Intudo Ventures Siapkan 706 Miliar Rupiah untuk Diinvestasikan ke Startup Tahap Awal di Indonesia

Intudo Ventures kemarin (14/2) secara resmi mengumumkan penutupan pengumpulan dana senilai $50 juta (706 miliar Rupiah) yang akan difokuskan untuk investasi pada startup tahap awal di Indonesia. Pemodal ventura yang dipimpin oleh Managing Partner Eddy Chan dan Patrick Yip memulai debutnya di Indonesia sejak pertengahan tahun 2017. Kala itu mereka mengumpulkan $10 juta, lalu ditingkatkan menjadi $20 juta pada awal 2018.

Dalam pernyataannya, pihak Intudo Ventures menyampaikan bahwa dana tersebut dikumpulkan dari Limited Partners (LP) di tiga negara, meliputi Amerika Serikat, Indonesia dan Taiwan. Beberapa nama yang berpartisipasi seperti Founders Fund, Wasson Enterprise, Walgreens, WiL, CTBC Group dan lebih dari dua puluh keluarga konglomerat Indonesia yang tidak disebutkan detailnya.

Mereka juga cukup yakin dengan pertumbuhan pangsa pasar terhadap produk yang dihadirkan startup. Ada dua alasan utama, pertama terjadi peningkatan konsumsi yang cukup cepat; dan yang kedua adanya peningkatan kelas menengah yang signifikan di Indonesia.

Mereka mensyaratkan, startup yang akan mendapatkan pendanaan harus: berbasis di Indonesia, beroperasi secara independen, berada di tahap awal, dan memiliki portofolio yang terkonsentrasi. Beberapa nama startup yang sudah mendapatkan investasi dari Intudo Ventures meliputi: BeliMobilGue, CoHive, Xendit, Ride Jakarta, Nalagenetics, Dana Cita, Oriente, EMQ dan ARTOTEL.

Strategi di Indonesia

Intudo Ventures
Founding Partner Intudo Ventures Eddy Chan dan Patrick Yip / Intudo Ventures

Dalam operasionalnya, Intudo Ventures menghubungkan startup dengan akses pendanaan dari pemodal internasional. Mereka juga bekerja sama dengan pemodal lokal dan mitra distribusi untuk menciptakan peluang pertumbuhan bagi startup yang masuk dalam portofolionya. Mereka menyebutnya sebagai “beach-head strategy”.

Intudo Ventures merupakan perusahaan modal ventura independen. Setiap LP dibatasi memberikan dana maksimal 10% dari total di setiap putaran. Dengan pendekatan “return-driven manner”, mereka optimis dapat merangkul banyak mitra untuk turut serta.

Targetnya akan ada 12-16 perusahaan yang diinvestasi dengan putaran dana kali ini. Kisaran dana yang akan diberikan untuk masing-masing startup antara $500 ribu – $5 juta. Namun tidak menutup kemungkinan Intudo juga akan berinvestasi pada seri A dan seri B. Diharapkan startup portofolionya juga memiliki gairah untuk menumbuhkan pasar di area regional.

Dari wawancara sebelumnya dengan DailySocial, Eddy Chan menyebutkan bahwa mereka fokus startup tahap awal di bidang konsumer, finansial, kesehatan, pendidikan, dan media. Dipilihnya beberapa sektor tersebut bukan tanpa alasan. Pihaknya mengemukakan bahwa bidang tersebut diyakini akan berkembang pesat seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia.

Pendekatan Intudo Ventures Memasuki Ekosistem Startup Indonesia

Intudo Ventures mengumpulkan dana $10 juta (lebih dari 130 miliar Rupiah) untuk berinvestasi di startup Indonesia. Dipimpin Managing Partner Eddy Chan (berbasis di Silicon Valley) dan Patrick Yip (berbasis di Indonesia), fokusnya melahirkan bisnis yang berpengaruh di Asia Tenggara dari startup tahap awal di bidang konsumer, finansial, kesehatan, pendidikan, dan media.

Dipilihnya beberapa sektor tersebut bukan tanpa alasan. Pihak Intudo Ventures mengemukakan bahwa bidang tersebut diyakini akan berkembang pesat seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia. Selain itu ada banyak alasan spesifik untuk masing-masing sektor, sebut saja fintech. Indonesia masih menjadi negara dengan ekonomi berbasis uang dengan penetrasi kredit sangat rendah, sehingga peluang fintech akan sangat signifikan.

Kepada DailySocial, Eddy Chan menerangkan bahwa tahun ini berkonsentrasi pada 12 – 16 startup tahap awal yang akan menjadi portofolionya di Indonesia. Hal ini termasuk membangun kemitraan untuk membawa perusahaan yang telah bermitra dengannya di luar negeri untuk memasuki pasar Indonesia.

Terkait pendanaan, Eddy Chan mengatakan, “Kami umumnya berfokus pada pendanaan awal hingga Seri A dengan target kepemilikan 15% -25% di perusahaan, karena ukuran tiket awal investasi menjadi portofolio perusahaan dari dana ini umumnya $200 ribu-$1,25 juta dan jumlah keseluruhan yang akan kami investasikan dari dana ini selama umur startup antara $1 juta-$2.5 juta.”

Patrick Yip turut menyampaikan bahwa pengalamannya selama dua belas tahun terakhir memberikan kesan bahwa banyak potensi yang dapat dioptimalkan dari para founder di Indonesia untuk menjadi pemimpin industri. Sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk mendorong nilai investasi yang signifikan dengan ekonomi yang terus berkembang.

Terbuka juga peluang untuk menjalin hubungan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, China, Hong Kong, Taiwan, Singapura dan pasar luar negeri lainnya. Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya gabungan yang dimiliki, Patrick percaya bahwa Intudo akan dapat membantu perusahaan tahap awal berkembang di Indonesia dan sekitarnya.

Apa yang ingin dibawa Intudo Ventures juga termasuk pada proses mematangkan soft skill kepemimpinan pendiri startup di Indonesia. Pihaknya meyakini bahwa inti dari startup dan pendirinya ialah konsisten pada: integrity (integritas), sincerity (tulus) dan serendipity (jodoh). Sebuah startup dan pendirinya tidak boleh berkompromi dengan tiga hal tersebut, karena akan menjadi tonggak utama untuk menghadapi badai pasang surutnya bisnis ketika bermanuver atau bahkan bersaing di pangsa pasar.

“Kami berterima kasih kepada mitra karena telah memberi kesempatan untuk meluncurkan Intudo Ventures. Dengan populasi Indonesia yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, kami menyadari kesempatan matang untuk mendukung perusahaan tahap awal yang dipimpin oleh para pendiri terbaik di kelasnya,” ujar Eddy Chan.

Ia melanjutkan, “Sebagai perusahaan modal ventura independen yang hadir di Silicon Valley, Indonesia, China, Hong Kong dan Taiwan, kami diposisikan secara unik untuk membawa perusahaan sekaligus membawa pengembalian ‘S.E.A. Turtle’ dari pasar luar negeri ke Indonesia dan berinvestasi pada perusahaan asli yang menggarap pasar Indonesia.”