Cyberpunk 2077 Punya Game Director Baru, Game Demon Slayer Bakal Tersedia Dalam Bahasa Inggris

Minggu lalu, muncul rumor baru tentang Nintendo Switch Pro. Dikabarkan, konsol itu akan diluncurkan pada September/Oktober 2021 sebagai pengganti dari Switch orisinal. Selain itu, CD Projekt juga menunjuk Game Director baru untuk Cyberpunk 2077. Pada minggu lalu, Sega juga mengonfirmasi bahwa mereka akan meluncurkan versi Inggris dari fighting game, Demon Slayer.

CD Projekt Tunjuk Game Director Baru untuk Cyberpunk

CD Projekt menunjuk Gabriel Amatangelo sebagai Game Director baru dari Cyberpunk 2077. Mereka mengambil keputusan ini setelah mantan Quest Director Mateusz Tomaszkiewicz mengundurkan diri dan keluar dari perusahaan. Amatangelo bergabung dengan CD Projekt pada Januari 2020 sebagai Creative Director untuk Cyberpunk. Sebelum itu, dia pernah menjabat sebagai Design Director untuk Dragon Age: Inquisition DLC dan juga Lead Designer di berbagai ekspansi dari Star Wars: The Old Republic. Sebagai Game Director dari Cyberpunk, dia akan bertanggung jawab untuk mengembangkan ekspansi dari Cyberpunk, menurut laporan GamesIndustry.

Sega Bakal Rilis Versi Inggris dari Game Demon Slayer

Sega Asia mengonfirmasi bahwa fighting game Demon Slayer juga akan diluncurkan dalam bahasa Inggris, dengan judul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Hinokami Chronicles. Mereka mengungkap, game itu dilengkapi dengan dua opsi voice, yaitu dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Soal subtitle, game tersebut menyediakan empat opsi subtitle, yaitu Inggris, Jepang, Mandarin Tradisional, dan Mandarin Sederhana. Dalam fighting game ini, Anda akan menemukan lebih dari 10 karakter dari Kimetsu no Yaiba, termasuk sang tokoh utama, Tanjiro Kamado, serta adiknya, Nezuko Kamado.

Menurut laporan IGN, game Demon Slayer akan dilengkapi dengan dua mode, yaitu Solo Mode dan Versus Mode. Dalam Solo Mode, Anda akan bermain dengan alur cerita yang sama seperti anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Di sini, Anda akan bermain sebagai Tanjiro dan harus menemukan cara untuk menyelamatkan Nezuko, yang telah menjadi seorang demon. Sementara di Versus Mode, Anda akan bisa bermain dengan pemain lain — baik secara offline atau online — untuk mengadu karakter yang Anda mainkan.

Switch Pro Dikabarkan Bakal Diluncurkan Pada September 2021

Muncul rumor baru tentang Nintendo Switch Pro. Dikabarkan, konsol itu akan diluncurkan sebagai pengganti dari Switch orisinal. Menurut laporan Bloomberg, yang mengutip narasumber anonim, proses perakitan dari Switch Pro ini akan dimulai pada Juli 2021. Sementara itu, konsol tersebut dikabarkan akan diluncurkan pada September atau Oktober 2021. Nintendo diperkirakan akan memberikan pengumuman terkait Switch Pro sebelum E3, yang dimulai pada 12 Juni 2021, lapor GamesIndustry. Sayangnya, tidak diketahui fitur baru apa saja yang akan dimiliki oleh Switch Pro ini. Satu hal yang pasti, konsol itu akan memiliki harga yang lebih mahal dari Switch versi orisinal.

Microsoft Bakal Gabung Konferensi Pers Xbox dan Bethesda

Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka akan menggabungkan konferensi pers E3 untuk Xbox dengan Bethesda, yang telah mereka akuisisi pada tahun lalu. Konferensi pers itu akan diadakan pada 13 Juni 2021 dengan durasi selama 90 menit. Xbox Games Marketing GM, Aaron Grenberg mengungkap, showcase itu akan membahas tentang game-game yang akan diluncurkan oleh Bethesda dan Microsoft, serta game yang akan dirilis untuk Xbox dan Xbox Game Pass. Microsoft mengakuisisi perusahaan induk Bethesda, ZeniMax Media pada September 2020. Setelah itu, Bos Xbox, Phil Spencer mengonfirmasi rencana Microsoft untuk membuat game eksklusif untuk PC, Xbox, serta Game Pass.

Microsoft akan menggabung konferensi pers untuk Xbox dan Bethesda.

Noice Dapatkan US$5 Juta untuk Buat Platform Sosial Bagi Gamers

Noice baru saja mendapatkan investasi sebesar US$5 juta. Dana ini akan digunakan untuk membuat platform sosial bagi para gamers. Bermarkas di Helsinki, Finlandia, Noice didirikan oleh Jussi Laakkonen, yang merupakan pendiri dari Applifier, perusahaan mobile game video sharing yang diakuisisi oleh Unity Technologies pada 2014, menurut laporan VentureBeat.

Untuk membuat Noice, Laakkonen bekerja sama dengan Jenni Wilson, yang menjabat sebagai Lead Game Designer dan Co-founder. Sayangnya, mereka tidak memberikan informasi lengkap tentang apa yang akan startup mereka lakukan. Namun, mereka mengimplikasikan bahwa platform yang mereka buat akan menggabungkan user-generated content, sistem deep game, dan desain sosial yang menarik.

Valve Dikabarkan Tengah Mengerjakan Konsol Handheld Baru

Dominasi Nintendo dalam hal konsol genggam (handheld) memang masih belum bisa disaingi oleh siapapun. Smartphone mungkin kini menjadi solusi bermain game portabel bagi mayoritas orang, namun tentunya ia tidak dapat menawarkan pengalaman bermain game sebaik handheld Nintendo seperti Switch, Game Boy, dll.

Namun ketenangan Nintendo di pasar konsol genggam kelihatannya akan segera terusik karena menurut laporan terbaru yang dilansir dari Ars Technica, Valve dilaporkan tengah mengembangkan sebuah konsol portabel ala Switch yang digunakan untuk memainkan game dari Steam.

Dari informasi yang ada, proyek konsol misterius ini memiliki kode nama SteamPal. Nama ini sendiri belum resmi dan kemungkinan akan diganti saat konsolnya benar-benar dirilis nanti. Kode nama SteamPal ini pertama kali ditemukan di dalam launcher terbaru Steam. Yang menarik SteamPal direferensikan untuk dirilis pada akhir tahun 2021 ini.

Steam Remote Play yang memungkinkan memainkan game Steam di smartphone secara streaming (Image credit: Steam)

Mengenai konsol portabelnya tersebut, dilaporkan bahwa SteamPal akan memiliki kontroler dan juga dukungan layar sentuh. Dan mirip seperti Switch konsol ini juga disebut-sebut akan memiliki fungsi dock untuk memainkannya di layar/TV. Perbedaannya adalah SteamPal tidak akan memiliki fitur joystick yang bisa dicabut-pasang namun akan memiliki sambungan kabel USB biasa bila dock-nya tidak ada.

Untuk hardware-nya, SteamPal dikabarkan akan menggunakan APU baik dari AMD maupun Intel dan akan memiliki basis sistem Linux. Meskipun disebutkan juga bahwa sistem konsolnya tetap mampu menjalankan game-game berbasis Windows.

Steam Machine dari Alienware (Image credit: Valve)

Belum ada pernyataan resmi dari Valve mengenai SteamPal ini, tetapi beberapa sumber menyebutkan bahwa Valve memang tengah mengerjakan konsol gaming portabel dan ternyata sudah dikembangkan selama beberapa waktu lalu.

Yang seharusnya masih membuka jendela kemungkinan bagi Valve untuk memperkenalkan SteamPal ini sebelum tahun 2021 berakhir nanti. Bos dari Valve, Gabe Newell memang sempat memberikan sinyal bahwa dirinya tertarik untuk membawa Steam ke konsol dan mungkin SteamPal akan jadi langkah besar bagi Steam untuk memberikan pengalaman bermain baru bagi pemainnya.

Sayangnya, perlu diperhatikan bahwa ini bukanlah kali pertama Valve mencoba terjun ke dunia hardware. Karena sebelumnya mereka telah mencoba merilis Steam Machine yang diposisikan sebagai pesaing konsol, namun ternyata kurang berhasil di pasaran. Apakah akhrinya Valve bisa berhasil dengan SteamPal ini nantinya?

PlayStation 5 Kalahkan Xbox Series X, Switch Dominasi Penjualan 2021

Pertarungan konsol next-gen sudah dimulai sejak keduanya dirilis pada akhir tahun kemarin. Memasuki tahun 2021, ternyata PlayStation 5 jauh mengungguli XboX Series X/S hingga dua kali lipat. Namun penjualan keduanya ternyata masih kalah jauh bila dibandingkan dengan Nintendo Switch.

Laporan tersebut dikeluarkan oleh Ampere Analysis yang menampilkan bahwa, pada kuartal awal 2021 ini, sudah sebanyak 2,83 juta PS5 berhasil terjual. Lebih dari dua kali lipat dari jumlah konsol Series X yang terjual sebanyak 1,31 juta unit di kurun waktu yang sama.

Meskipun secara angka tertinggal jauh dari Sony, namun Microsoft sendiri melaporkan bahwa keuntungan hardware mereka sendiri naik hingga 232% dari tahun kemarin. Apalagi Microsoft juga tidak hanya bergantung pada penjualan konsolnya saja, namun juga pada layanan Xbox Game Pass mereka.

Baik Sony dan Microsoft sendiri masih diterpa dengan permasalahan produksi dan kesulitan untuk memenuhi permintaan di seluruh dunia. Kondisi ini sendiri diprediksi akan terus berlanjut selama 2021 ini. Sehingga para gamer pun kelihatannya masih akan kesulitan untuk menemukan konsol next-gen dengan harga sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Sony maupun Microsoft.

Di sisi lain, kombinasi angka penjualan duna konsol next-gen ini ternyata masih jauh tertinggal oleh konsol hybrid Nintendo Switch. Yang pada kuartal pertama 2021 ini saja berhasil menjual hingga 5,86 juta unit. Angka tersebut sendiri membuat Switch telah total terjual 84 juta unit sejak dirilis pada 2017 lalu. Dan Nintendo sendiri masih memiliki rencana untuk meningkatkan produksi Nintendo Switch hingga 30 juta unit.

Image credit: Nintendo

Nintendo Switch sendiri mendapat peningkatan pamor yang sangat signifikan sejak pandemi terjadi dan banyak orang yang mencari hiburan untuk di rumah. Ditambah dengan meledaknya peluncuran Animal Crossing: New Horizon pada Maret tahun lalu yang membuat harga dari konsol ini sempat melonjak hingga dua kali lipat.

Baik Sony maupun Nintendo juga dikabarkan tengah bersiap-siap untuk merilis pembaruan untuk konsol mereka. Nintendo Switch akan mendapat penyegaran hardware setelah 4 tahun demi performa yang tentunya lebih baik, sedangkan Sony dirumorkan akan menggunakan arsitektur baru AMD 6nm pada PS5 2022 mendatang.

Nintendo Habiskan Rp12,4 Triliun untuk R&D, Square Enix dan Bandai Bakal Meriahkan E3 2021

Nintendo merilis laporan keuangan terbarunya pada minggu lalu. Dari sana, diketahui bahwa mereka telah mengeluarkan US$880 juta (sekitar Rp12,4 triliun) untuk divisi riset dan pengembangan. Selain itu, mereka juga menyebutkan bahwa total angka penjualan Switch mencapai 84,59 juta unit. Sementara itu, penyelenggara E3 mengumumkan nama dari perusahaan-perusahaan game yang telah mengonfirmasi kehadiran mereka, termasuk Square Enix dan Bandai Namco.

Nintendo Alokasikan Rp12,4 Triliun untuk R&D

Dalam laporan keuangan terbaru Nintendo, diketahui bahwa perusahaan Jepang itu mengalokasikan US$880 juta (sekitar Rp12,4 triliun) untuk divisi riset dan pengembangan (R&D) untuk periode satu tahun yang dimulai pada April 2020 sampai 31 Maret 2021. Juru bicara Nintendo mengungkap, alasan mengapa mereka rela mengucurkan banyak uang untuk divisi R&D adalah karena Switch telah memasuki paruh dari lifecycle-nya. Artinya, biaya untuk membuat game dan mengembangkan fitur online serta fitur-fitur lain untuk Switch naik.

Selain itu, dana R&D dari Nintendo juga digunakan untuk mengembangkan “platform berikutnya, yang akan terus mengintegrasikan software dan hardware”. Komentar itu bisa berarti bahwa Nintendo tengah mengembangkan versi baru dari Switch, yang dikabarkan akan dirilis pada tahun ini. Namun, bisa jadi, Nintendo juga sedang mengembangkan konsol yang sama sekali baru  untuk diluncurkan setelah lifecycle Switch habis, seperti yang disebutkan oleh Dot Esports.

Total Penjualan Switch Tembus 84,59 Juta Unit

Dalam laporan keuangan terbarunya, Nintendo juga mengungkap total penjualan Switch dalam periode satu tahun fiskal, yang dimulai pada April 2020 dan berakhir pada 31 Maret 2021. Secara keseluruhan, total penjualan Switch telah menembus 84,59 juta konsol. Sementara total game Switch yang terjual mencapai 587,12 juta unit. Sebagai perbandingan, total penjualan Nintendo 3DS adalah 75,94 juta konsol dengan angka penjualan game mencapai 386,48 juta unit. Nintendo memperkirakan, dalam 1 tahun ke depan, hingga 31 Maret 2022, mereka akan bisa menjual 26,5 juta Switch, menurut laporan VentureBeat.

Square Enix, Sega, dan Bandai Namco Konfirmasi Kehadiran di E3 2021

Penyelenggara E3 baru saja mengumumkan sejumlah perusahaan game yang akan ikut serta dalam E3 2021, yaitu Square Enix, Sega, Bandai Namco, Xseed Games, dan Gearbox Entertainment. Sebelum ini, ada beberapa perusahaan game yang juga telah mengonfirmasi kehadiran mereka di E3, seperti Nintendo, Xbox, Capcom, Ubisoft, Take-Two Interactive, Warner Bros. Games, dan Koch Media.

Bandai Namco dan Square Enix telah mengonfirmasi kehadiran mereka di E3 2021.

Salah satu perusahaan yang tidak akan hadir di E3 walau mereka sempat mengonfirmasi kehadiran mereka adalah Konami, lapor Polygon. Mereka menyebutkan, alasan mereka untuk tidak hadir di E3 adalah karena waktu yang kurang tepat. Namun, mereka meyakinkan para fans bahwa mereka kini tengah mengembangkan sejumlah proyek penting. E3 2021 akan digelar pada 12-15 Juni 2021 mendatang.

Tiongkok Perketat Regulasi Terkait Durasi Bermain Game

Tiongkok mengesahkan regulasi baru bernama Online Game Anti-Addiction Real-name Authentication System pada Februari 2021. Melalui regulasi itu, pemerintah mencoba untuk membatasi lama waktu bermain dan jumlah uang yang bisa dihabiskan oleh anak-anak dan remaja di game. Misalnya, semua anak di bawah 18 tahun tidak boleh bermain game pada pukul 10 malam sampai 8 pagi. Tak hanya itu, mereka juga hanya bisa bermain selama 90 menit pada hari sekolah. Sekarang, pemerintah memperketat regulasi itu.

Dalam regulasi versi terbaru, semua perusahaan game harus memvalidasi identitas pemain melalui jaringan yang disediakan pemerintah. Sebelum ini, mereka bisa melakukan validasi dengan bantuan pihak ketiga. Tak hanya itu, sekarang, durasi bermain semua pemain harus dicatat, tidak peduli umur dari para gamers, lapor Pocket Gamer.

Metacore Dapat Rp2,5 Triliun dari Supercell untuk Kembangkan Game Kasual

Studio mobile game Metacore telah mendapatkan dana US$179,9 juta (sekitar Rp2,5 triliun) dari Supercell. Dana ini akan mereka gunakan untuk terus mengembangkan game kasual mereka, Merge Mansion. Sejak meluncurkan Merge Mansion pada akhir 2020, pemasukan tahunan Metacore telah mencapai US$54 juta (sekitar Rp764,6 miliar). Dengan begitu, Metacore berpotensi untuk menjadi salah satu studio game dengan pertumbuhan paling cepat di Eropa.

Merge Mansion buatan Metacore.

Merge Mansion adalah game puzzle dengan jumlah pemain harian mencapai lebih dari 800 ribu orang. Kucuran dana segar ini akan membantu Metacore untuk memperkuat operasi global mereka dan memungkinkan mereka untuk menambah tim utama mereka, lapor VentureBeat.

Nintendo akan Produksi 30 Juta Unit Switch untuk Penuhi Permintaan

Menjadi konsol yang paling ideal untuk menghadapi masa-masa di rumah saja selama pandemi ini memang membuat permintaan terhadap Nintendo Switch tetap tinggi. Kehadiran konsol next-gen Playstation 5 dan Xbox Series X pun tidak membuat posisi Nintendo menjadi terancam.

Menghadirkan game-game yang ringan dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, plus kemampuannya untuk berubah dari konsol rumahan menjadi konsol genggam masih menjadi nilai jual tinggi dari Switch. Bahkan, konsol ini beserta game-nya sempat mengalami lonjakan harga karena keterbatasan stok di awal-awal pandemi.

Sumber gambar: Depositphotos.com

Karena masih tingginya permintaan, menurut laporan terbaru dari Nikkei Asia, Nintendo siap untuk produksi Switch-nya hingga 30 juta unit untuk memenuhi permintaan dari seluruh dunia.

Nintendo dikabarkan sudah mendekati beberapa suplier part untuk dapat mempercepat proses produksinya. Dan, apabila Nintendo nantinya berhasil memenuhi atau bahkan melebihi target penjualan 30 juta unit, mereka akan memecahkan rekor penjualan total dari konsol mereka sebelumnya – Nintendo Wii.

Nikkei Asia sendiri juga menyinggung bahwa Nintendo tengah mempersiapkan model baru Switch yang mampu mendukung kualitas grafis yang lebih baik. Meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut tentang model yang digadang-gadang akan bernama Nintendo Switch Pro ini.

2 tahun ke belakang memang merupakan tahun terbaik bagi Nintendo, karena mereka berhasil memecahkan rekor keuntungan tertinggi pada tahun 2020 lalu. Selain dari penjualan konsol, keuntungan Nintendo berasal dari layanan berlangganan berbayar Nintendo Switch Online yang mencapai dua kali lipat pada tahun lalu.

Kehadiran konsol next-gen serta naiknya popularitas mobile game dan juga cloud gaming memang memberikan tantangan bagi konsol Switch. Namun Nintendo masih berhasil membuatnya tetap kompetitif dan bahkan meningkat di tahun ke-5 dari Switch ini.

Analisa Tren Industri Game PC dan Konsol Sepanjang 2020 di Australia, AS, Jepang, Inggris, dan Eropa

Tahun 2020 adalah tahun yang unik bagi industri game, khususnya industri game PC dan konsol. Di tengah krisis ekonomi global, industri game justru tumbuh. Tak hanya itu, pandemi juga mengubah kebiasaan para gamer dalam membeli game. Selama ini, para gamer memang sudah mulai terbiasa membeli game di toko digital, seperti Steam, PlayStation Store, Nintnedo Eshop, dan lain sebagainya. Tren membeli game digital semakin populer karena ketetapan lockdown yang diputuskan oleh berbagai pemerintah di dunia.

GamesIndustry membuat laporan tentang tren di industri game PC dan konsol di Australia, Eropa, Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris selama 2020. Berikut ulasannya.

 

Australia

Pada 2020, total penjualan game di Australia naik 35% menjadi 15,8 juta unit. Data itu dikumupulkan oleh Games Sales Data (GSD), yang melacak penjualan digital dan fisik dari game-game yang dirilis sepanjang 2020. Sayangnya, ada beberapa publisher yang enggan untuk memberikan data penjualan mereka pada GSD, seperti Nintendo dan Bethesda.

Jika dibandingkan dengan pasar game di Eropa atau Amerika Serikat, pasar game di Australia unik karena di sana, game fisik masih lebih digemari. Pada tahun lalu, angka penjualan game fisik mencapai 8,5 juta unit, naik 15% jika dibandingkan dengan pada 2019. Meskipun begitu, pertumbuhan penjualan game digital tetap lebih pesat, mencapai 68%. Sepanjang 2020, sebanyak 7,3 juta unit game digital terjual melalui PSN, Xbox Live, Steam, dan Nintendo Eshop.

Di Australia, game favorit para gamers adalah Animal Crossing: New Horizons. Hal ini menarik karena Nintendo tidak menjual New Horizons secara digital di sana. Jadi, semua penjualan New Horizons di Australia dilakukan secara offline. Sementara itu, game terpopuler kedua adalah Grand Theft Auto V. Angka penjualan game dari itu naik 23% jika dibandingkan dengan tahun 2019. Peringkat lima diduduki oleh Mario Kart 8: Deluxe. Total penjualan game itu selama 2020 naik 88% dari tahun 2019. GTA V diluncurkan pada 2013, sementara Mario Kart 8: Deluxe dirilis pada 2014. Meningkatnya penjualan dari dua game ini menunjukkan, para gamers di Australia kembali tertarik untuk membeli game-game lama selama pandemi COVID-19.

Daftar 10 game terpopuler di Australia.
Daftar 10 game terpopuler di Australia.

Meningkatnya penjualan game di Australia tak lepas dari meningkatnya penjualan konsol. Pada 2020, sebanyak 1,2 juta konsol terjual. Jika dibandingkan dengan 2019, penjualan konsol pada 2020 naik 49%. Salah satu hal yang mendorong penjualan konsol adalah popularitas Nintendo Switch, yang menjadi konsol paling populer di Australia pada 2020. Total penjualan Switch pada 2020 naik 88% dari 2019. Sementara PlayStation 4 harus puas dengan posisi konsol terpopuler kedua. PlayStation 5 ada di posisi ketiga, diikuti oleh Xbox One pada peringkat empat.

 

Eropa

Untuk menganalisa tren penjualan game dan konsol di Eropa, GamesIndustry juga menggunakan data dari GSD. Kawasan Eropa mencakup Belgia, Belanda, Luxemburg, Prancis, Jerman, Swiss, Austria, Spanyol, Portugis, Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia, Islandia, dan Polandia. Berdasarkan data dari GSD, pada 2020, ada 123,7 juta unit game yang terjual di Eropa. Jika dibandingkan dengan penjualan game pada 2019, angka penjualan game pada 2020 naik 19%. Dari total penjualan game tersebut, sebanyak 58,7 juta unit terjual secara online.

Untuk menganalisa penjualan game digital di Eropa, GamesIndustry tidak menyertakan negara-negara yang tidak menghitung penjualan game secara fisik dan digital. Selain itu, mereka juga tidak menghitung penjualan dari game-game buatan Nintendo, Bethesda, dan CD Projekt. Pasalnya, ketiga perusahaan itu tidak memberikan data penjualan game digital mereka. Dengan memperhitungkan dua faktor ini, total game digital yang terjual di Eropa pada 2020 mencapai 59% dari penjualan game secara keseluruhan. Sebagai perbandingan, pada 2019, angka penjualan game digital kurang dari 48%. Namun, populernya game digital pada 2020 bukan berarti orang-orang berhenti membeli game secara offline. Buktinya, sekitar 65 juta unit game terjual secara offline di Eropa pada 2020.

Tren industri gaming PC dan konsol di Eropa.
Tren industri gaming PC dan konsol di Eropa.

PlayStation 4 jadi platform paling populer untuk pembelian game digital. Sekitar 52% dari total penjualan game digital dilakukan di PS4. Pembelian game digital juga populer di PC, yang menyumbangkan 27% dari total penjualan game digital pada 2020. Sementara itu, PS4 juga mendominasi penjualan game secara offline. Sekitar 43% dari total penjualan game secara offline merupakan game untuk PS4. Selain game PS4, game untuk Nintendo Switch juga sering dibeli secara offline. Dari keseluruhan penjualan game secara offline di Eropa, sekitar 41% merupakan game untuk Switch.

Di Eropa, game paling populer adalah FIFA 21. Mengingat masyarakat Eropa memang merupakan penggemar sepak bola, hal ini tidak aneh. Sementara game terpopuler kedua adalah Grand Theft Auto V. Game buatan Rockstar itu bukan satu-satunya game yang tidak dirilis pada 2020 yang berhasil dalam daftar 10 game terpopuler di Eropa. Beberapa game lama lain yang juga populer di kalangan gamer Eropa sepanjang tahun lalu antara lain FIFA 2020, Red Dead Redemption 2, Mario Kart 8 Deluxe, dan Call of Duty: Modern Warfare.

 

Jepang

Di Jepang, total penjualan konsol sepanjang 2020 mencapai 6,85 juta unit, menurut data dari Famitsu. Nintendo Switch memberikan kontribusi 87% — sekitar 6 juta unit — dari total penjualan tersebut. Versi standar dari Switch terjual sebanyak 3,9 juta unit, sementara versi Lite lebih dari 2 juta unit. Setelah Switch, PlayStation 4 menjadi konsol kedua dengan penjualan terbanyak. Hanya saja, total penjualan dari konsol Sony itu jauh lebih sedikit dari Switch. Total penjualan PS4 hanya mencapai 543 ribu unit. Sementara penjualan konsol PlayStation 5 hanya mencapai 255 ribu unit.

Pada 2020, pemasukan industri game di Jepang tumbuh 12,5% dari 2019, menjadi US$3,5 miliar. Segmen yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah penjualan hardware konsol, yang tumbuh sebesar 16,4%, menjadi US$1,8 miliar. Selain itu, segmen penjualan game offline juga naik 9% dari 2019, menjadi US$1,75 miliar. Famitsu menyebutkan, tahun 2020 merupakan kali pertama penjualan konsol dan game offline naik secara bersamaan sejak 2017.

Daftar 10 game PC dan konsol terpopuler di Jepang.
Daftar 10 game PC dan konsol terpopuler di Jepang.

Di Jepang, Animal Crossing: New Horizons menjadi game dengan penjualan fisik terbanyak. Diluncurkan pada Maret 2020, game itu terjual sebanyak 6,4 juta unit. Posisi kedua diisi oleh Ring Fit Adventure, yang terjual sebanyak 1,6 juta unit. Sebenarnya, game itu diluncurkan pada 2019. Dan pada tahun peluncurannya, game tersebut hanya terjual sebanyak 500 ribu unit. Game terpopuler ketiga di Jepang adalah Momotaro Dentetsu: Showa Heisei Reiwa mo Teiban! dengan total penjualan 1,23 juta unit.

 

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, total belanja para gamers mencapai US$56,9 miliar pada 2020, naik 27% dari 2019. Software memberikan kontribusi sebesar 86% dari total belanja tersebut. Sementara itu, total penjualan konsol naik 35%, dari US$3,9 miliar pada 2019, menjadi US$5,3 miliar pada 2020. Sama seperti di Jepang, Nintendo Switch menjadi konsol paling populer. Dari segi nilai penjualan, PlayStation 5 ada di posisi kedua. Namun, dari segi total unit yang terjual, PlayStation 4 yang lebih unggul.

Menariknya, penjualan hardware dan aksesori gaming PC di AS pada 2020 juga naik. Total belanja untuk hardware dan aksesori gaming PC mencapai US$4,5 miliar, naik 62% jika dibandingkan dengan pada 2019. Tak hanya itu, total penjualan game digital PC juga naik 19%, menjadi US$7,5 miliar. Stephen Baker, Technology Industry Advisor, NPD, mengungkap bahwa tahun 2020 adalah tahun yang bersejarah bagi industri gaming PC. Pasalnya, baik penjualan hardware PC maupun aksesori gaming PC mengalami kenaikan. Total pertumbuhan penjualan hardware PC mencapai 57%, sementara pertumbuhan penjualan aksesori mencapai 81%.

Tahun 2020 menjadi tahun penting bagi industri gaming PC di AS.
Tahun 2020 menjadi tahun penting bagi industri gaming PC di AS.

Pada 2021, Baker memperkirakan, penjualan hardware dan aksesori gaming PC akan naik 3%. “Lockdown selama pandemi COVID-19 punya peran penting dalam mendorong pertumbuhan industri gaming PC. Alasannya, banyak orang yang berusaha untuk mencari hiburan selama mereka tidak boleh keluar dari rumah,” kata Baker.

 

Inggris

Mengikuti tren global, industri game di Inggris juga berkembang pada 2020. Sepanjang 2020, ada 42,7 juta unit game yang terjual, naik 34% dari 2019. Sebagian besar — sekitar 24,5 juta unit — terjual secara digital. Hal itu berarti, penjualan game digital di Inggris naik 74% pada 2020 dari 2019. FIFA 21 menjadi game yang paling laku. Game sepak bola itu terjual sebanyak 2,2 juta unit pada 2020. Sementara posisi kedua diduduki oleh Call of Duty: Black Ops Cold War, yang terjual sebanyak 1,42 juta unit.

Pada 2020, perilaku gamers di Inggris juga mulai berubah. Sekarang, mereka lebih sering membeli game via toko digital. Faktanya, sekitar 67% dari keseluruhan game yang terjual pada 2020 dibeli melalui PSN, Xbox Live, Nintendo Eshop, dan Steam. Sebagai perbandingan, pada 2019, hanya 52% game yang dibeli secara digital. Sebelum pandemi, perubahan perilaku gamers di Inggris ini memang sudah terlihat. Namun, pandemi COVID-19 membuat semakin banyak gamers membeli game via toko digital. Walau penjualan game digital terus naik, masih banyak orang yang membeli game secara offline. Buktinya, sebanyak 18,2 juta unit game terjual secara offline pada 2020, naik 2% dari 2019.

Tak hanya penjualan game, penjualan konsol di Inggris juga naik. Sepanjang 2020, total penjualan konsol di Inggris mencapai 3,16 juta unit, naik 29,4% dari tahun 2019. Nintendo Switch menjadi konsol paling populer di Inggris selama 11 bulan. Angka penjualan Switch naik 52,2% jika dibandingkan dengan penjualan pada 2019. Sementara penjualan konsol lain justru turun. Misalnya, penjualan PlayStation 4 turun 35,3% dan Xbox One turun 42,3%. Setelah Nintendo Switch, konsol paling populer kedua di Inggris adalah PlayStation 5. Padahal, konsol itu baru dirilis pada pertengahan November 2020 dan Sony kesulitan untuk memenuhi tingginya permintaan dari konsol tersebut.

Rumor Seputar Nintendo Switch Pro dan Signifikansinya

Microsoft dan Sony meluncurkan konsol baru mereka pada November 2020. Menurut rumor yang beredar, Nintendo juga akan meluncurkan Switch baru pada tahun ini. Pada awalnya, sempat beredar kabar bahwa versi terbaru dari Switch ini akan diluncurkan di awal 2021. Meskipun begiu, hingga sekarang, Nintendo belum memberikan konfirmasi apapun.

Menurut laporan Economic Daily News, Nintendo masih berencana untuk merilis versi terbaru Switch pada 2021. Perusahaan Jepang itu dikabarkan telah mengunjungi perusahaan-perusahaan di Taiwan demi mendapatkan layar yang sesuai untuk konsol Switch baru mereka. Berikut kumpulan rumor terkait Switch terbaru dan juga penjelasan tentang bagaimana keberadaan Switch baru akan memengaruhi developer dan gamers.

 

Dugaan Spesifikasi dan Harga dari Switch Baru

Ada banyak rumor yang beredar tentang Switch yang baru. Menurut laporan Bloomberg, Nintendo akan menggunakan layar OLED 720p sebesar 7 inci untuk Switch terbaru. Baik Switch dan Switch Lite juga memiliki layar dengan resolusi 720p. Hanya saja, keduanya masih menggunakan layar LCD. Selain itu, ukuran layar Switch dan Switch Lite juga lebih kecil, hanya 6,2 inci untuk Switch dan 5,5 inci untuk Switch Lite. Dikabarkan, Nintendo akan menggunakan layar OLED buatan Samsung pada Switch terbaru mereka. Kabar tentang penggunaan layar OLED pada Switch Pro atau Switch 2 memang sudah muncul sejak tahun lalu. Hanya saja, saat itu, Nintendo tidak disebutkan akan menunjuk Samsung sebagai manufaktur layar untuk konsol mereka, lapor CNET.

Selain penggunaan layar OLED, Switch terbaru ini dikabarkan akan menggunakan chip NVIDIA yang lebih baru dan sudah mendukung teknologi Deep Learning Super Sampling (DLSS). Pada dasarnya, DLSS merupakan teknologi yang memanfaatkan artificial intelligence untuk menampilkan grafik yang lebih tajam dengan lebih efisien. Hal itu berarti, Switch baru akan dapat menampilkan game pada resolusi 4K ketika terhubung ke TV, berdasarkan laporan Bloomberg.

DLSS menggunakan teknologi AI untuk tampilkan resolusi 4K.
DLSS bisa bantu Switch baru untuk untuk tampilkan resolusi 4K.

“Keputusan Nintendo ini akan mendorong semakin banyak orang di luar para developer untuk mendukung Switch, yang akan meningkatkan penjualan hardware dan software,” kata analis Morningstar Research, Kazunori Ito pada Bloomberg. “Nintendo tampaknya belajar dari kesalahan mereka di masa lalu, ketika Wii kehilangan momentum karena konsol itu tidak mendukung grafik dengan resolusi tinggi.”

Dengan spesifikasi yang lebih tinggi, jangan heran jika Switch yang baru punya harga yang lebih mahal dari Switch yang ada sekarang. Menurut Matthew Kanterman dari Bloomberg Intelligence, harga Switch yang baru bisa naik hingga US$100 (Rp1,4 juta). Saat ini, Switch dihargai US$299 atau sekitar Rp4,5 juta di Indonesia. Jadi, Switch yang baru kemungkinan akan dijual dengan harga sekitar Rp5,9 juta.

 

Kenapa Nintendo Tertarik untuk Rilis Switch Baru?

Nintendo meluncurkan Switch pada Maret 2017. Pada Agustus 2019, mereka merilis Switch dengan baterai yang lebih baik. Satu bulan kemudian, mereka meluncurkan Switch Lite. Di Switch, Nintendo menggunakan system-on-chip (SOC) NVIDIA Tegra X1, yang dirilis pada 2014. Keputusan Nintendo untuk menggunakan SOC yang sudah berumur tiga tahun saat peluncuran Switch sebenarnya tidak aneh. Sejak lama, menggunakan komponen terbaru dengan performa terbaik memang bukan prioritas Nintendo. Meskipun begitu, jika mereka meluncurkan Switch baru pada tahun ini, kemungkinan besar, mereka akan menggunakan SOC baru yang lebih powerful.

Memang, menggunakan komponen lama bisa menghemat biaya produksi. Meskipun begitu, Nintendo tidak bisa terus-terusan menggantungkan diri pada Tegra X1. Ke depan, mereka harus mengganti prosesor yang mereka gunakan. Membuat pabrik untuk memproduksi chip baru memang akan membutuhkan biaya besar. Meskipun begitu, Nintendo bisa menekan biaya ini dengan bekerja sama dengan Samsung atau Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), yang sudah bisa membuat SOC dengan proses fabrikasi 8nm dan 7nm. Jadi, jika Nintendo bisa menemukan rekan untuk memproduksi komponen yang lebih baru sekarang, hal ini akan membantu mereka untuk menekan biaya produksi konsol di masa depan.

Nintendo Switch baru
Switch masih menggunakan NVIDIA Tegra X1. | Sumber: Tweak Town

Lalu, apa dampaknya bagi konsumen?

Jika Nintendo meluncurkan Switch baru dengan spesifikasi yang lebih baik — layar OLED yang lebih besar dan SOC yang lebih baru — maka keuntungan yang pasti akan didapatkan oleh konsumen adalah performa yang lebih baik. Pada Switch, Nintendo tidak hanya menggunakan SOC yang sudah cukup lama, tapi mereka juga menurunkan performa dari chip itu untuk mencegah panas berlebih dan membuat baterai bisa bertahan lebih lama. Jika Nintendo memang memasang chip dari NVIDIA yang lebih baru pada Switch, maka performa konsol itu akan jauh lebih baik dari Switch yang ada sekarang.

Menurut perkiraan VentureBeat, tanpa DLSS, performa Switch baru mungkin menyamai performa PlayStation 4 Slim atau Xbox One S. Namun, dengan DLSS, Switch terbaru akan bisa punya performa yang sama seperti PlayStation 4 Pro. Hal ini tidak hanya akan menguntungkan konsumen, tapi juga para developer. Dengan konsol yang lebih mumpuni, developer akan bisa merilis game mereka ke Switch tanpa harus menurunkan kualitas grafik dari game mereka.

Tak hanya itu, jika Switch bisa memberikan performa yang lebih baik, tidak tertutup kemungkinan, developer akan memboyong lebih banyak game dari PC dan PlayStation ke Switch. Hal ini akan membantu developer-developer besar untuk menjangkau para pengguna Switch. Keuntungan terakhir bagi developer adalah jumlah pengguna Switch yang akan bertambah. Jika performa Switch yang baru jauh lebih baik dari konsol yang ada sekarang, kemungkinan, para gamer hardcore akan membeli konsol baru tersebut dan menjual Switch lama mereka. Konsol Switch second-hand itu mungkin akan dibeli oleh gamer kasual yang belum pernah menggunakan Switch sama sekali.

Niantic Bakal Buat Lebih Banyak Lagi Game AR dari Franchise Nintendo, Diawali dengan Pikmin

Developer Pokemon Go, Niantic, sedang sibuk menyiapkan proyek augmented reality (AR) baru yang terdengar sangat menarik. Lewat sebuah blog post, Niantic mengumumkan bahwa mereka tengah mengembangkan game AR baru untuk platform mobile, kali ini yang berasal dari franchise Pikmin.

Detail mengenainya memang belum banyak, akan tetapi Niantic bilang bahwa gameplay-nya dirancang agar bisa mendorong pemain untuk berjalan kaki, sekaligus membuat kegiatan berjalan kaki itu sendiri jadi lebih menyenangkan. Kalau Anda pernah memainkan Pokemon Go, Anda semestinya sudah sangat familier dengan formula ini.

Franchise Pikmin sendiri diciptakan oleh Shigeru Miyamoto pada tahun 2001, sekitar satu bulan setelah console Nintendo GameCube dirilis. Dari sisi naratif, Pikmin berfokus pada suatu planet mirip bumi bernama PNF-404 yang dihuni oleh Pikmin, makhluk unik yang tampak seperti gabungan dari hewan sekaligus tumbuhan.

Sepanjang permainan, pemain akan mengeksplorasi planet asing tersebut selagi berjumpa dengan banyak spesies Pikmin. Lucunya, Pikmin yang nyaris punah ini sama sekali tidak bisa bertahan hidup tanpa ada satu sosok yang memimpin. Itulah mengapa mengawinkan lore Pikmin dengan gameplay ala Pokemon Go jadi terdengar sangat masuk akal.

Kalau kata Shigeru sendiri dalam sebuah siaran pers, “Teknologi AR Niantic memungkinkan kita untuk menjelajahi dunia seakan-akan Pikmin hidup dan bersembunyi di sekitar kita.” Sekali lagi, premisnya terdengar sangat mirip seperti Pokemon Go, tapi kita juga harus ingat bahwa Pikmin bukanlah makhluk yang diciptakan untuk bertarung seperti Pokemon.

Belum diketahui kapan pastinya game ini akan dirilis, tapi Nintendo dan Niantic menargetkan jadwal perilisan global di tahun ini juga. Game ini bakal jadi game pertama yang dikembangkan oleh Niantic Tokyo Studio, cabang Niantic yang didirikan di tahun 2018. Pikmin juga baru satu dari beberapa franchise Nintendo yang akan dibuatkan game AR-nya oleh Niantic, sebab kedua perusahaan memang telah menandatangani kontrak kerja sama baru.

Sumber: Games Industry dan Niantic.

Industri Console Gaming Meraup Rp716 Triliun dari Pengeluaran Pemain di 2020

Pasar console gaming yang meliputi hardware, konten game, dan layanannya berhasil meraup U$53 miliar dari pemain — naik 19% dibanding tahun 2019.

Angka tersebut merupakan data dari Ampere Analysis yang baru saja merilis laporan mereka tentang pasar console gaming, dilaporkan dari GameIndustry.biz. Menurut data Ampere tadi, tahun 2020 mencatatkan rekor spending di industri console dengan pertumbuhan di 3 aspek yang disebutkan di atas.

Meski ada kenaikan dari Nintendo Switch, sebagian besar spending datang dari PlayStation. Laporan tersebut menyatakan bahwa Sony masih menguasai market share sebesar 46% di 2020 — turun dari 49% di 2019. Jika Anda tertarik mencari tahu tentang sejarah Nintendo yang sudah berusia 100 tahun lebih ataupun bagaimana Sony terjun ke industri console gaming, Anda bisa membacanya di tautan masing-masing.

Sedangkan console dari Microsoft juga mengalami penurunan market share meski hanya 1%, jadi 23%. Nintendo berhasil menempati peringkat kedua dengan 31% berkat 26 juta unit Switch yang didistribusikan. Sekitar US$7 miliar dihabiskan untuk membeli hardware Nintendo tahun lalu.

Credits: Gamasutra
Credits: Gamasutra

Sedangkan dari sisi software, 50% pengeluaran konsumen terjadi di console PlayStation. Namun uniknya, dalam hal penjualan game fisik, Nintendo yang memimpin pasar. Untuk konten digital keseluruhan, 2020 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan karena meliputi 67% spending — naik dari 59% di 2019.

 

EVOS Esports Gandeng Hepmil Creators’ Network, Nintendo Dikabarkan Bakal RIlis Switch Baru

Dalam sepekan terakhir, ada sejumlah berita menarik di dunia gaming dan esports. Menurut laporan Bloomberg, Nintendo akan merilis versi terbaru dari Switch. Konsol itu akan punya layar OLED 7 inci dan akan dapat menampilkan grafik hingga 4K saat terpasang di dock. Sementara itu, EVOS baru saja mengumumkan kerja samannya dengan Hepmil Creators’ Network (HCN).

Respawn Tambahkan Mode Solo di Apex Legends

Respawn akan meluncurkan Apex Legends untuk Nintendo Switch pada 9 Maret 2021. Bersamaan dengan itu, mereka juga akan merilis collection event berjudul Chaos Theory. Salah satu fitur baru yang tersedia di game battle royale itu adalah No-Fill toggle. Jika Anda mengaktifkan toggle ini, Anda akan bertanding sendiri. Hanya saja, Anda harus siap menghadapi tim yang berisi dua atau tiga orang.

“Kami tetap percaya, teamplay merupakan bagian paling penting dari Apex Legends,” kata Respawn, seperti dikutip dari VentureBeat. “Namun, kami meluncurkan fitur No-Fill matchmaking untuk memberikan opsi lain pada para pemain solo. Fitur ini akan memberikan kebebasan pada Anda dalam memainkan Apex Legends.”

Nintendo Bakal Rilis Switch 4K OLED?

Nintendo dikabarkan akan merilis Switch baru yang sudah mendapatkan upgrade. Bloomberg mengobrol dengan orang-orang yang tahu tentang rencana Nintendo dan membahas tentang spesifikasi dari konsol Switch baru ini. Disebutkan, Switch terbaru akan punya layar OLED selebar tujuh inci. Sebagai perbandingan, Switch versi standar punya layar 6,2 inci sementara Switch Lite 5,5 inci. Penggunaan layar OLED diharapkan akan membuat baterai Switch terbaru menjadi lebih awet dan memberikan kontras yang lebih baik. Selain itu, Switch terbaru ini juga sudah dapat menampilkan grafik 4K UHD ketika ia terpasang di dock, lapor GamesIndustry.

EVOS Esports Kerja Sama dengan Hepmil Creators’ Network

Minggu lalu, EVOS Esports mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama eksklusif dengan Hepmil Creators’ Network (HCN). Kerja sama ini berlaku untuk pasar Indonesia. HCN adalah perusahaan yang menghubungkan para kreator konten di Asia Tenggara dengan para advertisers. Sebagai bagian dari kerja sama ini, EVOS dan HCN akan menawarkan iklan premium di channel YouTube yang mereka naungi pada para advertisers di Indonesia.

Selain itu, kerja sama ini juga membuka kesempatan pada talenta esports dan gaming untuk menjadi bagian dari program Reserved Media, menurut laporan Esports Insider. Ketika advertiser membeli iklan via Google Ads, besar uang yang harus mereka bayarkan tergantung pada impressions iklan. Sementara model reserved media memungkinkan pengiklan untuk membayar dengan harga tetap.

ESL Gaming Australia Gandeng EPOS Jadi Rekan Audio Resmi

ESL Gaming Asutralia baru saja menandatangani kontrak kerja sama selama dua tahun dengan perusahaan audio, EPOS. Melalui kerja sama ini, EPOS akan menjadi rekan audio resmi dari ESL ANZ Champs, khususnya kompetisi Counter-Strike: Global Offensive dan StarCraft II. Sepanjang siaran kompetisi itu, beberapa produk EPOS akan digunakan oleh para talent. Selain itu, ESL juga akan membuat dua segmen baru, menurut laporan Esports Insider.

ESL Gaming Australia bekerja sama dengan EPOS. | Sumber: Esports Insider
ESL Gaming Australia bekerja sama dengan EPOS. | Sumber: Esports Insider

LEGO Technic Sponsori Tim Sim Racer

Coanda Simsport mengumumkan kerja sama mereka dengan LEGO Technic pada Januari 2021. Dengan ini, salah satu sim racer dari Coanda Simsport akan bertanding di Porsche TAG Heuer Esports Supercup (PESC) di bawah nama LEGO Technic. Sim racer yang terpilih untuk mewakili LEGO Technic adalah Mack Bakkum, sim racer asal Belanda, lapor Overtake. Keputusan LEGO Technic untuk mensponsori Coanda Simsport menandai kali pertama mereka memasuki dunia esports.