Grab Tunjuk Neneng Goenadi sebagai Managing Director, Ridzki Kramadibrata Kini jadi President Grab Indonesia

Grab hari ini (01/2) umumkan penunjukan Neneng Goenadi sebagai Managing Director baru untuk Grab Indonesia. Sementara Ridzki Kramadibrata beralih jabatan menjadi President of Grab Indonesia.

Keduanya akan memiliki tugas kunci berbeda. Managing Director fokus pada peningkatan layanan korporasi, khususnya di segmen transportasi. Sementara President fokus menangani hubungan perusahaan dengan pemerintah, serta mengatur strategi keamanan dan dampak sosial.

Penunjukan Neneng didasarkan pada pengalamannya yang hampir 30 tahun di Accenture Indonesia. Sebelumnya Neneng menjabat sebagai Country Managing Director Accenture Indonesia selama 5 tahun. Neneng juga pernah menjabat sebagai Head of Inclusion and Diversity Asia Pasific untuk Industry Resources dan Head of Human Capital and Diversity ASEAN.

“Ini merupakan waktu yang sangat baik untuk bergabung dengan Grab, yang telah secara langsung memperbaiki kehidupan jutaan masyarakat di Indonesia. Grab merupakan sebuah organisasi yang berpegang teguh pada misinya untuk mendekatkan setiap orang kepada berbagai hal yang berarti bagi mereka,” sambut Neneng.

Sementara itu Ridzki mengungkapkan, dirinya akan mengambil peran strategis untuk menciptakan lebih banyak sinergi antara berbagai bisnis dan mitra perusahaan untuk membangun satu ekosistem digital yang akan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan di Indonesia.

“Grab berada di tempat untuk berkontribusi bagi pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia dalam banyak hal besar dan signifikan. Kami akan bermitra dengan pemerintah untuk membantu Indonesia menciptakan lebih banyak lapangan kerja, mendorong pertumbuhan startup dan ekonomi, serta menempatkan Indonesia di peta dunia,” ujar Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Survei Accenture dan Microsoft: 80% Perusahaan Minyak dan Gas Tetap Akan Berinvestasi untuk Teknologi Digital

Pemanfaatan teknologi semakin ke sini seolah menjadi hal wajib bagi perusahaan. Tak hanya soal digitalisasi dan otomatisasi, tetapi juga tentang mobilitas dan analytic. Accenture dan Microsoft baru-baru ini mengeluarkan laporan sebuah survei mengenai penerapan teknologi di industri gas dan minyak di kawasan Asia. Salah satu hal yang dilaporkan adalah bahwa mayoritas reponden mencari atau ingin meningkatkan mobilitas dengan penerapan teknologi.

Survei edisi kelima yang diberi judul “Digital Trends & Technology Survey in the Oil & Gas Industry” tersebut menguak beberapa data mengenai tren digital dan teknologi di kalangan perusahaan gas dan minyak. Termasuk besaran investasi perusahaan-perusahaan tersebut untuk teknologi.

Meski saat ini harga minyak dan gas rendah, para perusahaan tersebut justru banyak yang meningkatkan, atau paling tidak sama, nilai investasi di sektor teknologi digital dibandingkan yang dilakukan tahun lalu. 80% responden yang mengatakan ingin tetap berinvestasi, dengan pembagian 50% mengatakan ingin menginvestasikan lebih banyak, sedangkan 30% investasinya masih sama seperti tahun sebelumnya.

Dilaporkan juga bahwa teknologi-teknologi yang diimplementasikan diharapkan mampu untuk mendongkrak nilai bisnis dan sebagai bentuk efisiensi biaya. Salah satu yang menjadi fokus perusahaan-perusahaan responden tersebut adalah solusi mobilitas.

Ada sekitar 57% responden yang mengatakan telah berinvestasi untuk teknologi mobile. Angka ini naik dari tahun lalu yang hanya 49% dari responden yang berinvestasi di sektor mobile. Salah satu solusi lainnya yang juga diinvestasikan untuk meningkatkan mobilitas, seperti internet of things (44%), cloud (38%), dan diharapkan dalam beberapa tahun ke depan investasi sudah mulai masuk sektor big data dan analitik.

“Kemampuan pengambilan keputusan lebih baik yang diperoleh dari investasi tersebut juga membantu perusahaan untuk mempersiapkan diri terhadap pertumbuhan di masa depan dan menjadi perusahaan berkinerja tinggi dengan mengidentifikasi area bisnis dan sumber pendapatan baru serta memberikan pengalaman yang belum dirasakan sebelumnya oleh pelanggan,” jelas Country Managing Director Accenture Indonesia Neneng Goenadi.

Mobilitas, akselerasi bisnis dan kecepatan membuat keputusan menjadi alasan tertinggi mengapa para perusahaan responden memutuskan untuk berinvestasi untuk teknologi. Selain itu kemampuan analitik yang disuguhkan teknologi juga dipercaya dua pertiga atau tepatnya 66% responden sebagai salah satu unsur teknologi yang paling penting untuk mengubah perusahaan mereka.