Sony Akhirnya Singkap Detail Teknis dan Spesifikasi Lengkap PlayStation 5

Kepada Business Insider, CEO Sony Interactive Entertainment Jim Ryan sempat menyampaikan bahwa lompatan performa dari satu generasi console game ke generasi berikutnya merupakan hal yang wajar. Menurutnya, dalam merancang perangkat baru, produsen perlu menawarkan sesuatu yang unik. Inilah salah satu alasan mengapa Sony terlihat begitu fokus mengembangkan controller dengan sistem haptic dan adaptive trigger.

Sesuai rencana, Sony akhirnya mengungkap detail teknis PlayStation 5 dalam presentasi yang dipandu lead system architect Mark Cerny tadi malam. Di sana, produsen membahas upaya-upaya untuk meningkatkan faktor immersion, kompatibilitas, serta memastikan konten berjalan lebih cepat dan lancar di console anyarnya. Seperti Microsoft, Sony juga menjabarkan spesifikasi hardware secara lengkap. Ini dia:

  • CPU AMD Ryzen Zen 2 x86-64 8-core 16-thread dengan kecepatan hingga 3,5GHz
  • GPU AMD Radeon RDNA 2 10,3-teraflop hingga 2,23GHz, didukung ray tracing acceleration
  • Memori sistem GDDR6 16GB, bandwidth 448GB/detik
  • Penyimpanan SSD 825GB, read bandwidth (Raw) 5,5GB/detik
  • Optical drive Blu-ray Ultra HD, hingga 100GB per disc
  • Video out mendukung TV 4K 120Hz, TV 8K, VRR (HDMI 2.1)
  • Audio 3D AudioTech ‘Tempest’

Terkait CPU (dan GPU), Sony tidak menyebutkan kecepatannya secara spesifik. Namun frekuensi maksimalnya memungkinkan kita membuat perbandingan dengan AMD Ryzen 3700X. Prosesor memiliki 8-core 16-threadbase clock 3,6GHz dan boost clock di 4,4GHz. Di atas kertas, CPU yang digunakan PlayStation 5 ialah versi lebih lambat dari Ryzen 3700X. Laju CPU dan performa GPU-nya juga lebih rendah dibanding Xbox Series X.

Meski demikian, Sony telah membekali PS5 bersama ‘senjata rahasia’ berupa SSD custom dengan flash memory racikan mereka sendiri. Dari kapasitasnya saja Anda sudah bisa melihat sesuatu yang tidak biasa: 825GB dan bukan standar 1TB. Sony menjelaskan bahwa 825-gigabyte adalah kapasitas maksimal untuk interface 12-channel. Sederhananya, penyimpanan mampu mengakses data di waktu sangat singkat, yaitu 2GB dalam seperempat detik atau 16GB dalam dua detik saja.

Sony memang belum mendemokan kapabilitas tersebut secara langsung tapi kita bisa membayangkan super-cepatnya waktu load game serta transisi dari satu skenario ke skenario berikutnya (misalnya lewat fitur fast-travel di permainan).

Ray tracing berbasis hardware dan backward compatibility tampaknya menjadi dua fitur yang wajib ada di console next generation, namun satu teknologi yang membuat PlayStation 5 lebih unik dari rivalnya adalah perhatian Sony pada audio. Produsen membekalinya bersama engine audio 3D custom ‘Tempest’ dengan tujuan meningkatkan sensasi keberadaan Anda dalam game. Berkat kehadirannya, rintikan air hujan terdengar lebih nyata dan kita bisa lebih mudah mendeteksi arah datangnya bahaya. Semuanya dapat tersuguh tanpa perlu memiliki sistem audio premium.

PlayStation 5 dijadwalkan buat dirilis di kuartal keempat tahun 2020, tapi sampai sekarang Sony belum menyingkap wujudnya (sejauh ini baru beredar penampilan development kit-nya) serta gambaran berapa harga yang akan dibebankan pada konsumen.

Buat Anda yang penasaran dan ingin mengentahui detail mengenai PS5 lebih jauh, saya telah mencantumkan video presentasi teknis Sony di bawah.

Via Blog PlayStation. Tambahan: PC Gamer.

Sony Akan Menyingkap Detail Teknis PlayStation 5 Nanti Malam

Kecuali harga, hampir segala hal mengenai console next-gen Microsoft telah diungkap. Kita sudah tahu wujudnya, gambaran kasar kapan perangkat akan tersedia, spesifikasi secara lengkap, serta fitur-fitur andalan yang produsen janjikan – misalnya dukungan DirectX Raytracing dan Xbox Velocity Architecture. Sebaliknya, sang rival Sony terlihat menahan diri dalam menginformasikan detail terkait PlayStation 5.

Namun penyingkapan rincian teknis Xbox Series X sepertinya mendorong Sony buat melakukan sesuatu. Secara tiba-tiba via Twitter, mereka mengumumkan rencana untuk mengungkap lengkap arsitektur sistem PlayStation 5. Acara akan dipandu oleh lead system architect Mark Cerny dan di sana, Sony akan membahas bagaimana console anyar itu ‘dirancang untuk membentuk masa depan video game’.

Awalnya Sony berniat untuk membahas aspek teknis PlayStation 5 ajang di Game Developers Conference 2020, tapi karena kekhawatiran penyebaran virus corona, acara ini dibatalkan. Nasibnya sama seperti Mobile World Congress dan Electronic Entertainment Expo. Dan jauh sebelum meluasnya wabah COVID-19, Sony telah mengabarkan bahwa mereka akan kembali absen di E3 2020.

Presentasi PlayStation 5 akan dilangsungkan pada tanggal 18 Maret 2020 pukul 09:00 pagi Waktu Pasifik. Dikonversi ke Waktu Indonesia Barat, itu berarti acara dimulai jam 23:00 nanti malam (tetap di tanggal yang sama). Event dapat kita saksikan secara live di blog PlayStation.

Info dan bocoran mengenai PlayStation 5 memang sudah mulai terdengar sejak tahun lalu, namun hanya sebagian kecil dari mereka yang betul-betul dikonfirmasi oleh Sony. Selain logo dan nama, kita tahu console baru tersebut turut dilengkapi oleh backward compatibility sehingga mampu menjalankan permainan-permainan PS4. Selain itu, Sony tampaknya berniat untuk meng-update unit controller serta menjanjikan ‘fitur rahasia’ yang membuat PS5 lebih unik dari pendahulunya.

Saya juga melihat adanya sejumlah kesamaan antara PlayStation 5 dan Xbox Series X. Sama seperti di era current-gen, kedua console kembali bersandar pada teknologi AMD. Kemudian mereka juga mengusung unit penyimpanan berbasis SSD dengan tujuan buat mempersingkat waktu load konten, serta memanfaatkan optical drive berupa Blu-ray 4K. Bahkan, peluncuran PS5 dan Xbox Series X boleh jadi akan dilakukan hampir berbarengan, yaitu di musim libur akhir tahun 2020.

Hal yang membuat saya penasaran adalah, apakah Sony akan menyiapkan beberapa varian PlayStation 5 berbeda – seperti PS4 Slim dan PS4 Pro? Sebagai kompetitornya, Microsoft sendiri tak segan-segan menyampaikan bahwa Xbox Series X hanyalah satu dari beberapa varian console yang sedang produsen siapkan. Kemungkinan tersedia pula varian yang lebih terjangkau.

Mendekati Peluncuran Console Next-Gen, Penjualan PS4 dan Xbox One Merosot Cepat

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, console nextg-gen akan meluncur kurang dari satu tahun. Meski begitu, tentu produsen ingin agar produk yang sudah ada tetap terjual laris. Sebagai contohnya, Sony terus mencoba meyakinkan kita bahwa ‘sekarang adalah saat paling tepat buat bermain’. Para console maker juga berjanji untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat current-gen meski hardware baru telah tersedia.

Namun kehadiran PlayStation 5 dan Xbox generasi keempat tentu memberi dampak bagi home console yang ada sekarang. Berdasarkan laporan analis pasar NPD Group, penjualan PS4 dan Xbox One memperlihatkan penurunan signifikan, terutama di Amerika Serikat. Di kawasan tersebut, jumlah pengeluaran konsumen buat membeli console di bulan Januari 2020 merosot sebesar 35 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tak hanya hardware, total pengeluaran terkait produk gaming – termasuk software, aksesori dan game card – juga mengalami penyusutan dihitung dari tahun ke tahun (year-on-year). Angkanya cukup signifikan, yakni 26 persen. Penurunan ternyata lebih tajam dibandingkan estimasi produsen sebelumnya. Menariknya, Nintendo malah tidak merasakan depresiasi sebesar Sony dan Microsoft karena penjualan Switch-nya terbilang stabil.

Melalui Twitter-nya, analis Daniel Ahmad dari Niko Partners mengungkapkan bahwa turunnya penjualan PS4 dan Xbox One di 2020 lebih parah dibanding PS3 dan Xbox 360 pada tahun 2013, yaitu tahun ketika penerus kedua console itu diluncurkan. Menurut Ahmad, penurunan ini disebabkan oleh kombinasi dari banyak hal, bukan hanya karena konsumen yang tengah menanti PlayStation 5 dan Xbox Series X saja.

Alasan pertama ialah karena baik Microsoft dan Sony terus mempertahankan harga sistem current-gen mereka di kisaran US$ 300. Microsoft memang menawarkan salah satu varian di harga US$ 250, tetapi dengan kompensasi absennya optical disc drive. Sementara itu, Nintendo Switch Lite (tanpa dukungan dock dan controller yang tak bisa dilepas) dibanderol US$ 100 lebih murah dari varian standar.

Penyebab kedua adalah konfirmasi dukungan backward compatibility di Xbox Series X dan PlayStation 5. Fitur ini memungkinkan kedua console itu menjalankan permainan-permainan yang ada di sistem terdahulu dengan performa dan kualitas visual lebih baik. Tak mengherankan jika gamer memutuskan untuk menunggu peluncuran sistem-sistem anyar tersebut.

Kemudian alasan ketiga ialah penundaan perilisan sejumlah game blockbuster, yang terjadi pada Cyberpunk 2077, remake Final Fantasy VII, The Last of Us Part II, Marvel’s Avengers, serta permainan-permainan Ubisoft seperti Gods and Monsters, Rainbow Six Quarantine, dan Watch Dogs Legion. Dan hingga kini, kita juga belum tahu kapan tepatnya Ghost of Tsushima akan dilepas.

Via Eurogamer.

Kabarnya Sony Kesulitan Menekan Harga PlayStation 5

Bagi produsen console game, hanya memperoleh keuntungan kecil atau bahkan merugi dalam memasarkan produk bukanlah hal baru. Anda mungkin sempat mendengar soal ongkos produksi PlayStation 3 yang lebih mahal dari harga unitnya, lalu Sony juga tidak mendapatkan banyak laba dari penjualan PlayStation 4. Biasanya, profit baru perusahaan raih lewat software serta layanan premium seperti PlayStation Plus.

Berdasarkan laporan sejumlah narasumber kepada Bloomberg, kondisi yang Sony hadapi ketika memproduksi PlayStation 3 berpeluang akan terulang lagi di PlayStation 5. Sang console maker Jepang itu kabarnya sedang kesulitan menekan harga console next-gen mereka. Akibatnya, sejumlah fitur terpaksa ditiadakan. Dan boleh jadi inilah penyebab mengapa Sony belum mengumumkan harga PlayStation 5 dan menunggu hingga Microsoft menyingkap harga Xbox Series X.

Dari keterangan informan, biaya produksi PlayStation 5 mencapai US$ 450 per unit. Keadaan tersebut diakibatkan oleh faktor kelangkaan sejumlah komponen pendukung penting seperti DRAM dan memori flash NAND. Seandainya Sony tak mau merugi seperti di era PS3, maka mereka perlu menjual hardware next-gen  itu setidaknya di harga US$ 470. Menurut analis Damian Thong dari Macquarie Capital, angka ini memang terlihat kurang atraktif di mata konsumen.

Alasannya sederhana: konsumen akan membandingkannya PlayStation 5 dengan PS4 serta PS4 Pro. Harga yang lebih mahal dari console current-gen mengisyaratkan mahalnya material-material penyusun produk. Kondisi tersebut berpotensi mengurangi jumlah permintaan, apalagi sejauh ini judul-judul permainan terbesar (misalnya The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima) tetap akan hadir di PlayStation 4. Dan berkat dukungan backward compatibility, saya menduga fans malah tak akan buru-buru beralih ke PS5.

Sebagai perbandingan, PlayStation 4 dibanderol US$ 400 di momen peluncurannya dan kini varian standar bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 300 saja. Mengacu pada estimasi IHS Market, Sony memerlukan modal US$ 381 untuk menghasilkan satu unit PS4. Itu berarti meski tipis, masih ada keuntungan yang perusahaan dapatkan dari penjualan console.

DRAM dan NAND belakangan jadi sulit diperoleh karena bukan hanya produsen home console yang membutuhkannya. Perusahaan smartphone juga memerlukan komponen-komponen ini dalam memproduksi perangkat 5G, salah satu contohnya ialah Samsung yang baru saja mengungkap keluarga Galaxy S20. Smartphone-smartphone tersebut ditunjang oleh teknologi wireless generasi kelima serta RAM minimal 12GB (di kawasan Amerika Serikat).


Tentu saja bukan cuma Sony yang ‘dipaksa’ untuk memasarkan platform next-gen di harga tinggi. Analis Daniel Ahmad memperkirakan, Xbox generasi keempat akan dipatok di kisaran US$ 500 – mungkin di atas PS5 karena spesifikasi hardware yang lebih canggih dan dengan profit yang lebih tipis lagi.

Via Eurogamer.

Strategi Baru Microsoft Xbox Untuk ‘Mengantisipasi’ PlayStation 5

Penampilan Xbox Series X yang lebih menyerupai PC small form ketimbang console memberikan kita gambaran bahwa cara Microsoft menyajikan layanan dan konten hiburan telah berubah. Penyingkapan hardware next-gen itu dilakukan mendadak di The Game Awards 2019 ketika tak ada seorang pun menduganya. Di sepanjang kiprahnya, Microsoft selalu mengumumkan Xbox baru di acara mereka sendiri.

Alasan dilakukannya pengumuman Xbox Series X secara tiba-tiba memang berkaitan dengan arahan baru yang diambil perusahaan. Berdasarkan penuturan executive vice president of gaming Microsoft Phil Spencer dalam podcast Gamertag Radio, tim Xbox berencana untuk mengeksekusi langkah ‘berani’ demi mempromosikan produk anyar tersebut dan merebut pangsa pasar console dari Sony (yang berhasil mengapalkan lebih dari 102 unit PlayStation 4).

Pengungkapan Xbox Series X di The Game Awards 2019 ternyata merupakan gagasan dari salah satu bos marketing Xbox. Awalnya Spencer ragu dengan rencana ini, apalagi hanya ada sedikit game yang mampu menampilkan potensi Series X – misalnya Halo Infinite dan Hellblade 2. Tetapi sang marketing lead berhasil meyakinkan Spencer. Ia menyampaikan bahwa Microsoft perlu menerapkan strategi yang tak pernah perusahaan ambil sebelumnya.

Di podcast tersebut, Spencer juga mengaku, Xbox saat ini tidak berada di posisi yang ditargetkan sebelumnya. Xbox tidak akan bisa mendisrupsi pasar ataupun mengembangkan bisnis jika terus melakukan hal yang sama. Pada akhirnya, Spencer melihat peluang unik di The Game Awards. Geoff Keighley selaku pencipta (dan host) berhasil menciptakan acara yang mampu menarik jutaan pemirsa tiap tahunnya.

Alhasil, trailer perdana Hellblade 2: Senua’s Saga ditayangkan di sana. Walaupun tampak seperti animasi pre-rendered, konten sebetulnya diambil dari porsi in-engine permainan yang dijalankan dari Xbox Series X untuk memamerkan canggihnya kemampuan grafis console next-gen tersebut. Phil Spencer menyampaikan rasa puas terhadap respons khalayak, walaupun saat itu ia sempat cemas rencana mereka akan berantakan.

Selanjutnya, Microsoft akan memusatkan perhatiannya pada persiapan peluncuran Xbox generasi ke-empat itu, rencananya akan dilangsungkan di kuartal empat 2020. Tim mengaku siap mengantisipasi beragam hal, termasuk jika ada kejadian tak terduga.

Perlu diingat kembali bahwa Series X kemungkinan besar hanyalah satu dari beberapa model console next-gen yang akan Microsoft perkenalkan. Produsen menyarankan kita memanggil produk baru mereka sebagai ‘Xbox’ saja. Series X sepertinya merupakan varian high-end dan Microsoft akan menyediakan opsi yang lebih terjangkau. Perangkat juga kembali dibekali fitur backward compatibility, memungkinkannya menjalankan game-game Xbox One, Xbox 360 dan Xbox generasi pertama. Dengan begini, library permainan jadi lebih luas.

Via GameSpot.

Siap-Siap Meluncurkan PlayStation 5, Sony Kembali Absen di E3 Tahun Ini

Sebagai ajang gaming terbesar di dunia, menjadi sebuah kehormatan bagi perusahaan untuk bisa ikut serta di E3. Selain dimeriahkan oleh  produsen console, konferensi pers dari sejumlah publisher seperti EA, Ubisoft, dan Bethesda juga dinanti khalayak. Tapi ada sesuatu yang kurang dari E3 2019. Karena alasan persiapan peluncuran console baru, Sony memutuskan buat melewatkannya dan membiarkan sang rival Microsoft mendominasi acara.

Di tengah-tengah penantian kabar terbaru mengenai console next-gen serta kelanjutan info mengenai The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima, Sony Interactive Entertainment kembali mengabarkan agenda untuk absen dari E3 2020. Sebagai kompensasinya, perusahaan berencana hadir di berbagai perhelatan konsumen lain buat memamerkan permainan-permainan PlayStation 4 dan 5 –  setidaknya itulah yang mereka ungkapkan pada Games Industry.

Sony menjelaskan bahwa langkah ini diambil setelah evaluasi menyeluruh. Juru bicara perusahaan menyampaikan, “Kami sangat menghargai Entertainment Software Association sebagai organisasi [penyelenggara E3], namun menurut pandangan kami, visi E3 2020 tidak sesuai dengan apa yang ingin jadi fokus Sony di tahun ini dan bukan merupakan tempat yang tepat untuk melangsungkan acara.”

Logo E3 2020.

Buat sekarang, Sony mencoba mengeksekusi strategi berbeda: perusahaan akan berpartisipasi dalam ‘ratusan acara konsumen di seluruh dunia’. Lewat cara tersebut, perusahaan ingin merangkul gamer-nya secara langsung sehingga mereka betul-betul merasa jadi anggota keluarga besar PlayStation, dan di saat yang sama memberikan akses ke beragam permainan favorit. Sony sudah menyiapkan judul-judul menarik di PlayStation 4 sembari mengajak khalayak menanti pelepasan PlayStation 5.

Sony sebetulnya punya sejarah panjang bersama E3. Sejak awal, perusahaan menggunakan E3 untuk menyingkap detail terkait hardware gaming-nya, dimulai dari PlayStation pertama di tahun 1995 sebagai persiapan perilisan console di kawasan Amerika Serikat. Lalu di E3 2013, Sony dianggap sukses membangun penantian tinggi terhadap PlayStation 4, membuat brand ini berhasil merebut kepemimpinan  pasar console dari tangan Xbox.

Absennya Sony tahun lalu memang memberi dampak besar bagi Electronic Entertainment Expo. Sejak beberapa tahun silam, angka pengunjung E3 terus menurun, apalagi dengan adanya fasilitas live stream untuk setiap konferensi pers. Dan di E3 2019, jumlahnya bahkan merosot lebih drastis lagi. ESA sendiri kini menghadapi dilema: sejumlah publisher ingin agar E3 menjadi ajang selebrasi gaming, namun pihak lain berharap agar acara tetap fokus pada aspek bisnis.

Menyusul pengumuman ini, ESA tak lama mengeluarkan pernyataan tanpa secara langsung menyebutkan Sony. Pada intinya, mereka berjanji E3 2020 akan jadi ‘acara menarik dan penuh energi, dimeriah oleh bermacam-macam pengalaman, program, mitra, dan brand baru yang dapat menghibur pengunjung, baik bagi mereka yang baru pertama kali hadir maupun para veteran’.

Via DualShockers.

PlayStation 5 Dibekali Sejumlah ‘Fitur Rahasia’ yang Belum Sony Ungkap

CES kali ini mungkin jadi momen yang sedikit mengecewakan bagi fans PlayStation. Ketika antisipasi terhadap PS5 begitu tinggi, Sony hanya memamerkan logo resmi console (jujur saja, desainnya kurang mengesankan dan sudah tertebak) dan menginformasikan hal yang telah pernah diungkap sebelumnya. Kejutan terbesar dari Sony di sana malah berupa produk otomotif, kendaraan elektrik konsep bernama Vision-S.

Di pameran teknologi raksasa itu, Sony kembali membahas sejumlah fitur andalan PlayStation 5. Console akan ditopang oleh sistem suara 3D, SSD berkecepatan tinggi, teknologi ray tracing berbasis hardware (bukan sekadar software), optical drive ultra-HD Blu-ray, kemudian controller-nya mengusung kemampuan ‘haptic adaptive trigger‘. Mayoritas dari kapabilitas ini sudah lama tersedia di PC, namun masih ada kejutan lain yang disiapkan Sony di console next-gen mereka itu.

Kabar tersebut diungkapkan oleh CEO sekaligus presiden Sony Interactive Entertainment Jim Ryan pada Business Insider Japan (diterjemahkan oleh Gematsu). Ryan bilang bahwa PlayStation 5 mempunyai lebih banyak ‘elemen unik’ yang membedakannya dari console generasi sebelumnya. Dan sejauh ini, pihak Sony masih menyembunyikan fitur unik itu sembari menanti waktu yang tepat untuk mengumumkannya.

Menurut Ryan, lompatan performa dari satu generasi console ke generasi selanjutnya ialah hal lumrah. Tiap kali produk anyar dirilis, performa prosesor dan grafis pasti meningkat. Di sisi upgrade kinerja, Sony Interactive Entertainment sudah mengonfirmasi penggunaan SSD di PS5 demi memangkas waktu loading aplikasi/permainan, tapi perusahaan juga sadar mereka tetap harus menawarkan sesuatu yang istimewa.

Beberapa teknologi yang Sony usung, seperti audio 3D dan dukungan haptic feedback di controller anyar mampu merombak pengalaman bermain, meski Anda menikmati game yang telah dirilis di PS4. Misalnya di Gran Turismo Sport, trigger button di gamepad PlayStation 5 bisa memberikan resistensi dan perlawanan untuk mensimulasikan karakteristik pedal gas di kendaraan. Haptic feedback dapat diprogram oleh developer dan bisa diterapkan ke permainan apapun.

“Jika Anda sudah merasakan pengalaman bermain menggunakan controller dengan haptic dan adaptive trigger ini, sulit buat kembali menggunakan gamepad biasa,” tutur sang presiden SIE itu.

Berdasarkan keterangan resmi Sony di bulan Oktober lalu, PlayStation 5 dijadwalkan untuk meluncur di musim libur 2020, menjelang akhir tahun. Itu artinya, PS5 memiliki kemiripan waktu rilis dengan PS4. Menggunakan ini sebagai patokannya, ada kemungkinan penampakan serta info lebih detail terkait PlayStation 5 akan disingkap tak lama lagi.

Via Gamespot. Header: Polygon.

Sony Umumkan Logo PS5 dan Laporan Penjualan PS4

Banyak yang menantikan momen pengumuman Sony di ajang Consumer Electronic Show (CES) 2020. Pasalnya, masih sedikit informasi yang kita terima berkaitan dengan generasi baru dari console PlayStation 5. Perwakilan dari Sony yaitu Jim Ryan mengumumkan logo baru dari Sony PlayStation 5. Di luar dugaan, reaksi dari para penonton di CES 2020 seperti tidak ada yang terkejut dengan pengumuman tersebut. Memang tidak ada yang berubah drastis dari logo tersebut, hanya perubahan angka 4 menjadi 5 saja.

Jim Ryan juga menjabarkan mengenai beberapa fitur hardware yang dimiliki PlayStation 5. Yaitu mendukung 3D Audio Support, penggunaan SSD, Adaptive Triggers untuk controller yang baru, ray-tracing, dan Ultra HD blu-ray drive. Sony juga memastikan peluncuran PlayStation 5 pada musim liburan tahun 2020.

Sumber: Youtube CNET
Sumber: Youtube CNET

PS5 sudah dekat, PS4 masih merajai penjualan dan pengguna aktif konsol

Sony memang tidak memberikan banyak informasi mengenai PlayStation 5 di CES kali ini. Tetapi, Sony juga menjabarkan informasi mengenai statistik yang menunjukan seperti apa PlayStation 4 merajai pasar konsol. Sampai saat ini, ada sebanyak 106 juta PlayStation 4 yang sudah terjual. PlayStation sempat memberikan update mengenai penjualannya di bulan September 2019, saat itu PS4 memiliki penjualan sebanyak 102.8 juta unit. Yang berarti, selama musim liburan 2019 ini PS4 masih terjual sebanyak 3 juta unit. Angka ini terbilang fantastis mengingat sebentar lagi PS4 akan segera tergantikan.

Sumber: Youtube CNET
Sumber: Youtube CNET

Sony juga menyebutkan ada 1.15 miliar game yang terjual untuk PlayStation 4, ada 5 juta unit PlayStation VR, 103 juta pengguna aktif setiap bulan, dan sebanyak 38.8 juta orang berlangganan PlayStation Plus.

Presentasi kali ini nampaknya memang tidak terlalu menarik bagi para penggemar yang menunggu kabar PS5 karena hanya mengungkap logo baru dan spesifikasi yang sudah diketahui oleh khalayak luas sebelumnya. Namun demikian, buat para pengamat industri, angka-angka tadi sebenarnya cukup menarik karena bisa dibandingkan dengan platform gaming lainnya.

Misalnya, pada bulan April 2019 yang lalu, Variety menuliskan angka pengguna Steam (yang bisa mewakili platfom PC gaming). Kala itu, Steam sudah memiliki 1 miliar akun dengan 90 juta pengguna aktif bulanan (MAU). Sedangkan menurut laporan dari Windows Central, pada bulan Juli 2019, Xbox One memiliki 65 juta pengguna aktif bulanan.

Dari data tersebut saja, nampaknya pengguna aktif bulanan PS4 masih memimpin sementara. Sedangkan pengguna Xbox One berada di posisi juru kunci.

Sony Resmi Umumkan PlayStation 5, Akan Meluncur di Musim Libur 2020

Ketersediaan layanan cloud dan makin siapnya infrastruktur pendukung perlahan tapi pasti mengubah cara video game disajikan. Dan kini banyak orang penasaran bagaimana kondisi tersebut memengaruhi perancangan dan penyajian home console selanjutnya. Antisipasi khalayak kian menjadi ketika pihak Microsoft dan Sony mengonfirmasi pengembangan hardware gaming next-gen.

Eksistensi console game kelima Sony disingkap resmi di bulan April 2019 kemarin. Dan baru saja lewat blognya, Sony Interactive Entertainment mengumumkan nama formal produk dan kapan rencananya ia akan meluncur. Meneruskan tradisi perusahaan (dan sudah bisa kita tebak), perangkat gaming tersebut diberi nama ‘PlayStation 5’ dan dijadwalkan untuk mulai dipasarkan di musim liburan tahun depan (prediksi analis Hideki Yasuda dari Ace Research Institute terbukti akurat).

Sony belum menyingkap seperti apa penampakan dari PlayStation 5 dan berapa harganya, namun CEO Jim Ryan mengungkap cukup banyak informasi baru mengenai unit controller pendampingnya (dugaan saya akan disebut DualShock 5). Gamepad itu dirancang agar mampu memberikan level immersion lebih baik ketika Anda sedang bermain dengan upgrade yang difokuskan pada aspek sentuhan.

Ada dua inovasi besar pada periferal kendali tersebut. Pertama, Sony kini memanfaatkan teknologi haptic feedback untuk menggantikan sistem rumble – umumnya menggunakaan putaran komponen mirip cincin di dalam buat menghasilkan getaran. Dengan metode haptic, sensasi feedback dapat dihidangkan secara lebih variatif. Contoh kecilnya: pengalaman bermain game balap via kendaraan virtual akan berbeda dari ketika menikmati permainan sepak bola.

Terobosan kedua adalah kehadiran pelatuk (trigger) adaptif – diterapkan pada tombol R2 dan L2. Sistem ini memperkenankan developer untuk memprogram tombol agar mampu memberikan sensasi tactile dalam permainan, misalnya ketika Anda sedang menarik busur panah atau mempercepat laju kendaraan di sirkuit off-road.

Kabarnya, Sony telah membagikan controller baru itu (beserta PS5 versi developer kit) pada sejumlah studio game dan mempersilakan mereka buat berkreasi. Controller memiliki port berjenis USB type-C serta menyimpan baterai berkapasitas lebih besar dari DualShock 4.

Berdasarkan info yang sudah dikonfirmasi sebelumnya, PlayStation 5 dipersenjatai CPU berbasis chip AMD Ryzen dan GPU Navi, ditopang teknologi ray-tracing (berbekal hardware, bukan sekadar software) serta ditunjang penyimpanan berjenis SSD demi mempersingkat waktu load permainan. Selain itu, Sony menyiapkan UI baru yang lebih informatif serta membubuhkan fitur backward compatibility ke game-game PS4.

Demi memeriahkan pelepasan PlayStation 5, Sony mempercayapakan Bluepoint Games buat me-remake Shadow of the Colossus serta Uncharted: The Nathan Drake Collection (plus satu permainan baru khusus untuk PS5). Sementara itu, judul-judul besar eksklusif seperti Death Stranding, The Last of Us Part II serta Ghost of Tsushima baru akan hadir di PlayStation 4.

Tambahan: Wired.

Backward Compatibility di PS5 Memungkinkan Pengguna Bermain Bersama Gamer PlayStation 4

Sudah lama menjadi fitur andalan di Xbox One, Sony juga berencana untuk membubuhkan backward compatibility di console next-gen mereka. Fungsi fitur ini sederhana: memungkinkan console menjalankan game/software di platform generasi sebelumnya. Meski terdengar simpel, ia berdampak besar pada cara pengguna menikmati konten. Berkatnya, kita bisa mudah bernostalgia dengan permainan-permainan klasik favorit.

Bagi Sony Interactive Entertainment sendiri, backward compatibility bukanlah hal baru. Mari kita mundur satu generasi, ketika PlayStation 3 melakukan debutnya. Model orisinal sistem last-gen itu dapat menjalankan permainan PlayStation 2 karena masih menggunakan chip PS2 di dalamnya. Kapabilitas hampir serupa juga tersimpan di PlayStation 3 edisi Metal Gear Solid 80GB, walaupun sistem sebetulnya menggunakan software emulasi dan pada dasarnya tak lagi mendukung game-game PS2.

Penyajian backward compatibility di PlayStation ‘5’ kemungkinan akan berbeda dari PS3. Keberadaan fitur ini berpotensi memperpanjang umur PS4 serta membuat koleksi permainan Anda tetap relevan. Tapi ada hal menarik dari backward compatibility di console next-gen yang diungkapkan oleh CEO sekaligus presiden baru Sony, Jim Ryan. Menurutnya, kapabilitas itu menjadi sebuah elemen esensial dan punya pengaruh besar, terutama di era yang serba tersambung seperti sekarang.

Ryan menjelaskan bahwa gaming cenderung membuat para penikmatnya untuk berkelompok. Namun backward compatibility memberikan Sony kesempatan buat pelan-pelan mendorong transisi dari PlayStation 4 ke perangkat next-gen. Uniknya lagi, deputy president Sony Interactive Entertainment John Kodera sempat menyampaikan bahwa ‘komunitas cross-generation bisa menikmati game bersama-sama’. Istilah cross-gen tentu saja mengacu pada PS4 dan PS5.

Sony sudah pasti ingin banyak orang membeli PlayStation 5, namun perusahaan sepertinya meramu produk secara lebih istimewa agar ia tidak hanya jadi sekadar console baru. Sony berupaya menjamin agar game-game PlayStation 4 berjalan lancar tanpa masalah di sana, mempersilakan kita bermain dengan kawan-kawan yang belum memiliki PS5, sembari memastikan waktu loading berjalan lebih gesit.

Hingga saat ini, Sony belum mengabarkan kapan hardware baru tersebut akan tersedia. Analis Hideki Yasuda dari Ace Research Institute memperkirakan bahwa secepat-cepatnya, PlayStation 5 baru meluncur pada bulan November 2020. Tapi sebuah bocoran dari narasumber terpercaya menyebutkan, game-game blockbuster eksklusif seperti The Last of Us: Part 2, Death Stranding dan Ghost of Tsushima akan tetap dirilis di PlayStation 4 dalam waktu tiga tahun ke depan. Hal ini mengindikasikan pelepasan PS5 di tahun 2021

Itu mungkin alasannya Sony terus menegaskan, sekarang adalah waktu terbaik untuk bermain PlayStation 4.

Sumber: GamesRadar+.