God of War Versi PC Janjikan Visual yang Lebih Wah, Lengkap dengan Dukungan Nvidia DLSS dan AMD FSR

Salah satu ikon kebanggaan PlayStation, Kratos, bakal resmi menjejakkan kakinya di PC tahun depan. Ya, seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, God of War bakal bisa dimainkan melalui Steam maupun Epic Games Store mulai 14 Januari 2022, nyaris empat tahun setelah game-nya pertama kali dirilis untuk PS4.

Versi PC-nya datang membawa sejumlah penyempurnaan, khususnya dari sisi visual. Pada versi aslinya, God of War memang sudah bisa menyajikan grafik kelas AAA yang memukau, namun ini bakal lebih dipercantik lagi di versi PC-nya berkat resolusi bayangan yang lebih tajam, penyempurnaan efek screen space reflection, ground truth ambient occlusion (GTAO) dan screen space directional occlusion (SSDO).

Tanpa harus terkejut, God of War di PC juga bisa berjalan tanpa batasan frame rate selama hardware kita sanggup. Kabar baiknya, Santa Monica Studio turut menyertakan dukungan fitur upscaling Nvidia DLSS sekaligus AMD FSR. Integrasi FSR ini merupakan kabar baik bagi pemain yang membutuhkan dorongan performa ekstra, tapi tidak punya kartu grafis seri Nvidia RTX.

God of War versi PC juga mendukung Nvidia Reflex, yang berarti latensi sistem dapat ditekan selama Anda menggunakan kartu grafis yang kompatibel (seri RTX atau GTX 900 ke atas) demi menyajikan gameplay yang responsif. Ini krusial untuk momen-momen pertarungan yang memerlukan reaksi cepat dari para pemain, seperti misalnya dalam sesi boss fight melawan Sigrun the Valkyrie Queen.

Tentu saja, yang menjadi pertanyaan terpenting adalah apakah PC Anda sanggup menjalankannya. Berikut rincian spesifikasi PC minimum yang dibutuhkan, langsung dari Sony:

Minimum (720p 30 fps)

  • Graphics settings: Low
  • GPU: Nvidia GTX 960 (4 GB) atau AMD R9 290X (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-2500K (4-core 3,3 GHz) atau AMD Ryzen 3 1200 (4-core 3,1 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB HDD

Recommended (1080p 30 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1060 (6 GB) atau AMD RX 570 (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-6600K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 5 2400G (4-core 3,6 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

High (1080p 60 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1070 (8 GB) atau AMD RX 5600XT (6 GB)
  • CPU: Intel Core i7-4770K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 7 2700 (8-core 3,2 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Performance (1440p 60 fps)

  • Graphics settings: High
  • GPU: Nvidia RTX 2070 (8 GB) atau AMD RX 5700XT (8 GB)
  • CPU: Intel Core i7-7700K (4-core 4,2 GHz) atau AMD Ryzen 7 3700X (8-core 3,6 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Ultra (4K 60 fps)

  • Graphics settings: Ultra
  • GPU: Nvidia RTX 3080 (10 GB) atau AMD RX 6800XT (16 GB)
  • CPU: Intel Core i9-9900K (8-core 3,6 GHz) atau AMD Ryzen 9 3950X (16-core 3,5 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Spesifikasi yang dibutuhkan tergolong standar untuk ukuran game AAA modern dan bisa dibilang cukup fleksibel. Semoga saja performanya bisa langsung mulus seperti Days Gone, dan bukan seperti Horizon Zero Dawn yang membutuhkan beberapa patch sebelum akhirnya bisa berjalan tanpa problem.

Sumber: Steam via PC Gamer.

Game Eksklusif PlayStation Uncharted 4 Direncanakan untuk Masuk ke PC

Setelah sebelumnya meluncurkan halaman resminya di Steam dengan beberapa game misterius yang masih belum diumumkan, salah satu game terbesar milik Playstation Studios yaitu Uncharted 4: A Thief’s End dikabarkan ikut hijrah juga ke PC.

Informasi ini datang dari dokumen presentasi investor Sony Group untuk tahun 2021. Dalam salah satu slide-nya tertulis bahwa Days Gone dan juga Uncharted 4: A Thief’s End masuk ke dalam daftar game yang akan dirilis untuk PC.

Terlihat dalam presentasinya bahwa info tersebut dilabeli “New Growth Vectors” atau bisa diartikan sebagai arah pertumbuhan baru yang tentunya berarti PC menjadi pasar baru bagi Sony untuk meningkatkan pendapatan mereka dari game-game 1st-party yang mereka miliki sekaligus membangun fans baru untuk judul-judul eksklusif mereka.

Selain PC, dalam presentasi tersebut Sony juga menyinggung tentang platform mobile dan juga service experience untuk game-game 1st party mereka yang tentunya memperlihatkan bahwa Sony juga akan lebih serius untuk menggarap platform mobile dan juga game as service mereka.

Bila memang nantinya diumumkan secara resmi, Uncharted 4 akan menjadi tambahan berharga untuk game-game eksklusif PlayStation yang masuk ke PC karena akan membuka kemungkinan game-game eksklusif lainnya untuk ikut masuk ke PC.

Apalagi dalam setiap perilisan game eksklusifnya di PC lewat Steam, animo dari para gamer terhadap game tersebut sangat tinggi. Sebut saja Days Gone yang baru beberapa hari yang lalu diluncurkan secara resmi dan langsung menempati peringkat pertama Top Seller di Steam. Padahal game ini mendapat respon yang tidak terlalu wah saat pertama kali dirilis di PlayStation 4 pada 2019 lalu.

Uncharted 4 sendiri dirilis oleh Naughty Dog pada 2016 lalu untuk menjadi seri penutup dari petualangan Nathan Drake. Game ini mendapat banyak pujian lewat grafis, cerita, dan juga gameplay aksi yang ditawarkan. Film adaptasinya sendiri tengah dikerjakan dan dibintangi oleh Tom Holland dan Mark Wahlberg.

Halaman Steam PlayStation Studios Indikasikan Lebih Banyak Game PS akan Masuk ke PC

Mulai masuknya game-game eksklusif PlayStation 4 ke dalam platform PC memang membawa indikasi bahwa Sony akan membawa lebih banyak game eksklusifnya ke platform PC di masa depan. Terlebih saat Steam akhirnya meluncurkan halaman resmi untuk PlayStation Studios.

Dalam deskripsi halamannya, Sony menuliskan bahwa PlayStation Studios adalah wadah dari game-game luar biasa dan imersif yang dikembangkan oleh Sony Interactive Entertainment, termasuk beberapa judul paling populer dan diakui secara kritis dalam sejarah hiburan.

Halaman Steam dari Playstation Studios

Namun hal yang paling mencuri perhatian dari halaman ini adalah pada tabel statistik “My Games” yang memperlihatkan bahwa ada 41 item milik PlayStation Studios tersebut. Padahal, hingga sekarang hanya ada 24 item yang dimunculkan kepada publik.

Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa ada masih banyak game atau secara statistik ada 17 item lain yang akan diluncurkan oleh PlayStation di Steam ke depannya. Kemungkinan tidak semua item yang belum ditayangkan tersebut adalah game, karena item di sini juga bisa merujuk pada DLC.

Banyak teori yang bermunculan bahwa Sony semakin yakin untuk membawa judul-judul eksklusif lama mereka untuk meraup keuntungan lebih banyak lewat platfom PC. Hal ini jadi membuka kemungkinan game-game ekslusif PlayStation 4 seperti The Last of Us pertama, Bloodborne, atau bahkan God of War akan muncul di PC di masa depan.

Playstation Studios (image credit: Playstation)

Kemungkinan terburuk adalah jumlah angka yang tertulis pada halaman Steam tersebut adalah salah dan kekeliruan dari pihak Steam. Namun sampai berita ini diangkat, jumlah yang tertulis masih tetap 41 game. Dan belum ada konfirmasi dari pihak PlayStation maupun Steam yang menunjukkan bahwa ada kekeliruan di sana.

Untuk sekarang halaman PlayStation Studios ini hanya berisi 3 game yaitu Days Gone, Horizon Zero Dawn, dan Helldiver yang terpampang di halaman depannya. Days Gone sendiri baru akan dirilis 18 Mei 2021. Sedangkan 21 item item lainnya kesemuanya adalah DLC yang mayoritas untuk game Predator dan Helldiver.

Sony Ternyata Punya 25 Game PlayStation 5 yang Sedang Digarap

Minimnya ketersediaan game eksklusif di awal kedatangan konsol PlayStation 5 memang menjadi keluhan dari banyak pemilik konsolnya di seluruh dunia. Keinginan untuk mencicipi lompatan visual dan gameplay yang ditawarkan oleh PS5 pun terhambat karena judul-judul seperti Ratchet and Clank: Rift Apart, Horizon Forbidden West, dan juga Gof of War: Ragnarok yang belum juga dirilis.

Namun Sony sendiri juga ingin menenangkan para pemilik dan calon pembeli PS5 bahwa akan ada 25 judul game PlayStation 5 yang akan dirilis di bawah bendera PlayStation Studios. Hal ini disampaikan oleh pimpinan PlayStation Studios, Hermen Hulst pada wawancaranya dengan Wired.

Mantan co-founder Guerilla Studios ini bahkan mengatakan bahwa hampir separuh dari total judul game tersebut adalah IP baru. Meskipun sayangnya, tidak dijelaskan lebih lanjut apa saja ke-25 judul tersebut dan apakah semuanya adalah game AAA atau juga termasuk game indie.

Image Credit: Imsoniac Games

Hulst juga menjelaskan bahwa akan ada banyak variasi game yang dibuat berdasarkan region yang berbeda-beda. Secara singkat, ia mendeskripsikan bahwa dalam daftar tersebut akan ada game yang besar, kecil, dan memiliki genre yang berbeda-beda.

Posisi PlayStation Studios memang sedikit mengkhawatirkan, karena Sony menjelaskan bahwa status PlayStation Studios bukan menandakan bahwa Sony Interactive Entertainment memiliki para pengembang di bawahnya secara langsung. Tetapi lebih sebagai status yang menandakan bahwa Sony mengangkat pengembang tersebut sebagai “first-party”.

Di sisi lain, Sony juga tengah mengalami kesulitan dalam memenuhi produksi konsolnya. Mereka bahkan mengeluarkan pernyataan bahwa kelangkaan PS5 akan berlanjut hingga 2022 mendatang karena kesulitan pasokan komponennya.

Stok PlayStation 5 (Image credit: alephnews)

Meskipun mengalami kesulitan dari sisi produksi dan pasokan game eksklusif, nyatanya Sony mengalami kenaikan persentase pengguna untuk PS5 ketimbang PS4 8 tahun lalu. Sony dilaporkan mengalami kenaikan pengguna sebanyak 81% yang memainkan konsol PS5 ketimbang PS4 pada 2013-2014 lalu.

Para pemain PS5 ini juga menghabiskan 20% waktu lebih banyak pada Maret tahun ini ketimbang bulan yang sama pada 2019 lalu. Serta game-game PS5 terjual 11% lebih banyak. Hal ini terjadi lantaran melonjaknya penggunaan elektronik selama masa pandemi ini.

Oh iya, jika Anda penasaran bagaimana sejarah Sony terjun ke industri console gaming, kami pernah membahasnya lengkap.

Sony Resmi Perkenalkan PlayStation 5 Beserta Lusinan Game-nya

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Lewat sebuah live stream, Sony resmi menyingkap wujud PlayStation 5 secara utuh setelah sebelumnya lebih dulu mengungkap spesifikasi beserta controller-nya.

Kalau Xbox Series X kelihatan seperti sebuah gaming PC, PS5 sebenarnya juga demikian, tapi yang biasanya berasal dari brand Alienware. Ya, desainnya langsung mengingatkan saya pada PC besutan divisi gaming Dell tersebut, dan meskipun gambar-gambar promonya menunjukkan PS5 dalam posisi vertikal, ia sebenarnya juga bisa diposisikan secara horizontal.

Satu hal yang sangat mengejutkan (dan sangat cerdas menurut saya) adalah adanya dua varian PS5: satu dengan Blu-ray disc drive, satu lagi tanpa optical disc drive sama sekali dengan label “Digital Edition”. Spesifikasi dan performa keduanya dipastikan identik, tapi tentu saja varian Digital Edition tidak bisa merangkap fungsi sebagai Blu-ray player. Buat yang penasaran dengan performanya, demonstrasi Unreal Engine 5 (yang dijalankan di PS5) belum lama ini semestinya bisa memberikan gambaran.

PlayStation 5 Digital Edition ini merupakan langkah yang sangat cerdas, sebab saya yakin ada banyak konsumen di luar sana yang benar-benar sudah malas berkutat dengan media penyimpanan fisik (saya salah satunya). Harga jualnya juga sudah pasti lebih terjangkau daripada varian standar yang dilengkapi Blu-ray drive.

Namun perlu diingat juga, keuntungan lain membeli versi fisik suatu game adalah, game-nya itu bisa kita jual saat kita sudah bosan atau sudah menamatkannya. Di Indonesia, pasar game PS4 bekas (secondhand) tergolong cukup besar, dan saya yakin kasusnya bakal sama untuk PS5 nanti.

Sony PlayStation 5

PS5 versi standar yang dilengkapi Blu-ray drive mungkin punya banderol lebih mahal daripada PS5 Digital Edition – sayangnya Sony belum merincikan harga masing-masing varian – akan tetapi konsumennya punya opsi untuk menjual koleksi game fisiknya jika mau.

Selain console PS5 itu sendiri, Sony juga mengungkap sejumlah aksesori yang bakal mendampinginya. Mulai dari charging dock untuk controller DualSense, wireless headset dengan dukungan 3D audio, media remote dengan dukungan perintah suara, sampai sepasang webcam 1080p, semuanya akan dipasarkan bersama PS5 memasuki musim liburan nanti.

9 game eksklusif dari PlayStation Studios

Masih ingat dengan PlayStation Studios? Nama baru dari Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios itu telah menyiapkan 9 judul eksklusif untuk dinikmati di PS5. Yang pertama adalah Horizon Forbidden West, sekuel Horizon Zero Dawn yang memukau dari sisi grafik, cerita maupun gameplay.

Dalam Forbidden West, pemain akan kembali menjalankan Aloy, kali ini di lokasi-lokasi baru yang lebih bervariasi. Petualangan yang lebih besar menanti para penggemar action RPG garapan Guerilla Games ini.

Selanjutnya, ada Marvel’s Spider-Man: Miles Morales, sekuel dari Marvel’s Spider-Man karya Insomniac Games. Buat yang pernah menonton Spider-Man: Into the Spider-Verse, nama Miles Morales semestinya terdengar tidak asing. Ya, tokoh utama film animasi dari tahun 2018 itu bakal menjadi protagonis utama di game ini.

Selain Spider-Man, suguhan lain Insomniac Games buat PS5 adalah Ratchet & Clank: Rift Apart. Anda tak harus menjadi penggemar seri Ratchet & Clank untuk bisa mengapresiasi game terbarunya ini; Insomniac berhasil memanfaatkan narasi game yang bertema petualangan lintas dimensi untuk memaksimalkan kapabilitas hardware PS5, terutama SSD super-cepatnya yang memungkinkan sang lakon untuk berpindah dari satu dunia ke yang lain tanpa diinterupsi loading screen sekali pun.

Berikutnya, ada Demon’s Souls yang merupakan remake dari game berjudul sama karya FromSoftware. Grafik yang ditawarkan versi remake-nya ini terlihat istimewa, dan reputasi pengembangnya (Bluepoint Games) yang jadi taruhan. Yup, mereka adalah studio yang sama yang mengerjakan remake Shadow of the Colossus buat PS4 dua tahun lalu.

PlayStation baru tanpa Gran Turismo baru terkesan tidak afdal, dan untuk itulah Gran Turismo 7 eksis. Selain grafik yang makin memukau, Gran Turismo 7 juga akan kembali menghadirkan mode GT Simulation yang legendaris, pengalaman menyetir yang lebih realistis berkat haptic feedback pada controller DualSense, serta dukungan 3D audio untuk menunjukkan posisi mobil-mobil kompetitor.

Game selanjutnya pasti terdengar tidak asing bagi penggemar seri LittleBigPlanet. Sackboy A Big Adventure siap mengajak pemain bertualang bersama maskot imut LittleBigPlanet tersebut. Petualangannya juga tak perlu dijalani sendirian; game ini turut mendukung co-op multiplayer hingga empat pemain sekaligus.

Berikutnya, ada Returnal yang merupakan third-person shooter tapi dengan elemen roguelike. Jadi setiap kali karakter utamanya mati, permainan bukannya berakhir, melainkan justru membawa kita ke dunia baru yang berubah total. Returnal dikerjakan oleh Housemarque, studio asal Finlandia yang portofolionya mencakup gamegame seperti Resogun maupun Nex Machina.

Twisted Metal dengan nuansa konyol ala Rocket League, itulah kesan yang saya dapat setelah menonton trailer Destruction AllStars. Jujur saya sudah lupa kapan terakhir memainkan permainan vehicle-based combat seperti ini.

Terakhir, ada Astro’s Playroom yang akan tersedia secara cuma-cuma (pre-loaded) di PS5. Game ini melanjutkan petualangan sang robot lucu bernama Astro yang sebelumnya hanya bisa dinikmati lewat medium VR.

Game-game lain dari developer pihak ketiga

Di luar PlayStation Studios, sederet developer dan publisher lain turut memamerkan sejumlah karyanya buat PS5, termasuk komunitas developer indie. Kita mulai dari yang paling ajaib, yakni Grand Theft Auto V. Ajaib karena game garapan Rockstar ini seakan tidak mau mati dimakan usia.

GTA V pertama dirilis untuk PS3 di tahun 2013, sebelum akhirnya dirilis ulang di PS4 dengan peningkatan kualitas visual. Tahun depan, GTA V (plus GTA Online) akan dirilis kembali untuk kali kedua di PS5, dan lagi-lagi dengan janji kualitas visual yang lebih baik, beserta sejumlah penyempurnaan teknis lainnya. Tebakan saya: GTA V bakal berjalan di resolusi 4K 60 fps pada PS5.

Lanjut ke Godfall, game terbitan Gearbox ini bakal menjalani debutnya di PS5 sekaligus PC. Permainan menyuguhkan latar medieval yang apik, dan bakal mengawinkan combat ala Dark Souls dengan elemen looting equipment legendaris ala seri Borderlands. Trailer terbarunya di atas akhirnya menunjukkan model gameplay-nya, setelah sebelumnya cuma hadir dalam wujud trailer sinematik.

Resident Evil Village alias Resident Evil 8 bakal melanjutkan kembali perspektif first-person yang diperkenalkan game sebelumnya. Capcom menjanjikan porsi yang lebih besar pada elemen eksplorasi dan combat, dan jalan ceritanya sendiri melanjutkan peristiwa yang terjadi pada Resident Evil 7.

Sci-fi tapi dengan bumbu mistis, kira-kira seperti itu gambaran yang saya dapat setelah menonton trailer Pragmata di atas. Sejauh ini tidak banyak yang diketahui tentang game bikinan Capcom ini, sebab jadwal perilisannya sendiri masih jauh (2022).

Jujur saya paling excited dengan yang satu ini. Deathloop digarap oleh Arkane Studios, developer di balik seri Dishonored. Kalau melihat trailer-nya, Deathloop akan kembali menerapkan formula stealth yang serupa, lengkap dengan sejumlah skill yang sangat menarik dan menggugah hasrat bermain. Yang sedikit berbeda, selain setting dan persenjataannya, adalah tempo permainan yang sepertinya lebih cepat pada Deathloop.

Shinji Mikami kembali memeriahkan kategori game horor dengan Ghostwire: Tokyo. Protagonisnya merupakan seorang pemuda dengan beragam kemampuan telekinesis dan sihir, dan tugasnya adalah menyelamatkan Tokyo dari kepunahan sekaligus menguak misteri di balik hilangnya 99% dari populasi kota tersebut.

Kalau Oddworld: New ‘n’ Tasty yang dirilis di tahun 2014 merupakan remake dari Oddworld: Abe’s Oddysee, maka Oddworld: Soulstorm ini bisa dilihat sebagai remake dari sekuelnya, Oddworld: Abe’s Exoddus. Namun ketimbang sebatas merombak visual dan gameplay, Soulstorm juga bakal menghadirkan sejumlah elemen yang benar-benar baru.

Judul indie yang paling menarik kalau menurut saya, Kena: Bridge of Spirits dikerjakan oleh Ember Lab, studio yang sebelumnya menekuni bidang animasi dan perfilman. Permainan mengisahkan perjalanan seorang pemuda yang mencoba menguak misteri di balik peristiwa mengenaskan yang menimpa desanya.

Visualnya terlihat begitu menarik, dan developer-nya juga menjanjikan narasi yang mendalam. Combat yang disajikan juga cukup memikat, terutama berkat sejumlah skill yang sanggup memanipulasi kondisi lingkungan di sekitar sang protagonis.

Gameplay lengkapnya belum diungkap, namun teaser di atas sudah bisa menggambarkan grafik menawan yang NBA 2K21 tawarkan. 2K sepertinya sengaja menampilkan adegan-adegan penuh bayangan, sebab seperti yang kita tahu, dukungan ray tracing bakal menjadi salah satu fitur unggulan PS5 di samping waktu loading yang luar biasa cepat.

Digarap oleh pengembang Octodad: Dadliest Catch, Bugsnax mengisahkan petualangan seorang jurnalis ke Snaktooth Island untuk bertemu dan mewawancara langsung makhluk jenaka bernama Bugsnax, yang dideskripsikan sebagai separuh serangga (bug), separuh jajanan (snack). Meski sepintas terlihat penuh kekonyolan, Bugsnax disebut juga bakal menjadi panggung demonstrasi yang pas buat kapabilitas controller DualSense.

Action RPG dengan dunia semi-open world dan elemen survival, deskripsi itu saja sebenarnya sudah membuat Little Devil Inside sangat menarik perhatian, apalagi ditambah dengan grafik poligonal yang apik. Trailer-nya bisa dibilang penuh intrik: sesekali menampilkan setting fantasi dengan beragam monster ala The Witcher, tapi beberapa saat juga menunjukkan suasana kehidupan urban.

Goodbye Volcano High terdengar sangat cocok dijadikan judul sebuah serial TV, dan ternyata developer game ini juga ingin memberikan pengalaman yang serupa seperti kegiatan binge watching drama romansa. Bedanya, berhubung pemain bakal dihadapkan dengan banyak pilihan di sepanjang permainan, narasinya otomatis bakal bercabang dan pada akhirnya menuntut lebih dari satu playthrough untuk mendalami cerita lengkapnya.

Hitman 3 bakal menjadi penutup dari trilogi World of Assassination dan kembali menempatkan pemain sebagai Agent 47, dan kontrak yang dijalaninya dalam game ini disebut sebagai yang terpenting di sepanjang kariernya. Permainan sekali lagi bakal membebaskan kita dalam memilih solusi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan misi, dan itu membuka potensi agar game bisa kita tamatkan lebih dari satu kali (dengan cara penyelesaian misi yang berbeda tentu saja).

Project Athia, judulnya terkesan seperti belum final (dan memang kenyataannya demikian), namun teaser singkatnya di atas berhasil menarik perhatian saya, terutama berkat sejumlah cuplikan gameplay yang turut dihidangkan – biasanya kalau game masih dalam tahap pengembangan, kita hanya akan diberi trailer sinematiknya saja.

Fakta menarik lain seputar game ini adalah, ia dikerjakan oleh Luminous Productions, studio baru yang Square Enix dirikan di tahun 2018, dengan sejumlah personil yang berasal dari tim pengembang Final Fantasy XV.

Apa jadinya kalau Shadow of Colossus mengambil tema sci-fi dengan setting antariksa dan gaya visual cel-shaded? Kemungkinan hasil jadinya mirip game berjudul Solar Ash ini. Solar Ash merupakan game kedua Heart Machine, kreator game indie yang cukup populer dari tahun 2016, yaitu Hyper Light Drifter.

Temanya petualangan lintas planet, tapi ketimbang menyajikan potret galaksi yang penuh warna, Jett: The Far Shore lebih memilih menampilkan suasana kelam di suatu planet mirip Bumi. Trailer-nya penuh dengan misteri, dan itulah yang harus pemain pecahkan dalam permainan bergaya sinematik ini.

Persembahan terbaru Annapurna Interactive berjudul Stray ini menempatkan pemain sebagai seekor kucing yang tersesat di sebuah kota di masa depan. Tujuannya tidak lebih dari sebatas pulang dan berjumpa kembali dengan keluarganya, meski itu tentu bukanlah hal yang mudah, apalagi mengingat kotanya mirip Kowloon Walled City versi cyberpunk.

Pertama diumumkan di akhir 2018, The Pathless mengisahkan petualangan seorang pemanah bersama burung elang peliharaannya di dunia yang penuh keajaiban. Awalnya game ini ditujukan buat PS4, namun sekarang developer Giant Squid mengumumkan bahwa The Pathless juga akan hadir di PS5, dan bakal memaksimalkan kapabilitas hardware-nya, terutama controller DualSense demi semakin menumbuhkan kesan immersive.

Sumber: PlayStation Blog 1, 2.

Sony Umumkan PlayStation Studios, Branding Baru untuk Semua Game Bikinannya

Microsoft punya Xbox Game Studios. Sony punya Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios. Panjang sekali namanya? Entahlah, yang pasti nama ini sudah mereka pakai selama hampir 14 tahun, namun ke depannya, kita bakal dihadapkan dengan branding baru, yakni PlayStation Studios.

Nama yang jauh lebih catchy dan mudah diingat, PlayStation Studios akan dipakai untuk menandai semua game PS4 dan PS5 yang dikembangkan oleh seluruh developer di bawah naungan Sony; baik yang memang sejak awal didirikan di bawah Sony seperti Polyphony Digital (pengembang seri Gran Turismo) atau Santa Monica Studio (God of War), maupun yang merupakan hasil akuisisi seperti Naughty Dog (Crash Bandicoot, Uncharted, The Last of Us).

Keseriusan Sony dalam memperlakukan branding PlayStation Studios bisa kita lihat dari video di bawah ini, yang disebut bakal menjadi salah satu animasi pembuka pada seluruh game bikinan mereka ke depannya. Sayangnya ini tidak mencakup judul-judul yang sudah terlanjur digarap dan mendekati jadwal perilisan macam The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima.

Cukup disayangkan pula kita tak akan melihat branding PlayStation Studios pada Horizon Zero Dawn versi PC. Padahal ini bisa dibilang merupakan salah satu kesempatan besar bagi Sony untuk memamerkan kekuatan brand PlayStation di luar platform-nya – ibarat mengingatkan bahwa ke depannya gamegame berkualitas macam Horizon Zero Dawn akan hadir secara eksklusif (atau setidaknya lebih dulu) di PlayStation.

Brand recognition memang adalah salah satu alasan terkuat di balik lahirnya PlayStation Studios. Seperti yang saya bilang tadi, PlayStation Studios jauh lebih mudah diingat dan dikenali ketimbang Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios yang kerap disingkat menjadi SIE Worldwide Studios.

Selain game bikinan keluarga Sony sendiri, PlayStation Studios juga akan digunakan pada game yang digarap oleh developer luar yang dikontrak oleh Sony. Di sini bisa kita lihat bagaimana PlayStation Studios bakal bertindak sebagai publisher layaknya Xbox Game Studios dari kubu Microsoft.

Sumber: GamesIndustry.biz.