RRQ TCN dan EVOS Galaxy Sades Raih Prestasi di Point Blank World Challenge 2019

Indopride! Kira-kira seperti itulah ekspresi kegembiraan kita para penggemar esports Indonesia melihat kabar dari kompetisi Point Blank World Challenge (PBWC) 2019 di Moskow, Rusia, 25 – 26 Mei kemarin. Diikuti oleh 8 tim perwakilan juara dari 5 negara, yaitu Rusia, Turki, Indonesia, Thailand, dan Brasil, ajang PBWC 2019 merupakan kompetisi tertinggi Point Blank untuk menentukan siapa jagoan terkuat di dunia. Dan kali ini Indonesia boleh berbangga hati karena perwakilan kita keluar sebagai juara!

Indonesia mengirimkan dua wakil untuk terbang bertanding ke Rusia. Pertama yaitu RRQ TCN, sang juara kompetisi Point Blank National Championship (PBNC) 2019 bulan April lalu. Mereka adalah tim yang beranggotakan 5 orang yaitu Pradipta, Seno Muhamad, Muhamad Hilal, Iqbal, dan Yusuf.

RRQ TCN x EVOS Galaxy Sades
Kebersamaan para wakil Indonesia | Sumber: Point Blank Indonesia

Satu perwakilan lagi datang dari tim ladies juara Point Blank Ladies Championship (PBLC) 2019, yaitu EVOS Galaxy Sades. Mereka adalah Pricilia Angelica, Maria Rasandy, Indri Sherlyana, Nur Indah, dan Devi Anggita. EVOS Galaxy Sades bertanding dalam turnamen yang disebut Point Blank International Women’s Championship (PBIWC) 2019.

Pertarungan di PBWC dan PBIWC 2019 sudah terasa sengit sejak hari pertama. Tim EVOS Galaxy Sades harus berhadapan dengan TokioStriker Lady (Thailand) dan 3A.Power (Rusia) di satu-satunya grup PBIWC. Sementara RRQ TCN yang masuk ke Group A PBWC bertemu dengan tim Vaevictis eSports (Rusia) dan Besiktas Espor (Turki). Dua tim teratas di PBIWC akan langsung maju ke babak final, sementara dua tim teratas grup PBWC maju ke babak semifinal knockout.

EVOS Galaxy Sades - PBIWC 2019
EVOS Galaxy Sades di PBIWC 2019 | Sumber: Point Blank Indonesia

Hebatnya, kedua wakil Indonesia ini sama-sama berhasil lolos hingga ke babak Grand Final! EVOS Galaxy Sades kembali bertemu dengan TokioStriker Lady di babak ini. Sementara RRQ TCN harus terlebih dahulu mengalahkan tim Black Dragons (Brasil), sebelum akhirnya berhadapan dengan Attack All Around alias AAA (Thailand). Artinya di babak Grand Final dua turnamen ini sama-sama terjadi pertarungan Indonesia versus Thailand.

RRQ TCN - PBWC 2019 Winner
Juara dunia! | Sumber: Point Blank Indonesia

RRQ TCN menunjukkan permainan yang gemilang di babak Grand Final ini. Mereka berhasil menumbangkan AAA, bahkan salah satu pemain RRQ TCN yaitu Seno Muhamad Gudiarto juga mendapatkan predikat MVP di PBWC. Sementara itu EVOS Galaxy Sades tidak memperoleh peruntungan yang sama. Mereka dikalahkan oleh TokioStriker Lady dan harus puas dengan juara dua. Meski tidak meraih gelar juara PBIWC, prestasi ini pun sudah membanggakan bagi kita.

EVOS Galaxy Sades - PBIWC 2019 Winner
Para Srikandi berprestasi | Sumber: Point Blank Indonesia

Sebagai juara PBWC, RRQ TCN berhak atas piala serta uang hadiah senilai US$30.000 (sekitar Rp431,4 juta). EVOS Galaxy Sades selaku runner-up juga mendapat hadiah senilai US$2.500 (sekitar Rp35,9 juta). Pihak PT Zepetto Interactive Indonesia selaku penerbit Point Blank di Indonesia pun membagi-bagikan in-game item berupa Kriss S.V RRQ dan Kriss S.V Evos 3D secara cuma-cuma kepada Troopers (para pemain Point Blank) sebagai kenang-kenangan dan wujud apresiasi.

Selamat kepada RRQ TCN dan EVOS Galaxy Sades! Semoga saja di masa depan kedua tim ini bisa lebih berprestasi lagi, mengharumkan nama bangsa, serta menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara kuat di bidang esports. Maju terus esports Indonesia!

Zepetto Umumkan Tempat dan Jadwal Kompetisi Internasional PBWC 2019

Zepetto, pengembang Point Blank, kembali menghadirkan kompetisi Internasional mereka yaitu Point Blank World Challenge (PBWC 2019). Kendati esports Battle Royale sedang digandrungi para gamers, menariknya PB masih bertahan lama dengan kancah esports dan penggemarnya tersendiri.

Tahun ini pertandingan PBWC kembali diadakan di Moskow, Russia, setelah tahun 2017 lalu pertandingan ini juga diadakan di negeri beruang merah tersebut. Tahun 2018 lalu PBWC dimenangkan oleh tim asal Brazil yaitu 2Kill Gaming. Indonesia yang diwakili oleh tim VNG ketika itu gagal mendapatkan hasil memuaskan, harus pasrah di posisi keempat setelah kalah oleh 2Kill Gaming di babak semi-final.

Sumber: PB Ongame
2Kill Gaming, juara PBWC tahun 2018 lalu. Sumber: PB Ongame

PBWC 2019 ini akan diikuti oleh beberapa negara dari berbagai belahan dunia, beberapa di antaranya seperti Thailand, Brazil, Turki, Azerbaijan, Rusia sang tuan rumah, dan tentunya Indonesia. Tahun ini ada total hadiah sebesar US$50 ribu (sekitar Rp707 juta) yang akan diperebutkan oleh para pemain PB terbaik dari berbagai belahan dunia.

Tak lupa, gelaran PBWC juga dilengkapi dengan PBIWC atau Point Blank International Women Championship. Dalam turnamen Point Blank khusus perempuan tersebut, Indonesia akan melawan Rusia dan Thailand untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$9000 atau sekitar Rp127 juta.

Seperti sebelum-sebelumnya, troopers Indonesia akan melewati beberapa pertandingan terlebih dahulu untuk bisa lolos dan ikut bertanding di PBWC 2019. Untuk perwakilan, Indonesia akan diwakilkan oleh juara PBNC 2019. Nantinya, sudah ada kurang lebih sekitar 22 tim yang akan bertanding di gelaran grand final PBNC 2019.

Akan digelar pada 27-28 April 2019 mendatang, kurang lebih ada 18 tim peserta dari grand final PBNC yang terdiri dari: 2 tim PBJC, 15 tim dari kualifikasi PBNC, dan tentunya sang juara bertahan yaitu RRQ Endeavour. Lalu 4 tim sisanya adalah para ladies trooper peserta Point Blank Ladies Competition, yang juaranya akan mewakili Indonesia di kompetisi PBIWC 2019.

Sumber:
RRQ Endeavour masih merupakan salah satu tim PB terkuat di Indonesia. Akankah mereka kembali mempertahankan gelar juara nasional di tahun 2019 ini? Sumber: Youtube Point Blank e-Sports

Tidak hanya itu, Zepetto Indonesia juga akan memberangkatkan dua Troopers beruntung untuk ikut merasakan meriahnya PBWC langsung secara gratis! Nantinya Biaya akomodasi serta tiket pesawat Russia akan ditanggung oleh Zepetto. Untuk info lebih lanjut mengenai event ini dapat dilihat di: http://bit.ly/pbidluckyroulette.

Kira-kira siapakah yang akan mewakili Indonesia di gelaran PBWC 2019 mendatang? Akankah RRQ.Endeavour kembali menjadi juara di PBNC 2019 mendatang?

 

Point Blank Indonesia: yang Kembali ke Pangkuan Sang Pencipta

Sejarah perjalanan Point Blank (PB) adalah salah satu dari segudang cerita menarik di industri game Indonesia. Awalnya, PB dirilis oleh Gemscool di Indonesia tahun 2009 – 1 tahun setelah dirilis pertama kali di dunia, di Korea Selatan oleh NCSoft.

Tahun 2015, PB diambil alih oleh Garena dari tangan Gemscool sebelum akhirnya dikembalikan lagi untuk dijalankan oleh sang developernya, Zepetto, di penghujung tahun 2018. Cerita ini menarik karena PB seolah seperti sebuah pepatah habis manis sepah dibuang.

Di 2009, PB memang langsung mencuri perhatian karena menjadi alternatif dari para pemain Counter Strike yang tak ingin membayar Counter Strike: Global Offensive. Kala itu, PB menjadi game terlaris yang berkembang pesat seiring meroketnya tren warnet di masa yang sama. PB juga seolah menjadi sebuah kembang gula manis yang membuat sejumlah publisher asal Korea Selatan mendirikan kantor di Indonesia.

Di 2015, PB memang mungkin sudah menurun hype-nya namun ia masih jadi game PC terlaris di Indonesia saat itu. Garena yang mengambilnya dari Gemscool berhasil membangkitkan gairah itu kembali sembari mengangkat esports PB ke titik tertinggi. 1 Desember 2018, Garena pun memulangkan kembali PB ke tangan developernya, Zepetto.

Sumber: Garena PB E-Sports Indonesia
Sumber: Garena PB E-Sports Indonesia

Entah apa yang sebenarnya jadi alasan Garena melepas PB namun, bisa jadi, ada sangkut pautnya dengan menurunnya antusiasme gamer kelas free-to-play di platform PC dan bergeser ke mobile. Kembalinya PB ke pelukan sang developer langsung tentu saja melahirkan sejumlah tanda tanya. Apalagi mengingat sepak terjang Garena sebelumnya yang berhasil menghindarkan PB dari kematian (berhubung tidak banyak juga memang game Free-to-Play yang bisa bertahan sampai 10 tahun).

Untuk itulah, kami mengajak berbincang langsung perwakilan Zepetto Indonesia tentang PB di tangan sang developernya. Kali ini, Hybrid berbincang dengan Head Marketing & PR Zepetto Indonesia, Jodie Indiana Ramadhan.

Pertama, kami pun bertanya apa yang akan berbeda setelah PB ditangani langsung oleh Zepetto?

Jodie pun menjelaskan bahwa Zepetto ingin lebih dekat dengan komunitas gamer PB dan lebih mudah dalam implementasi perubahan in-game. Kedekatan dengan komunitas ini salah satu contohnya sudah dilakukan dengan salah satu program Zepetto Indonesia yang berjudul Grebeg Warnet. Sedangkan untuk implementasi mode baru di dalam game, Zepetto juga berencana untuk memberikan fitur baru mode Battle Royal pada bulan Maret 2019.

Lalu bagaimana dengan esports PB? Apakah esports-nya juga akan ditangani langsung oleh PB? Apa yang akan berbeda nanti dengan jaman Garena?

“Esports PB juga akan ditangani oleh Zepetto sendiri. Kami juga tidak akan mengurangi apapun dari yang pernah dijalankan oleh Garena, termasuk produksi sampai total hadiah.” Tutur Jodie.

Selain tak mengurangi apapun, Zepetto juga bahkan akan menambahkan berbagai kelas turnamen seperti PBJC (Point Blank Junior Championship) dan PBCL (Point Blank Champions League). Untuk informasi lebih detail tentang agenda esports PB Indonesia di 2019, Anda bisa membaca lebih lanjut di artikel yang pernah kami tuliskan sebelumnya. 

Jodie juga menambahkan bahwa, intinya, Zepetto bisa lebih bebas membuat turnamen PB yang seperti apa sekarang ini. Misalnya, Jodie menambahkan bahwa kualifikasi untuk PBNC tahun ini akan digelar di 41 kota.

Sebelum Zepetto turun tangan langsung, tentunya, mereka juga pasti memantau PB saat masih ditangani Garena. Menurut Zepetto, hal apa yang jadi tantangan terbesar saat itu?

“Tantangan terbesar untuk PB adalah cheat, apalagi game ini sudah 10 tahun.” Cerita Jodie. Ia juga mengaku memegang warisan Gemscool dan Garena itu berat. Dalam artian, keduanya tadi berhasil membuat PB meledak di pasaran Indonesia. Jadi Zepetto harus bisa mempertahankan hal tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, Zepetto pun membuat tim anti cheat sendiri agar mereka bisa lebih serius menanganinya. Ia juga bercerita ada banyak private server yang sudah mereka tutup.

Sumber: Pic2.me
Sumber: Pic2.me

Lalu, bagaimana sebenarnya rencana Zepetto di Indonesia? Seberapa panjang dan besar rencana mereka di sini? Misalnya, apakah mereka juga akan membawa game mereka lainnya ke Indonesia?

Hal ini kami tanyakan karena, jujur saja, ada kekhawatiran tentang perusahan-perusahaan luar yang hanya sekadar numpang lewat di sini.

Bagi Zepetto, rencana mereka di awal 2019 adalah ingin membuat PB stabil dulu setelah pergantian dari Garena. Muasalnya, Jodie mengakui bahwa ada banyak masalah saat pergantian server. Baru di semester kedua mereka ingin memasukkan lebih banyak game, termasuk mobile dan PC. Mereka juga akan stay sampai akhirnya, sampai tidak ada lagi orang yang bermain PB.

Sedangkan untuk rencana, Jodie mengaku mereka memang baru punya rencana untuk satu tahun ke depan. Namun ia mengklaim Zepetto akan masih bertahan di Indonesia sampai 5 tahun ke depan.

Salah satu yang mungkin jadi banyak keluhan komunitas gamer PB sendiri adalah sistem sewa senjata (yang punya batas waktu penggunaan) yang sebenarnya jarang ditemukan di game FPS lainnya. Apakah mereka akan mengubah sistem sewa jadi sistem beli (yang bisa digunakan tanpa batasan sesudah membayar)?

Sayangnya, Jodie mengatakan belum ada rencana untuk mengubah sistem sewa jadi beli. Namun Zepetto berencana untuk mengeluarkan senjata-senjata premium yang low-end alias ramah di kantong. Hal ini mereka lakukan sembari memonitor pasar gaming yang ada dan melihat daya beli penggunanya.

Jadi, Jodie sendiri juga mengatakan memang tidak menutup kemungkinan bahwa sistem sewa senjata itu akhirnya diganti.

Sumber: Point Blank Indonesia
Sumber: Point Blank Indonesia

Terakhir, dengan CS:GO yang jadi free-to-play dan game-game FPS atau shooter PC lain yang semakin menanjak popularitasnya (Apex Legends, R6S, dkk.), bagaimana Zepetto melihat persaingan tersebut?

Jodie pun mengaku bahwa persaingan justru akan lebih seru dan Zepetto mengaku tak khawatir dengan hal tersebut. Mereka masih percaya diri karena PB butuh spesifikasi ringan yang sesuai dengan pasar di Indonesia berkat engine game ini yang sudah berusia 10 tahun.

Walau demikian Jodie juga menambahkan bahwa Zepetto tentunya juga akan menambahkan penambah fitur-fitur baru di PB seperti Kill Cam.

Akhirnya, itu tadi obrolan singkat Hybrid dengan Zepetto Indonesia. Apakah benar mereka akan bertahan lama di Indonesia? Apakah mereka juga bisa mempertahankan popularitas PB di scene esports dalam negeri? Bagaimana mode Battle Royal PB yang akan mereka rilis nanti? Semoga saja sejarah panjang PB di industri game Indonesia masih punya banyak waktu untuk menorehkan cerita-cerita baru ya…

Esports Point Blank Kembali di Tahun 2019 dengan Rasa Baru

Ketika membicarakan sepak terjang esports di Indonesia, sepertinya kita tidak boleh melewatkan Point Blank. Walau game ini kerap jadi cibiran beberapa kalangan, tapi tetap tak bisa dipungkiri bahwa Point Blank adalah salah satu game yang turut memahat jalan industri esports Indonesia. Setelah bertahun-tahun esports Point Blank ada di Indonesia, kompetisi game shooter terpanas ini kembali lagi di tahun 2019. Tapi esports PB datang dengan rasa yang berbeda karena kehadiran dukungan langsung dari sang pengembang, Zepetto.

Menyambut tahun baru dengan semangat baru, Zepetto baru-baru ini mengumumkan sebuah roadmap esports Point Blank untuk tahun 2019. Satu hal yang pasti, tradisi PBNC tetap dipertahankan. PBNC atau Point Blank National Championship adalah kompetisi yang sejak lama jadi ikon di esports PB Indonesia. Seperti sebelum-sebelumnya kompetisi ini kembali hadir untuk mencari bakat terpendam troopers yang dari berbagai penjuru Indonesia.

Sumber: Press Release Zepetto
Sumber: Press Release Zepetto

PBNC 2019 akan diadakan di 41 kota di Indonesia demi tetap mempertahankan tradisi tersebut. Namun ada format baru yang menarik di PBNC 2019 ini. Kini PBNC 2019 hadir dua musim dengan kelas yang berbeda. Musim pertama akan menjadi kompetisi kelas minor yang diselenggarakan pada dua quarter awal, lalu musim kedua akan jadi kompetisi kelas major yang diselenggarakan pada dua kuartal terakhir.

Selain itu tradisi lain yang juga turut dipertahankan adalah kompetisi PBLC atau Point Blank Ladies Championship, kompetisi untuk para ladies troopers. Selain dua kompetisi tersebut yang sudah jadi tradisi panjang di esports PB Indonesia, tahun ini ada dua format kompetisi baru yang menarik. Dua kompetisi tersebut adalah PBJC (Point Blank Junior Championship) dan PBCL (Point Blank Champions League).

PBJC merupakan kompetisi untuk mencari bibit atlet baru di jagat kompetisi PB. Seperti namanya, kompetisi ini diperuntukkan bagi para Troopers dengan usia di bawah 14 tahun. Sementara itu PBCL adalah kompetisi dengan format liga, yang berfungsi sebagai wadah untuk para atlet esports PB Indonesia agar terus bertanding dan terus mengasah skill permainan mereka.

Sumber: Press Release Zepetto
Sumber: Press Release Zepetto

Tidak lupa juga akan ada PBWC (Point Blank World Championship), kompetisi internasional yang menutup satu musim kompetisi berjalan. Untuk PBNC Season 1 sendiri, Zepetto sudah mempersiapkan hadiah total sebesar Rp1 milyar. Nantinya gelaran Grand Final PBNC akan diramaikan juga oleh pertandingan final dari PBLC dan juga PBJC.

Musim pertama PBNC akan diadakan pada bulan Februari sampai April 2019. Pendaftaran kompetisi dibuka pada 7 Februari 2019, dilanjut dengan kualifikasi yang dimulai pada 9 maret 2019, lalu gelaran grand final akan diadakan pada April 2019 mendatang. Bagi yang ingin unjuk gigi kemampuan bermain PB, Anda bisa langsung mendaftarkan diri pada tautan pointblank.id/esports/list.

RRQ: History, Ambition, and Principles of ‘The King’

If you’re a local fans of esports, it won’t be acceptable if you haven’t heard of Rex Regum Qeon (RRQ) as it is one of the biggest and the best esports organizations in Indonesia.

What interesting is even though they started their journey from Dota 2, their newest divisions (Point Blank, Mobile Legends, and PUBG Mobile) are more popular and have accomplished a lot better.

It can be said that their Mobile Legends division, RRQ.O2, currently has a formation of star players in every role. This team becomes the best team in the world of Mobile Legends Indonesia thanks to their victory in MPL Indonesia Season 2. They are also the number one team in Southeast Asia, excluding the team from Philippines.

RRQ.O2 as MPL ID S2 champion. Source: MLBB
RRQ.O2 as MPL ID S2 champion. Source: MLBB

In Point Blank (PB), RRQ.Endeavour has a great number of achievements both at national and international level. This team was the world champion of PB in 2017. They were also the runner-up of the PB International Championship (PBIC) in 2018. At national level, RRQ.Endeavour always scares their enemies thanks to the two of their players who are the top class PB players, Nextjack and Talent.

Recently, RRQ also became the world champion of PUBG Mobile Star Challenge tournament which was held in Dubai, although it’s the RRQ Thailand-based team. RRQ.Athena is the concrete form of their effort to expand their existence in Southeast Asia.

Now we will talk about this esports team, which is the group family member of MidPlaza Holding, from their history, ambition, and principles. Therefore, we’re inviting CEO of RRQ Andrian Paulien (AP) to tell us the story of ‘The King’.

A Brief History of RRQ

Partnership launching of RRQ and ASUS ROG. Courtesy: ASUS Indonesia
Partnership launching of RRQ and ASUS ROG. Courtesy: ASUS Indonesia

As we mentioned before, RRQ is a part of MidPlaza Holding as they were established by a game publisher of MidPlaza named Qeon Interactive.

Qeon Interactive is a game publisher established in 2011. In 2013, CEO of Qeon Interactive Riki Kawano Suliawan invited Andiran Pauline (AP) to build an esports team on their own and Dota 2 was their first choice of game. While RRQ is one of the biggest team today, they were just being managed professionally since 2017.

AP said that from 2013 to 2017, Riki was the one who took responsibility of all RRQ needs. Fortunately in 2017, MidPlaza group agreed to partner with RRQ. That’s when AP was appointed to manage RRQ. When RRQ already became a professional club, they started to get many sponsor offerings since the first quarter of 2018.

Between Glory and Popularity

A debate that might often happen between RRQ’s management is the dilemma between achievement and exposure. RRQ itself, in my opinion, has successfully balanced both of them – at least compared to other big esports organizations in Indonesia.

But what is the real main mission of RRQ?

AP said that RRQ’s priority was becoming a champion. “Our orientation is becoming a champion. Focus on practicing, as it’s the manifestation of an athlete. Popularity is additional,” said AP.

He also argued that RRQ might be able to recruit various talents with high exposure, but until today, RRQ wasn’t looking for famous people as it’s not their goal. He really wants to build and maintain a winning team. Although it’s admittedly difficult to achieve because of many new great teams appearing.

That said, AP added that it didn’t mean that RRQ wasn’t trying to gain exposure through content. “We’re also creating content.”

Pursuing glory may sound cliché, if not idealist, but the fact that professional gamers’ productive age is short makes it a really common goal for professionals. Now professional gamers are usually retiring in the age of 30.

Isn’t popularity able to increase their chances to survive when they don’t have any more stage on esports? How would AP respond to that?

RRQ Endeavour as PBIC 2017 champion
RRQ Endeavour as PBIC 2017 champion. Source: Revival TV

He admitted that it’s back to each individual whether they would like to look for a stage as long as they had a chance or not, but RRQ itself offered a benefit that’s quite valuable.

The interesting part is that MidPlaza Holding group has 20 companies ready to hire retired players or people behind the stage of RRQ. “As long as they’re not asking to be a president hahaha…” said AP joking.

On the other side, AP said that RRQ always supported players to finish their study (academically) as he believed that education was really useful for their own future. It’s not always about skill, an education makes a person having a good attitude. For RRQ, education is priority.

RRQ’s welfare is the most important thing

In February 2018, there has been an uproar in the world of Dota 2 in Indonesia because of two of Dota 2 high class level players were joining RRQ. Those players are Rusman “Rusman” Hadi and Rivaldi “R7” Fatah. Rusman is a player that has been known as one of the best carry player of Indonesia, along with Muhammad “InYourDream” Rizky and Randy “Fervian” Sapoetra.

Their presence was indeed proved effective on bringing RRQ qualified to compete in GESC: Indonesia Minor. That time, this team was known as the best Dota 2 team in Indonesia because of those players. However, their good fortune didn’t last, as Kenny “Xepher” Deo, one of the best Dota 2 players in Indonesia, had to leave RRQ to join TNC Tigers (Malaysia).

Their formation began to fall apart without the shout-callers a.k.a the in-game leaders of Xepher’s class. Until today, RRQ’s Dota 2 division seems like drowning (compared to other divisions with dazzling aforementioned achievements) as they haven’t found any ‘star’ formation like before.

At that time, RRQ was actually able to keep Xepher on their team but they decided to let him go for his own better future. What is AP opinion about this?

Ega "Eggsy" Rahmaditya, FIFA of RRQ. Source: RRQ
Ega “Eggsy” Rahmaditya, FIFA of RRQ. Source: RRQ

He said that RRQ always gave a chance for their players to be better. “If he would be better on that team, why not? We’ll keep on supporting him.” After all, he said that RRQ’s welfare was the most important thing. If a player isn’t happy anymore on a certain team, their performance won’t be any good as well.

He told us that RRQ’s kinship was so strong, so they wouldn’t let any of their players being uncomfortable around the team. RRQ has never been afraid to lose a player because a player comes and goes.

RRQ’s Future Plans

Now RRQ has 8 divisions such as Dota 2, Mobile Legends, Point Blank, PUBG Mobile, PUBG, FIFA, AoV, and CS:GO. Who is the person in charge of adding new divisions of RRQ and how does the consideration work?

AP said that he and management team were the ones in charge of deciding a new division of RRQ and the consideration took place in term of needs and market trends. “We’re looking for a hit game, as we need to think about the sponsors’ needs as well. After all, the decision cannot be set apart from any business aspect.”

RRQ just held a tournament for players at the maximum age of 18 called RRQ Under 18 Tournament – RRQ Next Generation, does that mean that RRQ will also be an event organizer in the future? AP answered that RRQ hadn’t been planning to become one. Now their focus is to secure and extend the team’s achievement as it’s their core as an esports organization.

RRQ.Athena as PUBG M Star Challenge champion in Dubai. Source: PUBG Mobile
RRQ.Athena as PUBG M Star Challenge champion in Dubai. Source: PUBG Mobile

That was our talk with CEO of RRQ. For me or maybe other esports observers, following RRQ’s growth from time to time is a pleasure in itself.

What will it be of RRQ in the future? Will they still be on their tracks and fulfill their ambition to pursue and secure their achievement as ‘The King’? Or will they develop and extend to be the biggest team of Indonesia esports, given a conglomerate group backing them up?

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian.

RRQ: Tentang Sejarah, Ambisi, dan Prinsip ‘Sang Raja’

Buat para fans esports dalam negeri, keterlaluan rasanya jika Anda belum pernah mendengar nama Rex Regum Qeon (RRQ). Pasalnya, RRQ adalah salah satu dari organisasi esports terbesar dan terbaik yang ada di Indonesia.

Menariknya, walaupun mereka memulainya dari Dota 2, divisi mereka yang lebih baru (Point Blank, Mobile Legends, ataupun PUBG Mobile) justru lebih populer dan menuai prestasi yang lebih baik.

Divisi Mobile Legends mereka, RRQ.O2, boleh dibilang punya formasi pemain bintang di segala lini (role) saat ini. Tim tersebut merupakan tim terbaik di dunia persilatan Mobile Legends Indonesia sekarang berkat kemenangan mereka di MPL Indonesia Season 2. Mereka juga boleh dibilang tim nomor 1 di Asia Tenggara, jika tidak menghitung tim dari Filipina.

RRQ.O2 saat jadi juara MPL ID S2. Sumber: MLBB
RRQ.O2 saat jadi juara MPL ID S2. Sumber: MLBB

Di Point Blank (PB), RRQ.Endeavour juga punya segudang prestasi baik di tingkat nasional ataupun internasional. Tim ini adalah juara dunia PB di tahun 2017. Mereka juga jadi runner-up di kejuaraan dunia PB (PBIC) tahun 2018. Di tingkat nasional, RRQ.Endeavour selalu membuat lawan mereka ketakutan berkat ada dua pemain PB kelas kakap, Nextjack dan Talent.

Belakangan, RRQ juga menjadi juara dunia untuk PUBG Mobile di turnamen PUBG Mobile Star Challenge yang digelar di Dubai. Meski memang tim yang menjuarai turnamen ini bukan dari Indonesia tapi dari Thailand. RRQ.Athena adalah bentuk konkrit dari upaya RRQ melebarkan sayap ke Asia Tenggara.

Kali ini, kita akan membahas panjang lebar soal tim esports yang merupakan anggota keluarga grup MidPlaza Holding dari soal sejarah, ambisi, dan prinsip mereka. Karena itulah, kami mengajak berbincang CEO RRQ, Andrian Pauline (AP), untuk bercerita soal tim yang punya julukan ‘sang raja’ ini.

Sejarah Singkat RRQ

Peresmian kerja sama antara RRQ dan ASUS ROG. Dokumentasi: ASUS Indonesia
Peresmian kerja sama antara RRQ dan ASUS ROG. Dokumentasi: ASUS Indonesia

Seperti yang kami tuliskan sebelumnya, RRQ memang merupakan bagian dari MidPlaza Holding karena ia berangkat dari sebuah publisher game milik MidPlaza yang bernama Qeon Interactive.

Qeon Interactive merupakan publisher game yang didirikan tahun 2011. Di tahun 2013, Riki Kawano Suliawan, CEO Qeon Interactive, pun mengajak Andrian Pauline (AP) untuk membuat tim esports sendiri dan Dota 2 adalah pilihan pertama mereka. Meski sekarang RRQ merupakan salah satu tim terbesar, ternyata mereka baru di-manage secara profesional sejak tahun 2017.

AP bercerita bahwa dari 2013 sampai 2017 itu, Riki lah yang menanggung semua kebutuhan RRQ. Namun di 2017, grup MidPlaza setuju untuk serius menggarap RRQ. Saat itulah AP ditunjuk untuk menjalankan RRQ. Setelah RRQ jadi klub profesional, mereka pun kedatangan banyak sponsor sejak kuartal pertama 2018.

Antara Kemenangan dan Ketenaran

Satu perdebatan yang mungkin kerap terjadi di tingkatan manajemen organisasi esports besar sekelas RRQ adalah dilema antara prestasi dan exposure. RRQ sendiri, menurut saya pribadi, berhasil menyeimbangkan keduanya -setidaknya jika dibandingkan dengan organisasi esports besar lain di Indonesia.

Namun bagaimana sebenarnya tujuan utama dari RRQ?

AP mengatakan bahwa prioritas utama RRQ adalah jadi juara. “Orientasinya memang jadi juara. Fokus latihan karena itulah yang menjadi manifestasi dari seorang atlit. Popularitas itu adalah bonus tambahan.” Ujar AP serius.

Ia juga berargumen bahwa RRQ bisa saja menarik berbagai talent yang tinggi exposure-nya. Namun sampai hari ini, RRQ memang tidak punya ‘artis’ karena tujuan mereka memang bukan ke sana. Ia benar-benar ingin membangun dan mempertahankan winning team. Meski memang hal ini ia akui cukup sulit saat ini karena banyak tim baru yang bermunculan.

Meski begitu, AP juga menambahkan bahwa bukan berarti RRQ tidak berusaha mencari exposure lewat konten. “Kita bikin konten juga kok.”

Mengejar kemenangan mungkin memang kedengarannya lebih romantis, jika tak mau dibilang idealis, namun faktanya usia produktif para gamer profesional itu cukup pendek. Sekarang ini, para gamer profesional biasanya sudah ‘pensiun’ di usia 30 tahun.

Bukankah ketenaran bisa memperbesar peluang mereka untuk terus survive saat mereka tak punya panggung lagi di esports? Bagaimana AP menanggapi hal ini?

RRQ Endeavour saat jadi juara PBIC 2017. Sumber: RevivalTV
RRQ Endeavour saat jadi juara PBIC 2017. Sumber: RevivalTV

Ia pun mengaku bahwa RRQ mengembalikan lagi ke individunya masing-masing, apakah mereka ingin mencari panggung selagi masih punya kesempatan, namun RRQ sendiri juga menawarkan benefit yang tidak kecil.

Lagipula, ini yang paling menarik, buat para pemain ataupun orang-orang di belakang layarnya RRQ yang ‘pensiun’ di sini; grup MidPlaza Holding punya 20 perusahaan yang siap menampung. “Asal jangan minta jadi direktur aja hahaha…” Kata AP berseloroh.

Di sisi lainnya, AP mengatakan jika RRQ juga selalu mendorong para pemain untuk menyelesaikan studi mereka (di tingkat akademik). Muasalnya, ia percaya pendidikan itu sangat berguna untuk banyak hal di masa depan. Tak hanya soal skill, namun pendidikan juga membuat orang jadi punya attitude yang lebih bagus. Bagi RRQ, pendidikan itu nomor satu.

Kemaslahatan RRQ adalah yang paling Penting


Bulan Februari 2018, dunia persilatan Dota 2 di Indonesia sempat dibuat gempar berkat masuknya 2 pemain Dota 2 kelas berat ke RRQ. Kedua pemain tersebut adalah Rusman “Rusman” Hadi dan Rivaldi “R7” Fatah. Rusman sendiri adalah pemain yang digadang-gadang sebagai salah satu carry terbaik Indonesia, bersama dengan Muhammad “InYourDream” Rizky dan Randy “Fervian” Sapoetra.

Masuknya 2 pemain tersebut memang terbukti ampuh menghantarkan RRQ lolos kualifikasi untuk berlaga di GESC: Indonesia Minor. Kala itu, tim ini disebut-sebut sebagai tim Dota 2 terbaik di Indonesia karena para pemainnya. Namun demikian, malang pun tak dapat dihindari. Kenny “Xepher” Deo yang termasuk dalam jajaran pemain Dota 2 terbaik di Indonesia pergi meninggalkan RRQ untuk bermain di TNC Tigers (Malaysia).

Formasi mereka pun bisa dibilang berantakan tanpa shout-callers alias in-game leaders yang sekelas Xepher. Sampai hari ini, divisi Dota 2 RRQ pun seolah tenggelam (jika dibanding divisi lainnya yang prestasinya menyilaukan, yang saya tuliskan di awal artikel ini) karena belum mampu menemukan formasi ‘bintang’ yang dulu pernah dipegangnya.

Kala itu, RRQ sebenarnya bisa saja mempertahankan Xepher untuk terus bermain di sana namun mereka memutuskan untuk melepas pemain ini. Bagaimana pendapat AP soal ini?

Ega "Eggsy" Rahmaditya, pemain FIFA dari RRQ. Sumber: RRQ
Ega “Eggsy” Rahmaditya, pemain FIFA dari RRQ. Sumber: RRQ

Ia pun mengatakan bahwa RRQ selalu memberikan kesempatan para pemainnya untuk jadi lebih baik. “Kalau memang dia bisa lebih baik di tim sana, ya kenapa tidak? Kita tetap akan bantu support dia.” Lagipula, ia menambahkan bahwa kemaslahatan RRQ adalah yang paling penting. Kalau seorang pemain sudah tidak bahagia berada di tim tersebut, performanya pun juga tidak maksimal.

Ia juga bercerita bahwa suasana kekeluargaan di RRQ itu kental sekali. Jadi, ketidaknyamanan seorang pemain justru bisa mengganggu hal tersebut. RRQ tidak pernah takut kehilangan pemain karena pemain itu bisa saja datang dan pergi.

Rencana Ke Depan RRQ

Saat ini, RRQ punya 8 divisi, yaitu Dota 2, Mobile Legends, Point Blank, PUBG Mobile, PUBG, FIFA, AoV, dan CS:GO. Siapakah yang sebenarnya mengambil keputusan untuk penambahan divisi baru di RRQ dan bagaimana pertimbangannya?

AP bercerita bahwa ia dan jajaran manajemen yang menentukan divisi baru seperti apa yang ada di RRQ. Ia juga menjelaskan bahwa pertimbangan yang digunakan adalah soal kebutuhan dan tren pasar. “Cari game yang lagi rame, lagi dimainkan banyak orang. Tidak mungkin juga ambil game yang sepi karena ada pertanggungjawaban terhadap sponsor juga. Bagaimanapun, keputusan tersebut tidak dapat dilepaskan dari unsur bisnis juga sih.”

Melihat RRQ juga baru saja menggelar turnamen untuk pemain berusia maksimal 18 tahun, RRQ Under 18 Tournament – RRQ Next Generation, apakah hal ini berarti RRQ juga akan menjadi event organizer ke depannya? AP pun menjawab bahwa RRQ belum ada rencana ke sana sekarang. Saat ini, fokusnya adalah mempertahankan dan melebarkan prestasi tim karena itulah core mereka sebagai esports organization.

RRQ.Athena saat menjuarai PUBG M Star Challenge di Dubai. Sumber: PUBG Mobile
RRQ.Athena saat menjuarai PUBG M Star Challenge di Dubai. Sumber: PUBG Mobile

Itu tadi perbincangan kami dengan CEO RRQ. Bagi saya pribadi ataupun bagi para pemerhati esports lainnya, mengikuti perkembangan RRQ dari waktu ke waktu adalah sebuah kesenangan tersendiri.

Bagaimanakah RRQ di waktu yang akan datang? Apakah ia akan masih di jalurnya dan mewujudkan ambisi untuk terus mengejar dan mempertahankan prestasinya sebagai ‘sang raja’? Atau ia akan berkembang melebar dan menjadi satu raksasa esports Indonesia, mengingat mereka punya grup konglomerasi di belakangnya?

Daftar Turnamen Esports Terseru di Indonesia Tahun 2018

Esports punya sejarah yang cukup panjang di Indonesia, bahkan sebelum istilah “esports” itu sendiri populer. Semenjak popularitas game online meledak, para penerbit game serta organizer sudah mencium aroma potensi yang ada dalam game kompetitif. Apalagi berkat persebaran internet yang semakin luas, komunitas gamer yang tadinya bahkan mungkin tidak berpikir bahwa game bisa dimainkan secara profesional, lambat laun mulai terpapar dunia olahraga elektronik tersebut.

Banyak game dan perusahaan berperan terhadap perkembangan esports tanah airnya. Salah satunya cikal bakal yang patut kita kenang adalah Ragnarok Online. MMORPG fenomenal ini memperkenalkan turnamen tingkat dunia bernama Ragnarok World Championship (RWC) pada tahun 2004. Iklim kompetitif itu lalu menular ke Indonesia dalam wujud Ragnarok Indonesia Championship (RIC).

Esports Indonesia sempat stagnan di era akhir 2000-an. Memang muncul beberapa pionir seperti Team nxl> yang berkecimpung di dunia Counter-Strike. Tapi tidak ada ajang kompetitif besar dengan skala nasional seperti sekarang. Bahkan ketika popularitas esports luar negeri meledak akibat Dota 2 dan League of Legends, posisi Indonesia masih sebatas pemirsa saja.

Ragnarok World Championship 2009
Ragnarok World Championship 2009 | Sumber: Coerce

Semua itu mulai berubah ketika League of Legends terbit resmi di Indonesia di bawah bendera Garena. Garena getol mendorong perkembangan esports, dan mereka tak segan-segan menawarkan hadiah miliaran Rupiah bagi tim yang berhasil jadi juara kompetisi. Mulai dari turnamen di acara Indonesia Game Show, hingga berkembang menjadi League of Legends Garuda Series (LGS), kiprah Garena betul-betul menaikkan standar penyelenggaraan turnamen profesional di dalam negeri.

Pertengahan era 2010-an, penetrasi game kompetitif di smartphone menjamur dengan cepat di Indonesia. Negara kita memang disebut-sebut punya pola konsumsi mobile-first, sehingga wajar bila game mobile jauh lebih diminati daripada console atau PC. Moonton dengan Mobile Legends: Bang Bang berhasil meraih lebih dari 20 juta pengguna tanah air. Garena pun tak mau kalah, mereka merilis Arena of Valor yang merupakan buatan Tencent, perusahaan game terbesar di dunia.

Kini kita berada di tahun 2018. Kompetisi olahraga elektronik sudah menjadi hal yang lumrah, tidak hanya di ibukota saja tapi juga di seluruh pelosok Indonesia. Pemain-pemain berbakat muncul dari mana-mana, sebagian di antaranya berkarier bersama tim luar negeri. Penerbit-penerbit game pun seperti berlomba-lamba mengadakan turnamen terbesar, terheboh, dan paling bergengsi.

Esports is the next big thing in marketing,” demikian kata Baldwin Cunningham dalam tulisannya yang dimuat di Forbes pada tahun 2016. Dua tahun kemudian, ungkapan itu terbukti. Kita telah tiba di saat di mana esports telah menjadi “big thing”, dan menurut para analis, esports masih akan terus menjadi lebih besar.

Turnamen esports Indonesia di tahun 2018

Sama seperti olahraga konvensional, esports juga memiliki turnamen atau liga-liga yang terbagi berdasarkan level kompetisinya. Hanya saja, karena jumlah game yang dipertandingkan sangat banyak, mengikuti semua cabang esports terkadang bisa cukup memusingkan.

Seorang penggemar sepak bola biasanya hanya mengikuti satu atau dua liga utama tempat tim favoritnya berada. Sekarang bayangkan bila Anda seorang penggemar esports yang menyukai lebih dari satu game sekaligus.

Saya, contohnya, menyukai Dota 2, Arena of Valor, Mobile Legends: Bang Bang, Overwatch, dan Pro Evolution Soccer sekaligus. Berusaha mengikuti kompetisi esports di kelima game itu sama saja seperti berusaha mengikuti Barclays Premier League, NBA, Bundesliga, Major League Baseball, dan STIHL Timbersports secara bersamaan. Padahal itu belum mencakup semua cabang esports yang ada.

Abuget Cup 2017
Abuget Cup 2017 | Sumber: Capcom

Di bawah ini saya mencoba merangkum beberapa cabang esports populer di Indonesia, beserta kompetisi/liga apa saja yang mereka miliki dan di mana Anda bisa menikmatinya. Jadi Anda yang menggemari esports dapat memilih jadwal tontonan lebih mudah, atau mungkin mencoba menyaksikan kompetisi yang selama ini tidak Anda ikuti. Ada esports apa saja di Indonesia tahun 2018 ini?

Counter-Strike: Global Offensive

IESPL – Tokopedia Battle of Friday

  • Penyelenggara: IESPL, Tokopedia
  • Jadwal: Setiap Jumat, mulai 18:30 WIB
  • Siaran: YouTube IESPL

Indonesia eSports Games (IEG) 2018

  • Penyelenggara: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • Jadwal: November 2018
  • Siaran: Belum tersedia

Point Blank

IESPL – Tokopedia Battle of Friday

  • Penyelenggara: IESPL, Tokopedia
  • Jadwal: Setiap Jumat, mulai 18:30 WIB
  • Siaran: YouTube IESPL

Indonesia eSports Games (IEG) 2018

  • Penyelenggara: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • Jadwal: November 2018
  • Siaran: Belum tersedia

South East Asia Cyber Arena (SEACA)

PlayerUnknown’s Battleground (PUBG)

Indonesia eSports Games (IEG) 2018

  • Penyelenggara: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • Jadwal: November 2018
  • Siaran: Belum tersedia

South East Asia Cyber Arena (SEACA)

PUBG Mobile

Indonesia eSports Games (IEG) 2018

  • Penyelenggara: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • Jadwal: November 2018
  • Siaran: Belum tersedia

PUBG Mobile Indonesia National Championship (PINC) 2018

Level Up!

GESC Indonesia Dota 2 Minor 2018 | Winners
Evil Geniuses, juara GESC Indonesia Dota 2 Minor 2018 | Sumber: NHBL

Dota 2

GESC Indonesia Dota 2 Minor 2018

IESPL – Tokopedia Battle of Friday

  • Penyelenggara: IESPL, Tokopedia
  • Jadwal: Setiap Jumat, mulai 18:30 WIB
  • Siaran: YouTube IESPL

Indonesia eSports Games (IEG) 2018

  • Penyelenggara: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • Jadwal: November 2018
  • Siaran: Belum tersedia

South East Asia Cyber Arena (SEACA)

Indonesia High School League (IHSL) 2018

  • Penyelenggara: JD.ID
  • Jadwal: Oktober 2018
  • Siaran: Belum tersedia

Mobile Legends: Bang Bang

IESPL – Tokopedia Battle of Friday

  • Penyelenggara: IESPL, Tokopedia
  • Jadwal: Setiap Jumat, mulai 18:30 WIB
  • Siaran: YouTube IESPL

Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL)

  • Penyelenggara: Moonton, RevivalTV, Game.ly
  • Jadwal: Setiap Jumat – Minggu, 16:00 – 22:00 WIB
  • Siaran: Facebook MLBB Indonesia

Indonesia eSports Games (IEG) 2018

  • Penyelenggara: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • Jadwal: November 2018
  • Siaran: Belum tersedia

Level Up!

Indonesia High School League (IHSL) 2018

  • Penyelenggara: JD.ID
  • Jadwal: Oktober 2018
  • Siaran: Belum tersedia
EVOS ASL Season 1
EVOS saat menjuarai ASL Season 1 | Sumber: Kincir.com

Arena of Valor

Arena of Valor Star League (ASL)

Arena of Valor National Championship (ANC)

South East Asia Cyber Arena (SEACA)

Street Fighter V: Arcade Edition

Abuget Cup 2018

AMD Esports FIGHT! Championship 2018

Tekken 7

Abuget Cup 2018

Indonesia eSports Games (IEG) 2018

  • Penyelenggara: Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
  • Jadwal: November 2018
  • Siaran: Belum tersedia

AMD Esports FIGHT! Championship 2018

Rekap Pertandingan Tokopedia Battle of Friday Week 2

Sesuai jadwal yang telah diumumkan oleh Indonesia Esports Premier League, event kedua Tokopedia Battle of Friday digelar tepat di hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-73, tanggal 17 Agustus 2018. Sesi Matchday 2 (panitia juga menggunakan istilah ‘Week 2’) dilangsungkan di iCafe ‘Nvidia Certified’ High Ground yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk.

Jika Anda tidak sempat untuk berkunjung langsung ke lokasi acara, tiap-tiap pertandingan TBoF ditayangkan langsung di platform video stream Cube TV, lalu rekamannya bisa disimak di channel resmi IESPL di YouTube. Namun jika Anda tak sempat buat melakukan keduanya, saya sudah menyiapkan rangkuman dari Matchday 2 Tokopedia Battle of Friday serta mencantumkan ranking sementara dari masing-masing tim yang perpartisipasi di sana.

 

Mobile Legends

  • Evos Esports: 3 vs. Recca Esports: 1
  • NXL: 0 vs. Alter Ego: 3
  • Juggernaut: 3 vs. PG.Barracx: 0
  • RRQ: 3 vs. Capcorn: 1
  • Boom ID: 3 vs. The Prime: 0
  • Bigetron vs. XCN (diubah ke lain waktu)

 

Point Blank

  • Boom ID: 0 vs. RRQ: 2
  • Alter Ego vs. XCN (dipindahkan ke lain waktu)
  • Bigetron: 0 vs. The Prime: 2
  • Capcorn: 2 vs. Recca Esports: 0
  • Evos Esports: 0 vs. PG.Barracx: 2
  • Juggernaut: 1 vs. NXL: 1

 

Di bawah ini adalah peringkat sementara ke-12 tim eSport lokal berdasarkan poin yang mereka peroleh:

Mobile Legends

  1. Alter Ego – 6 poin
  2. Juggernaut – 6 poin
  3. RRQ – 4 poin
  4. Boom ID – 3 poin
  5. EVOS – 3 poin
  6. PC.Barracx – 3 poin
  7. XCN – 3 poin
  8. NXL – 1 poin
  9. Bigetron – 0 poin
  10. Capcorn – 0 poin
  11. Recca – 0 poin
  12. The Prime – 0 poin

Point Blank

  1. Capcorn – 6 poin
  2. PG.Barracx – 6 poin
  3. RRQ – 6 poin
  4. Juggernaut – 4 poin
  5. Alter Ego – 3 poin
  6. The Prime – 3 poin
  7. Boom ID – 1 poin
  8. NXL – 1 poin
  9. XCN – 1 poin
  10. Bigetron – 0 poin
  11. EVOS – 0 poin
  12. Recca – 0 poin

 

Jika agenda IESPL berjalan sesuai rencana, sesi Matchday (atau Week) ketiga akan kembali digelar di High Grounds PIK pada tanggal 24 Agustus 2018. Namun saat artikel ini ditulis, saya belum bisa menemukan waktu spesifik dimulainya pertandingan ‘Week 3’ di situs IESPL.id. Lalu berdasarkan posting-an Instagram milik Indonesia Esports Premier League, saya juga belum melihat hasil serta ranking dari pertandingan Counter-Strike: Global Offensive dan Dota 2…

Bhinneka Dukung Intel Untuk Adakan #IntelGameTime

Terlepas dari topik panas terkait rencana pemblokiran beberapa game, satu hal tidak bisa dipungkiri: potensi pasar gaming lokal begitu besar. Di kawasan Asia Pasifik, jumlah gamer kita menunjukkan persentase signifikan. Bagi Intel, peluang tersebut akan terbuka kian besar jika ada lebih banyak orang memahami gaming. Itu alasannya mereka melangsungkan #IntelGameTime di Indonesia.

Acara tersebut pertama kalinya dilaksanakan di nusantara, dan Indonesia merupakan negara ketiga tempat diadakannya #IntelGameTime setelah Taiwan dan Thailand. Penyelenggara mendeskripsikannya sebagai sebuah ‘platform activation‘, memberikan pengalaman casual gaming, ditargetkan pada usia 19 sampai 40 tahun. Dari penuturan MNC sales director Intel Yohan Wijaya, strategi ini adalah upaya menstimulasi pasar, dan menunjukkan pada banyak orang bahwa gaming bisa jadi alternatif hiburan.

#IntelGameTime 9
Leo Antonius dan Yohan Wijaya di sesi QA.

Demi mencapai keinginan tersebut, setidaknya ada dua langkah yang Intel ambil. Pertama, mereka menggelar event secara terbuka di mall, tanpa perlu ada pra-registrasi. Pengunjung dapat mudah bergabung, namun Bhinneka dan Intel tak lupa menyiapkan hadiah menarik untuk merangsang persaingan di kalangan peserta. Buat mendukungnya, acara turut diekspansi ke kampus-kampus dekat pusat perbelanjaan modern.

#IntelGameTime 10
Leo Antonius, strategic expansion director Bhinneka.com.
#IntelGameTime 1
Siapapun bisa berpartisipasi di #IntelGameTime.

Pemilihan judul game juga diperhatikan. Intel dan Bhinneka menjelaskan, mereka sengaja mengusung permainan-permainan yang mudah dimengerti oleh orang awam. Akhirnya mereka memilih Grid Autosport, FIFA Online 3, Point Blank; sebagai perwakilan dari tiga genre berbeda. Menariknya, untuk menangani game ‘kelas casual’, pengunjung malah disajikan perangkat-perangkat gaming high-end dari MSI, Acer, Lenovo, dan HP. Brand-brand ini adalah para sponsor.

#IntelGameTime 2
Anda bisa menjajal keahlian mengemudi dalam game Grid Autosport.
#IntelGameTime 7
Ini booth buat menikmati FIFA Online 3.

Lalu #IntelGameTime juga akan dimeriahkan oleh kehadiran sejumlah gamer profesional seperti Nixia dan tim Guardian Force (GF7). Loh bukankah acara ini bersifat lebih casual? Intel bilang, pasti tak sedikit orang ingin berjumpa dengan idola mereka. Berdasarkan pengumuman di Facebook resmi, fans dapat bertemu tim NXA Ladies pada hari Minggu 8 Mei besok pukul 12:00 siang sampai 18:00 sore. Di sana ada Blizzter, AngeLia, Aivy, Nixia, Aimeii, Charon dan May.

#IntelGameTime 6
Point Blank siap dinikmati.

Bhinneka sendiri berperan menyediakan device-device gaming berprosesor Intel. Saya melihat ada gaming notebook MSI G-Gaming, Lenovo Y, sampai PC desktop Acer Predator G1. Strategic expansion director Bhinneka.com Leo Antonius menuturkan, event ini merupakan upaya marketing, promosi, sekaligus penyebarluasan informasi terkait produk-produk yang mereka pasarkan.

#IntelGameTime 4
Walaupun mengusung tema casual, Anda akan disuguhkan PC-PC high-end.
#IntelGameTime 11
Acer Predator adalah salah satu brand gaming yang bisa Anda temui di sana.

Seperti yang sempat dibahas, meskipun mengangkat tema casual, sang produsen semiconductor raksasa asal Amerika dan perintis online store di Indonesia itu tak mau membuat peserta #IntelGameTime pulang dengan tangan hampa. Ada tiga gaming notebook untuk tiga orang pemenang, ditambah kesempatan mengikuti undian buat menghadiri turnamen esport Intel Extreme Masters di Korea Selatan, dilakukan di hari terakhir #IntelGameTime.

#IntelGameTime 5
Semua device ini ditenagai prosesor Intel.

#IntelGameTime rencananya akan dilaksanakan di tiga mall, terhitung mulai tanggal 4 Mei kemarin. Jadwal lengkapnya bisa Anda lihat di bawah:

  • Mall Taman Anggrek: 4 – 8 Mei
  • Mall Summarecon Bekasi: 11 – 15 Mei
  • Mall Margo City: 25 – 29 Mei
  • Mall Taman Anggrek: 22 – 26 Juni

Selama acara ini berlangsung, Bhinneka turut mengadakan program potongan harga sampai Rp 8 juta pada device-device gaming yang dipamerkan di #IntelGameTime. Mereka dapat dimiliki seharga mulai dari Rp 13,3 juta sampai Rp 31,8 juta.

#IntelGameTime 8

Garena Ungkap Info Mengenai Update FIFA Online 3, Turnamen LGS Series 6, dan PBGC 2016

Sejak diluncurkan, layanan Garena mengalami perkembangan sangat pesat di Asia. Dengan menggandeng perusahaan ternama seperti EA dan Riot Games, mereka berhasil menghimpun belasan juta user aktif tiap bulan. Dan belakangan ini, sang publisher kembali gencar mengadakan media gathering untuk membahas produk serta event yang sedang mereka langsungkan.

Di pembukaan presentasinya, perwakilan Garena kembali mengungkap satu visi mereka: memajukan esport di Indonesia. Salah satu upaya paling signifikannya ialah dengan melaksanakan berbagai turnamen game serta melakukan kampanye ‘Kami main bersih’. Dalam acara itu, Garena fokus pada tiga tema: update FIFA Online 3, kompetisi League of Legends Garuda Series 6, dan Point Blank Garena Championship 2016.

FIFA Online 3

Merayakan ulang tahun kedua yang jatuh pada tanggal 16 Maret 2016, FIFA Online 3 Indonesia memperoleh update versi serta engine. Selain menyuguhkan kulitas visual lebih baik, varian baru Impact Engine mendongkrak level realisme gerakan para pemain, sehingga terlihat lebih halus dan nyata. Pesepak bola terkenal seperti Ronaldo dan Messi jadi lebih menyerupai aslinya.

Garena Media Gathering 01

Pembaruan roster pemain sesuai perpindahaan dari musim 2014 ke 2015 tak lupa diberlakukan lewat update tersebut. Contohnya, Raheem Sterling telah ditransfer dari Liverpool ke Manchester City, Angel Di Maria dari Manchester United ke PSG, Memphis Depay dari PSV Eindhoven ke Manchester United, dan lain sebagainya. Kemudian pemain seperti Martial, Lewandowski, Rodriguez serta Sanchez juga memperoleh kenaikan status atribut di masing-masing klub.

Garena Media Gathering 06

Manager-manager dapat menikmati bonus di beragam mode permainan. Misalnya penambahan hadiah saat level meningkat, disesuaikan dengan level yang telah diraih. Bonus mode ranking, liga dan cup turut diseimbangkan ‘demi menjangkau’ manager yang menyukai tipe permainan berbeda.

Garena Media Gathering 02

Perayaan ulang tahun FIFA Online juga dimeriahkan dengan penyelenggaraan Anniversary Tournament di 32 Kota, serta Newbie Tournamen di 24 kota buat menjangkau gamer-gamer baru.

League of Legends Garuda Series 6 Final Week

Garena mengumumkan bahwa Team Terserah (TSR) merupakan tim terakhir yang masuk ke babak empat besar LGS musim keenam. Tim bersisi pro gamer dari Indonesia-Tiongkok ini lolos setelah sukses mengalahkan Jakarta Juggernauts di babak tiebreaker karena kedua tim berbagi posisi empat di penghujung group stage. Alhasil, Jakarta Juggernauts gagal melangkah ke playoff buat pertama kalinya sejak event berlangsung.

Garena Media Gathering 03

JOY (The Jokes on You) asal Makassar juga gagal terbang ke Jakarta karena dibungkam dua kali oleh Team Terserah. Mereka mesti puas duduk di urutan keenam klasemen sesudah kalah melawan J2G di match tiebraker.

Tiga tim lain yang sudah mengamankan tempat di babak empat besar meliputi Kayana Gaming, Zero Latitude, serta sang jawara Revival Esports. Rencananya, pertandingkan diadakan hari Sabtu tanggal 19 Maret besok. Terserah akan berhadapan dengan Revival, lalu Kayana akan berlaga melawan Zero Latitude. Pemenang dijadwalkan untuk bertemu di panggung grand final tanggal 20 Maret 2016, berlokasi di The Ice Palace Lotte Shopping Avenue.

Garena Media Gathering 04

Garena telah menyiapkan uang sebesar Rp 250 juta sebagai hadiahnya: Rp 100 juta untuk posisi podium, Rp 50 juta buat runner-up, Rp 15 juta untuk pemenang ketiga serta keempat, dan sisanya dibagi sesuai urutan. Hanya juara satu sampai empat yang berhak mendapatkan set gaming gear.

Point Blank Garena Championship 2016

Setelah tersaring dalam penyisihan offline-online regional di awal bulan Maret silam, Garena mengumpulkan delapan tim buat mewakili wilayah mereka di final PBGC 2016. Seminggu kemudian, juara turnamen tahun lalu N1CS Turbo ZL asal Surabaya memastikan diri menjadi tuan rumah berkat keberhasilan mereka melewati penyisihan Region Pusat 2 bersama Wow QDNA dari Semarang. Di bawah ini daftar lengkapnya:

  • CC Nasa PRFS – Palembang
  • FFPS GTH 186 – Batam
  • Wow QDNA – Semarang
  • N1CS Turbo ZL – Surabaya
  • FFPS GF7 – Jakarta
  • We Made Legend 186 – Bandung
  • Avil_NGC. Team – Banjarmasin
  • Tenb389 – Palangkaraya

Garena Media Gathering 09

Final akan diselenggarakan di Surabaya Town Square pada hari Minggu tanggal 27 Maret, dari pukul 9:00 pagi sampai 18:00 sore. Ada total hadiah Rp 350 juta menanti para pemenang, dan juara pertama berhak membawa pulang Rp 100 juta ditambah satu tiket untuk mewakili Indonesia di ajang Point Blank World Challenge 2016 di Korea Selatan nanti.

Garena Media Gathering 08

Garena Media Gathering 07