Kokiku TV Terima Suntikan Pendanaan dari Elixir Capital

Kokiku TV startup pengembang konten dan layanan multi-channel network (MCN) dalam industri kuliner lokal mengumumkan baru saja memperoleh pendanaan dari Elixir Capital, sebuah private equity asal Silicon Valley. Belum dibeberkan jumlah investasi yang diberikan. Dana investasi tersebut akan digunakan untuk merekrut tim guna merealisasikan upaya penguatan konten dan ekspansi ke negeri tetangga.

Kokiku TV memposisikan diri sebagai brand food and lifestyle yang prominen untuk bersaing di pangsa pasar Asia Tenggara, dengan membawa misi untuk mempopulerkan kuliner Indonesia kepada dunia. Sebagai MCN, Kokiku berpartner dengan content creator video kuliner yang diagregasi dari Youtube, dan membantu para content creator mengembangkan channel mereka dalam naungan Kokiku Network.

Kokiku Network sebagai MCN memberikan layanan berupa production support, langganan musik, programming, funding, marketing, rights management, pengembangan channel dan penonton, dan juga sales support. Kokiku Network juga bertugas sebagai sales agent untuk para food creators tersebut, yang menghubungkan mereka ke direct client.

Sejak didirikannya Kokiku TV pada tahun 2013 oleh Nadia Hudyana ke, Kokiku TV telah membentuk niche baru di dunia online media, dengan menyuguhkan konten video kuliner berkualitas tinggi dengan citarasa internasional.

“Industri media di Asia Tenggara sedang mengalami perubahan dari tradisional media ke digital. Kami menganalisis data analytics dengan seksama untuk memproduksi konten yang benar-benar dicari penonton,” ujar Nadia Hudyana, CEO Kokiku TV.

Mayoritas penonton milenial tidak lagi mengkonsumsi video di televisi, melainkan menggunakan perangkat mobile. Sebagai perusahaan media, Kokiku TV didesain untuk menjangkau penonton melalui high-quality content dan distribusi yang mudah dikonsumsi seperti melalu media sosial. 75% dari 1.5 juta penonton bulanan Kokiku Network berumur 18 sampai 34 tahun.

“Video platform dan mobile device telah menjadi sorotan dalam industri media, dan sejak Youtube dan Facebook membuka kantor di Indonesia dan beberapa Negara ASEAN, saya percaya Kokiku dengan keunikan asetnya dapat mempergunakan momen ini untuk melakukan ekspansi,” ujar Arshad Ahmed, Managing Director Elixir Capital dan penasehat Kokiku TV.

Kokiku Network memiliki 60 anggota MCN, hal ini membuat Kokiku TV menjadi saluran video kuliner online terbesar dan sekaligus MCN kuliner pertama di Indonesia.

Profitability yang telah dicapai Kokiku membuat bisnis ini amat scalable, dan dengan dana investasi dari Elixir Capital, Kokiku memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan bisnis di luar Indonesia. Kami percaya bahwa Kokiku TV adalah jawaban yang tepat untuk menjadi unggul di industri digital media dalam vertikal kuliner. Kami mengharapkan pertumbuhan dan transformasi yang luar biasa terjadi,” tambah Arshad Ahmed.

Misi Kokiku TV Mempopulerkan Kategori Kuliner Lewat Teknologi Digital

Teknologi, dalam hal ini Internet, telah berhasil memudahkan akses berbagai informasi ke masyarakat luas. Bagi yang bergelut atau hobi  di dunia kuliner, informasi resep dan cara memasak kini menjadi semakin mudah di dapat. Peluang tersebut dimanfaatkan Kokiku TV untuk membawa kategori kuliner menajadi lebih populer lagi lewat ranah digital.

Kisah di balik lahirnya Kokiku TV

Kokiku TV sendiri sebenarnya bukan pemain baru di ranah digital yang fokus terhadap masakan. Dia sudah hadir sejak tahun 2013 silam melalui layanan video populer Youtube. Selain itu, Kokiku TV juga sempat berpartisipasi dalam ajang INAICTA 2013.

Nadya Hudyana dan Stanley Marcellius adalah dua orang yang paling berperan dari lahirnya Kokiku TV, startup yang memperagakan cara masak berbagai masakan. Keduanya menginisiasi konsep awal dari Kokiku TV pada pertengahan tahun 2012 dengan ide membuat video masak kemudian dijual ke televisi. Namun dengan pertumbuhan digital yang pesat saat itu, Nadya dan Stanley memutuskan untuk beralih ke YouTube sebagai kanal yang menyalurkan kreasi mereka.

Setelah mendapatkan traksi yang terus meningkat secara signifikan dan klien pertamanya, proyek yang tadinya hanya sampingan ini pun mulai ditekuni oleh Nadya. Sedangkan Stanley, yang kini menjadi suami Nadya, lebih fokus untuk mengurusi bisnisnya sendiri meski masih memberi kontribusi di Kokiku TV. Bagai gayung bersambut, Nadya juga dipertemukan dengan CEO Fimela Grup Bernhard Soebiakto (Ben).

Pertemuan tersebut berujung pada dua hal untuk Kokiku TV, yaitu Ben menjadi angel investor dan Kokiku TV menjadi kontribrutor di Fimela untuk kategori makanan. Selain Ben, Kokiku TV juga mendapat dukungan investasi dari Ismaya Grup. Sayangnya, Nadya enggan mengungkap besarnya jumlah investasi tersebut.

Bisnis dan rencana Kokiku TV ke depan

Peragaan masak dalam video di kanal Youtube adalah salah satu konten utama dari Kokiku TV. Nadya mengklaim bahwa seluruh video tersebut juga sudah dapat dinikmati dalam format HD.

Hal yang menarik adalah juru masak dalam video Kokiku tidak mengutamakan para juru masak selebriti, namun bisa juga para juru masak rumahan yang dianggap memiliki hasrat di bidang kuliner. Saat ini, Nadya sendiri sedang dalam proses untuk mengakuisi lebih banyak kontributor.

Nadya mengatakan, “Dari tahun 2015, kami agak berubah sedikit menjadi multi channel network. Jadi, […] kami sekarang mengakuisisi kanal-kanal food di Indonesia untuk bergabung dengan Kokiku network […] untuk memperbesar komunitasnya.”

“Saya ingin food category ini [lewat Kokiku] menjadi lebih mainstream [di ranah digital]. […] Tahun ini misi kami adalah membuahkan talenta-talenta baru dalam membuat video masak,” tambahnya di sela-sela peluncuran buku Dapur Nostalgia Jumat (18/3)  lalu.

Dari sisi monetisasi, ada dua pilar yang saat ini menopang bisnis Kokiku TV, yaitu iklan dan klien perusahaan besar. Menurut Nadya, kebanyakan klien perusahaan yang menjalin rekanan saat ini ada di bawah payung Unilever.

Nadya juga mengungkap bahwa Kokiku TV juga dapat berperan sebagai production house dan bisa menerima pembuatan iklan televisi yang tidak berkaitan dengan makanan. Tapi, ditekankan Nadya, inti bisnis dari Kokiku TV tak akan berubah dan tetap fokus di makanan.

Layanan yang diberikan Kokiku TV sebenarnya juga bukan barang baru di Indonesia. Selain Kokiku TV, ada DapurMasak yang kini menjadi Cookpad dan juga ResepKoki yang memberikan layanan resep makanan. Namun, Nadya tetap optimis dengan persaingan yang ada.

Nadya mengatakan, “Menurut saya, semakin banyak food channel berarti industri semakin bagus. Kalau tidak ada persaingan, berarti kami hampir bangkrut karena industrinya tidak ada. Jadi, saya sih mengharapkan semakin banyak lagi food channel yang bermunculan di [dunia] digital.”

Selain menumbuhkan komunitas, Nadya juga berharap dapat mengunci kesepakatan pendanaan awal di tahun ini dan segera merealisasikan roadmap yang telah disusunnya.