Proyektor Portable BenQ GS2 Telah Tersedia di Indonesia

Bertahun-tahun berkiprah di bidang proyektor, penawaran BenQ tentu sudah merambah banyak kategori. Namun salah satu yang paling menarik, terutama untuk kalangan konsumen secara umum, adalah kategori proyektor portable. Di segmen ini, BenQ punya model baru yang cukup memikat, yaitu BenQ GS2.

Mini, wireless, portable, tiga kata ini sejatinya sudah bisa menggambarkan nilai jual GS2. Desainnya tergolong unik, menyerupai kubus dengan angle yang mudah disesuaikan, membuatnya ideal ditempatkan di mana saja pengguna perlu memproyeksikan sesuatu.

Secara teknis, BenQ GS2 mampu memproyeksikan dengan ukuran terbesar 100 inci. Resolusinya tercatat di angka 720p, sedangkan tingkat kecerahan maksimumnya berada di kisaran 500 nit, dan bisa diatur secara otomatis berdasarkan kondisi pencahayaan di sekitar. Perangkat turut dibekali sepasang speaker dengan output masing-masing 2 W, dan baterainya diyakini bisa bertahan sampai tiga jam pemakaian dalam satu kali charge.

Wi-Fi, Bluetooth, semuanya lengkap, yang berarti streaming video dari smartphone atau laptop bisa dilakukan tanpa kabel. Kalaupun memerlukan kabel, semisal untuk menyambungkan game console seperti PS4 atau Nintendo Switch, GS2 mengemas port HDMI dan USB-C yang siap dipekerjakan kapan saja.

Sebagai produk yang ditujukan untuk menunjang kebutuhan hiburan keluarga, GS2 telah dirancang supaya ramah terhadap anak-anak. Hal itu diwujudkan lewat fitur-fitur pintar macam Eye-Protection Sensor maupun Parental Timer.

Sesuai namanya, Eye-Protection Sensor memungkinkan perangkat untuk mematikan sendiri lampunya ketika anak-anak berdiri di depannya. Parental Timer di sisi lain memudahkan orang tua untuk membatasi waktu penggunaan. Lebih lanjut, BenQ juga telah mendesain bodi GS2 agar tahan air dengan sertifikasi IPX2, serta drop-proof dari ketinggian 0,5 meter. Semuanya esensial untuk perangkat yang harus rutin berhadapan dengan anak-anak.

“Kami percaya proyektor mini BenQ GS2 dengan wireless dapat meningkatkan pengalaman tetap di rumah menjadi lebih menyenangkan dan lebih sehat untuk menikmati hiburan dan bahkan kegiatan belajar di rumah,” terang Andryanto C. Wijaya selaku Managing Director BenQ indonesia pada siaran persnya.

Di Indonesia, BenQ GS2 saat ini sudah dipasarkan seharga Rp 12.900.000.

Fujifilm Umumkan Proyektor Unik dengan Lensa yang Bisa Diputar-putar

Fujifilm membuat geger ajang Photokina 2018 lewat pengumuman dua kamera mirrorless medium format baru, yakni Fujifilm GFX 50R dan GFX 100 yang masih dalam tahap pengembangan. Di samping itu, mereka juga memperkenalkan perangkat unik macam kamera instan hybrid yang bisa merekam video dan proyektor inovatif berikut ini.

Proyektor berwujud balok ringkas ini sementara masih belum bernama, tapi ia menawarkan sesuatu yang belum ada di proyektor lain: lensa yang bisa diputar-putar, yang berarti pengaturan posisi gambar yang diproyeksikan bisa dilakukan tanpa perlu memindah unit proyektor secara keseluruhan, melainkan cukup lensanya saja.

Lensanya ini dapat berputar pada dua poros; sehingga bisa dihadapkan ke atas, bawah, depan, belakang, kiri maupun kanan. Memproyeksikan gambar ke langit-langit maupun lantai merupakan hal mudah baginya, demikian pula berganti orientasi antara vertikal atau horizontal.

Fujifilm projector

Lensanya pun sudah mengadopsi model ultra short-throw, sanggup memproyeksikan gambar seukuran 100 inci dari jarak 75 cm saja. Fujifilm belum merincikan jeroannya, tapi yang pasti ini merupakan proyektor laser, dan lensanya yang berlabel “Fujinon” menandakan kualitas optiknya tidak kalah dari deretan lensa kamera Fujifilm.

Fujifilm melihat potensi perangkat seperti ini untuk digunakan di pagelaran seni, museum, atau lokasi-lokasi lain yang umumnya memiliki ruang terbatas. Cukup letakkan proyektor di satu titik yang strategis, maka proyeksinya bisa ditujukan ke segala arah.

Fujifilm berencana memproduksi dan memasarkan produk ini di tahun 2019. Kita tahu bahwa Fujifilm merupakan suatu korporasi besar dengan berbagai cabang bisnis (mulai dari kamera, percetakan, sampai kosmetik), tapi ini merupakan pertama kalinya mereka terjun ke bisnis proyektor. Maka dari itu tidak heran kalau mereka ingin menjalani debutnya secara istimewa.

Sumber: SlashGear dan Fujifilm.

Sony Umumkan Panel LCD Terkecil Beresolusi Full-HD untuk Proyektor Portable

Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi pangsa pasar proyektor portable terus meningkat belakangan ini menurut Sony. Hal itu mendorong mereka untuk melakukan riset yang lebih serius, hingga akhirnya menelurkan teknologi inovatif seperti SXRD (Silicon X-Tal (crystal) Reflective Display) generasi baru yang mengemas resolusi full-HD.

SXRD baru ini diklaim sebagai panel LCD terkecil (bentang diagonal 0,94 cm) yang mampu menyajikan resolusi 1080p. Bisa Anda bayangkan sendiri betapa sempitnya jarak antar pixel (pixel pitch) kalau jumlahnya sebanyak ini, di atas bidang sekecil ini. Biasanya, semakin sempit jarak antar pixel, semakin jelek kualitas gambar yang dihasilkan akibat adanya kebocoran pada cahaya yang masuk ke elemen semikonduktor di bawah elektroda pixel.

Sony SXRD241A

Tidak demikian kasusnya pada panel ini. Sony bilang bahwa mereka telah menambahkan semacam lapisan tameng guna meminimalkan kebocoran dan mengoptimalkan struktur pixel. Di samping itu, Sony turut menerapkan teknik lain untuk mengatur sumber cahaya RGB supaya kontras dan tingkat kecerahan yang dihasilkan bisa lebih baik.

Namun yang lebih menarik lagi adalah sebuah microchip pendamping panel SXRD ini yang bertugas mengompensasi geometri. Sederhananya, teknologi ini memungkinkan proyektor untuk memproyeksikan gambar pada permukaan tidak datar tanpa distorsi. Seumpama temboknya melengkung, gambar yang diproyeksikan masih akan tampak seperti aslinya.

Sony SXRD241A with geometric compensation and edge blending

Selain itu, microchip ini juga mengemas fitur edge blending, di mana beberapa proyektor bisa diposisikan berjajar guna menyuguhkan satu hasil proyeksi berukuran masif. Semoga ini sudah bisa kita nikmati pada acara nonton bareng Piala Dunia 2022 nanti.

Sony sendiri berencana memproduksi dua komponen ini secara massal mulai bulan depan, dengan harga sampel 12 ribu yen, atau sekitar 1,55 juta rupiah. Kita tinggal menunggu saja eksekusi produsen proyektor portable yang tertarik menggunakan inovasi Sony ini.

Sumber: Engadget dan Sony.

Ojo Adalah Proyektor Portable Mini Untuk Nintendo Switch

Meski bukan jadi pilihan utama gamer, proyektor gaming mempunyai pasarnya sendiri karena perangkat ini menawarkan sejumlah faktor yang tak ada pada solusi display standar seperti monitor atau TV: lebih portable, hemat ruang, dan bisa menampilkan ukuran ‘layar’ sangat lebar. Beberapa produsen hardware terkenal telah menyiapkannya untuk PC, namun belum ada banyak pilihan buat console.

Tapi ada kabar gembira buat para pemilik Nintendo Switch. Anda semua mungkin sudah tahu, keunggulan console ini dibanding perangkat game lain adalah keleluasaan dalam penggunaan. Ia bisa dinikmati layaknya home console standar, serta dibawa-bawa ala platform handheld ketika bepergian. Dan dengan Ojo, Anda bisa membawa sensasi bermain game di ruang keluarga saat sedang berkemah atau mengadakan acara outdoor.

Ojo 1

Ojo ialah proyektor mini pertama untuk Nintendo Switch. Portabilitas menjadi kekuatan utamanya. Selain bisa menampilkan konten permainan, Ojo juga dibekali speaker 5-Watt serta baterai berkapasitas besar. Proyektor memiliki dimensi 172x80x70-milimeter, mengusung desain balok yang hampir menyerupai docking Switch (buat perbandingan, docking Switch berukuran 172x104x53,8mm).

Ojo 2

Seperti docking Nintendo Switch, Ojo mempunyai celah/slot untuk tempat duduk unit tablet. Aktifkan, dan proyektor segera menampilkan display seluas 30- sampai 120-inci dengan tingkat kecerahan 200-lumen. Ojo memanfaatkan teknologi LED OSRAM Jerman, dipersenjatai chip DMD persembahan Texas Instruments demi memastikan output gambar yang jernih, juga mengusung engine eViewTek sehingga konsumsi listriknya 20 persen lebih rendah dari proyektor sekelasnya.

Ojo 3

Tim penciptanya, YesOJO Studio, menjelaskan bahwa pemanfaatan proyektor untuk gaming juga lebih aman buat mata dibanding TV/monitor karena gambar yang Anda lihat merupakan pantulan di objek – tidak langsung dikeluarkan oleh display. Ojo menyuguhkan resolusi 854×480, dengan rasio kontras 1000 banding 1 dan aspek rasio 16:9.

Uniknya lagi, baterai rechargeable built-in di dalam memungkinkan Ojo untuk bekerja tanpa perlu tersambung ke sumber listrik hingga 4 jam. Dan berkat baterai LG 20.400mAh-nya, Ojo bisa bekerja sebagai power bank buat mengisi ulang daya perangkat Anda lainnya. Dan tak cuma Nintendo Switch, Ojo bahkan dapat Anda sambungkan ke laptop, smartphone atau perangkat lain via kabel HDMI atau Lightning.

YesOJO Studio rencananya akan menjajakan Ojo di harga retail US$ 370, mulai tersedia kira-kira pada bulan Desember 2017 nanti. Namun selama periode crowdfunding-nya masih berlangsung di Indie Gogo, proyektor portable untuk Nintendo Switch ini bisa Anda miliki seharga US$ 270 saja.

Spud Ialah Proyektor Dengan Penyajian ala Monitor

Sudah lama proyektor difungsikan sebagai perangkat display portable. Terutama untuk produk-produk baru, pengoperasiannya terbilang ringkas dan unit berukuran kecil bisa menghasilkan layar yang luas. Namun meski cukup praktis, proyektor membutuhkan kondisi khusus agar output tampil maksimal, lalu pasokan listrik juga turut memengaruhi performanya.

Arovia, tim inventor asal Texas, menawarkan solusi tidak biasa terhadap kekurangan tersebut. Mereka memperkenalkan Spud (kependekan dari spontaneous pop-up display), perpaduan antara proyektor dengan penyajian ala monitor, dapat dilipat layaknya payung. Buat menyempurnakan aspek fleksibilitas penggunaannya, developer melengkapi Spud segi konektivitas yang luas sehingga device bisa tersambung ke smartphone, tablet, sampai laptop.

Lalu seperti apa sebetulnya penampilan Spud? Dalam keadaan tertutup, Spud mempunyai ukuran sebesar kotak makan siang (17×5,5x19cm) dengan bobot kurang dari satu kilogram. Jika ingin memakainya, Anda tinggal membuka dan melebarkan bagian display, lalu menyambungkan unit proyektor di belakang. Arovia menjelaskan, ada banyak skenario Spud dapat dimanfaatkan, dari mulai buat presentasi di kantor, saat Anda browsing resep makanan sembari memasak di dapur, atau sewaktu piknik dan berkemah.

Spud1

Spud menyuguhkan layar seluas 24-inci, berukuran 53x28x36-sentimeter ketika dibentangkan. Dihitung secara kasar, display-nya 23 kali lebih lebar dari smartphone 5-inci dan empat kali monitor laptop. Perangkat ini mengusung teknologi Digital Light Processing (DLP) terbaru demi memastikan gambar tampil tajam dan cerah di segala situasi, dapat terkoneksi via kabel HDMI ataupun secara wireless.

Rahasia dari keunikan Spud tak hanya ada pada proyektor, namun juga tersembunyi di material layar. Developer memilih bahan dengan cermat dan meramunya sedemikian rupa agar layar tidak berkerut akibat dilipat. Lalu cover hitam penutup struktur berfungsi untuk memblokir cahaya dari luar buat memaksimalkan kecerahan dan kontras output. Spud turut dibekali desain optik khusus agar bisa menghasilkan gambar tajam di jarak dekat.

Spud2

Pernak-pernik kendali dan konektivitas dapat ditemukan di unit proyektor, di mana Anda bisa mengubah tingkat kecerahan dari 350- sampai 785-nit. Spud menyimpan baterai internal, dengan durasi pemakaian antara 4 hingga 10 jam tergantung setting brightness. Di sana juga sudah ada speaker build-in.

Selama masa pengumpulan dana masih berlangsung di situs crowdfunding  Kickstarter, Spud bisa Anda pesan di harga mulai dari US$ 390. Proses distribusi rencananya akan mulai dilakukan di bulan Juni 2017.