 GB dan penyimpanan internal 64 GB. Narzo 20 juga membawa pengisian baterai 18W Quick Charge serta baterai berkapasitas 6000mAh. Kamera yang disematkan pada bagian belakangnya menggunakan resolusi hingga 48MP.

realme narzo 20 - Silver Sword & Blue Blade (3)

Realme juga kembali memperkenalkan perangkat wearables-nya di Indonesia dengan realme Watch S. Jam tangan pintar ini memiliki baterai dengan kapasitas 390mAh yang mampu bertahan hingga 15 hari. Jam tangan ini juga sudah memiliki feature pemindai oksigen dalam darah (SpO2) serta monitor detak jantung. Dengan 16 mode olah raga juga akan membuat penggunanya terbantu untuk memonitor kesehatan dirinya.

realme Watch S (9)

Perangkat selanjutnya adalah sebuah TWS yang bernama realme Buds Air Pro. TWS yang satu ini memiliki Active Noise Cancelling serta Transparency Mode yang membuat suara dari luar terdengar saat sedang digunakan. TWS ini juga sudah mempersingkat latensinya menjadi 94 ms yang pas untuk bermain game. Dengan menggunakan cip S1 dan driver sebesar 10 mm, TWS ini mampu digunakan dengan total waktu 25 jam.

realme Buds Air Pro - Rock Black (2)

Realme juga memiliki sebuah perangkat keamanan yang dinamakan Smart Cam 360°. Kamera ini mampu merekam ke segala arah dengan mode panorama dan memiliki resolusi 1080p. Kamera ini juga memiliki iluminator inframerah 940nm untuk menghasilkan kualitas gambar berwarna yang jelas dalam kondisi minim cahaya hingga 10 meter. Realme Smart Cam 360° juga mendukung komunikasi dua arah secara real time yang dapat langsung diakses melalui aplikasi Realme Link.

realme Smart Cam 360 (6)

Produk berikutnya adalah dua buah sikat gigi yang bernama realme M1 dan N1 Sonic Toothbrush. M1 merupakan sikat gigi elektrik pertama dari realme dan dilengkapi dengan mesin sonik yang dapat bergetar hingga 34.000 kali/menit. N1 ini menggunakan mesin sonik yang dapat bergetar hingga 20.000 kali/menit serta beroperasi dengan tingkat kebisingan kurang dari 55dB.

Kedua sikat gigi tersebut sudah menggunakan bulu sikat buatan Dupont. Bulu ini juga mampu membunuh bakteri karena materialnya. Untuk baterai, M1 memiliki daya tahan hingga 90 hari sedangkan untuk N1 daya tahannya sampai 130 hari.

realme M1 Sonic Electric Toothbrush (1)

Produk terakhir yang diperkenalkan adalah realme Power Bank 2i dengan kapasitas 10.000 mAh. Realme Power Bank 2i memiliki 12W Two-Way Quick Charge baik untuk mengisi daya perangkat lain atau mengisi daya perangkat ini sendiri. Realme Power Bank 2i juga memiliki 14 Layer Circuit Protection untuk memberikan keamanan pengguna. Selain itu, realme Power Bank 2i memiliki dua port input: USB-C dan Micro USB.

Untuk harga dan ketersediaan produknya bisa dilihat pada tabel di bawah ini

Model

 

Harga Jadwal dan Platform Pre-Order/Flash Sale Bonus
realme narzo 20 Pro

8GB+128GB

Rp 3.399.000

Rp 3.199.000

11 November pada 11.11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Lazada, Akulaku · GRATIS realme Buds Wireless untuk 1000 pembeli pertama

· GRATIS Telkomsel starter kit

· Tambahan voucher senilai 100ribu

realme narzo 20

4GB+64GB

Rp 2.199.000

Rp 1.999.000

11 November pada 11.11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Shopee, Akulaku · GRATIS Telkomsel starter kit
realme Watch S Rp 1.299.000

Rp 999.000

11 November pada 11.11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Shopee, Akulaku
realme Buds Air Pro Rp 1.299.000

Rp 999.000

11 November pada 11.11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Shopee, Akulaku
realme M1 Sonic Toothbrush Rp 599.000

Rp 399.000

11 November pada 11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Lazada, Shopee, Tokopedia, Blibli.com, JD.ID, Akulaku
realme N1 Sonic Toothbrush Rp 199.000

Rp 149.000

11 November pada 11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Lazada, Shopee, Tokopedia, Blibli.com, JD.ID, Akulaku
realme Smart Cam 360° Rp 699.000

Rp 499.000

11 November pada 11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Lazada, Shopee, Tokopedia, Blibli.com, JD.ID, Akulaku
realme Power Bank 2i Rp 249.000

Rp 199.000

11 November pada 11 Salebration pukul 00:00 WIB di realme.com, Lazada, Shopee, Tokopedia, Blibli.com, JD.ID, Akulaku

Narzo 20 Pro vs Realme 7: Apa strateginya aga tidak saling kanibal?

Realme 7 yang diluncurkan pada bulan lalu ternyata memiliki spesifikasi yang cukup mirip dengan Narzo 20 Pro. Dengan harga yang sedikit lebih murah, jika digunakan untuk bermain game, maka pilihan bisa jatuh ke Narzo 20 Pro yang menyebabkan realme 7 tidak lagi menjadi pilihan. Hal yang sama juga terjadi pada realme 7i di mana memiliki harga yang mirip dengan Narzo 20 Pro namun dengan spesifikasi yang lebih rendah.

Menurun Palson Yi, Marketing Director realme Indonesia, perbedaan keduanya ada pada ketersediaan barangnya dan jalur distribusinya. Untuk realme 7, smartphone ini sudah tersedia pada semua wilayah di Indonesia baik secara online maupun offline. Sedangkan kedua smartphone Narzo hanya akan tersedia secara eksklusif melalui ecommerce atau online. Jadi, Narzo tidak akan tersedia secara offline di seluruh Indonesia.

Refill sikat gigi elektrik: Sampai kapan?

Penggunaan sikat gigi elektrik memang sangat membantu para pemakainya dalam membersihkan gigi. Selain mudah, membersihkan gigi juga akan terasa lebih nyaman. Namun, beberapa sikat gigi elektrik yang pernah beredar sepertinya menghentikan pasokan isi ulang sikat gigi mereka. Hal tersebut membuat konsumen harus membeli perangkat model baru yang harganya lebih mahal.

realme N1 Sonic Electric Toothbrush (6)

Krisva Angnieszca selaku PR Manager realme Indonesia mengatakan bahwa mereka masih berusaha untuk fokus terlebih dahulu pada penjualan di 11.11. Setelah acara 11.11, mereka akan berusaha untuk memenuhi ketersediaan refill sikat gigi elektrik tersebut. Yang pasti, mereka akan menjualnya langsung di toko resmi mereka secara online.

Masalah ketersediaannya sampai kapan, Krisva berjanji bakal memberitahukan informasinya lebih lanjut. Semoga saja realme bisa menyediakannya dalam waktu yang cukup lama.

65 watt: Hanya 4500 mAh saja?

Dua perangkat baru yang diluncurkan oleh realme, yaitu realme 7 Pro dan Narzo 20 Pro sama-sama memiliki kemampuan untuk diisi ulang pada 65 watt. Keduanya juga sama-sama memiliki baterai dengan kapasitas 4500 mAh. Sedangkan, perangkat realme lainnya sudah menggunakan kapasitas lebih dari 5000 mAh. Apakah ada keterbatasan teknologi pada SuperDart Charge?

realme Power Bank 2i (1)

Krisva mengatakan bahwa memang kedua perangkat tersebut masih menggunakan dua buah baterai berukuran 2250 mAh per cell. Untuk menambah kapasitasnya, hal tersebut memang harus ditanyakan terlebih dahulu ke tim riset dan pengembangan dari realme. Namun untuk saat ini, realme masih merasa bahwa 4500 mAh sudah lebih dari cukup.

Kapasitas 4500 mAh sendiri sudah cukup awet untuk digunakan sehari-hari. Realme juga menambah tingkat keawetan baterainya dengan algoritma software mereka, seperti dengan adanya Super Saving Mode. Jadi, realme merasa kapasitas tersebut masih mumpuni untuk saat ini.

 

[Review] ASUS Zenfone Max Pro M2: Kencang dan Tetap Pure Android

Popularitas lini smartphone dari ASUS, yaitu Zenfone Max Pro sepertinya secara tiba-tiba meningkat pada tahun 2018 ini. Saat ASUS mengumumkan Zenfone Max Pro M1, pasar sepertinya gaduh menginginkan perangkat dengan harga yang murah namun memiliki kinerja yang tinggi ini. Bagaimana tidak, dengan harga 2,3 juta saja bisa mendapatkan nilai Antutu di atas 100.000!

ASUS Zenfone Max Pro M2

Nilai 100.000 dari Antutu di atas kertas menjamin bahwa banyak game yang dapat dimainkan secara lancar. Oleh karenanya, ASUS pun melabel “Limitless Gaming” pada Max Pro M1. Sayangnya, keterbatasan akan chipset, produksi, serta kebijakan dari ASUS sendiri membuat mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar. Akhirnya, smartphone ini dijuluki perangkat ghoib oleh para netizen.

Sekitar tujuh bulan kemudian, ASUS pun meluncurkan sang penerus, yaitu Zenfone Max Pro M2. Tentunya, sang penerus memiliki spesifikasi yang lebih tinggi, baik dari sisi SoC maupun kameranya. Satu hal yang pasti, ASUS mempertahankan penggunaan pure Android pada smartphone yang satu ini.

DailySocial sudah menggunakan perangkat ini selama lebih dari dua minggu atau sebelum acara peluncurannya yang bersamaan dengan ROG Phone. Dengan menggunakan layar berponi, membuat smartphone ini memiliki layar lebih lebar dibandingkan dengan Max Pro M1. ASUS juga mengubah desain bagian belakang dari Max Pro M2 dengan menggunakan bahan kaca.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Belakang

Peningkatan yang paling dirasakan pada smartphone ini adalah pada bagian kamera. Hasilnya cukup menawan untuk sebuah smartphone yang memiliki harga mulai dari dua jutaan. Tentunya membuat para pengguna Max Pro M1 ingin langsung menukar perangkatnya ke M2. Hasilnya akan bisa dilihat pada segmen kamera pada artikel ini.

Untuk spesifikasi Max Pro M1 dan M2 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Zenfone Max Pro M1 Zenfone Max Pro M2
SoC Snapdragon 636 Snapdragon 660
Prosesor 4×2 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 4×2.2 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260
GPU Adreno 509 Adreno 512
RAM 3 / 4 / 6 GB 3 / 4 / 6 GB
Penyimpanan 32 / 64 GB + microSD 32 / 64 GB + microSD
Layar 5.99 inci 19:9 2160 x 1080 6.26 inci 19:9 2280 x 1080
Baterai 5000 mAh 5000 mAh
OS Android Oreo 8.1 Pure Android Oreo 8.1 Pure
Kamera Depan 8 / 16 (6 GB) MP 13 MP
Kamera Utama 13 MP /16 MP + 5 MP Omnivision 12 MP Sony IMX 476 + 5 MP

Untuk sisi kinerja, saat tidak bermain game, tidak ada perbedaannya saat menggunakan M1 maupun M2. Keduanya terasa sangat responsif dan nyaman saat digunakan. Hal tersebut memang salah satunya disebabkan menggunakan UI bawaan Android.

Sensor yang dimiliki smartphone ini juga lengkap, terlihat dari aplikasi berikut ini:

Unboxing

Zenfone Max PRo M2 - Unbox

Desain

ASUS sepertinya ingin meninggalkan desain dengan menggunakan bahan metal pada body perangkatnya. Hal ini terlihat pada Max Pro M2 yang menggunakan bahan kaca pada bagian belakangnya. Seperti smartphone lain yang menggunakan bahan tersebut, tentu saja banyak sidik jari yang bakal menempel. Gunakan saja casing bawaan dari paket penjualannya.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Kanan

Untuk sebuah smartphone mainstream, akhirnya desain notch digunakan pada Max Pro M2. Dengan poni tersebut, ukuran layar menjadi lebih lebar dengan resolusi 2280 x 1080 berdimensi 6,26 inci. Yang membuatnya menjadi lebih nyaman, ASUS pun mengklaim bahwa Max Pro M2 sudah menggunakan Gorilla Glass 6 yang diklaim oleh Corning sangat kuat sehingga sudah 15 kali jatuh pun masih tidak pecah.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Kiri

Saat digunakan untuk bermain game, kami menggunakan Free Fire yang shortcut-nya sudah tersedia pada smartphone ini. Layarnya memang tergolong cukup licin sehingga nyaman saat menggerakkan kursor dari segala arah. Dengan menggunakan case bawaan, tentu saja bagian belakangnya menjadi tidak licin sehingga tidak mudah jatuh.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Bawah

Desain belakangnya masih mirip dengan Max Pro M1. Kamera ada pada bagian kiri atas dengan LED serta pemindai sidik jari berada pada bagian tengah. Posisi sidik jari pada bagian belakang ini memang terhitung sangat ergonomis karena tidak perlu mengubah posisi saat memegang smartphone.

Pure Android

ASUS meneruskan penggunaan Pure Android pada smartphone Zenfone Max Pro M2. Walaupun Google sudah mengeluarkan Android Pie, ASUS masih menggunakan Oreo pada smartphone ini. Oleh karena itu, tidak banyak feature yang diberikan pada Max Pro M2.

Sampai tulisan ini diturunkan, kami masih menggunakan firmware dengan versi 15.2016.1811.164-20181203. Sayangnya, kami masih menemukan banyak bug. Salah satunya yang paling menyebalkan adalah aplikasi Caping yang bahkan membuat bootloop pada saat di-disable dan melakukan factory reset.

Beberapa bug juga bahkan merepotkan kami saat melakukan pengujian, terutama baterai.

Jaringan LTE

ASUS selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Max Pro M2 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Namun sebuah kekurangan pada Max Pro M1 pun dibawa oleh smartphone ini.

Max Pro M2 masih menggunakan LTE CAT 4/5 yang saat ini belum mendukung 4G+. Hal ini membuat kinerja internet pada smartphone ini tidak sekencang pesaingnya yang saat ini sudah menggunakan CAT 6 ke atas.

Kamera

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kamera pada Max Pro M2 memang jauh lebih baik dibandingkan dengan Max Pro M1. Hal ini dikarenakan Max Pro M2 menggunakan sensor Sony IMX 486 yang baru. Kami pun dapat mengambil gambar dengan sangat baik pada kondisi cahaya yang terang mau pun kurang cahaya.

Beberapa kali kami menggunakan Zenfone Max Pro M2 untuk mengambil gambar pada saat menghadiri konferensi pers. Hasilnya pun cukup memuaskan dengan noise yang lebih sedikit serta mengeluarkan gambar yang tajam. Contoh hasil foto dapat dilihat berikut ini

Kamera depan juga memiliki sensor yang lebih baik dari Max Pro M1. Hasil fotonya, walaupun tidak sebaik kamera belakangnya, dapat diandalkan dan memiliki minim noise pada kondisi cahaya yang cukup.

Pengujian

ASUS Zenfone Max Pro M2 menggunakan chipset mainstream yang saat ini sepertinya banyak digunakan oleh produsen smartphone, yaitu Snapdragon 660. Dengan hadirnya Snapdragon Kryo 260 Gold yang berbasiskan Cortex A73 tentu saja mampu menggenjot segala aplikasi game yang ada.

Kami juga mencoba bermain dengan menggunakan Free Fire, sebuah game yang bekerja sama langsung dengan ASUS. Permainan pun dapat berjalan dengan mulus dan tidak terasa lag sama sekali. Dan seperti yang sudah ditulis di atas, layar pada smartphone ini juga cukup nyaman untuk digunakan.

Sintetis

Pengujian kami lakukan dengan menggunakan beberapa benchmark sintetis. Hal ini tentu untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari ASUS Zenfone Max Pro M2. Pada pengujian kali ini kami kembali menghadirkan Zenfone 5 dan Zenfone Max Pro M1, agar didapatkan gambaran mengenai kinerja ketiga perangkat

Uji dengan MP4

DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan video MP4. Hal ini dikarenakan adanya bug pada Max Pro M2 yang membuat beberapa aplikasi benchmark, terutama untuk baterai, crash. Oleh karena itu, kami menggunakan sebuah video MP4 yang di loop sehingga mendapatkan nilai waktu baterai yang cukup presisi.

Zenfone Max Pro M2 dapat bertahan selama 17 jam 10 menit dalam pengujian kali ini. Tentu saja hal ini dapat berkurang pada saat digunakan untuk bermain game.

Kesimpulan

Mungkin banyak orang akan pesimis mengenai tagline Gaming pada smartphone ASUS Zenfone Max Pro M2. Akan tetapi, sebuah perangkat gaming tidak harus yang paling kencang, karena tentu akan berimbas pada harga. Oleh karena itu, untuk para gamer yang memiliki dana pas-pasan, ASUS menyediakan Zenfone Max Pro M2.

Kinerja yang ditawarkan oleh Zenfone Max Pro M2 memang tergolong kencang untuk sebuah smartphone dua sampai tiga jutaan. Dengan menggunakan Snapdragon 660 tentu saja dapat memuaskan hasrat untuk bermain game pada Android. Selain itu, untuk mereka yang suka melakukan video editing pada perangkat ini juga dapat merasakan kinerja yang lebih baik lagi.

Kamera pada Max Pro M2 pun dapat diandalkan, dibandingkan dengan Max Pro M1. Oleh karena itu, smartphone ini pun cocok untuk mereka yang suka menangkap momen-momen setiap harinya. Pada kondisi gelap, hasilnya memang tidak sebaik pada siang hari, namun masih dapat diandalkan.

Dengan rentang harga Rp. 2.799.000 untuk 3/32 GB, Rp. 3.199.000 untuk 4/64, dan Rp. 3.699.000 untuk 6/64 tentunya dapat terbilang lebih terjangkau. Akan tetapi, harga pada saat peluncurannya memang lebih mahal dibandingkan sang pendahulu. Oleh karena itu pula, ASUS menjual Max Pro M2 dan M1 secara berdampingan, sehingga rentang harga yang dimiliki lebih beragam dan cocok untuk mereka yang tidak memiliki dana berlebih.

Sparks

  • Kamera baik
  • Kinerja kencang
  • Responsif
  • Layar lebih lebar
  • Daya tahan baterai sangat baik
  • Gorilla Glass 6

Slacks

  • Harga lebih tinggi dari generasi sebelumnya
  • Tidak tersedia NFC
  • Masih banyak bug saat diluncurkan

[Panduan Pemula] Mengaktifkan EIS pada ASUS Zenfone Max Pro M1

Pertengahan tahun 2018 merupakan saat di mana ASUS meluncurkan smartphone mereka yang mungkin paling fenomenal, Max Pro M1. Smartphone ini menggunakan Snapdragon 636 yang dilabel dengan harga hanya 2,2 juta rupiah saja.

Pada saat yang sama, kinerja smartphone pada harga yang sama kebanyakan belum dapat menyaingi kinerja dari ASUS Max Pro M1. Akan tetapi, ada satu kekurangan dari perangkat ini. Fasilitas kameranya yang belum diaktifkan hingga saat ini, yaitu EIS.

SDCAM Feat

Para petinggi ASUS dulu menjanjikan bahwa EIS atau Electronic Image Stabilizer bakal dinyalakan untuk ASUS Max Pro M1. Akan tetapi, setelah beberapa bulan, fasilitas yang satu ini belum juga secara resmi bisa digunakan.

Sebenarnya, ada cara untuk menggunakan EIS pada ASUS Max Pro M1 ini. Sayangnya, cara yang ada memang tidak secara resmi dikeluarkan oleh ASUS. Akan tetapi, menggunakan kedua cara tersebut tidak akan menghanguskan garansi.

Image Stabilization Off

Cara pertama adalah dengan menggunakan aplikasi Google Camera yang sudah dimodifikasi. Cara untuk membuat Google Camera termodifikasi pun juga sudah kami bahas sebelumnya. Saat ini, hampir semua Google Camera Mod yang memiliki seri 5 sudah mendukung EIS.

Cara kedua adalah dengan menggunakan aplikasi kamera bawaan, Snapdragon Camera. Selama ini, feature EIS pada Snapdragon Camera memang masih dalam tahap beta. Hal tersebut membuat pembuatan video dengan EIS akan tersendat-sendat atau lag.

Red Eye 10x

Jika Anda ingin mencoba, silahkan masuk ke Snapdragon Camera. Pada mode kamera, tekanlah opsi Redeye Reduction sebanyak 10 kali. Hal ini akan membuat Anda masuk ke dalam mode Camera Development.

Setelah itu, ganti mode kamera menjadi mode perekaman video. Anda akan melihat bahwa menu akan memiliki pilihan yang lebih banyak. Salah satunya akan ditemukan pilhan Image Stabilization. Pilihan tersebut merupakan fungsi EIS pada aplikasi Snapdragon Camera.

Image Stabilization On

Sayang memang, hasilnya masih akan membuat video tersendat-sendat. Namun, Anda bisa melakukan coba-coba lebih lanjut dengan pilihan lainnya. Dan memang, kita masih harus menunggu pengembangan lebih lanjut dari Qualcomm agar Snapdragon Camera dapat menggunakan EIS tanpa tersendat.

Gamdias Perkenalkan Lineup Gaming Gear High-End Dengan LED RGB 16,8 Juta Warna

Naik daunnya gaming bisa jadi sedikit membingungkan bagi mereka yang baru mulai menapaki hobi ini. Para pemula dibombardir begitu banyak pilihan gear serta hardware, dan mayoritas produk dikemas dalam penampilan menarik, meski desain belum tentu mewakilkan mutu. Jika nama-nama terpercaya masih sedikit di luar jangkauan dana, Anda tentu dapat melirik sejumlah brand baru.

Gamdias bisa jadi salah satu alternatif teroptimal. Didirikan di tahun 2012, perusahaan asal Taiwan itu fokus pada penyediaan periferal spesialis gaming, umumnya menawarkan produk terjangkau berkualitas tinggi. Dan mengikuti tren penggunaan LED yang kian populer di kalangan produsen gaming gear belakangan ini, Gamdias juga turut memperkenalkan deretan mouse, keyboard dan headset berpencahayaan RGB.

Mouse Zeus P1 & Zeus E1

Gamdias Zeus M1

Diklaim sebagai mouse dengan dua level pencahayaan RGB customizable pertama di dunia, Zeus P1 merupakan mouse flagship Gamdias. Device menyuguhkan Anda keleluasaan bermain-main dengan 16,8 juta warna, dibekali delapan buah tombol programmable – diposisikan secara strategis agar mudah dijangkau jari. Proses kustomisasi dapat dilakukan via software Hera. Tentu saja Gamdias tidak melupakan performanya: mereka menyematkan switch super-responsif, sensor optik 12.000dpi, dan dukungan fitur kalibrasi jenis permukaan.

Zeus E1 sendiri ialah pilihan lebih ekonomis, sama-sama mempunyai LED multi-color double level, menyimpan sensor optik 3.200dpi.

Keyboard Hermes P1, Hermes M1 & Hermes E1

Gamdias Hermes P1

Tiga keyboard mekanik anyar ini dibangun berdasarkan arahan sebelumnya, namun turut dipadu penyempurnaan dan fitur-fitur baru: pencahayaan backlight RGB 16,8 juta warna (serta penambahan controller internal) dengan empat level kecerahan, desain kedap air, dan mendapatkan upgrade pada keycap serta wrist rest detachable. Hermes P1, M1 dan E1 tetap mengusung material premium dan konstruksi aluminium. Seperti Zeus, semua proses kustomisasi dapat dilakukan mudah melalui software Hera.

Headphone Hebe M1 & Hebe E1

Gamdias Hebe M1

Kehadiran keyboard dan mouse belum terasa lengkap tanpa headphone. Hebe M1 dan E1 mempunyai desain unik dengan arahan menyerupai SteelSeries Siberia V2. Mereka berdua menyajikan pencahayaan RGB ‘breathing‘, memiliki rancangan earcup raksasa buat menyimpan unit driver HD berukuran besar (M1: 10mm, E1: 40mm). Headphone juga dibekali mic fleksibel unidirectional serta smart remote controller.

Di situs resmi Gamdias, status dari ketujuh produk di atas masih coming soon. Sang produsen berjanji akan menyingkap spesifikasi lebih rinci serta informasi mengenai harga di bulan Oktober 2016 ini.