Valve Kini Dituntut ke Pengadilan Atas Tuduhan Monopoli Steam

Buntut dari gugatan Epic Games vs Apple ternyata memberi dampak yang dramatis bagi industri video games secara keseluruhan. Kasus ini sendiri sebenarnya berputar pada perlindungan konsumen terhadap perusahaan yang memonopoli pasarnya, dalam hal ini tentunya Apple dengan Apple Store-nya.

Namun belum selesai dengan Apple, pengadilan kelihatannya mulai melihat ke komunitas game secara keseluruhan. Hal ini berujung pada gugatan terhadap Valve yang juga dianggap memonopoli pemasaran video game lewat platform toko game digital-nya, Steam.

Dilaporkan oleh  Ars Technica, gugatan terhadap Steam tersebut sendiri dilayangkan oleh salah satu kreator dari situs Humble Bundle, Wolfire Games yang menyebutkan bahwa Steam memonopoli pasar game PC dengan mengambil potongan tinggi dari hampir semua penjualan yang melewati toko mereka, yaitu sebesar 30%.

penjualan game steam naik
image credit: Steam

Steam sendiri kini dianggap memiliki kekuatan “gatekeeper role” terhadap para publisher game karena mereka membutuhkan Steam sebagai gerbang untuk menghubungkan game-game yang akan mereka publikasikan dengan para pemain yang sudah nyaman menggunakan Steam.

Gugatan tersebut juga menyebutkan para kompetitor dari platform Steam mulai dari Microsoft, EA, Amazon, CD Projekt Red, dan tentunya Epic. Ditambah dengan para distributor game murni seperti GameStop, Green Man Gaming, Impulse, dan Direct2Drive. Namun keberadaan para kompetitor ini seakan tidak mengusik praktik monopoli Steam.

“Kegagalan perusahaan-perusahaan ini untuk bersaing secara berarti dengan platform gaming Steam menunjukkan bahwa hampir tidak mungkin untuk bersaing dengan Steam. Steam memiliki dominasi yang kokoh di pasar platform gaming PC, dan mengingat efek jaringannya yang unik dan kuat, hal itu tidak mungkin berubah.” Ungkap Wolfire dalam gugatannya.

Lebih lanjut Valve dituduh mengontrol 75% dari pasar game PC, yang membuat para saingannya seperti Epic Games Store dan Xbox harus mengurangi potongan mereka menjadi 12% agar Steam mau mengikuti jejak mereka. Hal ini sendiri bertujuan agar potongan yang diberikan tidak terlalu membebani para pengembang, terutama pengembang indie yang masih baru.

Valve sendiri diminta untuk melepas pemblokiran persaingan harga agar para publisher dan juga para gamer bisa menikmati keuntungan dari kompetisi harga di pasar distribusi game-nya serta tidak terkekang untuk harus berada di satu platform saja.

 

Kongregate Siap Luncurkan Platform Pesaing Steam di Tengah Tahun Ini, Kartridge

Dibuka buat publik sejak Desember 2006, Kongregate ialah portal yang menjadi rumah bagi lebih dari 110 ribu game. Ia sempat dimiliki GameStop, kemudian dibeli oleh perusahaan hiburan Swedia, Modern Times Group di tahun 2017 senilai US$ 55 juta. Saat itu, Kongregate mendapatkan arahan baru. Kini selain jadi wadah permainan third-party, tim juga difokuskan ke ranah pengembangan konten.

Dan di bulan Maret 2018 ini, sang publisher independen itu mengumumkan agenda untuk meluncurkan platform download permainan yang diharapkan dapat bersaing dengan Steam. Kongregate menamai layanan baru tersebut Kartridge. Platform ini rencananya akan tersedia dalam waktu dekat, menyuguhkan developer ‘kendali penuh’ atas produk-produknya, termasuk mempersilakan mereka menentukan sendiri model monetisasi konten.

Seperti platform distribusi digital terpopuler di Bumi itu, Kartridge menyajikan judul-judul premium serta free-to-play. Layanan juga memungkinkan developer mengintegrasikan iklan, atau memanfaatkan metode ‘bayar semau Anda’ dalam menawarkan permainan. Menariknya lagi, berbeda dari Steam Direct, para pencipta game tidak dikenakan biaya saat mengunggah karya mereka di Kartridge.

Dari sisi pengguna, Kartridge tak lupa dibekali berbagai fitur komunitas krusial yang umumnya ditemukan di platform sejenis. Di sana akan ada achievement, forum, fungsi chat hingga reward berdasarkan progres dalam permainan. Kongregate turut membubuhkan fitur kurasi plus algoritma pintar sehingga pemain bisa segera menemukan game-game yang ia sukai – sekaligus mempertemukan mereka dengan developer di belakangnya.

Kongregate mengakui keunggulan Steam di segmen distribusi digital. Namun masalah utama yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya jumlah konten mereka adalah, seringkali permainan itu tidak sampai pada konsumen target. Di sinilah solusi yang Kongregate coba tawarkan: Kartridge menjanjikan kemudahan pencarian game sesuai minat user.

Pada Games Industry, CEO Emily Greer mengungkapkan kepercayaan diri timnya, mengingat Kongregate memiliki pengalaman mengelola komunitas gaming selama lebih dari satu dekade.

Sang publisher juga menekankan bahwa Kartridge diposisikan sebagai evolusi dari store Kongregate, dan bukan penggantinya. Walaupun nanti Kartridge sudah tersedia, marketplace Kongregate akan terus beroperasi.

Kartridge kabarnya akan siap diakses di’musim panas’ tahun ini.

Peralihan dari Steam Greenlight ke Steam Direct sendiri didorong oleh keinginan Valve menyuguhkan konten lebih berkualitas dengan menyisihkan game-game yang tidak ditunjang data memadai dan mendapatkan laporan buruk dari pengguna. Dari pengamatan saya, Kongregate akan membutuhkan metode filter dengan tujuan serupa jika publisher ingin level mutu Kartridge bisa menyamai Steam.

Sumber: Games Industry.

Facebook Kabarnya Sedang Bangun Platform Game Buat Tandingi Steam

Awalnya disiapkan sebagai tool untuk meng-update game online, kesuksesan Steam mendominasi PC merupakan kombinasi dari keberuntungan dan eksekusi jitu. Saat itu gamer menentang keras kehadirannya, tapi semuanya sudah berubah, sekarang Steam berhasil himpun 125 juta pengguna aktif. Banyak orang mencoba menandinginya, dan tidak sedikit dari mereka gagal.

Beberapa publisher besar telah memperkenalkan layanan mirip Steam dengan gimmick berbeda, dan kali ini satu raksasa sosial media dikabarkan mempunyai agenda serupa. Informasi tersebut terungkap lewat pengumuman kerja sama antara Facebook dan Unity buat mendukung pengembangan game di pertengahan Agustus silam. Namun ketika Steam tampak merajai PC, Facebook juga berupaya menggapai Mac, Android, sampai iOS.

Melalui kolaborasi ini, developer akan dimudahkan dalam memublikasikan permainan mereka ke Facebook. Prosesnya dijanjikan lebih sederhana, sehingga karya digital tersebut bisa segera dinikmati oleh 650 juta pengguna per bulan di sana. Angka itu menunjukkan jumlah yang sangat besar, dan jika tim pengembang menggarapnya dengan tepat, platform baru itu berpeluang mengalahkan Steam.

Publisher dipersilakan merilis game iOS dan Android mereka di desktop. Lewat cara ini, Facebook terlihat mencoba merebut kembali ranah casual gaming yang sempat direnggut oleh perangkat mobile. Tapi tak cuma itu, mereka turut menyiapkan aplikasi PC untuk melayani gamer-gamer kelas hardcore. Konsepnya sangat menarik karena sejauh ini, pengalaman gaming masih tersegmentasi oleh sistem operasi.

Unity sendiri memiliki tugas buat menyiapkan tool-tool developer, layanan, dan mengintegrasikan dukungan platform Facebook langsung ke dalam engine Unity. Sejak berita ini dikeluarkan, Facebook sudah memberikan akses ke build alpha Unity versi 5.4 pada beberapa developer terpilih dan pendaftaran masih terus dibuka sampai tanggal 31 Agustus 2016 besok.

Via Tech Crunch, VP business development Unity Elliot Solomon bilang, “Menyatukan perkakas yang menyederhakan akses ke jaringan Facebook merupakan kunci penting dalam membantu developer mencapai kesuksesan.”

Di bulan Mei, Facebook sempat mengumumkan aplikasi downloadable untuk desktop bertajuk Facebook Games Arcade, namun sepertinya mereka mengubah namanya, kini hanya disebut ‘platform  game PC baru dari Facebook’.

Facebook cukup lengkap dalam mengungkap detailnya: platform dapat berjalan di tipe PC berbeda, bukan cuma Windows; menyuguhkan ruang gaming bebas gangguan (misalnya News Feed); tidak ada batasan genre (casual maupun hardcore); game diklaim mudah ditemukan; dan Facebook berjanji membagi keuntungan hasil pemasukan ke developer.

Via Extreme Tech.

[Rumor] Nintendo NX Akan Mendukung Disc Serta Cartridge?

Walaupun fans dengan penuh harap menanti kabar selanjutnya mengenai platform anyar Nintendo di E3 2016, produsen malah memutuskan untuk tetap menjaga rahasianya rapat-rapat. Bulan Mei silam, presiden Tatsumi Kimishima menjelaskan bahwa NX bukanlah penerus Wii U ataupun 3DS, dihadirkan buat ‘menyajikan cara baru dalam menikmati video game‘.

Belum lama ini, muncul detail menarik lain terkait NX. Berdasarkan info trademark Legend of Zelda: Breath of the Wild, platform game next-gen Nintendo itu kabarnya mendukung cartridge serta dics sebagai medium distribusi konten. Hal itu memperkuat laporan bulan di Agustus tahun lalu, yang menyebutkan bahwa penyajian NX hampir mirip seperti Nintendo 3DS.

Mengacu pada sebuah screenshot, Legend of Zelda: Breath of the Wild akan didistribusikan secara digital, lewat disc dan juga cartridge; padahal dari pengumuman sebelumnya, permainan cuma tersedia di Wii U serta NX. Game Legend of Zelda baru tersebut adalah salah satu dari beberapa judul yang sudah dikonfirmasi hadir di NX (beserta Just Dance 2017 garapan Ubisoft).

Untuk referensi, sejauh ini Nintendo menyebut judul 3DS sebagai ‘game  cartridge’, sedangkan permainanWii U dihidangkan melalui disc. Dan jika NX betul-betul mengusung cartridge, maka kemungkinan ia tersedia dalam jenis SD card berkapasitas antara 32GB sampai 64GB. Menggantikan disc dengan cartridge memang memberikan keunggulan dari sisi ruang penyimpanan serta kepraktisan.

Informasi tersebut memberikan satu peluang lain: selain cartridge, NX juga mendukung dics. Caranya? Cartridge didesain untuk disisipkan ke komponen hybrid gamepad/portable console, kemudian disc Blu-ray tradisional dirancang untuk dimasukkan ke unit console hub. Namun kendala dari teori ini adalah, pendekatannya kurang efisien.

Sejauh ini rincian spesifikasi NX masih belum pasti. Narasumber bilang, sistem mengusung GPU AMD Polaris 14nm dan ditenagai prosesor Nvidia Tegra, menyajikan permainan di resolusi 900p di 60fps, serta ditopang kapabilitas video 4K. Developer sempat mengklaim, sangat mudah mengembangkan game untuk NX, dan di waktu peluncurannya nanti, hardware turut dilengkapi line-up software lengkap.

Rencananya, Nintendo akan menyingkap NX di tahun ini juga, boleh jadi di event Gamescom di bulan Agustus atau pada saat dilangsungkannya Tokyo Game Show 2016 September nanti. Via La Presse, CEO Nintendo Canada Pierre-Paul Trepanier berjanji, “Kami akan berbicara lebih banyak soal NX di akhir 2016.”

Sumber: Tweak Town.