Astell & Kern Kann Alpha Adalah Partner Ideal untuk Headphone Berharga Ribuan Dolar

Populer di kalangan penikmat audio, Astell & Kern menawarkan deretan pemutar musik portabel yang amat bervariasi. Salah satu yang kerap menjadi favorit datang dari seri Astell & Kern Kann, yang sejauh ini sudah terdiri dari tiga model, yakni Kann, Kann Cube, dan yang terbaru, Kann Alpha.

Baru-baru ini, Astell & Kern menyingkap varian warna baru untuk Kann Alpha. Jadi selain warna Onyx Black yang terkesan amat sleek, sasis aluminium Kann Alpha kini turut tersedia dalam varian warna Urbanely Blue yang tak kalah memukau. Kalau melihat tren terkini, jenis warna biru metalik seperti ini belakangan memang cukup sering diasosiasikan dengan kemewahan; lihat saja iPhone 12 Pro.

Di samping itu, Kann Alpha juga kedatangan dukungan atas platform musik Roon. Jadi selama sudah menjadi pelanggan Roon, semua pengguna Kann Alpha dapat menikmati koleksi musik lossless-nya secara wireless dari layanan-layanan seperti Tidal, Qobuz, atau langsung dari koleksi pribadi mereka yang disimpan di dalam perangkat NAS. Format audio hi-res yang didukung tentu melimpah. Kann Alpha siap memutar file PCM 32-bit/384Hz, DSD256, atau file MQA (Master Quality Authenticated) yang diunduh dari Tidal.

Sebagai perangkat generasi ketiga, sudah sewajarnya Kann Alpha menyajikan performa yang lebih superior daripada dua pendahulunya. Komponen headphone amplifier yang tertanam di dalamnya punya output yang sangat besar, membuatnya mampu menenagai headphone dari kelas apapun tanpa memerlukan bantuan amplifier terpisah. Meski begitu, desainnya tetap tergolong ringkas, dengan tebal hanya 25 mm dan bobot 316 gram.

Astell & Kern mengklaim Kann Alpha sebagai produk pertamanya yang mengusung balanced output 4,4 mm yang bebas noise. Di saat yang sama, ia juga dibekali konektivitas Bluetooth 5.0 dengan dukungan atas codec LDAC maupun aptX HD, membuatnya makin fleksibel dalam hal skenario penggunaan. Dalam sekali pengisian, baterainya diperkirakan mampu bertahan selama 14,5 jam nonstop.

Di Singapura, Astell & Kern Kann Alpha saat ini sudah dijual dengan harga S$1.699, atau kurang lebih sekitar 18,2 jutaan rupiah.

Astell & Kern Luncurkan A&futura SE200, Pemutar Musik Portable dengan Dua Jenis DAC yang Berbeda

Dual DAC, Quad DAC, teknologi multi DAC (digital-to-analogue converter) sebenarnya sudah bukan barang baru di industri perangkat audio. Teknologi ini bahkan sempat merambah kategori smartphone berkat LG, meski gaungnya sekarang tergolong mereda karena LG sendiri sudah tidak seagresif dulu.

Yang belum eksis adalah bagaimana dua DAC dari dua pabrikan yang berbeda dapat dijejalkan ke dalam satu perangkat pemutar audio demi memberikan konsumen kontrol penuh atas karakteristik suara perangkat yang digunakannya. Itulah tantangan yang hendak dijegal Astell & Kern selama mengembangkan portable music player (PMP) terbarunya, A&futura SE200.

Pada kenyataannya, audio memang merupakan topik yang sangat subjektif. Apa yang terdengar enak di telinga saya belum tentu enak di telinga Anda, demikian pula sebaliknya. Di saat saya cocok dengan karakteristik suara yang dihasilkan model DAC tertentu, Anda belum tentu cocok dengannya.

Solusinya, kalau menurut A&K, adalah dua model DAC yang berbeda dalam satu perangkat. Satu datang dari AKM (AK4499EQ), satu lagi dari ESS (ES9068AS) dalam konfigurasi ganda. Keduanya tentu dilengkapi unit amplifier-nya masing-masing demi memastikan karakteristik tiap DAC tidak tercampur. Usai memilih DAC yang ingin dipakai, pengguna dapat menambahkan sejumlah filter untuk menerapkan kustomisasi lebih lanjut pada karakteristik suaranya.

Astell & Kern A&futura SE200

A&futura SE200 merupakan penerus langsung dari A&futura SE100 yang dirilis dua tahun silam. Desain fisiknya sepintas mirip, namun kelihatan lebih elegan berkat perpaduan apik antara sudut-sudut yang lancip dengan garis-garis melengkung. Kenop volume khas A&K di sini dibekali lampu LED yang bisa berganti-ganti warna tergantung tipe file audio yang diputar.

Secara teknis, SE200 tidak akan kesulitan memutar file audio Hi-Res 32-bit/384kHz atau DSD256 sekalipun. Ia juga mendukung format MQA, format berkualitas tinggi yang dipakai oleh layanan streaming Tidal pada paket termahalnya (HiFi). File audionya sendiri dapat diputar langsung dari penyimpanan internal perangkat sebesar 256 GB atau lewat kartu microSD (maksimum yang berkapasitas 1 TB).

Pengoperasiannya mengandalkan layar sentuh 5 inci beresolusi 720p. Di samping Wi-Fi, perangkat turut mengemas konektivitas Bluetooth aptX HD, dan baterainya diklaim mampu bertahan sampai 14 jam pemakaian. Satu hal yang cukup menarik, port USB-C miliknya tak hanya berfungsi untuk charging, tapi juga untuk disambungkan ke komputer atau laptop sehingga perangkat bisa difungsikan sebagai DAC eksternal.

Seperti halnya produk Astell & Kern lain maupun perangkat-perangkat di segmen audiophile secara umum, banderol A&futura SE200 tidak murah. Di Amerika Serikat, ia ditawarkan seharga $1.799, atau $100 lebih mahal daripada pendahulunya.

Sumber: The Verge dan Astell & Kern.

Astell & Kern Kembali Luncurkan Portable Music Player Kelas Sultan, Kann Cube

Dengan banderol $999 dan spesifikasi kelas sultan, Astell & Kern Kann yang dirilis dua tahun silam masih merupakan salah satu portable music player terbaik yang dapat dibeli saat ini. Namun kalau ternyata Anda masih mengincar performa yang lebih wah dan tidak keberatan merogoh kocek lebih dalam lagi, A&K rupanya sudah menyiapkan penawaran lain.

Namanya Kann Cube, dan ia diyakini mampu membawa performa Kann orisinal ke level yang lebih tinggi lagi berkat penggunaan dua chip DAC ESS ES9038PRO Sabre sekaligus, tidak ketinggalan juga amplifier dengan output nyaris dua kali lipat lebih tinggi dari yang terdapat pada Kann orisinal.

Pada bagian depannya, Kann Cube mengemas layar sentuh 5 inci beresolusi 720p, sebuah peningkatan yang cukup drastis dibanding Kann orisinal. Bukan cuma itu, pengoperasiannya juga dipastikan bakal lebih mulus perkat penggunaan prosesor quad-core baru.

Yang mungkin sedikit membuat alis mengernyit adalah bentuknya yang sepintas mirip power bank, dan bobotnya pun sudah hampir menyentuh angka 500 gram. Ini dikarenakan baterai yang tertanam punya kapasitas yang lebih besar: 7.400 mAh, dengan estimasi daya tahan hingga 9 jam ketika dipakai untuk memutar file audio FLAC (lossless).

Kabar baiknya, Kann Cube sudah mendukung fast charging via USB-C, yang berarti waktu charging yang diperlukannya tak bisa disetarakan dengan mayoritas power bank. Urusan penyimpanan, A&K menjejalkan storage internal sebesar 128 GB pada Kann Cube, namun tentu saja pengguna dapat mengekspansinya lebih jauh lagi dengan bantuan memory card.

Seperti yang saya bilang, semua ini tentu harus ditebus dengan biaya yang amat tinggi. A&K mematok harga $1.499 untuk Kann Cube, dan berencana untuk memasarkannya mulai akhir bulan Mei mendatang.

Sumber: The Verge.

Mighty Vibe Adalah iPod Shuffle-nya Para Pelanggan Spotify

Dua tahun lalu, sebuah startup bernama Mighty Audio memperkenalkan kembaran iPod Shuffle yang ditujukan bagi para pelanggan Spotify. Perangkat bernama Mighty itu sukses terealisasi via Kickstarter, dan sekarang pengembangnya sudah menyiapkan suksesornya yang membenahi banyak hal.

Dijuluki Mighty Vibe, penampilannya sepintas kelihatan mirip, masih dengan layout tombol ala iPod Shuffle dan satu tombol ekstra untuk mengganti playlist. Deretan icon-nya disederhanakan, dan pilihan warna yang ditawarkan kini mencakup hitam, biru dan merah.

Mighty Vibe

Namun desain bukanlah kelemahan utama Mighty, melainkan stabilitas koneksi Bluetooth-nya. Menurut Engadget, generasi pertamanya kesulitan mempertahankan koneksi dengan headphone Bluetooth seandainya perangkat tidak dijepitkan ke baju, alias tidak benar-benar dekat dengan headphone.

Mighty Vibe dipastikan telah mengatasi kendala ini berkat penggunaan antena baru. Perangkat bisa disimpan di kantong celana, dan koneksinya dengan headphone Bluetooth akan tetap terjaga dengan baik. Bukan cuma itu, Mighty Vibe tidak pilih-pilih perangkat Bluetooth yang kompatibel seperti pendahulunya.

Penyempurnaan lainnya diterapkan pada sektor efisiensi daya. Meski Mighty orisinal diklaim memiliki baterai yang tahan hingga lima jam, kenyataannya sejumlah konsumen melaporkan kurang dari itu. Untuk Mighty Vibe, daya tahannya dipastikan lebih bisa mendekati angka 5 jam.

Mighty Vibe

Selebihnya, Mighty Vibe masih mirip perihal fungsionalitasnya. Asalkan Anda sudah berlangganan Spotify Premium, Anda bisa menjejalkan lebih dari 1.000 lagu ke dalam storage-nya yang berkapasitas 8 GB untuk dinikmati secara offline sembari berolahraga.

Penyempurnaan pada aplikasi pendampingnya pun tidak dilupakan oleh pengembangnya. Alhasil, proses syncing dan pairing perangkat Bluetooth pada Mighty Vibe diklaim jauh lebih mudah dari sebelumnya.

Tertarik? Mighty Vibe saat ini sudah bisa dibeli seharga $86.

Sumber: Engadget.

Sony Luncurkan Pemutar Musik Digital Kelas Sultan Seharga Mobil LCGC

Jangankan orang awam, terkadang orang yang sudah akrab dengan perkembangan teknologi saja terheran melihat gelagat kaum audiophile. Mereka ini tidak segan mengucurkan dana yang begitu besar hanya demi memanjakan kedua telinganya, dan pabrikan pun merespon dengan baik pasar yang teramat niche ini.

Lihat saja Sony. Di event Hong Kong High End Audio Visual Show belum lama ini, mereka memamerkan dua perangkat audio kelas sultan dari lini Signature Series mereka: earphone IER-Z1R seharga HK$13.990 (± Rp 26,1 juta) dan pemutar musik digital DMP-Z1 seharga HK$61.880 (± 115,5 juta). Tak perlu digabung, banderol music player-nya saja sudah setara mobil baru kelas LCGC.

Sony IER-Z1R / Sony
Sony IER-Z1R / Sony

Pertanyaannya, apa yang konsumen dapat dari perangkat audio seharga mobil itu? Dukungan audio berformat hi-res sudah pasti, tapi tentu ini baru secuil dari cerita lengkapnya. Pada DMP-Z1, Anda bisa melihat bubuhan emas di sekujur tubuhnya; di kenop volume besarnya, dan bahkan solderan di jeroannya pun disebut mengandung emas demi menyempurnakan aliran sinyal.

Satu komponen yang unik adalah yang Sony juluki dengan istilah Vinyl Processor. Berkat ini, DMP-Z1 dapat menyajikan karakter khas vinyl pada musik digital yang diputarnya. Bukan cuma itu, prosesor lain berlabel DSEE HX yang ada di dalamnya juga diklaim sanggup menyempurnakan kualitas suara pada format audio lossy, termasuk yang sudah melewati tahap kompresi intensif – ibaratnya seperti TV 4K yang meng-upscale video 1080p.

Sony DMP-Z1

DMP-Z1 dapat digunakan langsung bersama headphone atau earphone berkat kapasitas penyimpanan internal sebesar 256 GB, plus sepasang slot microSD. Ia juga bisa difungsikan sebagai DAC (digital-to-analog converter) via USB-C, maupun menyambung ke ponsel via Bluetooth jika perlu. Baterainya sendiri diperkirakan bisa bertahan sampai 9 jam ketika dipakai memutar musik hi-res.

Jadi, anggap Anda seorang audiophile, Anda pilih ini atau LCGC?

Sumber: The Verge.

Fiio M7 Adalah Portable Music Player yang Mengedepankan Fitur-Fitur Modern

Pasar portable music player (PMP) premium kembali dibuat meriah oleh kehadiran dua produk terbaru Astell & Kern. Dengan banderol $699 dan $1.699, keduanya mungkin hanya bakal dilirik oleh kalangan audiophile yang benar-benar hardcore. Buat kalangan yang lebih luas, penawaran terbaru Fiio mungkin terkesan lebih masuk akal.

Namanya Fiio M7, dan ia merupakan PMP yang benar-benar dirancang untuk tahun 2018. Indikasinya adalah port USB-C yang tertanam di bawahnya, yang berarti ia bisa digunakan bersama headphone USB-C, meski menurut saya skenario ini tidak begitu ideal.

Alasannya, headphone USB-C mengemas DAC-nya (digital-analog converter) sendiri, sedangkan M7 sebagai pemutar musik dedicated juga sudah pasti mengusung DAC yang lebih istimewa, spesifiknya chip ESS Sabre 9018. Jadi, port USB-C miliknya mungkin lebih baik digunakan untuk charging dan mengisi lagu saja, sebab perangkat juga masih dibekali jack 3,5 mm standar.

Fiio M7

Modernitasnya tidak berhenti sampai di situ saja. Fiio juga sudah membenamkan SoC (system-on-chip) Exynos 7270 buatan Samsung, yang diklaim dapat membantu mengoptimalkan daya tahan baterai perangkat. Benar saja, dalam satu kali pengisian, M7 bisa beroperasi sampai 20 jam nonstop, atau 40 hari dalam posisi standby.

Pemutaran format lossless sudah pasti menjadi hal yang diunggulkan perangkat semacam ini, dan M7 pun mendukung format PCM 24-bit/192kHz. Namun bagi yang memprioritaskan kepraktisan, M7 juga bisa disambungkan ke headphone Bluetooth, serta kompatibel dengan codec hi-res macam aptX-HD maupun LDAC besutan Sony.

Fiio M7

Penyimpanan internalnya tidak banyak, hanya 2 GB, tapi pengguna masih bisa menancapkan microSD sampai sebesar 512 GB. Yang cukup unik, M7 ternyata juga bisa dipakai untuk memutar radio FM, dan ini bisa dioperasikan via layar sentuh 3,2 incinya, dengan resolusi 800 x 480 pixel.

Satu-satunya fitur modern yang absen di Fiio M7 adalah Wi-Fi, yang berarti Anda tidak bisa memakainya untuk streaming. Terlepas dari itu, harganya yang cuma $200 membuatnya terkesan jauh lebih masuk akal bagi konsumen yang ingin ‘naik kelas’ dari sekadar menikmati musik bersama ponselnya. Konsumen tanah air juga dapat membeli M7 melalui AliExpress seharga $260, tanpa biaya pengiriman tambahan.

Sumber: SlashGear dan Fiio.

Astell & Kern Kembali Luncurkan Pemutar Musik Portable Premium, Satu dengan Desain Amat Nyentrik

Nama Astell & Kern mungkin kurang begitu dikenal secara luas, akan tetapi brand asal Korea Selatan ini kerap menjadi andalan komunitas audiophile saat sedang membicarakan tentang portable music player (PMP). Untuk tahun 2018 ini, A&K telah menyiapkan dua penawaran baru bagi yang tengah berburu PMP kelas premium.

Yang pertama adalah A&norma SR15, yang bakal langsung membuat kita mengernyitkan dahi saat melihat wujudnya. Gambar di atas adalah wujud perangkat yang sebenarnya, di mana layarnya diposisikan miring, dan penamaannya pun seakan membuktikan bahwa perangkat ini memang melawan norma yang ada (bahwa posisi layar harus lurus dengan bodi perangkat).

Astell & Kern a&norma SR15

Kinerjanya ditunjang oleh sepasang DAC Cirrus Logic CS43198 dan prosesor quad-core, dan ia mendukung playback dalam format DSD maupun PCM 24-bit/192kHz. Bluetooth 4.1 dengan codec aptX HD turut tersedia, dan layarnya yang miring itu merupakan panel LCD 3,3 inci beresolusi 800 x 480 pixel.

A&norma sejatinya bakal menjadi lini A&K kelas standar ke depannya. Meski masuk kelas ‘bawah’ untuk standar A&K, bodinya masih terbuat dari aluminium utuh, dan banderol harganya pun masih berada di angka $699 saat dirilis di bulan Juni nanti. Soal penyimpanan, SR15 dibekali storage internal 64 GB.

Astell & Kern A&futura SE100

Perangkat yang kedua adalah A&futura SE100, yang diposisikan di atas A&norma, dan untungnya dengan posisi layar yang normal. Layar sentuhnya lebih besar di angka 5 inci, serta mengemas resolusi 720p. Nyaris semua komponennya lebih modern, termasuk kehadiran USB-C untuk charging, dan storage internal dua kali lebih besar (128 GB).

Jeroannya tentu saja juga lebih superior, dengan DAC 8-channel ESS Sabre ES9038Pro, prosesor octa-core dan kemampuan memutar format DSD atau PCM hingga 32-bit/384kHz. Dalam satu kali pengisian, baterainya diyakini bisa bertahan hingga 10 jam.

A&K rencananya akan melepas A&futura SE100 lebih dulu mulai bulan ini, dengan banderol $1.699. Dari awal A&K memulai kiprahnya, produk-produknya memang bukan untuk semua konsumen.

Sumber: The Verge.

Astell & Kern Kann Siap Jalankan File Audio Paling Hi-Res yang Anda Punyai

Astell & Kern tidak punya banyak pesaing di segmen portable music player (PMP) kelas high-end. Selama beberapa tahun mereka cukup rajin menelurkan produk-produk untuk memuaskan obsesi para audiophile, dan di tahun 2017 ini mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Sebagai buktinya, lahirlah Astell & Kern Kann, PMP terbaru yang secara spesifik dirancang sebagai perangkat all-rounder, namun di saat yang sama tidak melupakan standar audiophile yang selama ini diusung brand asal Korea Selatan tersebut.

Kriteria tersebut mereka penuhi lewat chip DAC tunggal AKM AK4490 yang sanggup mengolah file audio Hi-Res hingga resolusi 32-bit/382 kHz, jauh lebih tinggi ketimbang yang ditawarkan Astell & Kern AK70, yang sendirinya sudah berada di atas rata-rata. Sebuah amplifier terintegrasi dipercaya untuk menyuplai daya bahkan bagi headphone yang paling ‘rakus’ (berimpedansi tinggi) sekalipun.

Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern
Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern

Secara fisik Astell & Kern masih mempertahankan gaya desainnya yang cukup khas: panel depan didominasi layar, dengan kenop volume di sebelah kanan. Namun khusus untuk Kann ini, saya melihatnya sepintas seperti power bank buatan pabrikan mobil Lamborghini.

Bodinya memang cukup tebal, tepatnya setebal 25,6 mm. Namun di baliknya tertanam baterai berkapasitas 6.200 mAh, yang diperkirakan sanggup bertahan selama 14 jam nonstop. Bodi yang besar ini juga memungkinkan Astell & Kern untuk menjejalkan konektivitas yang melimpah pada Kann.

Kann mengemas sepasang output headphone; satu 3,5 mm dan satu lagi 2,5 mm bersifat balanced. Sebuah port micro USB bisa dimanfaatkan untuk mengirim output audio via USB, atau memperlakukan perangkat sebagai USB DAC. Untuk keperluan transfer data dan charging, Kann sudah mengandalkan standar terbaru yaitu USB Type-C.

Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern
Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern

Perangkat dibekali memory internal sebesar 64 GB, akan tetapi pengguna dapat memperluasnya lebih lagi dengan bantuan micro SD (sampai 256 GB) dan SD card (sampai 512 GB), sehingga jika ditotal Anda punya sekitar 832 GB untuk menyimpan file audio Hi-Res yang rata-rata memang berukuran sangat besar.

Astell & Kern tidak melupakan penikmati headphone Bluetooth, dimana Kann sudah mendukung codec aptX HD yang diyakini lebih superior ketimbang aptX standar. Pengoperasiannya sendiri mengandalkan layar sentuh beresolusi 800 x 480, dengan sistem operasi Android yang telah dimodifikasi.

Seperti halnya produk Astell & Kern lain, Kann tidak ditujukan untuk semua konsumen, apalagi mengingat harganya dipatok $999. Anda harus benar-benar termasuk sebagai penikmat musik yang serius seandainya Anda rela mengucurkan dana sebesar itu untuk sebuah portable music player.

Sumber: The Verge dan Astell & Kern.

Mirip iPod Shuffle, Perangkat Ini Bisa Memutar Musik dari Spotify Tanpa Terhubung ke Ponsel

Alat pemutar musik super-mungil macam iPod Shuffle sangatlah ideal untuk menemani kita beraktivitas fisik sehari-harinya. Sayangnya perangkat tersebut masih menganut cara lama, dimana proses syncing dengan iTunes masih terasa cukup merepotkan, apalagi di era streaming musik seperti sekarang ini.

Kita bisa saja berlari atau bersepeda selagi menikmati layanan streaming musik dengan bantuan smartphone. Tapi tidak semua orang suka membawa smartphone-nya saat sedang berolahraga. Cukup banyak yang ingin memanfaatkan waktu berolahraga untuk menjauh dari keramaian di media sosial, dan fokus pada kebugaran tubuhnya.

Balik lagi ke iPod Shuffle, bagaimana misalnya kalau ada perangkat semacam ini, tapi yang bisa memutar musik dari layanan streaming secara mandiri? Mandiri maksudnya tidak harus ditemani oleh smartphone, yang berarti pengguna bisa jogging dengan hanya ditemani sepasang earphone dan perangkat berukuran mini tersebut.

Kalau itu yang Anda cari, maka Anda akan tersenyum melihat perangkat keluaran startup Mighty Audio ini. Mereka merancang ‘kembaran’ iPod Shuffle yang dapat memutar musik dari layanan streaming Spotify. Perangkat bernama Mighty ini sangat mungil, dan bagian belakangnya bisa dijepitkan ke pakaian atau baju sehingga aktivitas fisik Anda tidak akan terganggu.

Mighty

Mighty tidak butuh koneksi internet. Saat pertama menggunakan, Anda akan diminta untuk menyambungkan Mighty ke smartphone via Bluetooth atau Wi-Fi. Menggunakan aplikasi pendampingnya, Anda akan diminta untuk memasukkan akun Spotify Premium. Dari situ proses syncing playlist maupun lagu yang sudah Anda simpan secara offline di aplikasi Spotify bisa dimulai.

Mighty punya kapasitas penyimpanan sebesar 2 GB, atau kurang lebih setara 48 jam konten musik di Spotify. Setelah proses syncing selesai, pengguna pun bisa segera berolahraga selagi menikmati musik dari Spotify bersama Mighty secara offline. Baterainya diperkirakan bisa bertahan hingga lima jam – kemungkinan besar Anda akan merasa capai duluan.

Sama seperti iPod Shuffle, Mighty tidak memiliki layar. Layout tombolnya bahkan sangat menyerupai milik iPod Shuffle. Hanya saja, Mighty punya tombol ekstra yang berfungsi untuk mengganti playlist. Saat tombol ditekan, pengguna akan mendengar nama playlist dalam wujud petunjuk suara.

Konsep yang dibawa Mighty ini terdengar sangat praktis. Pengguna memang harus melakukan proses syncing di awal, tapi setelahnya, Mighty bisa digunakan secara mandiri tanpa koneksi internet sama sekali – dan lagi proses syncing-nya juga jauh lebih simpel daripada memakai iTunes. Bagi yang tertarik, ia sekarang sudah bisa dipesan lewat Kickstarter seharga $75 – harga retail-nya akan naik menjadi $109.

Sumber: Cult of Mac.

Pioneer Luncurkan Perangkat Pemutar Audio Hi-Res Portable, XDP-100R

Di telinga seorang audiophile, smartphone saja biasanya tidak cukup guna menenteramkan hati bersama alunan musik klasik. Mereka yang bertelinga sangat analitis ini butuh perangkat yang benar-benar diciptakan untuk mengolah sinyal audio digital hingga menjadi sinyal analog yang pada akhirnya akan disemburkan menuju telinga oleh headphone/earphone. Continue reading Pioneer Luncurkan Perangkat Pemutar Audio Hi-Res Portable, XDP-100R