Komerce Terima Pendanaan Awal dari Achmad Zaky dan 500 Global

Startup penyedia solusi e-commerce enabler Komerce mengumumkan telah menerima pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan dari Achmad Zaky dan 500 Global. Komerce akan gunakan dana tersebut untuk pengembangan produk dan akuisisi pengguna baru.

Sebelum masuk sebagai angel investor di Komerce, Zaky juga berinvestasi melalui Achmad Zaky Foundation (AZF) bersama Indigo Telkom Acceleraton Program pada 2021. Catatan lainnya, Zaky merupakan salah satu Limited Partner (LP) di 500 Global. Hubungan antara Zaky dengan 500 Global sudah terjalin lama sejak VC tahap awal tersebut menyuntikkan dana untuk Bukalapak saat baru dirintis.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Komerce Nofi Bayu Darmawan menuturkan, pendanaan ini akan membantu mereka mengembangkan produk dan ekspansi ke pasar baru. “Kami percaya bahwa e-commerce memiliki potensi yang besar untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang,” kata dia, Senin (26/2).

Zaky menyampaikan optimismenya yang tinggi terhadap potensi Komerce dalam membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang. “Komerce memiliki tim yang kuat dan berpengalaman di bidang e-commerce,” ucapnya.

Managing Partner 500 Global Khailee Ng menambahkan, “Kami sangat terkesan dengan tim Komerce dan visi mereka untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang.” Disebutkan saat ini 500 Global telah berinvestasi di lebih dari 3 ribu startup yang tersebar di lebih dari 70 negara.

Perkembangan Komerce

Komerce didirikan pada 2020 oleh Nofi Bayu Darmawan bersama Syaefullah Syeif (COO) dan Satriyo Budi Utomo (CTO) yang bergabung setahun setelahnya. Startup ini menyediakan solusi lengkap bagi operasional UMKM secara end-to-end, mulai dari remote team untuk pengembangan e-commerce, aggregator pengiriman, e-fulfillment, omnichannel SaaS, CRM dan solusi lainnya. Bila dirinci sebagai berikut:

  1. Komtim: layanan ini memungkinkan UMKM tanpa repot untuk hiring & onboarding menemukan talenta remote workers dengan gaji yang kompetitif untuk membantu operasional e-commerce mereka, di antaranya live streamer, customer support, marketplace admin, performance marketer, & social media management.
  2. Komclass: melakukan upskilling dan training terhadap UMKM agar lebih bertumbuh.
  3. Komship: mendorong efisiensi biaya dan manajemen operasional yang kompleks dalam hal manajemen pengiriman.
  4. Kompack: untuk solusi pergudangan, manajemen, pengemasan barang.
  5. Komplace: untuk omnichannel dan mengelola berbagai situs marketplace dalam satu dasbor. Layanan ini hadir berkat hasil akuisisi terhadap Boostr pada Agustus 2023.
  6. Komchat: untuk sarana promosi yang memungkinkan penjual untuk kirim banyak pesan ke banyak nomor WhatsApp dengan sekali klik.

Nofi menuturkan, nilai proposisi unik yang ditawarkan Komerce ialah memungkinkan pengusaha UMKM lebih mudah dan simpel dalam mengelola aktivitas operasional e-commerce dari ujung ke ujung dengan data pelanggan yang terintegrasi. Perusahaan juga tidak memaksakan mereka untuk menggunakan semua layanan yang ada sebab setiap layanan yang diberikan bersifat standalone.

“Namun jika UMKM menggunakan layanan lebih dari satu, maka data operasionalnya saling terintegrasi dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Inilah perbedaan utama dibandingkan dengan kompetitor yang lainnya,” tuturnya.

Komerce menargetkan usaha skala kecil dan menengah yang ingin memaksimalkan kanal penjualan online atau sudah memanfaatkannya, namun kurang maksimal dari berbagai operasionalnya sebagai pengguna utama.

Tercatat terdapat 3 juta jumlah penjual online di Indonesia atau setara dengan 38% dari total pelaku usaha yang bertransaksi di sepanjang tahun 2022, mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pemetaan pelaku penjual online masih didominasi oleh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan bagi UMKM yang berada di kota lapis 3 dan 4 untuk ikut serta memanfaatkan trend dan potensi jualan online.

Diklaim, Komerce telah menggaet 25 ribu UMKM telah terdaftar dan bertransaksi pada ekosistem mereka, memiliki lebih dari 10 gudang, 450 e-commerce talent, serta lebih dari 2 juta transaksi ditangani sepanjang tahun lalu. Total karyawan tetapnya mencapai lebih dari 100 orang yang berkantor pusat di Purbalingga, Jawa Tengah.

Startup ini juga mengaku sudah mencatatkan profitabilitas pada awal 2023 dan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 300% (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.

Application Information Will Show Up Here

Komerce Akuisisi Boostr, Perkaya Solusi E-commerce Enabler

Startup penyedia solusi e-commerce enabler Komerce mengumumkan telah merampungkan akuisisi terhadap startup omnichannel platform Boostr. Akuisisi ini menandai keseriusan Komerce dalam membantu lebih banyak UMKM di bidang e-commerce dengan solusi yang komprehensif.

“Kami sangat bersemangat terkait akuisisi ini dan potensi besarnya yang ada untuk Komerce dan pengguna kami. Fitur Boostr.id akan mendukung komitmen kami ke level yang lebih tinggi. Harapannya bisa menjajaki kesempatan-kesempatan baru untuk memberdayakan usaha di bidang e-commerce,” Co-Founder & CEO Komerce Nofi Bayu Darmawan.

Menurutnya, dengan Boostr, UMKM akan mendapatkan akses ke fitur-fitur unggulan untuk dapat mengelola tokonya secara efektif di berbagai marketplace. Beberapa di antaranya update stok secara real-time, pengelolaan chat dari berbagai platform secara terpusat, promosi produk otomatis, scrap produk dan toko, dan lain sebagainya.

“Komerce mengajak pengguna untuk mengambil kesempatan ini dan merasakan manfaat menggunakan Boostr.id agar UMKM dapat berkembang lebih baik lagi.”

Bayu juga memastikan bahwa akuisisi tidak akan berdampak buruk pada pengguna Komerce. “Sebaliknya, akuisisi ini akan memberikan layanan dan dukungan yang Komerce berikan. Komerce terus berkomitmen untuk memberikan layanan dan produk berkualitas kepada para penggunanya.”

Rencana perusahaan

Nantinya Komerce akan melakukan rebrand Boostr menjadi Komplace, melengkapi solusi-solusi yang sudah diluncurkan, yakni Komtim: penyedia tim remote untuk operasional UMKM e-commerce; Komship: agregator logistik; Kompack: last-mile delivery fulfillment.

Selain itu, perusahaan berencana untuk masuk ke fitur pembayaran dengan menyediakan virtual debit card khusus, platform CRM (consumer relationship management, dan form builder (checkout page). Seluruh fitur tersebut diharapkan dapat mempermudah pekerjaan para pengusaha online. Rencananya ketiga fitur ini akan dirilis jelang akhir tahun ini.

Sejak dirilis 2019, Komerce mengklaim telah mencapai EBITDA positif dengan pertumbuhan annual recurring revenue (ARR) sebesar empat kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Bayu juga menuturkan saat ini perusahaan sedang menggalang pendanaan tahap pra-seri A dengan salah satu investor yang berbasis di Silicon Valley. Sebelumnya, perusahaan berhasil menarik mantan pendiri Bukalapak, Achmad Zaky berinvestasi melalui Achmad Zaky Foundation (ZAF) bersama Indigo Telkom Acceleraton Program dalam putaran tahap awal.

Application Information Will Show Up Here

Semangat Komerce Jadi Penghubung Digitalisasi UMKM dan Industri E-Commerce

Dari 514 kota di Indonesia, 15 area kota masuk kategori metropolitan yang menyumbang 50%-70% dari ekonomi digital Indonesia. Besarnya pengaruh kota metropolitan ini menimbulkan pertanyaan tentang peran dan potensi kota-kota yang tersisa di kancah ekonomi digital.

Banyak pihak berpandangan gelombang pertumbuhan digital berikutnya akan didorong oleh area non-metropolitan—terutama 177 kota tier-2 dan tier-3-nya. Dengan pendekatan dan kolaborasi yang tepat, ekonomi digital di kota-kota tingkat 2 dan tingkat 3 dapat meningkat tiga kali lipat pada 2025 dan menyumbang 30%-50% dari keseluruhan ekonomi digital, naik dari 20%-40% pada 2020. Namun, membuka potensi ekonomi digital di kota-kota tier 2 dan tier 3 Indonesia tidak akan mudah. Kota-kota ini berperilaku berbeda dan menghadapi serangkaian tantangan berbeda dalam mengadopsi perilaku digital.

Kesempatan tersebut tak disia-siakan Nofi Bayu Darmawan saat kembali ke tanah kelahirannya, Purbalingga. Awalnya Komerce berbentuk gerakan sosial yang memberikan pelatihan untuk anak-anak  Purbalingga mengenai industri e-commerce, bidang yang Bayu kuasai.

“Agar dampaknya tersistem dan luas, saya ubah yang awalnya social movement menjadi sebuah perusahaan. Dulu namanya Kampung Marketer. Dinamakan itu karena mimpi saya waktu itu ingin membuat internet marketers di daerah agar mereka dapat penghasilan dengan marketing barang-barang,” ujar Bayu kepada DailySocial.id.

Dengan visi ingin membentuk pola pikir seperti startup digital, Kampung Marketer rebranding menjadi Komerce pada awal 2021 kemarin. Momentum tersebut dimanfaatkan Bayu merekrut profesional sebagai mitra. Pilihannya tertuju pada Syaefullah Syeif. Sebelumnya, Syaefullah pernah bekerja di Grab sebagai Customer Experience Team Lead, sehingga dirasa tepat secara bersama memimpin Komerce yang fokus pada penyediaan talenta outsource untuk membantu bisnis UMKM go online.

Bisnis tersebut sejalan dengan ambisi Komerce untuk menjadi end-to-end e-commerce enabler untuk UMKM. Realisasinya adalah melalui kontribusi talenta digital yang sudah dijalankan sejak 2017 untuk membantu usaha kecil, memungkinkan direkrut secara remote (remote hiring) atau on site (UMKM membawa talenta ke kantor mereka) di industri e-commerce.

Solusi ini dinamai Komhire (talent-as-a-service), dengan peranan di tiga area: training, job matchmaking, dan monitoring performance.

Talenta-talenta ini memiliki spesifikasi keahlian sebagai customer service, advertiser, admin marketplace, dan admin media sosial. UMKM tinggal mencocokkan kebutuhan mereka tanpa biaya berlangganan dan ketentuan maksimal penggunaan jasa.

UMKM cukup membayarkan biaya bulanan untuk Komerce berupa biaya administrasi, sementara untuk talenta yang direkrut berupa gaji pokok bulanan dan bonus yang telah direkap dan dibayarkan langsung ke rekening talenta.

“Kami harus menjaga performa talent tetap bagus karena ekspektasi UMKM tentu ingin bisnisnya maju. Dalam arti lain produk ini adalah ‘menjual performance manusia’. Baik remote atau pun on site, kami menyediakan pelatihan rutin untuk me-maintain knowledge dan skill mereka agar tetap ready to hire.”

Saat ini, ada lebih dari ratusan pebisnis yang menjadi mitra Komerce dan memberdayakan lebih dari 1300 talenta muda yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Komerce. Mereka tidak hanya datang dari Purbalingga dan wilayah Jawa Tengah saja, tetapi juga dari Yogyakarta dan daerah lainnya. Diklaim Komerce telah menyalurkan pendapatan lebih dari Rp1 miliar setiap bulannya.

Rintis Komship

Tak berhenti di situ, Komerce mulai merintis produk lainnya, Komship, yang bergerak sebagai agregator layanan logistik untuk membantu bisnis mengelola proses pesanan dan pengiriman barang ke seluruh Indonesia. Bayu bercerita, Komship ini hadir dengan latar belakang isu yang muncul setelah transaksi harian yang berhasil dibukukan talenta di Komhire menembus angka ribuan hingga puluhan ribu transaksi.

“Dari situ muncul masalah baru. Ternyata pencatatan order dan pengiriman masih kurang seamless. Akhirnya dengan konsep ‘low hanging fruit’, kami eksekusi di segmen shipping dan management orders dengan connect ke ekspedisi besar dan mengintegrasikan teknologinya, sehingga UMKM dapat mengirim paket dengan terjangkau dan dapat dijemput di mana saja.”

Solusi tersebut sekaligus menjawab kebutuhan konsumer atas skema pembayaran COD (Cash on delivery) yang begitu tinggi. Pebisnis sampai sekarang masih menghadirkan solusi tersebut agar tetap mendapat pembeli. Melalui Komship, pebisnis bisa memilih opsi COD Payment dan reguler (non-COD) melalui situs, setelah memasukkan inpur order transaksi.

“Jika enabling COD, deal-deal-an dengan ekspedisi langsung biasanya pencairan dana dua sampai tiga kali seminggu, tapi kami punya value dana COD bisa cari setiap hari sehingga cash flow pebisnis tidak terganggu.”

Sebagai tahap awal, Komship telah diujicobakan ke pelaku UMKM yang berada di wilayah Barlingmascakeb (Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap dan Kebumen) untuk pengiriman ke seluruh Indonesia. Komship telah menandatangani kerja sama dengan lebih dari 5 ekspedisi besar melalui integrasi teknologi (open API) dan menawarkan efisiensi ongkos pengiriman dimulai dari penghematan 25% ongkos kirim.

Komship hadir sebagai solusi berdiri sendiri di Komerce. UMKM yang bukan pengguna Komhire tetap bisa menggunakan jasa Komship, begitupun sebaliknya. Namun, jika konsumen mengakses semua produk Komerce, dashbornya akan saling terintegrasi dan ini menjadi benefit maksimal bagi UMKM.

Pengembangan berikutnya

“Rencana berikutnya kami akan meluncurkan Kompack, agregator fulfillment yang akan dirintis Mei mendatang. Kami ingin menjembatani orang-orang di kota besar yang punya ruangan luas dan terutilisasi dengan UMKM di daerah yang ingin drop barang ke sana sebagai last mile delivery. Kami eksekusi satu per satu hingga gol kami nanti dari hulu ke hilir dapat support UMKM buat digitalisasinya.”

Konsep Komerce berhasil menarik perhatian Co-founder Bukalapak Achmad Zaky untuk berinvestasi melalui Achmad Zaky Foundation (ZAF) bersama Indigo Telkom Acceleration Program. Tidak disebutkan nominal dalam putaran tahap awal ini.

Bayu menyebutkan dana tersebut digunakan perusahaan untuk merekrut talenta teknologi. “Karena startup daerah seperti kami memiliki tantangan tersendiri mendatangkan top tech talent. Tech talent ini sebagai implementasi atas fokus Komerce untuk mendigitalisasi UMKM agar di[daya guna menggunakan platform] e-commerce lebih maksimal,” tutupnya.