Lewat Snapdragon 8cx Gen 3, Qualcomm Siap Usik Pasar Laptop di Tahun 2022

Awal Desember ini merupakan periode yang sibuk buat Qualcomm. Melalui acara tahunan Snapdragon Tech Summit, Qualcomm mengumumkan sederet chipset baru yang bakal mengotaki sejumlah perangkat di tahun 2022. Di samping chipset flagship anyar untuk smartphone dan chipset baru yang dikhususkan untuk konsol genggam, Qualcomm turut menyingkap generasi terbaru dari chipset laptop-nya yang membawa peningkatan yang amat signifikan.

Chipset yang dimaksud adalah Snapdragon 8cx Gen 3, yang kini dibangun di atas proses pabrikasi 5 nm. Dibandingkan pendahulunya (8cx Gen 2) yang bisa dijumpai di perangkat-perangkat seperti Microsoft Surface Pro X maupun HP Elite Folio, 8cx Gen 3 menjanjikan peningkatan performa single-core hingga 40%, multi-core hingga 85%, dan peningkatan kinerja GPU hingga 60%.

Peningkatan yang substansial ini dimungkinkan berkat sejumlah faktor. Yang pertama adalah kehadiran “Prime” performance core baru pada 8cx Gen 3. Juga tidak kalah penting adalah fakta bahwa efficiency core milik 8cx Gen 3 kini mampu menyamai kinerja dari performance core milik prosesor generasi sebelumnya.

Terkait kinerja GPU-nya, Qualcomm mengklaim perangkat yang ditenagai 8cx Gen 3 sanggup menjalankan game di resolusi 1080p dengan refresh rate hingga 120 fps. Respons perangkat saat dipakai untuk mengedit foto maupun video pastinya juga bakal lebih gegas ketimbang sebelumnya. Lalu kalau untuk urusan AI, Qualcomm bilang 8cx Gen 3 punya kapabilitas AI tiga kali lebih baik dari pendahulunya.

Sebagai prosesor berarsitektur ARM, 8cx Gen 3 tentu tetap menjunjung tinggi efisiensi daya. Menurut Qualcomm, perangkat yang ditenagai 8cx Gen 3 mempunyai daya tahan baterai yang sama awetnya seperti yang dibekali 8cx Gen 2, yang dalam kasus tertentu bisa mencapai angka 25 jam atau lebih.

Perihal konektivitas, 8cx Gen 3 menjanjikan koneksi 5G yang lebih reliabel berkat penggunaan modem baru. Qualcomm juga tidak lupa menyematkan modul Wi-Fi 6E generasi terbaru yang mendukung fitur Wi-Fi Dual Station demi menekan latensi lebih jauh lagi.

Selain 8cx Gen 3, Qualcomm turut memperkenalkan Snapdragon 7c+ Gen 3 yang ditujukan untuk perangkat di segmen harga yang lebih terjangkau. Dibandingkan generasi sebelumnya, chipset 6 nm ini menjanjikan peningkatan performa CPU hingga 40% dan GPU hingga 35%. Untuk pertama kalinya di seri 7c, ia kini juga kebagian jatah modem 5G, demikian pula chip Wi-Fi 6E seperti yang digunakan oleh kakaknya.

Qualcomm optimistis kedua prosesor laptop baru ini bakal merambah konsumen lebih cepat daripada sebelumnya. Menurutnya, deretan laptop yang ditenagai Snapdragon 8cx Gen 3 dan 7c+ Gen 3 akan hadir di babak pertama 2022.

Melihat peningkatan yang dijanjikan 8cx Gen 3 dan 7c+ Gen 3, Qualcomm semestinya punya potensi yang lebih besar untuk mengusik pangsa pasar yang dikuasai Intel dan AMD di tahun 2022. Semoga saja isu kompatibilitas yang melanda Windows versi ARM bisa segera ditangani, dan jumlah laptop yang menggunakan prosesor terbaru Qualcomm ini bisa lebih banyak daripada di tahun-tahun sebelumnya.

Sumber: Windows Central dan Qualcomm.

Fugaku Adalah Supercomputer Tercepat di Dunia yang Ditenagai Prosesor ARM

Supercomputer tercepat di dunia umumnya bertempat di Amerika Serikat atau Tiongkok, namun tidak untuk pertengahan tahun 2020 ini. Top500 baru saja mengukuhkan Fugaku, sebuah supercomputer buatan Jepang, sebagai yang tercepat; mengalahkan jawara sebelumnya, yaitu Summit milik Departemen Energi Amerika Serikat.

Fugaku adalah supercomputer milik Riken Center for Computational Science di kota Kobe, Jepang. Namun yang paling istimewa adalah komponen yang menjadi otaknya: bukan CPU Power9 bikinan IBM atau malah prosesor rancangan Intel dan AMD, melainkan system-on-a-chip (SoC) 48-core besutan Fujitsu (masih ingat merek ini?).

Kata kuncinya ada di “SoC” itu tadi, yang merujuk pada arsitektur prosesor ARM yang kita kenal selama ini sebagai prosesor smartphone. Ini merupakan pertama kalinya sebuah supercomputer yang ditenagai prosesor ARM ditetapkan sebagai yang tercepat, dan ini sejatinya juga bisa membantu kita lebih memahami rencana Apple untuk meluncurkan Mac versi ARM.

ARM sejatinya menyimpan potensi yang sangat besar di bidang komputasi, dan kalau dalam konteks supercomputer, performanya dapat betul-betul dimaksimalkan tanpa harus memperhatikan faktor seperti konsumsi daya. Fugaku pada dasarnya membuktikan bahwa ARM tidak kalah perkasa dibanding x86 maupun arsitektur prosesor lainnya.

Tentunya Fugaku tidak mengemas satu saja chipset bikinan Fujitsu tersebut, melainkan sebanyak 158.976 unit yang menghabiskan biaya sebesar $1 miliar dan waktu pengembangan selama 6 tahun. Dipadukan semuanya, Fugaku mencatatkan performa komputasi secepat 415,5 petaflop, atau sekitar 2,8 kali lebih kencang daripada supercomputer Summit itu tadi.

Juga menarik adalah bagaimana Fugaku bisa meraih pencapaian ini tanpa melibatkan kartu grafis khusus yang dirancang untuk mendongkrak kinerja komputasi berbasis AI, macam Nvidia Ampere misalnya. Meski begitu, Fugaku kabarnya sudah digunakan untuk membantu berbagai proses riset seputar COVID-19.

Guardian melaporkan bahwa Fugaku sudah menjalankan beragam simulasi terkait bagaimana virus SARS-CoV-2 menyebar via droplet di lingkup kantor dan kereta komuter, dan para ahli berharap Fugaku bisa membantu mengidentifikasi metode perawatan potensial dari sekitar 2.000 obat-obatan yang sudah tersedia, termasuk beberapa yang belum sempat diuji secara klinis.

Sumber: Engadget dan New York Times.