Astell & Kern Luncurkan Speaker Bluetooth Kelas Audiophile, Acro BE100

Dikenal sebagai produsen pemutar musik portabel kelas audiophile, Astell & Kern (A&K) belakangan mulai berani keluar dari zona nyamannya dan meluncurkan earphone hasil garapan tim internalnya sendiri. Yang terbaru, pabrikan asal Korea Selatan tersebut memperkenalkan speaker Bluetooth perdananya, Astell & Kern Acro BE100.

Target pasar utamanya tetap kalangan audiophile, dan itu diwujudkan lewat DAC (digital-to-analog converter) 32-bit yang tertanam di dalam speaker ini. Tidak kalah penting adalah Bluetooth 5.0, lengkap dengan dukungan codec 24-bit aptX HD (48 kHz) maupun LDAC (96 kHz), sehingga pengguna masih bisa menikmati koleksi musik Hi-Res selagi dimanjakan oleh kepraktisan koneksi nirkabel.

Kinerja audionya disokong oleh sebuah woofer 4 inci berbahan Kevlar dan sepasang silk dome tweeter 1,5 inci, yang semuanya menerima suplai daya dari amplifier Class-D 55 W hasil rancangan A&K sendiri. Kita juga bisa menjumpai lubang besar di sisi belakang yang akan semakin memantapkan dentuman bass yang dihasilkan.

Semua itu dikemas dalam bodi dengan desain angular yang sudah menjadi ciri khas produk-produk A&K selama ini, baik dalam pilihan warna hitam atau putih. Bagian grilnya yang memiliki motif trapezoid terbuat dari bahan logam, sementara sisi-sisi lainnya dibalut oleh bahan kulit sitentis.

Pada sisi atasnya, kita juga bisa menemukan kenop besar untuk mengatur volume secara presisi — lagi-lagi mewarisi ciri khas pemutar musik portabelnya. A&K tidak lupa membekali Acro BE100 dengan fitur Dynamic Range Control (DRC) untuk melindungi unit speaker-nya ketika perangkat digeber dalam volume maksimum.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, Acro BE100 bukan speaker portabel. Ia tidak dilengkapi baterai internal dan harus selalu dicolokkan ke listrik. Wujudnya mungkin boleh terlihat cukup ringkas, tapi bobot perangkat ini cukup lumayan di angka 3,2 kg.

Kalau memang tidak portabel, kenapa A&K tidak sekalian menyematkan koneksi Wi-Fi saja, sehingga perannya sebagai speaker nirkabel rumahan bisa semakin maksimal? Saya tidak punya jawabannya, tapi satu hal yang pasti, itu jelas bakal menambah ongkos.

Acro BE100 di sisi lain tergolong cukup terjangkau untuk ukuran produk Astell & Kern, dengan banderol tidak lebih dari $380, atau kurang lebih sekitar 5,4 jutaan rupiah. Memang masih lebih mahal daripada kebanyakan speaker Bluetooth, tapi tetap saja langka untuk perusahaan yang terbiasa menjual produk audio seharga puluhan juta rupiah.

Sumber: What Hi-Fi.

Earphone Premium Astell & Kern AK Zero1 Unggulkan Tiga Jenis Driver yang Berbeda Sekaligus

Astell & Kern (A&K) adalah salah satu nama yang selalu diingat kalangan audiophile saat membicarakan tentang pemutar musik portabel. Namun pabrikan asal Korea Selatan itu sekarang juga resmi menjadi produsen earphone lewat sebuah produk bernama AK Zero1.

Selama ini A&K memang sudah menawarkan sejumlah earphone sekaligus headphone premium, akan tetapi semuanya merupakan hasil kolaborasi A&K bersama perusahaan-perusahaan lain macam JH Audio maupun Beyerdynamic.

AK Zero1 tidak demikian. Earphone ini 100 persen bikinan tim internal A&K sendiri. Penamaannya pun sengaja dibuat demikian untuk menandakan awal baru bagi A&K. Meski merupakan produk debutan, AK Zero1 diproyeksikan untuk menetapkan standar baru di kategori in-ear monitor.

Ambisi tersebut diwujudkan melalui konfigurasi driver AK Zero1 yang tergolong unik. Bukan cuma satu atau dua yang tertanam, melainkan tiga jenis driver yang berbeda sekaligus: micro rectangular planar dynamic driver, dual balanced armature driver, dan dynamic driver berdiameter 5,6 mm.

Masing-masing driver memiliki tugasnya sendiri-sendiri. Planar driver bertugas mereproduksi suara di frekuensi tinggi, lalu balanced armature driver dipercaya menangani suara vokal dan frekuensi midrange dengan tingkat distorsi yang amat minim, dan dynamic driver dibebani tanggung jawab untuk mengendalikan suara di frekuensi rendah.

Supaya tidak bentrok satu sama lain, masing-masing driver ditempatkan dalam sebuah ruang akustik yang dibuat secara presisi menggunakan 3D printing. Tidak kalah penting adalah penggunaan kabel OFC yang dilapisi bahan perak murni. Hasilnya, kalau menurut A&K sendiri, adalah suara yang terdengar begitu natural di telinga.

Secara estetika, AK Zero1 tampak unik dengan bodi angularnya yang terbuat dari bahan aluminium, dan tentu saja bakal kelihatan harmonis disandingkan dengan pemutar musik besutan A&K. Pada paket penjualannya, A&K menyertakan total enam pasang eartip dan sebuah carrying case.

Di Amerika Serikat, Astell & Kern AK Zero1 kabarnya akan dijual mulai November 2021 seharga $699, atau kurang lebih setara 9,9 jutaan rupiah. Kedengarannya mahal memang, tapi ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan ‘mainan’ kalangan audiophile kelas sultan pada umumnya.

Sumber: What Hi-Fi.

Astell & Kern Umumkan Ketersediaan A&ultima SP2000T, Pemutar Musik Portabel Seharga Rp38,6 jutaan

Pasar pemutar musik digital portabel telah menyusut karena kemajuan teknologi smartphone. Hadirnya layanan streaming musik dan ditambah inovasi TWS – menikmati musik tidak pernah semudah ini sebelumnya.

Namun selama bertahun-tahun Astell & Kern tetap konsisten memproduksi pemutar musik portabel kelas high-end. Padahal target yang dituju oleh brand asal Korea Selatan ini sangat tersegmentasi yakni kalangan hardcore audiophile kelas sultan.

Kembali ke bulan Agustus, Astell & Kern telah memperkenalkan A&ultima SP2000T. Baru-baru ini mereka mengumumkan ketersediaan perangkat tersebut di Singapura dengan harga S$3.699 atau sekitar Rp38,6 jutaan.

Seri A&ultima memang merupakan lini pemutar musik portabel paling premium dari Astell & Kern. Lewat A&ultima SP2000T, ia kembali menaikkan standar pemutar musik portabel dengan sistem Quad DAC, Triple Amp, dan fungsionalitas Replay Gain.

A&ultima SP2000T mengemas empat chip DAC ES9068AS dari pabrikan ESS Sabre untuk mengkonversi file digital ke analog. Chip ini dilengkapi kemampuan rendering codec MQA 8x, format audio resolusi tinggi hingga 32-bit/384kHz PCM, 96k SPDIF, dan DSD1024.

Tiga ampli yang dibawanya meliputi ampli OP yang menawarkan ultra-clarity dan dynamic playback, ampli tabung untuk karakter suara yang lebih hangat, dan ampli hybrid untuk kombinasi karakter suara yang jernih dan hangat. Sementara, fitur Replay Gain memastikan volume suara bisa disesuaikan secara otomatis sehingga playlist yang diputar agar tetap konsisten.

Selain itu, A&ultima SP2000T merupakan pemutar musik portabel kedua Astell & Kern yang mengusung teknologi A&K Teraton Alpha Sound Tech setelah A&Futura SE180. Teknologi yang dirancang khusus untuk menghadirkan pemutaran audio yang mendekati suara aslinya.

Fitur lain dari A&ultima SP2000T ialah layar 5 inci beresolusi 1920×1080 piksel dengan kerapatan piksel 441 ppi. Penyimpanan internal luas 256GB yang dapat diperluas hingga 1TB melalui microSD.

Konektivitasnya mengandalkan WiFi dual-band dan Bluetooth 5.0 yang mendukung streaming audio resolusi tinggi dengan codec aptX HD 24 bit dan LDAC. Sementara, konektivitas fisiknya meliputi jack audio 2.5mm, 3.5mm dan 4.4mm.

Astell & Kern Kann Alpha Adalah Partner Ideal untuk Headphone Berharga Ribuan Dolar

Populer di kalangan penikmat audio, Astell & Kern menawarkan deretan pemutar musik portabel yang amat bervariasi. Salah satu yang kerap menjadi favorit datang dari seri Astell & Kern Kann, yang sejauh ini sudah terdiri dari tiga model, yakni Kann, Kann Cube, dan yang terbaru, Kann Alpha.

Baru-baru ini, Astell & Kern menyingkap varian warna baru untuk Kann Alpha. Jadi selain warna Onyx Black yang terkesan amat sleek, sasis aluminium Kann Alpha kini turut tersedia dalam varian warna Urbanely Blue yang tak kalah memukau. Kalau melihat tren terkini, jenis warna biru metalik seperti ini belakangan memang cukup sering diasosiasikan dengan kemewahan; lihat saja iPhone 12 Pro.

Di samping itu, Kann Alpha juga kedatangan dukungan atas platform musik Roon. Jadi selama sudah menjadi pelanggan Roon, semua pengguna Kann Alpha dapat menikmati koleksi musik lossless-nya secara wireless dari layanan-layanan seperti Tidal, Qobuz, atau langsung dari koleksi pribadi mereka yang disimpan di dalam perangkat NAS. Format audio hi-res yang didukung tentu melimpah. Kann Alpha siap memutar file PCM 32-bit/384Hz, DSD256, atau file MQA (Master Quality Authenticated) yang diunduh dari Tidal.

Sebagai perangkat generasi ketiga, sudah sewajarnya Kann Alpha menyajikan performa yang lebih superior daripada dua pendahulunya. Komponen headphone amplifier yang tertanam di dalamnya punya output yang sangat besar, membuatnya mampu menenagai headphone dari kelas apapun tanpa memerlukan bantuan amplifier terpisah. Meski begitu, desainnya tetap tergolong ringkas, dengan tebal hanya 25 mm dan bobot 316 gram.

Astell & Kern mengklaim Kann Alpha sebagai produk pertamanya yang mengusung balanced output 4,4 mm yang bebas noise. Di saat yang sama, ia juga dibekali konektivitas Bluetooth 5.0 dengan dukungan atas codec LDAC maupun aptX HD, membuatnya makin fleksibel dalam hal skenario penggunaan. Dalam sekali pengisian, baterainya diperkirakan mampu bertahan selama 14,5 jam nonstop.

Di Singapura, Astell & Kern Kann Alpha saat ini sudah dijual dengan harga S$1.699, atau kurang lebih sekitar 18,2 jutaan rupiah.

Astell & Kern Luncurkan DAC USB-C, Cocok untuk Smartphone yang Tak Dilengkapi Headphone Jack

Smartphone tanpa headphone jack tentu bukan sesuatu yang mengherankan lagi di tahun 2021 ini, apalagi kalau melihat sebagian besar dari kita yang sudah terbiasa menggunakan TWS. Namun apakah itu berarti headphone non-wireless yang kita miliki harus dimuseumkan begitu saja?

Tentu tidak, karena masih ada yang namanya dongle USB-C (atau Lightning jika Anda menggunakan iPhone). Berkat aksesori ini, kita tetap bisa menyambungkan headphone ke ponsel via konektor 3,5 mm, dan itu juga tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya komponen bernama DAC (digital-to-analog converter) di dalam dongle tersebut.

Kualitas tiap DAC tentu berbeda. Ada yang murah tapi berkualitas standar, ada juga yang mahal tapi dirancang untuk memaksimalkan kapabilitas dari suatu headphone atau earphone kelas high-end. Kalau yang Anda cari adalah tipe DAC yang kedua ini, Anda bisa melirik penawaran terbaru dari Astell & Kern.

Produsen asal Korea Selatan yang dikenal akan lini DAP (digital audio player) portabelnya itu baru saja meluncurkan sebuah DAC mini yang cukup menarik. Sepintas ia kelihatan seperti kebanyakan dongle USB-C ke 3,5 mm yang ada di pasaran, akan tetapi ukurannya sedikit lebih bongsor karena harus mengemas komponen kelas audiophile.

Komponen yang dimaksud adalah sepasang chip DAC Cirrus Logic CS43198 MasterHIFI yang mendukung pemutaran file audio dalam format native PCM 32-bit/384kHz DSD256. Dipadukan dengan desain sirkuit audio dan sejumlah komponen kelistrikan yang sama seperti yang digunakan pada lini DAP Astell & Kern, DAC ini siap dipasangkan bersama headphone atau earphone kelas high-end yang Anda miliki.

Menariknya, meski hanya mengandalkan suplai daya dari perangkat yang terhubung, DAC ini diklaim masih sanggup menenagai headphone berimpedansi tinggi dengan output level 2 Vrms. Konektor USB-C berarti ia dapat digunakan bersama perangkat Android maupun Windows dan macOS. Sayangnya, ia sama sekali tidak kompatibel dengan platform iOS, termasuk iPad Pro generasi terbaru yang dilengkapi port USB-C.

Secara estetika, perangkat bernama lengkap AK USB-C Dual DAC Cable (PEE51) ini sengaja dirancang dengan gaya desain yang serupa seperti lini DAP Astell & Kern. Ukurannya boleh kecil, akan tetapi rangkanya sepenuhnya terbuat dari bahan logam yang premium. Bobotnya sendiri hanya berada di kisaran 25 gram.

Seperti yang bisa ditebak dari produk-produk Astell & Kern, harga DAC ini jauh dari kata murah: $149. Meski begitu, target pasar yang dituju tentu adalah mereka yang selama ini tidak segan mengucurkan ratusan hingga ribuan dolar hanya untuk sebuah headphone. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan Mei mendatang.

Sumber: The Verge dan What Hi-Fi.

Astell & Kern Luncurkan A&futura SE200, Pemutar Musik Portable dengan Dua Jenis DAC yang Berbeda

Dual DAC, Quad DAC, teknologi multi DAC (digital-to-analogue converter) sebenarnya sudah bukan barang baru di industri perangkat audio. Teknologi ini bahkan sempat merambah kategori smartphone berkat LG, meski gaungnya sekarang tergolong mereda karena LG sendiri sudah tidak seagresif dulu.

Yang belum eksis adalah bagaimana dua DAC dari dua pabrikan yang berbeda dapat dijejalkan ke dalam satu perangkat pemutar audio demi memberikan konsumen kontrol penuh atas karakteristik suara perangkat yang digunakannya. Itulah tantangan yang hendak dijegal Astell & Kern selama mengembangkan portable music player (PMP) terbarunya, A&futura SE200.

Pada kenyataannya, audio memang merupakan topik yang sangat subjektif. Apa yang terdengar enak di telinga saya belum tentu enak di telinga Anda, demikian pula sebaliknya. Di saat saya cocok dengan karakteristik suara yang dihasilkan model DAC tertentu, Anda belum tentu cocok dengannya.

Solusinya, kalau menurut A&K, adalah dua model DAC yang berbeda dalam satu perangkat. Satu datang dari AKM (AK4499EQ), satu lagi dari ESS (ES9068AS) dalam konfigurasi ganda. Keduanya tentu dilengkapi unit amplifier-nya masing-masing demi memastikan karakteristik tiap DAC tidak tercampur. Usai memilih DAC yang ingin dipakai, pengguna dapat menambahkan sejumlah filter untuk menerapkan kustomisasi lebih lanjut pada karakteristik suaranya.

Astell & Kern A&futura SE200

A&futura SE200 merupakan penerus langsung dari A&futura SE100 yang dirilis dua tahun silam. Desain fisiknya sepintas mirip, namun kelihatan lebih elegan berkat perpaduan apik antara sudut-sudut yang lancip dengan garis-garis melengkung. Kenop volume khas A&K di sini dibekali lampu LED yang bisa berganti-ganti warna tergantung tipe file audio yang diputar.

Secara teknis, SE200 tidak akan kesulitan memutar file audio Hi-Res 32-bit/384kHz atau DSD256 sekalipun. Ia juga mendukung format MQA, format berkualitas tinggi yang dipakai oleh layanan streaming Tidal pada paket termahalnya (HiFi). File audionya sendiri dapat diputar langsung dari penyimpanan internal perangkat sebesar 256 GB atau lewat kartu microSD (maksimum yang berkapasitas 1 TB).

Pengoperasiannya mengandalkan layar sentuh 5 inci beresolusi 720p. Di samping Wi-Fi, perangkat turut mengemas konektivitas Bluetooth aptX HD, dan baterainya diklaim mampu bertahan sampai 14 jam pemakaian. Satu hal yang cukup menarik, port USB-C miliknya tak hanya berfungsi untuk charging, tapi juga untuk disambungkan ke komputer atau laptop sehingga perangkat bisa difungsikan sebagai DAC eksternal.

Seperti halnya produk Astell & Kern lain maupun perangkat-perangkat di segmen audiophile secara umum, banderol A&futura SE200 tidak murah. Di Amerika Serikat, ia ditawarkan seharga $1.799, atau $100 lebih mahal daripada pendahulunya.

Sumber: The Verge dan Astell & Kern.

Astell & Kern Kembali Luncurkan Portable Music Player Kelas Sultan, Kann Cube

Dengan banderol $999 dan spesifikasi kelas sultan, Astell & Kern Kann yang dirilis dua tahun silam masih merupakan salah satu portable music player terbaik yang dapat dibeli saat ini. Namun kalau ternyata Anda masih mengincar performa yang lebih wah dan tidak keberatan merogoh kocek lebih dalam lagi, A&K rupanya sudah menyiapkan penawaran lain.

Namanya Kann Cube, dan ia diyakini mampu membawa performa Kann orisinal ke level yang lebih tinggi lagi berkat penggunaan dua chip DAC ESS ES9038PRO Sabre sekaligus, tidak ketinggalan juga amplifier dengan output nyaris dua kali lipat lebih tinggi dari yang terdapat pada Kann orisinal.

Pada bagian depannya, Kann Cube mengemas layar sentuh 5 inci beresolusi 720p, sebuah peningkatan yang cukup drastis dibanding Kann orisinal. Bukan cuma itu, pengoperasiannya juga dipastikan bakal lebih mulus perkat penggunaan prosesor quad-core baru.

Yang mungkin sedikit membuat alis mengernyit adalah bentuknya yang sepintas mirip power bank, dan bobotnya pun sudah hampir menyentuh angka 500 gram. Ini dikarenakan baterai yang tertanam punya kapasitas yang lebih besar: 7.400 mAh, dengan estimasi daya tahan hingga 9 jam ketika dipakai untuk memutar file audio FLAC (lossless).

Kabar baiknya, Kann Cube sudah mendukung fast charging via USB-C, yang berarti waktu charging yang diperlukannya tak bisa disetarakan dengan mayoritas power bank. Urusan penyimpanan, A&K menjejalkan storage internal sebesar 128 GB pada Kann Cube, namun tentu saja pengguna dapat mengekspansinya lebih jauh lagi dengan bantuan memory card.

Seperti yang saya bilang, semua ini tentu harus ditebus dengan biaya yang amat tinggi. A&K mematok harga $1.499 untuk Kann Cube, dan berencana untuk memasarkannya mulai akhir bulan Mei mendatang.

Sumber: The Verge.

Astell & Kern Luncurkan Headphone dan Earphone Hasil Kolaborasinya dengan Beyerdynamic dan JH Audio

Astell & Kern dikenal sebagai brand yang memproduksi digital audio player (DAP) dengan harga selangit, akan tetapi mereka sekarang juga ingin menawarkan headphone dan earphone kepada kalangan audiophile kelas sultan. Kendati demikian, mereka tidak sendirian dalam mengerjakan dua perangkat ini.

Perangkat yang pertama adalah headphone over-ear bernama AK T5p 2nd Gen yang dikembangkan bersama Beyerdynamic. Seperti headphone unggulan Beyerdynamic lainnya, perangkat ini juga mengandalkan driver berteknologi Tesla yang diklaim bisa menghasilkan suara yang begitu natural dan seimbang.

AK T5p 2nd Gen

Ketimbang hanya membubuhkan logonya saja, Astell & Kern ingin berperan lebih besar dengan merancang kabel yang didesain secara spesifik untuk headphone ini. Kabel tipe braided ini terbentuk dari empat kabel perak dan empat kabel tembaga murni, diklaim sanggup membantu memaksimalkan karakteristik suara khas dari teknologi driver Tesla besutan Beyerdynamic.

Fisiknya pun dipastikan sangat premium, mengandalkan proses pembuatan secara hand made serta material mewah seperti balutan kulit domba pada bantalan telinga dan headband. Agar semakin terasa eksklusif, AK T5p 2nd Gen hanya akan diproduksi sebanyak 1.000 unit saja, dengan banderol harga $1.199.

AK Diana

Untuk perangkat yang kedua, yakni earphone bernama Diana, Astell & Kern memilih JH Audio sebagai mitranya. JH Audio, bagi yang tidak tahu, dikenal sebagai pelopor custom fit earphone, yang setiap unitnya memiliki bentuk berbeda karena dibuat berdasarkan cetakan telinga milik tiap-tiap konsumen.

Namun Diana bukan masuk kategori tersebut, melainkan universal fit yang lebih umum. Sekali lagi Astell & Kern melengkapi teknologi driver rancangan JH dengan kabel istimewa seperti yang mereka sematkan pada AK T5p. Kombinasinya dipercaya tidak akan menyajikan frekuensi tinggi yang terlalu tajam, atau bass yang kelewatan.

Harganya tidak kalah premium: $799, tapi setidaknya tidak dalam kuantitas terbatas seperti AK T5p tadi.

Sumber: Astell & Kern via Digital Trends.

Astell & Kern Kembali Luncurkan Pemutar Musik Portable Premium, Satu dengan Desain Amat Nyentrik

Nama Astell & Kern mungkin kurang begitu dikenal secara luas, akan tetapi brand asal Korea Selatan ini kerap menjadi andalan komunitas audiophile saat sedang membicarakan tentang portable music player (PMP). Untuk tahun 2018 ini, A&K telah menyiapkan dua penawaran baru bagi yang tengah berburu PMP kelas premium.

Yang pertama adalah A&norma SR15, yang bakal langsung membuat kita mengernyitkan dahi saat melihat wujudnya. Gambar di atas adalah wujud perangkat yang sebenarnya, di mana layarnya diposisikan miring, dan penamaannya pun seakan membuktikan bahwa perangkat ini memang melawan norma yang ada (bahwa posisi layar harus lurus dengan bodi perangkat).

Astell & Kern a&norma SR15

Kinerjanya ditunjang oleh sepasang DAC Cirrus Logic CS43198 dan prosesor quad-core, dan ia mendukung playback dalam format DSD maupun PCM 24-bit/192kHz. Bluetooth 4.1 dengan codec aptX HD turut tersedia, dan layarnya yang miring itu merupakan panel LCD 3,3 inci beresolusi 800 x 480 pixel.

A&norma sejatinya bakal menjadi lini A&K kelas standar ke depannya. Meski masuk kelas ‘bawah’ untuk standar A&K, bodinya masih terbuat dari aluminium utuh, dan banderol harganya pun masih berada di angka $699 saat dirilis di bulan Juni nanti. Soal penyimpanan, SR15 dibekali storage internal 64 GB.

Astell & Kern A&futura SE100

Perangkat yang kedua adalah A&futura SE100, yang diposisikan di atas A&norma, dan untungnya dengan posisi layar yang normal. Layar sentuhnya lebih besar di angka 5 inci, serta mengemas resolusi 720p. Nyaris semua komponennya lebih modern, termasuk kehadiran USB-C untuk charging, dan storage internal dua kali lebih besar (128 GB).

Jeroannya tentu saja juga lebih superior, dengan DAC 8-channel ESS Sabre ES9038Pro, prosesor octa-core dan kemampuan memutar format DSD atau PCM hingga 32-bit/384kHz. Dalam satu kali pengisian, baterainya diyakini bisa bertahan hingga 10 jam.

A&K rencananya akan melepas A&futura SE100 lebih dulu mulai bulan ini, dengan banderol $1.699. Dari awal A&K memulai kiprahnya, produk-produknya memang bukan untuk semua konsumen.

Sumber: The Verge.

Astell & Kern Kann Siap Jalankan File Audio Paling Hi-Res yang Anda Punyai

Astell & Kern tidak punya banyak pesaing di segmen portable music player (PMP) kelas high-end. Selama beberapa tahun mereka cukup rajin menelurkan produk-produk untuk memuaskan obsesi para audiophile, dan di tahun 2017 ini mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Sebagai buktinya, lahirlah Astell & Kern Kann, PMP terbaru yang secara spesifik dirancang sebagai perangkat all-rounder, namun di saat yang sama tidak melupakan standar audiophile yang selama ini diusung brand asal Korea Selatan tersebut.

Kriteria tersebut mereka penuhi lewat chip DAC tunggal AKM AK4490 yang sanggup mengolah file audio Hi-Res hingga resolusi 32-bit/382 kHz, jauh lebih tinggi ketimbang yang ditawarkan Astell & Kern AK70, yang sendirinya sudah berada di atas rata-rata. Sebuah amplifier terintegrasi dipercaya untuk menyuplai daya bahkan bagi headphone yang paling ‘rakus’ (berimpedansi tinggi) sekalipun.

Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern
Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern

Secara fisik Astell & Kern masih mempertahankan gaya desainnya yang cukup khas: panel depan didominasi layar, dengan kenop volume di sebelah kanan. Namun khusus untuk Kann ini, saya melihatnya sepintas seperti power bank buatan pabrikan mobil Lamborghini.

Bodinya memang cukup tebal, tepatnya setebal 25,6 mm. Namun di baliknya tertanam baterai berkapasitas 6.200 mAh, yang diperkirakan sanggup bertahan selama 14 jam nonstop. Bodi yang besar ini juga memungkinkan Astell & Kern untuk menjejalkan konektivitas yang melimpah pada Kann.

Kann mengemas sepasang output headphone; satu 3,5 mm dan satu lagi 2,5 mm bersifat balanced. Sebuah port micro USB bisa dimanfaatkan untuk mengirim output audio via USB, atau memperlakukan perangkat sebagai USB DAC. Untuk keperluan transfer data dan charging, Kann sudah mengandalkan standar terbaru yaitu USB Type-C.

Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern
Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern

Perangkat dibekali memory internal sebesar 64 GB, akan tetapi pengguna dapat memperluasnya lebih lagi dengan bantuan micro SD (sampai 256 GB) dan SD card (sampai 512 GB), sehingga jika ditotal Anda punya sekitar 832 GB untuk menyimpan file audio Hi-Res yang rata-rata memang berukuran sangat besar.

Astell & Kern tidak melupakan penikmati headphone Bluetooth, dimana Kann sudah mendukung codec aptX HD yang diyakini lebih superior ketimbang aptX standar. Pengoperasiannya sendiri mengandalkan layar sentuh beresolusi 800 x 480, dengan sistem operasi Android yang telah dimodifikasi.

Seperti halnya produk Astell & Kern lain, Kann tidak ditujukan untuk semua konsumen, apalagi mengingat harganya dipatok $999. Anda harus benar-benar termasuk sebagai penikmat musik yang serius seandainya Anda rela mengucurkan dana sebesar itu untuk sebuah portable music player.

Sumber: The Verge dan Astell & Kern.