3 Organisasi Esports Terpopuler Dunia di Tahun 2020

Akhir tahun 2020 yang lalu, Hybrid.co.id sudah sempat membahas berbagai pencapaian besar dari ekosistem esports terutama dari ranah lokal. Kami mencoba membuat daftar tim esports lokal tersukses, turnamen esports dengan hadiah terbesar, kesepakatan bisnis esports terbesar pada tahun 2020, dan lain sebagainya.

Dari semua itu, satu yang mungkin masih jadi pertanyaannya adalah siapa tim esports terpopuler pada tahun 2020 kemarin? Mengutip data dari Esports Charts, berikut 3 organisasi esports terpopuler dunia beserta skena game yang jadi andalan dari masing-masing organisasi.

 

#3 – Team Liquid

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Sebenarnya ada banyak indikator yang bisa digunakan dalam menentukan popularitas sebuah organisasi esports. Jumlah pengikut media sosial mungkin bisa menjadi salah satunya, namun dalam hal ini yang jadi indikator adalah seberapa tertarik para penggemar esports untuk menyaksikan tim tersebut berlaga dengan menggunakan metrik total watch hours.

Pada peringkat ketiga ada Team Liquid dengan catatan mencapai 81 juta lebih total watch hours. Dari total watch hours tersebut, 32,7% datang dari skena Dota 2, 27.1% datang dari skena League of Legends, 28.6% dari CS:GO, dan sisanya dari berbagai cabang game lain sebesar 11.8%.

Team Liquid tercatat memiliki 13 divisi yang bertanding di 13 cabang game berbeda. 13 Cabang tersebut termasuk Free Fire ataupun Super Smash Bros. Cukup menarik melihat bagaimana divisi Dota 2 Team Liquid menjadi divisi yang banyak ditonton oleh para penggemar esports. Padahal divisi Dota 2 Team Liquid terbilang sedang cukup terseok pasca ditinggal roster bintangnya (Kuroky, Miracle, dan kawan-kawan) pada tahun 2019 lalu.

Sementara itu divisi CS:GO dan League of Legends memang juga merupakan beberapa divisi kuat milik Team Liquid. Divisi CS:GO punya karisma seorang Stewie2K dan divisi League of Legends memiliki karisma seorang Doublelift pada musim tersebut. Namun demikian, divisi CS:GO memiliki nasib yang kurang baik karena harus puasa gelar di musim 2020. Sementara divisi League of Legends sendiri berhasil menjadi juara di babak liga dan mendapat peringkat 3 di babak Playoff LCS 2020 Summer. Sayangnya Team Liquid sendiri mendapat hasil yang kurang memuaskan pada Worlds 2020 karena tidak berhasil lolos dari babak grup.

Dengan angka 81 juta lebih total watch hours, 54% di antaranya menonton pertandingan Team Liquid yang ditayangkan dengan menggunakan bahasa Inggris, 17,7% menggunakan bahasa Rusia, dan 12,9% menggunakan bahasa Portugis, dan 15,4% adalah sisanya.

 

#2 – Natus Vincere

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Organisasi esports asal Ukraina ini ternyata masih memiliki tajinya, walau memang popularitasnya di Indonesia menurun setelah sang mega bintang Dendi meninggalkan divisi Dota 2.

Navi mencatatkan 86 juta lebih total watch hours dengan 71.9% di antaranya berasal dari divisi CS:GO, 27.9 % dari Dota 2, 2% dari Rainbow 6, dan 0.3% dari divisi lainnya.

Divisi CS:GO Natus Vincere memang sedang kuat-kuatnya pada musim 2020 lalu. S1mple dan kawan-kawan berhasil mengantongi salah satu gelar juara terbesar di skena CS:GO yaitu Intel Extreme Masters XIV. Tak hanya itu, divisi CS:GO Navi juga berhasil menjuarai babak liga dan turnamen BLAST Premier: Global Final 2020 secara keseluruhan. Karena prestasi tersebut, tim CS:GO Navi pun kini berada di peringkat 3 dunia berdasarkan hltv.org.

Pada sisi lain, Dota 2 adalah mata tombak lain dari tim Navi. Setelah ditinggal Dendi pada sekitar tahun 2018, roster Dota 2 Navi terbilang cukup compang-camping, terus bergonta-ganti pemain, dan masih belum menemukan performa terbaiknya. Tahun 2020 pun juga terbilang bukan musim yang terbaik bagi Navi dengan sedikitnya gelar juara yang mereka dapatkan. Namun sepertinya mengingat nama Navi yang sudah begitu mengakar di kancah Dota 2 membuat tim tersebut tetap menjadi favorit tersendiri di hati penggemar esports Dota terutama di Rusia.

Dari total 86 juta lebih total watch hours, mayoritas penggemar menonton pertandingan Navi dengan bahasa Rusia yaitu sebanyak 43.4%. Lalu dilanjut dengan penonton pertandingan berbahasa Inggris sebanyak 41.3%, penonton berbahasa Portugis sebanyak 7.4%, dan sisanya sebesar 7.8% tergolong sebagai penonton bahasa lainnya digabungkan.

 

#1 – G2 Esports

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Tahun 2020 mungkin bisa dibilang sebagai tahunnya bagi G2 Esports. Organisasi esports asal Jerman tersebut mungkin tidak selamanya berhasil menjadi juara di sepanjang tahun 2020. Namun G2 Esports berhasil mendapatkan nama sebagai tim yang kuat di beberapa skena esports.

G2 Esports berhasil mencatatkan 92 juta lebih total watch hours dengan proporsi terbesar sebanyak 52.8% berasal dari League of Legends. Mengikuti setelahnya adalah sebesar 35.5% berasal dari CS:GO, 4.2% berasal dari Rainbow 6, dan dari beberapa game sisanya sebesar 6.9%.

Divisi League of Legends G2 Esports adalah salah satu yang terbaik di skena Eropa. Hal tersebut terbukti lewat usaha mereka yang hampir menyapu bersih seluruh gelar esports LoL Eropa di musim 2020.

PERKZ, Caps dan kawan-kawan berhasil menjadi juara di babak liga dan playoff dari LEC (Liga LoL Eropa) Spring, mendapat peringkat 3 di babak liga dan menjuarai babak playoff LEC Summer 2020. G2 Esports juga tampil dengan baik di gelaran Worlds 2020 kemarin. Menjadi harapan terakhir penggemar esports League of Legends barat, G2 Esports berhasil mencapai babak semi-final walau akhirnya harus tumbang 1-3 oleh Damwon Gaming.

Pada sisi lain roster CS:GO menjadi divisi lain yang cukup menarik perhatian para penggemar esports. Pencapaian terbesar mereka di musim 2020 adalah keberhasilan mereka mencapai puncak babak liga dari BLAST Premier: Spring. Sementara itu mereka juga berhasil mencapai babak final Intel Extreme Masters walau akhirnya harus terlibas 0-3 oleh Navi.

Dari total 92 juta lebih total watch hours, mayoritas penonton pertandingan mereka menonton tayangan berbahasa Inggris sebesar 57.6%. Penonton sisanya datang dari beberapa bahasa, mulai dari Portugis sebesar 8.3%, Rusia 6.3%, Spanyol 5.9%, Korea 5.6%, Prancis 4.9%, dan sisanya sebesar 11.6%.

 

Dota, CS:GO, dan League of Legends Masih Jadi 3 Besar Esports Dunia

Selain mempertunjukkan tim esports terpopuler, data tersebut juga menunjukkan tiga game esports terpopuler secara tidak langsung. Melihat dari game yang jadi mayoritas dan berdasarkan dari peringkat tim, bisa dibilang bahwa Dota 2 ada di peringkat ketiga, CS:GO berada di peringkat kedua, dan League of Legends berada di peringkat pertama.

Sumber Gambar - Esports Charts
Sumber Gambar – Esports Charts.

League of Legends dengan liga yang konsisten dan tersebar di berbagai wilayah sepertinya memang masih menjadi liga esports raksasa. Apalagi juga apabila kita melihat daftar tim esports terpopuler secara keseluruhan, 8 dari 10 tim yang berada di dalam daftar memiliki divisi League of Legends. Navi dan OG menjadi 2 tim yang tidak memiliki divisi League of Legends di dalam daftar tersebut. Namun dua tim tersebut memiliki aset di cabang lain berupa roster yang kuat di CS:GO bagi tim Navi dan dan pesona juara The International 2019 bagi tim OG.

*Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id

Sumber Gambar Utama – gamesradar.co.uk

Dendi Resmi Umumkan Tim Barunya

Dari keluar Natus Vincere, jadi pemain pinjaman di Tigers, masuk ke dalam roster Dota 2 The Pango, dan; kabar terakhir yang didengar pada bulan September kemarin, Danil “Dendi” Ishutin sempat mengumumkan rencananya untuk membuat organisasi esports sendiri saat sesi wawancara di channel Youtube Yana Khymchenko.

Akhirnya, setelah banyaknya penggemar yang menanyakan kabarnya, Danil “Dendi” Ishutin resmi mengumumkan tim Dota 2 baru di organisasi yang baru juga. Melalui channel Youtube pribadi nya, Dendi menjelaskan secara terbuka mengenai update terbaru mengenai tim yang sedang ia garap. Dendi menyebutkan roster Dota 2 nya sudah lengkap, tetapi ia belum bisa mengumumkan nama organisasi ataupun tim barunya.

Sumber: Youtube Channel Яна Химченко
Sumber: Youtube Channel Яна Химченко

“Saya bisa bilang semuanya sedang dalam proses, tim Dota 2 dan organisasinya. Banyak pihak yang membantu dan ikut andil. Tim Dota 2-nya sudah lengkap, tetapi nyatanya semua tidak semudah yang saya pikirkan. Proses ini memakan waktu yang lama, negosiasi yang berbeda, dan lain-lain. Walau prosesnya lama, kita menuju ke arah yang kita inginkan. Saya sangat kesulitan untuk membangun tim Dota 2 dan membuat organisasi esports secara bersamaan. Saya harus mengontrol dan mengawasi banyak hal. Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya, meski sangat sulit. Terutama sebulan ke belakang yang sangat sulit, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan secara bersamaan. Dimulai dengan membangun tim Dota 2 dari nol, lalu saya harus menjadi seorang kapten di bootcamp, seorang manajer, secara tidak langsung juga menjadi coach, drafter, dan lain-lain.”

Dendi menjelaskan ia membutuhkan kerangka untuk mulai membangun timnya. Dendi dibantu oleh Nikola “LeBronDota” Popović dan Alik “V-Tune” Vorobey untuk mendirikan fondasi tersebut. “Saya tahu apa yang saya harapkan mengenai LeBronDota. Ia berkembang pesat setelah bermain di Na’Vi. Saat itu saya juga menyukai kepribadiannya dan sebagai pemain Dota 2. LeBronDota seorang pekerja keras.”

Hal yang sama juga ia ucapkan mengenai V-Tune, “Saya sangat menyukai caranya bermain dan bagaimana ia bertindak di game. Secara kemampuan, ia memang sangat memadai.” Awalnya, mereka berdua bertemu di Aachen City Esports.

Dimulai dari mereka bertiga, pencarian roster pun dimulai.  Mencari yang cocok untuk melengkapi kerangka yang sudah terbentuk ini. Pilihan mereka jatuh pada Rinat “KingR” Abdullin dan Alexey “nongrata” Vasilyev. Dendi menyebutkan bahwa ia belum pernah sekalipun bermain bersama KingR, tetapi banyak sekali review dan komentar positif mengenai KingR. Dan jodohnya, KingR juga ingin sekali bermain di posisi 4. Posisi yang memang sedang kosong dan sedang dicari. Dendi menekankan pentingnya mencari posisi 4 terlebih dahulu ketimbang posisi 3, karena kedua role ini akan sering berinteraksi satu sama lain di dalam game. Maka, sudah sewajarnya kedua role ini memiliki sebuah chemistry dari awal. Akhirnya KingR menyarankan nongrata sebagai posisi 3.

Sumber: Youtube Channel Dendiboss
Sumber: Youtube Channel Dendiboss

Bootcamp yang sedang mereka jalani ini terletak di lokasi milik Team Spirit. Di videonya, Dendi mengucapkan banyak terima kasih kepada Team Spirit yang sudah membantu menyediakan tempat untuknya. Dan ia juga mengucapkan selamat kepada Team Spirit yang berhasil melaju ke Minor.

Minimnya pengalaman bermain bersama masing-masing anggota timnya kini menjadi kesulitan tersendiri bagi Dendi untuk mencapai hasil yang produktif selama di bootcamp. “Saya siap untuk dipindah ke posisi lain di dalam tim. Saya sudah mempersiapkan diri. Hal ini guna memperbanyak opsi ke depannya apabila saya memang benar-benar harus untuk bermain di posisi lain.

KingR dan LeBronDota | Sumber Youtube Channel Dendiboss
KingR dan LeBronDota | Sumber Youtube Channel Dendiboss

Ketika open qualifier region CIS untuk DreamLeague Season 13, mereka berhasil mengalahkan tim FlyToMoon walau harus kalah atas Modus Unity di babak 16 besar. “Hasilnya memang buruk, tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi kami tidak akan menyerah, kami akan terus bekerja. Kami menyadari ini adalah awal dari perjalanan.”

Selayaknya seorang pemimpin, Dendi tidak menyalahkan anggota timnya ketika kalah melawan Modus Unity. “Saya memilih hero yang lebih buruk dibandingkan musuh. Ini adalah kesalahan saya dan saya bisa bilang kekalahan ini seutuhnya karena saya.”

Dendi berharap setelah bootcamp ini selesai, mereka berlima tetap bekerja keras dan menjadi yang lebih baik guna menghadapi open qualifier di bulan Februari 2020 mendatang.

Tumbangkan Na’Vi, Tim Tigers Juarai Turnamen Dota 2 DreamLeague Season 10

Kompetisi Dota 2 Minor DreamLeague Season 10 telah mencapai titik puncaknya. Dalam laga Grand Final yang berlangsung dengan format best-of-five, dua tim dari benua berbeda saling beradu demi meraih gelar sekaligus merebut tiket terakhir untuk maju ke turnamen Kuala Lumpur Major. Tigers sebagai perwakilan Asia Tenggara bertemu dengan Natus Vincere (Na’Vi) dari Persemakmuran Negara-Negara Merdeka. Hasilnya adalah pertarungan-pertarungan sengit yang penuh taktik tak terduga.

Na’Vi, yang sebelumnya baru mengalahkan Royal Never Give Up di Losers’ Bracket, mendapat kejutan dari Tigers ketika tim asal Malaysia ini memilih Meepo sebagai hero mid. Meski terkenal punya kemampuan gank sangat kuat, Meepo adalah hero yang mudah terkena counter dengan hero-hero tertentu. Jadi pilihan ini sangat berisiko.

Tigers | DreamLeague Season 10
Gelar pertama Tigers di Dota Pro Circuit 2018 – 2019 | Sumber: Tigers

Akan tetapi Ahjit (Lai Jay Son) dari Tigers mampu menguasai medan dengan Meepo miliknya. Meski SoNNeikO (Akbar Butaev) dari Na’Vi menggunakan Earth Spirit yang merupakan counter Meepo sekaligus hero andalannya, ia tidak berhasil menahan laju Ahjit. Apalagi Meepo didukung oleh hero-hero ahli crowd control seperti Crystal Maiden, Tiny, dan Pangolier.

Kekalahan di ronde 1 tidak membuat Na’Vi patah semangat. Mereka justru langsung membalikkan keadaan dan menang dua ronde berturut-turut setelahnya. Berbekal hero-hero meta klasik seperti Gyrocopter, Axe, dan Tiny, Na’Vi unggul dengan meyakinkan. Kedudukan 1-2, Na’Vi hanya butuh satu kemenangan lagi untuk membawa pulang gelar juara.

Tigers | inYourdreaM
inYourdreaM (Muhammad Rizky) dinobatkan sebagai MVP | Sumber: DreamHack

Sayangnya ada hambatan besar bagi Na’Vi. Pemain Tigers asal Indonesia, inYourdreaM (Muhammad Rizky) mengamuk di ronde 4 dengan hero Invoker. Tiga hero crowd control yang sempat digunakan Tigers di ronde 1, semua muncul kembali. Mungkin inilah kunci kemenangan Tigers, dukungan yang kuat dari trio crowd control ditambah satu hero core yang memporak-porandakan lawan. Na’Vi sebenarnya bermain tak buruk, bahkan Huskar milik mereka sempat mendapat Ultra Kill. Tapi itu tak cukup untuk menahan kekompakan Tigers.

Ronde terakhir, Pangolier masuk daftar ban oleh tim Na’Vi. Sayangnya mereka tak bisa mencegah Crystal Maiden dan Tiny di-pick kembali oleh Tigers. Pilihan carry Na’Vi yaitu Faceless Void benar-benar kesulitan di ronde ini karena Tigers punya banyak hero ranged yang berbahaya. Enigma yang berperan sebagai support juga sulit mendaratkan jurus Black Hole andalannya, sebab selalu diganggu oleh hero-hero kubu lawan yang punya keahlian crowd control. Ahjit yang menggunakan Mirana di ronde ini bahkan tak mati sama sekali.

Na’Vi pun menyerah kalah, dan Tigers pulang membawa hadiah uang sebesar US$125.000 beserta kesempatan bertanding di babak utama Kuala Lumpur Major. Tigers akan bertanding melawan tim-tim terbaik dunia seperti Team Secret, Vici Gaming, Virtus.pro, dan lain-lain dalam babak utama Kuala Lumpur Major, tanggal 16-18 November nanti. Jangan lewatkan laga seru ini, dan tunjukkan dukungan pada tim favorit Anda!

Sumber: GosuGamers, DreamHack, Tigers

Serius Dukung Pro Gamer, BenQ Akan Hadirkan Zowie Gear di Indonesia

Dibanding nama-nama populer seperti SteelSeries dan Razer, saat disebutkan, Zowie mungkin membuat Anda mengerutkan dahi. Diperkenalkan di akhir 2008, Zowie adalah produsen gaming gear khusus ranah kompetitif. Lalu di tahun 2015, ia diakuisisi oleh BenQ, dan Zowie turut memperoleh upgrade di sisi branding. Kabarnya, BenQ bermaksud membawanya masuk ke Indonesia.

Perombakan desain sebetulnya sudah diungkap pada bulan Desember 2015 silam, namun baru di akhir minggu ini BenQ memperkenalkan Zowie untuk konsumen tanah air. Berdasarkan penjelasan di press release, semua produk Zowie akan diluncurkan dengan logo merah berlatar belakang hitam – warna khas yang merepresentasikan identitas gamer; juga agar selaras dengan monitor gaming BenQ.

Zowie Gear 2
Zowie EC-A.

Secara tertulis, country general manager BenQ Indonesia Eko Handoko Wijaya menuturkan bahwa kehadiran Zowie Gear membuktikan keseriusan BenQ terhadap kebutuhkan para atlet esport, “Kami berharap agar pembaruan pada rangkaian produk Zowie, baik logo maupun kemasannya, akan meningkatkan minat dan rasa penasaran para gamer profesional. Tersedianya Zowie di Indonesia juga diharapkan bisa memberikan kontribusi positif bagi kemajuan industri esport.”

Tentu saja upgrade bukan cuma diterapkan pada sisi penampilan semata. Saat ini Zowie memiliki lima kategori produk, yaitu mouse, mousepad, aksesori, monitor dan mousefeet Skatez. Untuk mouse sendiri, seri Zowie ZA, FX dan EC kini dibekali switch Omron 20-milimeter sehingga klik terasa lebih ringan. Kemudian produsen turut meng-update scroll wheel, sekarang dengan scroll 16-step.

Zowie Gear 3
Zowie Camade.

Perubahan pada desain juga berlaku pada mousepad SR dan TF-X, versi barunya mempunyai wujud hitam dan jahitan di sudut; serta diimplementasikan di aksesori cable management Camade (kecuali mungkin Skatez karena ia ditempatkan di sisi yang jarang terekspos). Produk-produk anyar Zowie Gear rencananya akan mulai tersedia di seluruh mitra kerja BenQ pada bulan Juni 2016. Info terkini mengenai Zowie dapat Anda peroleh di Facebook resmi BenQ Indonesia.

Masih berkaitan dengan esport, beberapa hari lalu Zowie mengumumkan kolaborasi bersama tim papan atas Natus Vincere. Dari pengakuan pemain CS:GO Na’Vi Denis ‘seized’ Kostin, ia beserta timnya memilih Zowie karena gaming gear tersebut karena perangkat dibuat oleh orang-orang yang juga memahami esport dan mengerti keinginan para gamer profesional. Kostin turut mengapresiasi kenyamanan, reliabilitas dan tingkat kestabilan mousepad Zowie – ia pribadi memilih seri SR.

Zowie Gear 4
Zowie TF-X.