Mengenal Market Cap dan Contohnya di Indonesia

Dalam dunia investasi baik saham atau kripto mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah market cap. Dalam bahasa Indonesia, market cap sering juga disebut sebagai “kapitalisasi pasar”.

Umumnya market cap bisa digunakan oleh investor untuk mengukur kualitas perusahaan pemilik investasi.

Apa Itu Market Cap?

Dikutip dari laman OCBC NISP, kapitalisasi pasar atau market cap adalah ukuran yang didasarkan pada nilai agregat suatu perusahaan. Market cap biasanya didapatkan dari total pengalian jumlah outstanding share (saham) sebuah perusahaan yang beredar dengan harga satu lembar saham di pasaran.

Ketika kamu mengetahui nilai market cap sebuah perusahaan, kamu bisa menentukan berapa total modal yang harus dikeluarkan untuk membeli semua saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Semakin tinggi nilai market cap sebuah perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan yang memperdagangkan sahamnya diperdagangkan secara umum.

Jenis-Jenis Market Cap

Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menggolongkan market cap dalam tiga jenis, berikut penjelasan dari setiap jenisnya!

1. First Liner

First liner sering juga disebut dengan blue chip dan kamu sebagai investor pastinya sudah familiar dengan istilah ini. Umumnya perusahaan yang tergolong ke dalam first liner memiliki nilai market cap sebesar Rp10 triliun atau lebih.

Sehingga, perusahaan ini biasanya banyak diburu investor dan tak jarang perusahaan blue chip seperti Bank Centra Asia, Tbk (BBCA) atau Astra membagikan dividen kepada investornya.

2. Second Liner

Selanjutnya adalah second liner atau middle caps yang biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki nilai market cap di bawah Rp10 triliun, atau dengan dengan rentang nilai Rp1 – Rp10 triliun. Biasanya jenis ini juga diisi oleh perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang. Salah satu contoh perusahaan yang masuk kedalam second liner market cap adalah PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP).

3. Third Liner

Jenis market cap yang terakhir adalah third liner yang memiliki nilai paling rendah yaitu dibawa Rp1 triliun, umumnya pergerakan harga saham dalam kategori ini juga lebih mudah karena harganya yang lebih murah. Namun, kamu juga perlu hati-hati untuk memilih perusahaan yang memiliki harga saham murah atau harga gorengan. Contoh perusahaan yang masuk kategori third liner adalah Alfa Energi Investama (FIRE).

Cara Menghitung Market Cap

Untuk mengetahui nilai dari market cap, kamu bisa menghitungnya menggunakan rumus market cap seperti di bawah:

Market Cap = Total Saham yang Beredar x Harga per Lembar Saham

Contoh:

Sebuah perusahaan memiliki total saham yang beredar sejumlah 300 juta lembar, dengan harga per lembarnya adalah sebesar Rp2.000. Maka nilai market cap perusahaan tersebut adalah:

Market Cap = 300 juta x 2.000 = Rp600 miliar

Maka perusahaan tersebut memiliki nilai market cap sebesar Rp600 miliar. Sehingga, apabila ingin memiliki semua saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut kamu harus membayar sejumlah Rp600 miliar.

Market Cap Indonesia

Tentunya ada banyak perusahaan di Indonesia yang memiliki nilai market cap yang bagus dan bisa kamu jadikan sebagai portofolio investasi nantinya. Market cap terbesar di Indonesia adalah perusahaan yang memiliki nilai market cap di atas Rp10 triliun dan masuk ke dalam kategori blue chip di antaranya PT Telkom Tbk (TLKM), Bank Central Asia Tbk (BCAA), Astra International Tbk (ASII), Unilever Tbl (UNVR). 

Salah satu market cap yang berhasil menggeser PT Telkom Tbk (TLKM) adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) uang memiliki nilai kapitalisasi pasar sebanyak Rp431 triliun. Sedangkan, nilai market cap Bukalapak atau PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencapai Rp114,39 triliun pada tahun 2021.

Jadi, jika kamu memiliki dana yang cukup besar, kamu bisa membeli seluruh saham dari perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, tentunya perlu menyesuaikan modal dengan nilai market cap yang sedang berjalan. 

Hal yang Patut Dipertanyakan dari Pendanaan $200 Juta KinerjaPay

KinerjaPay Corp baru saja mengumumkan perolehan pendanaan dengan total mencapai $200 juta, setara dengan 2,8 triliun Rupiah. Dari rilis yang beredar, pendanaan tersebut terbagi dalam $100 juta putaran pendanaan Seri F dan tambahan $100 juta Seri G Convertible Preferred Stock.

Sebagai sebuah perusahaan yang sudah go-public, tentu kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat oleh siapa saja. Berbekal dari data tersebut, perusahaan dengan kode saham KPAY  tersebut diketahui baru memiliki market cap setara $4,65 juta. Jika dibandingkan dengan perolehan pendanaan, maka penambahan modal yang didapat cenderung patut dipertanyakan.

Perihal ini, kami sudah mencoba menanyakan ke pihak KinerjaPay. Namun sampai tulisan ini dipublikasi, kami belum mendapatkan jawaban – selain menemukan rilis yang beredar dari situs resminya.

Market cap KinerjaPay
Market cap KinerjaPay per Selasa 8 Januari 2018

Dalih KinerjaPay yang diungkapkan ke dalam rilis, dana segar yang didapat akan digunakan untuk menarik saham yang sudah beredar, dengan membeli kembali saham KinerjaPay di pasar terbuka, sesuai dengan peraturan dan ketentuan SEC (Security and Exchange Commission).

Hal lain yang turut diungkapkan dalam rilis adalah mereka akan mulai memperluas cakupan produk. Tidak hanya sebagai mobile payment services, mereka akan mulai mengakomodasi layanan p2p lending. Pada September 2018 lalu, KinerjaPay memang sudah meluncurkan KFUND untuk inisiatif fintech lending. Selain itu mereka juga berambisi memfasilitasi layanan transaksi untuk online gaming dan e-commerce.

Aplikasi KinerjaPay
Tampilan aplikasi KinerjaPay, saat ini menjadi KPAY di Android dan iOS / KinerjaPay Corp

Sayangnya persaingan di lanskap fintech saat ini tidak bisa dibilang mudah. Dengan aplikasi digital wallet yang sudah populer sebelumnya, KinerjaPay bersaing langsung dengan para pemain yang sudah menjadi top of mind masyarakat.

Beberapa waktu lalu DailySocial menerbitkan “Fintech Report 2018”, salah satu poinnya membahas layanan fintech populer dari kaca mata pengguna. Di segmen tersebut Go-Pay, Ovo, dan beberapa pemain lainnya menjadi yang paling populer.

Layanan digital wallet terpopuler
Layanan digital wallet terpopuler versi Fintech Report 2018

Persaingan yang tidak mudah membuat KinerjaPay mulai mencoba keberuntungan untuk segmen bisnis lain. Sebelumnya pada tahun 2017 lalu mereka berencana melahirkan produk KinerjaFood dan KinerjaTravel untuk menjadi one-stop-services, namun sampai saat ini layanan tersebut tidak berkembang pesat – setidaknya jika melihat secara kasat mata dari sisi popularitas layanan di segmen terkait.

Jika pendanaan yang baru senilai $200 juta yang didapat dari PT Investa Wahana Group dan sejumlah investor tersebut benar-benar terealisasi dengan baik, tentu ini akan menjadi momentum baik untuk KinerjaPay melakukan transformasi bisnis besar-besaran. Pasalnya untuk mengejar ranking puncak di layanan fintech, persaingan tidak main-main lagi; karena menantang pemain yang sudah mapan di masing-masing sub-sektor, juga para unicorn.

Application Information Will Show Up Here

Telkom Berambisi Lampaui Nilai Kapitalisasi Pasar SingTel

Telkom berambisi lampaui market cap Singtel / Shutterstock

Telkom berambisi mengalahkan raksasa telekomunikasi asal Singapura SingTel dalam hal kapitalisasi pasar (market cap). Pihak Telkom mematok angka Rp 1000 triliun sebagai target market cap tahun 2020. Untuk memenuhi targetnya Telkom berencana menempuh beberapa langkah strategis dalam tempo lima tahun tersebut.

Continue reading Telkom Berambisi Lampaui Nilai Kapitalisasi Pasar SingTel