Ukur Laju Jantung di Area Pelipis, Moov HR Diklaim Lebih Akurat dari Smartwatch

Di tengah-tengah populernya fitness tracker dan smartwatch, banyak yang mempertanyakan akurasinya dalam memonitor laju jantung. Salah satu alasannya adalah posisi perangkat yang kemungkinan bisa naik-turun di pergelangan tangan ketika pengguna sedang berlatih secara intensif, atau strap-nya sekadar kurang kencang. Alhasil, terdapat jarak kecil antara kulit dan sensor yang berdampak pada penurunan akurasi.

Alasan kedua, seperti yang diungkapkan oleh salah satu produsen fitness tracker, Moov, adalah saraf yang bertumpuk-tumpuk di area pergelangan tangan. Kondisi ini mengakibatkan sinyal yang diterima sensor jadi terlalu ‘berisik’ dan kurang jernih, dan lagi-lagi efeknya adalah penurunan akurasi.

Jadi solusinya bagaimana? Apakah perangkat harus dikenakan di area lain selain pergelangan tangan? Lalu bagaimana jadinya kalau ternyata tidak nyaman? Semua faktor ini telah dipertimbangkan oleh Moov, dan mereka pun sudah siap untuk mewujudkan buah pemikirannya lewat Moov HR.

Moov HR sejatinya merupakan sebuah sensor laju jantung seperti pada umumnya, akan tetapi ia didesain untuk diselipkan ke dalam headband atau topi renang, menempel langsung pada kulit di area pelipis. Menurut Moov, kulit di area pelipis jauh lebih tipis daripada di pergelangan tangan, sehingga sinyal yang diterima lebih bersih dan hasil pengukuran jadih lebih akurat.

Ringkas dan tahan air, Moov HR dirancang untuk diselipkan ke dalam headband atau topi renang saat berolahraga / Moov
Ringkas dan tahan air, Moov HR dirancang untuk diselipkan ke dalam headband atau topi renang saat berolahraga / Moov

Moov tidak lupa menjelaskan mengapa mereka memilih area pelipis ketimbang yang lain, seperti misalnya ujung jari atau telinga. Menurut mereka, akurasi harus diimbangi dengan kenyamanan, dan memakai headband atau topi renang dinilai lebih nyaman dalam menemani pengguna berolahraga.

Kembali ke topik utamanya, bagaimana akurasi Moov HR itu sendiri? Berdasarkan hasil pengujian mereka, akurasinya sebanding dengan electrocardiogram (EKG), yang tidak lain merupakan perangkat yang digunakan di mayoritas rumah sakit. Selagi digunakan, Moov HR bisa di-sync dengan smartphone untuk menampilkan data laju jantung secara real-time, baik dalam satuan beats-per-minute (BPM) ataupun gelombang.

Secara fisik, tentu saja Moov HR tahan air mengingat ia dirancang untuk disandingkan bersama topi renang. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama sekitar 6 jam dalam satu kali charge.

Pre-order Moov HR saat ini sudah berlangsung dengan harga $60. Perangkat tersedia dalam dua varian: headband atau topi renang, tergantung preferensi pengguna. Nantinya, harga retail-nya diperkirakan akan berkisar $99.

Sumber: The Verge dan Moov.

Misfit Phase Adalah Smartwatch Berwujud Seanggun Jam Tangan Tradisional

Kini merupakan bagian dari Fossil Group, produsen activity tracker ternama Misfit akhirnya mengungkap smartwatch perdananya. Bernama Phase, Misfit mengategorikannya sebagai sebuah “hybrid smartwatch”, yang sejatinya merupakan jam tangan analog dengan sejumlah fitur pintar – tren yang dipopulerkan oleh Withings.

Desain adalah aspek yang bakal paling menarik perhatian konsumen terhadap Misfit Phase. Case-nya terbuat dari perpaduan material aluminium dan stainless steel. Tampangnya yang minimalis didukung oleh aksen metalik yang tersebar di wajahnya, sedangkan strap selebar 20 milimeternya bervariasi antara bahan kulit maupun silikon.

Terdapat sepasang tombol pada sisi kanan Phase; satu berfungsi untuk menyetel alarm atau melangsungkan kalibrasi, sedangkan satunya bisa dipakai untuk mengontrol aplikasi musik di ponsel, menggantikan peran tombol shutter di aplikasi kamera, atau bahkan menavigasikan slide presentasi.

Misfit Phase juga bisa digunakan untuk mengontrol aplikasi musik atau aplikasi kamera milik smartphone / Misfit
Misfit Phase juga bisa digunakan untuk mengontrol aplikasi musik atau aplikasi kamera milik smartphone / Misfit

Berbekal accelerometer 3-axis, Phase akan melakukan tracking langkah kaki, kalori, jarak tempuh dan kualitas serta lama tidur secara otomatis. Fitur notifikasi juga tersedia, dengan memanfaatkan kombinasi jarum jam, getaran dan indikator warna yang terletak di angka 6.

Desain tanpa layar sentuh ini memang membuatnya jadi sedikit lebih dungu dibandingkan smartwatch ‘murni’ macam Apple Watch, tapi di saat yang sama ada beberapa efek positif. Utamanya menyangkut daya tahan baterai; Phase diklaim bisa terus beroperasi sampai 6 bulan nonstop. Sebagai bonus, ia juga tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Misfit Phase saat ini sudah tersedia seharga $175 untuk strap silikon, dan $195 untuk strap kulit. Total ada enam pilihan kombinasi warna yang bisa memenuhi selera baik konsumen laki-laki maupun perempuan.

Sumber: Ars Technica dan Business Wire.

Perangkat Wearable Ini Peringatkan Pengguna Sesaat Sebelum Cedera Menimpa Lengannya

Cedera fisik adalah momok atlet cabang olahraga apapun. Tragedi ini tentu saja dapat dicegah, tapi Anda tetap tidak bisa mengetahui kapan cedera bakal menimpa sebelum akhirnya Anda ditandu keluar dari lapangan.

Namun sepasang mahasiswa asal Rice University percaya mereka punya solusinya. Di bawah startup bernama Ziel Solutions, mereka mengembangkan sebuah prototipe perangkat wearable yang dapat memberi tahu penggunanya beberapa saat sebelum cedera fisik terjadi.

Bernama M2 Sleeve, perangkat ini berwujud seperti lengan baju biasa. Berbekal accelerometer, gyroscope dan sensor otot, perangkat ini dapat memonitor gerakan dan memberi peringatan sebelum pengguna mencederai lengannya sendiri.

Pengembangnya merancang M2 Sleeve untuk pitcher baseball, akan tetapi pada dasarnya gerakan repetitif yang dilakukan atlet lain pun juga bisa dimonitor. Bahkan pekerja pabrik pun bisa memanfaatkan M2 Sleeve guna mencegah terjadinya cedera pada lengannya selagi bekerja.

Seperti halnya fitness tracker, M2 Sleeve akan mengumpulkan beragam data. Kendati demikian, Ziel lebih memilih untuk mengolah data-data tersebut terlebih dulu dengan teknologi deep learning dan menyajikan hasilnya berupa saran praktis kepada pengguna.

Konsep seperti ini diyakini dapat memudahkan baik pelatih maupun sang atlet itu sendiri. Dalam konteks baseball tadi, pelatih bisa mengawasi gerakan pitcherpitcher andalannya, memastikan agar mereka tidak mencederai dirinya sendiri.

Ziel berharap bisa merealisasikan prototipenya dan memasarkan produk finalnya di musim liburan tahun 2018, diawali dengan tim baseball tingkat SMA. Harganya diperkirakan berkisar $250, plus biaya berlangganan $10 per bulan guna menebus insight praktis yang disuguhkan.

Sumber: Engadget.

HP dan Movado Perkenalkan Smartwatch dari 5 Brand Kenamaan: Hugo Boss, Tommy Hilfiger, Coach, Ferrari dan Juicy Couture

Hampir setahun sejak Movado mengumumkan buah kolaborasinya dengan HP; kini di bawah naungan Movado Group, perusahaan asal Swiss tersebut sudah siap melanjutkan kerja samanya dengan HP di ranah smartwatch lewat beberapa brand kenamaan sekaligus. Sebut saja Hugo Boss, Tommy Hilfiger, Coach, Ferrari dan Juicy Couture.

Kelima smartwatch ini memanfaatkan platform buatan HP yang kompatibel dengan perangkat iOS maupun Android. Interface-nya hanya mengandalkan sebuah layar OLED kecil di tengah-tengah wajah analognya, terkecuali model milik Juicy Couture yang hanya mengandalkan indikator LED.

Tidak kalah stylish dibanding arloji tradisional, kelima smartwatch ini menawarkan beragam fitur, baik itu notifikasi smartphone via layar dan getaran serta activity tracking. Yang menarik, kelimanya bisa terus berfungsi sebagai jam tangan biasa ketika baterai rechargeable-nya kehabisan daya. Jadi selain ditenagai baterai lithium dengan daya tahan sekitar 5 hari, mereka juga mengemas baterai kancing standar.

Semua bodi smartwatch ini terbuat dari material stainless steel, serta tahan air hingga kedalaman 50 meter. Strap-nya bervariasi antara yang berbahan kulit dan stainless steel, sedangkan diameternya berkisar 46 mm. Kendati demikian, diduga bakal ada variasi ukuran untuk memenuhi selera konsumen laki-laki dan perempuan.

Kelima smartwatch akan dipasarkan mulai 27 Oktober mendatang. Harganya masing-masing adalah sebagai berikut:

  • Boss Classic Smartwatch $295 dan $325
  • Tommy Hilfiger TH 24/7 $195 dan $225
  • Coach Bleecker Smart $295
  • Scuderia XX Ultraveloce $295
  • Couture Connect $295

Tentu saja Anda tidak boleh membandingkan smartwatchsmartwatch ini dengan Apple Watch Series 2 maupun Samsung Gear S3 perihal fitur. Target pasarnya saja sudah sangat berbeda, di sini Movado Group dan HP lebih mengincar konsumen yang lebih nyaman mengenakan jam tangan tradisional, tapi di saat yang sama ingin menikmati fungsi pintar ala smartwatch.

Sumber: 1, 2, 3.

Polar Rilis M200, Arloji GPS Sekaligus Activity Tracker Berbekal Heart-Rate Monitor dengan Harga Cukup Terjangkau

Dewasa ini kita tidak kekurangan pilihan fitness tracker, tapi akan lebih menarik seandainya perangkat tersebut mengusung nama Polar. Wajar saja, mengingat perusahaan asal Finlandia tersebut bisa disebut sebagai inventor perangkat heart-rate monitor yang bersifat portable.

Usai memperkenalkan smartwatch Android Wear perdananya bulan Agustus lalu, Polar kini membidik pasar yang lebih luas dengan jam tangan GPS sekaligus activity tracker berlabel M200. Desainnya yang simpel dengan berbagai pilihan warna merupakan formula yang tepat untuk menembus pasar mainstream.

Polar M200 sejatinya dirancang untuk memenuhi kebutuhan para pelari di level apapun, mau yang amatiran sampai profesional sekalipun. Selain jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar serta kualitas tidur, M200 dibekali sensor optik untuk memonitor laju jantung yang merupakan spesialisasi Polar.

Pilihan warna untuk Polar M200 / Polar
Pilihan warna untuk Polar M200 / Polar

Fitur Smart Coaching turut tersedia, salah satunya dalam wujud Running Program, dimana pengguna akan dihadapkan dengan agenda berlatih adaptif yang disesuaikan dengan kemampuannya masing-masing. Selagi berlatih, aplikasi pendampingnya akan memberikan sederet panduan supaya pengguna bisa berfokus pada aspek penting yang perlu dibenahi.

M200 juga menawarkan fitur notifikasi berupa getaran untuk panggilan telepon, pesan teks, event kalender maupun media sosial. Baterainya diklaim sanggup bertahan selama enam hari nonstop, atau 6 jam jika fitur GPS-nya Anda aktifkan terus.

Bagian terbaiknya, Polar M200 dijajakan cukup terjangkau di angka $149, dengan strap opsional yang bisa dibeli secara terpisah. Polar akan memasarkannya secara global mulai awal tahun depan.

Sumber: Polar.

Microsoft Resmi Hentikan Penjualan Perangkat Microsoft Band

Menyambung laporan di pertengahan bulan September kemarin, Microsoft kini secara resmi mengonfirmasi bahwa lini perangkat fitness tracker-nya telah dihentikan. Yup, pada dasarnya kita bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Microsoft Band 2.

Berdasarkan pengamatan narasumber ZDNet, per tanggal 3 Oktober kemarin nama Microsoft Band sudah tidak muncul lagi di toko online resmi Microsoft. Microsoft juga tidak lagi menawarkan Band software development kit (SDK) kepada developer.

Lalu apakah ini berarti Microsoft sudah benar-benar menyerah di ranah fitness tracker? Sepertinya demikian, namun perwakilan Microsoft mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak punya rencana untuk merilis perangkat Band baru tahun ini.

“Tahun ini” katanya, jadi mungkin masih ada harapan untuk tahun depan – meski para skeptis mungkin akan bersikukuh berpendapat sebaliknya. Terlepas dari itu, yang pasti Microsoft masih akan terus mengembangkan layanan Microsoft Health yang tersedia untuk para pengembang hardware.

Jadi kemungkinan rencana ke depan Microsoft adalah menjadi penyedia layanan kesehatan yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai pengembang hardware dan tidak terbatas oleh platform. Intinya, Microsoft akan kembali ke akarnya yaitu software. Setidaknya mereka sudah mencoba peruntungannya di bidang hardware, dan ternyata mereka tetap belum bisa menyaingi pabrikan-pabrikan lainnya.

Sumber: ZDNet.

Berdesain Elegan, Blink Watch Padukan Fitur-Fitur Terbaik dari Sejumlah Smartwatch Populer

Saat Anda menjalankan sebuah perusahaan tak dikenal namun ingin bersaing di ranah smartwatch, apa yang Anda lakukan? Menjiplak salah satu smartwatch yang populer, mulai dari desain sampai fiturnya? Hmm, kemungkinan besar Anda bisa dituntut secara hukum.

Alternatifnya, Anda bisa belajar dari sekian banyak smartwatch yang ada di pasaran, lalu memadukan fitur-fitur terbaik yang ditawarkan masing-masing ke dalam rancangan Anda. Terdengar sulit? Well, setidaknya itulah yang sedang dilakukan startup asal India bernama Witworks.

Buah pemikiran mereka adalah Blink Watch, sebuah smartwatch berpenampilan elegan yang diperkaya sederet fitur, dan sebagian besar fiturnya mungkin Anda kenal dari sejumlah smartwatch yang menjadi best seller sekarang ini.

Ambil contoh bezel berputar, seperti yang kita tahu dari Samsung Gear S2 dan Gear S3. Blink juga memanfaatkannya sebagai kendali interface di samping layar sentuh. Kemiripannya dengan smartwatch besutan Samsung tersebut belum berhenti; Blink turut menjalankan sistem operasi rancangan pengembangnya sendiri, yaitu Marvin OS yang berbasiskan Android.

Kombinasi bodi stainless steel dan strap kulit adalah simbol elegansi paling efektif / Witworks
Kombinasi bodi stainless steel dan strap kulit adalah simbol elegansi paling efektif / Witworks

Bicara soal layar, panel AMOLED 1,39 inci beresolusi 400 x 400 pixel menjadi pilihan Witworks. Panel layar ini dilindungi oleh kaca Gorilla Glass 3, dan di sekelilingnya merupakan bodi berdiameter 43 mm yang terbuat dari stainless steel, kokoh sekaligus terlihat dan terasa premium.

Pada kenyataannya, Witworks berkonsultasi dengan sejumlah produsen jam tangan asal India untuk menciptakan desain yang manis di mata. Dilihat dari kejauhan, tidak salah apabila Anda mengiranya sebagai Moto 360.

Dapur pacunya dibekali prosesor 1,2 GHz dan RAM 1 GB. Berbekal konektivitas Bluetooth 4.0 LE dan baterai 300 mAh, Blink diklaim bisa beroperasi hingga dua hari nonstop sebelum perlu diisi ulang kembali. Storage internal sebesar 8 GB turut disediakan seandainya pengguna hendak mendengarkan lagu langsung menggunakan smartwatch.

Blink kompatibel dengan perangkat Android maupun iOS. Ia dilengkapi sebuah aplikasi bernama Timeline yang akan menyinkronisasikan kalender, to-do list, reminder sekaligus alarm dalam satu tampilan. Terdengar tidak asing? Yup, karena Witworks sepertinya terinspirasi oleh fitur Timeline milik Pebble.

Melihat penampilan Blink Watch, Anda mungkin bisa tidak percaya kalau perangkat ini buatan startup asal India / Witworks
Melihat penampilan Blink Watch, Anda mungkin bisa tidak percaya kalau perangkat ini buatan startup asal India / Witworks

Samsung Gear S3 sudah, Moto 360 sudah, Pebble sudah, Blink tentunya tidak lupa dengan pemain besar lain, yakni Apple Watch. Di sini, fitur yang diadopsi adalah fungsi otentikasi, dimana pengguna bisa menggunakan Blink untuk membuka perangkat lain, bahkan di saat tidak ada koneksi internet sama sekali.

Selebihnya, Blink juga merupakan fitness tracker yang andal. Witworks mengklaim akurasinya sangat tinggi berkat penggunaan motion sensor 9-axis. Mungkin yang menjadi minus terbesar dari Blink adalah absennya sensor laju jantung alias heart rate monitor.

Terlepas dari itu, pre-order Blink Watch saat ini telah dibuka dengan banderol harga 12.999 rupee, atau sekitar 2,5 juta rupiah. Pilihan warnanya ada dua – hitam atau silver – sedangkan strap-nya bisa dipilih antara varian kulit atau stainless steel.

Sumber: Mashable.

Garmin Ungkap Vivofit Jr., Activity Tracker Khusus Anak-Anak

Activity tracker untuk anak-anak adalah salah satu tren baru yang muncul di ranah wearable belakangan ini, dan Garmin sepertinya tidak ingin ketinggalan kesempatan. Berangkat dari kesuksesan seri Vivofit, Garmin memperkenalkan Vivofit Jr.

Didesain untuk anak-anak berusia 4 – 9 tahun, Vivofit Jr. mempunyai desain yang unik dimana strap-nya tidak dilengkapi mekanisme pengencang. Sebagai gantinya, material yang digunakan bisa melar, dan ini diyakini dapat terasa lebih nyaman di pergelangan tangan.

Berbagai variasi motif yang warna-warni menjadi daya tarik tersendiri perangkat ini di mata anak-anak. Durabilitas juga menjadi aspek penting buat Vivofit Jr., mengingat aktivitas anak-anak umumnya bisa lebih ‘brutal’ dari orang dewasa. Melengkapi semua itu, Vivofit Jr. tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Selain memonitor jumlah langkah kaki dan waktu aktif anak-anak, Vivofit Jr. juga akan memonitor pola tidur mereka. Perangkat dilengkapi sebuah layar beresolusi tinggi dan sangat terang, bahkan di bawah terik matahari sekalipun, yang akan menampilkan waktu dan tanggal sekaligus mengingatkan anak-anak untuk terus aktif lewat sebuah move bar.

Vivofit Jr. ditemani oleh sebuah aplikasi pendamping untuk anak-anak maupun orang tua. Bagi para orang tua, mereka dapat memantau aktivitas harian maupun pola tidur anak-anaknya melalui aplikasi ini. Sedangkan untuk anak-anak, aplikasi ini mengemas semacam mini game dimana achievement tertentu akan dibuka setelah mereka menyelesaikan target hariannya selama 60 menit.

Motivasi sejatinya merupakan elemen penting bagi keseharian anak, dan fitur ini diharapkan bisa membuat mereka jadi lebih aktif. Buat yang tertarik, Garmin Vivofit Jr. sekarang telah dipasarkan seharga $80.

Sumber: Business Wire.

Link AKC Merupakan Fitbit-nya Para Anjing

Siapa bilang cuma manusia yang memerlukan activity tracker? Anjing pun juga, terutama bagi mereka yang gemar bermalas-malasan di teras sembari menikmati angin sepoi-sepoi, atau malah mendominasi kasur sang empunya di dalam kamar tidur ber-AC seharian.

Bernama Link AKC, ia merupakan sebuah kerah anjing alias collar berbahan kulit asli yang dilengkapi sejumlah fitur pintar. Anda bisa menganggapnya sebagai Fitbit-nya para anjing, mengingat kemampuannya untuk memonitor apakah anjing kesayangan Anda menjalani aktivitas fisik yang cukup setiap harinya sesuai dengan jenis, usia dan ukurannya.

Link AKC turut dilengkapi dengan sebuah sensor suhu yang akan memberikan peringatan setiap kali anjing Anda berada di tempat dengan suhu terlalu panas atau terlalu dingin. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 5 hari sebelum perlu diisi ulang menggunakan base station-nya.

Link AKC ideal untuk berbagai jenis anjing, mulai dari Dachshund sampai Great Dane / Link AKC
Link AKC ideal untuk berbagai jenis anjing, mulai dari Dachshund sampai Great Dane / Link AKC

Fitur lain yang tak kalah menarik adalah integrasi GPS, dimana Anda bisa memantau lokasi anjing dari smartphone. Saat disandingkan dengan base station-nya, Anda bisa menetapkan ‘pagar virtual‘ yang akan memberi peringatan ketika anjing Anda berada di luar ‘zona aman’ tersebut.

Sayangnya semua ini harus ditebus dengan harga yang cukup mahal, yaitu $199, plus tarif berlangganan sebesar $7 per bulan. Lebih buruk lagi, Link AKC sejauh ini baru tersedia untuk pasar Amerika Serikat saja.

Sumber: Wareable dan Link AKC.

Oakley Radar Pace Adalah Kacamata Pintar dengan Dukungan Teknologi Intel Real Speech

Nama Oakley pastinya sudah tidak asing lagi di telinga para penggemar olahraga. Kacamata buatannya telah menghiasi wajah seabrek atlet, baik amatir maupun profesional, meski tidak mengemas fitur fitness tracking atau semacamnya. Namun sebentar lagi, Oakley sudah siap merilis kacamata pintar perdananya.

Dijuluki Oakley Radar Pace, prototipe perangkat ini sebenarnya sempat dipamerkan oleh Intel selaku mitra pengembangnya di ajang CES di bulan Januari kemarin. Ia pada dasarnya merupakan lini kacamata Oakley Radar, tapi dengan sentuhan fitur-fitur pintar di berbagai aspek.

Sebelum terlambat, jangan berpikir kalau perangkat ini bisa menggantikan peran fitness tracker atau smartwatch Anda. Ia bisa dianggap sebagai jembatan antara Anda dan smartwatch, mengakomodasi komunikasi via suara ketimbang mengharuskan Anda untuk memandang layar smartwatch di tengah-tengah sesi berlari yang intensif.

Di dalamnya bernaung tiga buah mikrofon yang didukung oleh teknologi Intel Real Speech, yang pada dasarnya merupakan sistem pengolah bahasa alami yang dapat memahami konteks. Contohnya, saat Anda baru hendak naik ke treadmill, Anda bisa bertanya berapa laju jantung Anda pada saat itu. Lalu setelah mulai berlari selama beberapa menit, Anda tinggal menanyakan “sekarang bagaimana?”, dan Radar Pace mengerti kalau yang Anda maksud adalah laju jantung.

Oakley Radar Pace dibekali sepasang earphone yang bisa ditekuk atau dilepas seandainya sedang tidak digunakan / Oakley
Oakley Radar Pace dibekali sepasang earphone yang bisa ditekuk atau dilepas seandainya sedang tidak digunakan / Oakley

Data laju jantung ini berasal dari fitness tracker atau smartwatch yang sedang Anda kenakan. Oakley mengklaim Radar Pace kompatibel dengan tracker atau smartwatch yang memiliki konektivitas Bluetooth, tapi berdasarkan pengamatan Mashable, Apple Watch ternyata tidak termasuk.

Jangan samakan juga Radar Pace dengan Google Glass, sebab fungsinya sangat jauh berbeda. Radar Pace tidak memiliki display sama sekali, bahkan chip GPS pun tidak ada. Yang ada hanyalah sepasang earphone yang bisa ditekuk atau dilepas sekalian jika sedang tidak dipakai. Dengan demikian, bobotnya pun masih bisa terasa ringan di angka 56 gram.

Berbekal earphone, tentu saja Radar Pace bisa Anda pakai untuk mendengarkan musik yang berasal dari smartphone via Bluetooth. Ia bahkan bisa dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan Siri atau Google Assistant dengan bantuan panel sentuh pada tangkai sebelah kiri. Soal baterai, Radar Pace bisa beroperasi selama 6 jam nonstop dalam satu kali charge, atau 4 jam ketika disambi mendengarkan musik.

Oakley berencana memasarkan Radar Pace mulai tanggal 1 Oktober mendatang seharga $449.

Sumber: Mashable dan Engadget.