Hal-Hal yang Menjadi Pertimbangan Sebelum Masuk Ke Industri Baru

Salah satu tantangan bisnis adalah inovasi, baik ketika menyempurnakan ide atau layanan maupun keputusan pertama untuk menjalankan sebuah bisnis. Pilihannya biasanya ada dua, berkreasi dengan sektor yang sudah ada atau masuk ke industri yang benar-benar baru. Tidak ada yang salah dari keduanya, hanya saja untuk masuk ke industri yang benar-benar baru membutuhkan usaha dan pengamatan ekstra. Elon Musk yang membangun Tesla dan SpaceX menjadi panutan bahwa tidak mudah untuk masuk dan mengembangkan sebuah industri baru.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu proses masuk ke industri baru.

Berkah ketidaktahuan dan kehati-hatian

Dalam memasuki industri baru artinya tugas awal yang paling utama adalah mengukur. Di sini berkah masuk di industri baru tidak ada pembanding, tidak ada standar yang harus dicapai. Sesuatu yang bisa membebani bisnis baru untuk tumbuh. Satu-satunya yang diandalkan untuk mengukur adalah data yang valid dan kehati-hatian dalam menentukan keputusan.

Biaya operasional, jenis pemasaran, teknologi yang digunakan, dan hal-hal lain ditentukan berdasarkan pendekatan dan insting sebagai pelaku bisnis. Masuk di industri baru, yang belum terdapat pesaing persoalannya tidak lantas menjadi sederhana. Solusi yang ditawarkan, produk yang dikeluarkan setidaknya mampu mengatasi permasalahan yang ada aau setidaknya bermanfaat bagi target pengguna. Jika hal-hal sederhana tersebut tidak tercapai, kecil kemungkinan untuk bisa berkembang.

Seimbangkan cara pandang baru dengan pengalaman para ahli

Dalam memasuki industri yang baru perkara selanjutnya setelah mengukur segala sesuatunya adalah memulai. Akan menjadi berat ketika menentukan batasan-batasan yang ingin dihindari dan dicapai. Dalam semua aspek, memasuki industri baru perlu kombinasi antara pemikiran yang baru dan pengalaman para ahli, khususnya di bidang-bidang tertentu.

Untuk mengembangkan sebuah layanan baru, kita masih membutuhkan orang yang berpengalaman di bidang pemasaran. Selain kemungkinan cara-cara yang dilakukan tidak jauh beda, meski ada beberapa penyesuaian, pengalaman akan memudahkan. Untuk itu, seimbangkan tim dengan orang-orang yang berpengalaman, orang-orang yang ahli di bidangnya. Ini akan melebarkan lensa, cara pandang terhadap bisnis di industri yang baru. Membuat kita lebih awas dan antisipatif.

Menyesuaikan atau menjadi ‘bebal’

Masuk ke industri yang baru dibantu dengan perspektif orang-orang ahli mungkin akan sedikit mengendurkan semangat yang sudah di awal. Perbedaan cara pandang ini biasa terjadi. Untuk situasi ini kepekaan dan insting seorang pelaku bisnis diperlukan. Kapan menyesuaikan cara-cara lama untuk diterapkan di industri yang baru, atau menjadi ‘bebal’ dengan mencari formula yang benar-benar baru.

LivingSocial Going Outside of Daily Deals, Helping Merchant in Developing Business

LivingSocial is one of big daily deals services in the world. Basing in Washington DC, LivingSocial owns many networks, including Indonesia when acquired Grup Ensogo under DealKeren. Although the main focus of its business is daily deals, doesn’t mean that LivingSocial has a blind eye for other business chance in other line.

When helping a merchant to prepare its daily deals solution, LivingSocial saw that many merchanct which use the difficult point-of-sales system to track buying activity and payment process by the customer. Here, LivingSocial saw a new chance to break the status quo.

As reported by Washington Post, LivingSocial will broaden its business line to help merchants, especially the SMEs in relation to digital marketing, customer loyalty and point-of-sales operation. At the end of last year, LivingSocial formed the Merchant Solution Division which led by former PayPal’s executive, Dickson Chu. According to Chu, they are currently working on some products and will launch it in the next weeks with chosen merchant.

Continue reading LivingSocial Going Outside of Daily Deals, Helping Merchant in Developing Business