Marshall Rilis Headphone Noise Cancelling Pertamanya, Marshall Mid ANC

Sedikit terlambat dibanding pabrikan lainnya, Marshall akhirnya mengungkap headphone noise cancelling perdananya. Dijuluki Marshall Mid ANC, headphone ini pada dasarnya merupakan iterasi lebih lanjut dari Marshall Mid Bluetooth yang dirilis di akhir tahun 2016.

Masih dibuat oleh perusahaan bernama Zound Industries (yang mendapatkan lisensi brand dari Marshall), Mid ANC mengusung gaya desain yang nyaris identik dengan Mid Bluetooth. Perbedaan yang paling mencolok hanyalah kehadiran sebuah tuas baru di earcup sebelah kanan untuk menyala-matikan fitur noise cancelling-nya.

Di samping itu, Marshall bilang bahwa engselnya telah dibenahi agar headphone bisa sedikit lebih nyaman dikenakan. Kendati demikian, perubahan ini sejatinya tidak bisa berdampak besar mengingat Mid ANC masih merupakan headphone bertipe on-ear – buat saya, headphone over-ear masih jauh lebih nyaman untuk dipakai berlama-lama.

Marshall Mid ANC

Noise cancelling-nya sendiri dipastikan jauh lebih efektif ketimbang Mid Bluetooth yang hanya menawarkan isolasi suara secara pasif. Di sini Mid ANC mengandalkan total empat mikrofon untuk memblokir suara dari luar secara aktif, menjadikannya lebih ideal digunakan di dalam kabin pesawat maupun kereta.

Menariknya, meski fitur noise cancelling ini kita nyalakan terus, Mid ANC diyakini masih bisa beroperasi sampai sekitar 20 jam penggunaan – 30 jam tanpa noise cancelling, sama seperti Mid Bluetooth. Kualitas suaranya sendiri semestinya sama seperti Mid Bluetooth, yang dibekali sepasang driver berdiameter 40 mm.

Marshall Mid ANC sekarang sudah dipasarkan seharga $269. Sepertinya kita hanya tinggal menunggu waktu sebelum Marshall merilis penerus Monitor Bluetooth yang juga dibekali fitur active noise cancelling (ANC).

Sumber: The Verge.

Biar Kecil, Headphone Marshall Mid Bluetooth Bisa Tahan Sampai 30 Jam

Kiprah Marshall di ranah headphone cukup sukses, terbukti dari keagresifannya dalam meluncurkan produk anyar. Baru bulan Februari kemarin, mereka memperkenalkan headphone wireless pertamanya, Major II Bluetooth. Sekarang, mereka sudah siap dengan model lain yang juga mengemas konektivitas nirkabel.

Headphone tersebut adalah Marshall Mid Bluetooth. Bertipe on-ear, dimensinya sedikit lebih ringkas ketimbang Major II Bluetooth. Desainnya sepintas mirip dengan kakaknya tersebut, tapi earcup-nya lebih membulat. Engselnya juga sedikit lebih elegan ketimbang milik Major II yang hanya berwujud batangan.

Tentu saja, kombinasi warna hitam dan emas, serta tekstur kulit jeruk yang sudah menjadi ciri khas Marshall masih melekat erat pada Mid Bluetooth. Bantalan empuk di bagian headband dan earpad memastikan pengguna tetap merasa nyaman meski headphone dipakai dalam durasi yang lama.

Memangnya selama apa? Kalau Anda kuat, Mid Bluetooth siap menemani Anda mendengarkan musik selama 30 jam nonstop, sebelum baterainya perlu diisi ulang. Kalau ternyata Anda cukup gila dan bisa melebihi batas tersebut, Mid Bluetooth masih bisa digunakan dengan kabel audio 3,5 mm standar.

Marshall Mid Bluetooth dilengkapi kenop analog untuk mengontrol playback, volume maupun menerima menolak panggilan telepon / Marshall
Marshall Mid Bluetooth dilengkapi kenop analog untuk mengontrol playback, volume maupun menerima atau menolak panggilan telepon / Marshall

Selain baterai, masih banyak keunggulan Major II Bluetooth yang dipertahankan di sini, termasuk halnya kenop analog untuk mengontrol playback maupun volume. Unit driver yang bernaung di dalamnya juga berukuran 40 mm, sanggup menyuguhkan suara dalam rentang frekuensi 10 Hz sampai 20 kHz.

Codec aptX turut didukung oleh Mid Bluetooth supaya kualitas suaranya tetap terjaga meski menggunakan koneksi Bluetooth yang amat terbatas kapasitas transfer datanya. Marshall sendiri menjanjikan karakter suara yang seimbang, dengan intensitas bass yang tidak berlebihan.

Marshall Mid Bluetooth saat ini sudah dipasarkan seharga $199. Tidak, Anda tidak harus berprofesi sebagai gitasi dan memiliki amplifier besutan Marshall untuk bisa membelinya.

Sumber: Digital Trends dan Marshall Headphones.