Inilah Hasil Akhir Kualifikasi PINC 2019 untuk Regional Sulawesi Selatan

Babak kualifikasi PUBG Mobile Indonesia National Challenge (PINC) 2019 masih terus berjalan. Setelah minggu lalu RRQ Capcorn berhasil lolos ke Grand Final lewat kualifikasi regional bali, kini PINC hadir di propinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di kota Makassar. Tentunya kualifikasi ini pun tak kalah seru karena dihadiri tim-tim kuat yang bersaing memperebutkan tiket untuk bertanding di Jakarta bulan Juli nanti.

Seperti biasa, kualifikasi PINC dibagi menjadi dua tahap yaitu Group Stage dan Final. Di Group Stage, para peserta yang terdiri dari 60 tim dipecah menjadi tiga grup. Masing-masing grup bertanding sebanyak dua ronde, kemudian 6 tim terbaik dari masing-masing grup bertanding kembali di Final yang terdiri dari tiga ronde. Artinya ada 18 tim yang maju ke babak Final kualifikasi.

PINC Makassar - Group A

Babak pertama Group A berakhir cukup menegangkan ketika terdapat tiga skuat yang sama-sama bermain aman dengan taktik prone, yaitu NFT Waffen, 1StID Bebika, dan MLN Squad. MLN Squad akhirnya tereliminasi lebih dahulu, sementara 1StID Bebika keluar sebagai peraih Chicken Dinner berkat keberhasilan flanking mereka.

Di babak kedua, sempat terjadi pertarungan sengit antara dua tim bersaudara yaitu Jeux OP dan Jeux SOF. Akan tetapi karena terlalu asyik berperang, mereka tak sadar diserang oleh NFT Waffen. NFT Waffen yang meraih Chicken Dinner di ronde dua akhirnya menjadi pemimpin klasemen Group A.

PINC Makassar - Group B

Persaingan di Group B sedikit timpang karena adanya beberapa tim esports profesional di sini, seperti Nara Esports, CMPB Esports, NFT Esports, dan sebagainya. Perbedaan kemampuan cukup terlihat, tim-tim ini akhirnya mampu menduduki peringkat 6 besar tanpa banyak perlawanan. Pemimpin klasemen Group B ini adalah Nara Esports dengan perolehan 74 poin.

Grup terakhir yaitu Group C lebih timpang lagi. Di sini, ada satu tim yang tampil sangat dominan dan berhasil mendaki puncak tangga klasemen dengan nilai terpaut jauh dari tim lainnya. Mereka adalah Mikail Esports. Tim ini berhasil mengumpulkan 30 kill dan poin akhir 82, hampir dua kali lipat dari Ilma Team di peringkat dua yang hanya meraih 43 poin.

PINC Makassar - Group C

Memasuki babak Final, CMPB Fams yang merupakan peringkat 3 di Group B menunjukkan performa cemerlang di awal. Mereka barhasil meraih 8 kill di ronde 1 dan meraih Chicken Dinner setelah mengeliminasi tim NFT LXB. Begitu pula di ronde 2, mereka berhasil mendapat Chicken Dinner lagi setelah menumbangkan NFT Waffen. CMPB Fams pun diantisipasi untuk menjadi juara.

Sayangnya ternyata di ronde 3 CPBM Fams tereliminasi cepat, hanya mengumpulkan 11 poin. Sementara itu Mikail Esports yang sejak tadi menampilkan performa cukup baik, berhasil mendapat Chicken Dinner di ronde 3 dan total 25 kill. Mikail Esports akhirnya mengumpulkan 81 poin, namun masih tidak cukup untuk mengalahkan CMPB Fams yang meraih 86 poin.

CMPB Fams berhak maju ke Jakarta sebagai salah satu dari 17 tim perwakilan daerah yang akan memperebutkan hadiah senilai Rp1.000.000.000 bulan Juli nanti. Mereka akan dilengkapi dengan 1 tim lagi yang didapatkan dari babak Open Qualifier. Siapakah tim yang akan menjadi juara PINC 2019 ini?

Aturan Game Tiongkok Semakin Ketat, Tampilan Darah dan Kata “Bunuh” Dilarang

Baru-baru ini aturan game di Tiongkok sedang jadi perbincangan hangat setelah Tencent mengumumkan penutupan PUBG Mobile di negara tersebut. Menariknya adalah tidak hanya menutup, tapi Tencent menggantinya dengan game baru yang memiliki gameplay serta tampilan visual, namun tanpa unsur-unsur kekerasan. Tampilan darah sama sekali dihilangkan, dan adegan kematian pemain pun diganti dengan karakter yang melambaikan tangan lalu menghilang.

Rupanya, tidak hanya PUBG Mobile yang terkena sensor seperti itu, melainkan semua game yang beredar di Tiongkok mulai sekarang. Dikabarkan oleh Gamasutra, pemerintah Tiongkok ternyata sekarang menerapkan aturan bahwa segala macam wujud darah tidak boleh ada di video game. Dulu pengembang game masih bisa mengakali kekerasan ini dengan menggunakan “cairan berwarna” sebagai pengganti darah, namun kini cara itu pun dilarang. Tidak hanya darah secara eksplisit, tapi segala hal yang bisa diartikan sebagai darah sama sekali tidak diperbolehkan.

Satu lagi aturan tambahan yang baru diterapkan adalah dilarangnya penggunaan kata “bunuh” di dalam game. Ini termasuk seluruh teks yang ada, mulai dari dialog, deskripsi barang, narator, hingga judul game itu sendiri. Bayangkan betapa besar imbasnya. Berbagai game MOBA yang biasanya menggunakan kata-kata seperti “double kill, triple kill” kini harus mengalami perombakan. Begitu juga dengan game yang memiliki judul semacam Killing Floor, atau Danganronpa V3: Killing Harmony.

Aturan ini juga mengikat game yang sudah mendapat lisensi untuk terbit di Tiongkok. Bila ternyata suatu game melanggarnya, bisa jadi lisensi itu ditarik kembali hingga developer melakukan perubahan. Sebelumnya pemerintah Tiongkok juga telah menerapkan aturan anti kekerasan yang melarang adanya tampilan mayat, tengkorak atau tulang-belulang, organ dalam manusia, pemotongan bagian tubuh, dan sebagainya. Namun aturan kali ini semakin mempersempit ruang kreatif para developer di sana.

Mortal Kombat 11 - Screenshot
Mortal Kombat 11 dilarang beredar di Tiongkok karena alasan kekerasan | Sumber: Sony

Meski memang sangat ketat, Tiongkok adalah pasar gamer yang sangat besar, jadi bagi banyak developer aturan ini adalah harga yang tidak terlalu mahal untuk dibayar. Gamasutra memberi saran pada para developer untuk siap menciptakan game yang “China-ready”, antara lain dengan langkah-langkah berikut:

  • Menciptakan animasi alternatif untuk kematian. Karakter yang melambai lalu menghilang di Game for Peace adalah salah satu contoh, tapi selain itu masih ada cara lainnya. Misalnya membuat karakter berubah menjadi asap seperti di Clash of Clans.
  • Menggunakan efek pertarungan ala komik. Di berbagai komik terutama komik Amerika, adegan pertarungan disertai dengan efek-efek balon suara untuk dramatisasi. Cara ini bisa juga diterapkan di video game.
  • Menggunakan efek visual lain untuk mengganti darah. Bukannya memunculkan cipratan cairan dari bekas luka, developer bisa menggantinya dengan asap putih ketika ada tokoh tertembak atau tersabet senjata tajam.
  • Memberi opsi untuk menyala-matikan kekerasan. Fitur “toggle violence” sudah cukup lumrah ada bahkan sejak sebelum aturan ini diterapkan. Membuat setiap game memiliki fitur ini adalah langkah yang bijak.
  • Mencari inspirasi dari game ramah anak. Banyak game yang dirancang agar bisa dimainkan oleh semua umur. Game semacam ini masih memunculkan kekerasan, namun dengan cara yang tidak eksplisit sehingga bisa dimainkan anak-anak. Developer bisa meniru cara-cara animasi kekerasan tersebut dalam game mereka.

Contoh developer yang terbuka terhadap adaptasi aturan Tiongkok adalah Yodo1Games, developer di balik game populer Hand of Fate. Di akhir tahun 2017 lalu mereka merilis video yang menunjukkan perubahan-perubahan dalam rangka menyiapkan game tersebut untuk pasar Tiongkok. Anda dapat melihatnya di bawah, dan mungkin bila Anda developer, mencari inspirasi darinya.

Sumber: Gamasutra via Niche Gamer

Taklukkan Bali, RRQ Capcorn Siap Melenggang ke Grand Final PINC 2019

PUBG Mobile Indonesia National Challenge (PINC) 2019 telah mulai digelar sejak pertengahan bulan April lalu, dengan babak kualifikasi bertempat di 13 kota berbeda Indonesia. Dalam turnamen ini total terdapat 120 tim yang berpartisipasi untuk memperebutkan slot ke babak Grand Final, namun dari sekian banyak tim tersebut hanya 17 yang berhak lolos. PINC 2019 juga menyediakan 1 slot Open Qualifier bagi tim-tim untuk bersaing di luar Regional Qualifier.

Belum lama ini, PINC 2019 telah menyelesaikan Regional Qualifier keempat, yaitu yang berlokasi di pulau Bali. Digelar di Bali United Cafe, kabupaten Gianyar, turnamen ini mempertemukan puluhan tim yang terbagi dalam tiga grup. Setiap grup mengandung beberapa tim yang memiliki kekuatan menonjol, dan mereka bertanding dalam kualifikasi yang terdiri dari 2 ronde di fase grup serta 3 ronde di fase final.

PINC 2019 Bali - Photo 1

Grup A misalnya, didominasi oleh tim-tim seperti KTX Esports, Dostramus, dan The Prime Esports. Sementara itu Grup B sarat tim dengan wajah baru, namun ada beberapa yang dominan seperti Frosteam, Invisible, serta Boominic Esports. Grup C dianggap sebagai “grup neraka” karena penuh dengan tim-tim kuat, termasuk di dalamnya Pondok Gaming Catastrophe (PG.Catastrophe), Rex Regum Qeon (RRQ) Capcorn, serta dua skuat lagi dari keluarga KTX Esports yaitu KTX Zero dan KTX OTE.

Pertandingan fase grup menghasilkan 6 tim terbaik dari tiap grup, kemudian babak final kualifikasi dimulai dengan peserta sebanyak 18 tim. Kehebatan keluarga KTX tampak di sini, karena dari tiga tim yang mereka kirim, semuanya berhasil lolos ke babak final! Namun lawan-lawan mereka juga tidak bisa diremehkan. Terbukti ternyata tim yang menjuarai kualifikasi ternyata bukan tim dari KTX.

PINC 2019 Bali - Klasemen Final

RRQ Capcorn menunjukkan performa gemilang di pertandingan pertama babak final, ketika mereka meraih peringkat Chicken Dinner dan mendapat 18 kill. Artinya mereka langsung melejit ke puncak klasemen dengan 48 poin. Cukup jauh dari Dostramus di peringkat dua yang hanya memegang 28 poin. KTX OTE yang sebelumnya hanya meraih 12 poin, kemudian melakukan comeback di ronde kedua. Mereka bahkan sempat berduel dengan saudaranya sendiri, KTX Esports, untuk memperebutkan gelar Chicken Dinner. Akhirnya babak kedua ini dimenangkan KTX OTE dengan 39 poin, dan KTX Esports harus puas menjadi runner-up dengan perolehan 28 poin. Sementara itu RRQ Capcorn hanya meraih 17 poin.

Tak dinyana, ronde terakhir babak final justru jadi bencana bagi RRQ Capcorn. Mereka hanya berhasil mengenyam 7 poin karena tereliminasi di awal permainan. Seandainya KTX Esports, KTX OTE, atau PG.Catastrophe berhasil meraih Chicken Dinner, kemungkinan mereka bisa melampaui posisi RRQ Capcorn di klasemen dan lolos ke Grand Final. Namun secara mengejutkan, Chicken Dinner justru diraih oleh tim yang di dua ronde sebelumnya tidak menonjol, yaitu Zeus Olympus.

PINC 2019 Bali - Photo 2

Poin akhir yang diraih KTX Esports dan PG.Catastrophe yaitu 67 tidak cukup untuk menjadikan mereka juara kualifikasi PINC 2019 Regional Bali. RRQ Capcorn, meski sempat terpuruk di ronde 3, sudah berhasil mengumpulkan 72 poin dan lolos menjadi juara. Mereka membawa pulang hadiah senilai Rp2.000.000, sementara KTX Esports memperoleh Rp1.500.000, PG. Catastrophe di peringkat 3 meraih Rp1.000.000, dan KTX OTE di peringkat 4 mendapatkan Rp800.000.

Tentunya, selain uang hadiah itu RRQ Capcorn juga berhak bertanding di Grand Final yang akan digelar pada bulan Juli nanti di Tennis Indoor Stadium, Senayan, Jakarta. Mereka akan bertarung melawan tim-tim kuat lainnya dari seluruh Indonesia untuk memperebutkan total hadiah senilai Rp1.000.000.000. Mampukan RRQ Capcorn menjadi juara PINC 2019 nantinya?

Tak Dapat Izin Pemerintah, PUBG Mobile Akhirnya Gulung Tikar di Tiongkok

PUBG Mobile saat ini dikenal sebagai salah satu mobile game terpopuler di dunia. Seteahun setelah dirilis global, game bergenre battle royale ini telah berhasil meraih lebih dari 200 juta pengguna dan mendatangkan pendapatan sekitar Rp3,4 triliun. Tentu bukan pencapaian yang sembarangan.

Ironisnya, revenue sebesar itu justru tidak mendapat kontribusi dari Tiongkok yang notabene merupakan negara asal dari perusahaan induk pemilik PUBG Mobile, Tencent Games. Walaupun PUBG Mobile telah diunduh sebanyak lebih dari 100 juta kali di negara tersebut, pemerintah Tiongkok masih belum memperbolehkan Tencent untuk melakukan monetisasi. Salah satu alasannya yaitu karena adanya regulasi baru yang membatasi masuknya game dari luar negeri. Wajar bila PUBG yang merupakan properti intelektual perusahaan asal Korea Selatan (Bluehole) ikut terkena imbas.

Game for Peace
Game for Peace | Sumber: Tencent

Setelah sekian lama melalui proses yang tak membuahkan hasil, Tencent akhirnya mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri periode testing untuk PUBG dan menariknya dari pasaran. Hal ini dilaporkan oleh Reuters dengan sumber dari akun resmi Tencent di media sosial Weibo. Sebagai gantinya, Tencent kini merilis game baru yang sangat mirip dengan PUBG Mobile namun memiliki berbagai perbedaan yang membuatnya lebih “family friendly”.

Game baru tersebut berjudul Game for Peace (alias He Ping Jing Ying/Elite Force for Peace), dan sangat mirip dengan PUBG Mobile dari sejumlah aspek, baik itu tampilan grafis, desain karakter, serta gameplay. Bahkan, para pemain PUBG Mobile di Tiongkok yang beralih ke Game for Peace dapat mentransfer semua progres permainan mereka.

Perbedaan-perbedaan baru akan terlihat ketika kita mulai memainkan game tersebut. Pertama, tidak seperti PUBG Mobile yang bertema bunuh-membunuh demi bertahan hidup, Game for Peace justru mengangkat tema seputar perang anti terorisme. Game ini juga tidak memiliki efek darah bila karakter terkena tembakan. Bahkan bila ada karakter yang “mati” ia tidak akan benar-benar mati dan meninggalkan mayat, tapi hanya akan menghilang dari layar layaknya musuh-musuh di Super Mario Bros.

Selain itu game ini juga dikembangkan langsung oleh Tencent, membuatnya tidak terhitung sebagai produk impor. Dalam deskripsi di situs resminya, Tencent menyebut Game for Peace sebagai game yang “memberi penghargaan pada pasukan langit biru yang menjaga kedaulatan udara negara kita”. Ini pun merupakan bentuk tema patriotisme yang dilakukan untuk membuat Game for Peace diterima oleh pemerintah.

Semua langkah di atas, meskipun terbilang drastis, terbukti berhasil. Setelah perilisan Game for Peace, nilai saham Tencent di bursa saham naik sebesar 2 persen. Game ini juga sudah mendapat izin monetisasi dari pemerintah Tiongkok sejak bulan April lalu. Menurut analis di China Renaissance, mengingat PUBG Mobile memiliki sekitar 70 juta daily active users, Game for Peace berpotensi menghasilkan pemasukan antara 8 miliar hingga 10 miliar Yuan, atau sekitar Rp21 triliun per tahun. Sensor Tower pun melaporkan bahwa Game for Peace sekarang sudah menduduki peringkat Top Grossing di Apple App Store Tiongkok.

Beberapa penggemar PUBG Mobile di Weibo mengaku sempat kaget ketika mendengar kabar bahwa game tersebut gulung tikar. Tapi kemudian lega karena ternyata progres mereka tidak hilang. Sementara sebagian lainnya menyuarakan protes terhadap cara pemerintah melakukan sensor terhadap game ini. Tapi Tiongkok memang terkenal punya standar ketat perihal sensor game, dan selama ini sudah banyak judul besar melakukannya. Bila imbalannya adalah akses terhadap pasar gamer Tiongkok yang begitu besar, “pengorbanan” demikian jelas bukan harga yang terlalu mahal untuk dibayar.

Sumber: Reuters

5 Tim Esports Indonesia Dengan Catatan Kemenangan Beruntun di Kancah Lokal

Belakagan, kemenangan beruntun seakan menjadi tema besar di berbagai cabang game dalam kancah esports Indonesia. Ada berbagai tim berhasil meraih kemenangan beruntun di beberapa kompetisi, mulai dari yang berskala besar sampai skala kecil.

Memang tim yang ada di daftar ini terkenal sangat kuat di kancah lokal. Kalau bicara indikator tim yang kuat, menurut saya setidaknya ada dua faktor penting, yaitu kemampuan individual dan kerjasama tim yang solid. Masalahnya, para tim ini kuat secara kerjasama tim dan kemampuan individual, yang membuat mereka jadi sulit sekali dikalahkan. Sejauh ini ada 5 tim esports Indonesia yang sedang tak terkalahkan, siapa saja mereka?

EVOS AOV

Sumber:
Sumber: Facebook @IndoESL

Tim esports Indonesia ini belakangan baru meraih prestasi yang begitu gemilang di kancah lokal. Saat ini, EVOS AOV beranggotakan Hartawan “Wyvorz” Muliadi, Satria Adi “Wiraww” Wiratama, Sutandyo “MythR” Raihan, Farhan “Hanss” Akbari Ardiansyah, Hartanto “Pokka” Luis, dan Wibisono “Carraway” Henrikus Teja sebagai pemain cadangan.

Selama musim kompetisi 2018-2019, lima jawara ini sudah memborong gelar juara dari hampir semua kompetisi AOV yang diselenggarakan secara lokal Indonesia. Sejak Februari hingga April 2019 ini, mereka sudah berhasil memenangkan 4 kompetisi secara berturut-turut. Kompetisi tersebut adalah, AOV Star League Season 2 yang diselenggarakan pada Februari 2019, Grand Final Kaskus Battleground Season 4 pada Maret 2019, ESL Indondesia Championship serta ESL Clash of Nation pada akhir Maret 2019.

Memasuki season 2018-2019, penampilan EVOS AOV terhitung cukup stabil. Padahal, mereka sempat berganti roster saat pergantian musim. Ketika itu, Randy “CL” Shimane, Muhammad “Naitomea”, dan Mustain “Mumuy” Al, keluar dari tim karena alasan tertentu. Menggantikan ketiga pemain tersebut, masuklah Wyvorz, MythR, dan Pokka, yang kini tampil menjadi pemain inti.

Kendati sempat kalah dua kali selama liga ASL, namun chemistry antar pemain terbentuk sepanjang musim tersebut, yang membuat permainan mereka jadi sangat solid. Puncak kemenangan mereka adalah saat tim AOV Indonesia akhirnya bisa membuktikan diri di hadapan tim-tim Asia Tenggara dalam kompetisi ESL Clash of Nations 2019.

Sebagai salah satu program esports yang paling saya amati, saya mengakui memang EVOS AOV bisa dibilang sebagai tim paling stabil di kancah AOV. Senjata utama tim ini adalah ketenangan yang luar biasa dari seluruh anggota tim. Dalam keadaan kalah sekalipun, mereka tidak pernah keteteran, tetap fokus memanfaatkan keadaan sebaik mungkin. Alhasil, kemenangan mereka kerap datang ketika tim lawan kelabakan karena kesalahan sepele nan fatal yang mereka lakukan, meski sedang dalam keadaan unggul.

BOOM.ID Dota 2

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
BOOM.ID juara Dota 2 ESL Indonesia Championship | Sumber: ESL Indonesia

Setelah membahas MOBA untuk Mobile, kini kita akan bicara soal MOBA di PC. Siapakah tim esports Indonesia dengan kemenangan beruntun di kancah MOBA PC? Siapa lagi kalau bukan divisi Dota 2 dari BOOM.ID. Roster tim BOOM.ID ini berisikan talenta-talenta berbakat, yaitu Rafli “Mikoto” Fathur Rahman, Randy “Dreamocel” Sapoetra, Saieful “FBZ” Ilham, Tri “Jhocam” Kuncoro, dan Alfi “Khezcute” Nelyphyana.

Nama BOOM.ID di kancah Dota 2 memang terbilang sangat bersinar, terutama di kancah lokal. Dalam kancah lokal, BOOM.ID bisa dibilang sudah tidak bisa dikalahkan lagi. Tim ini juga sudah tiga kali bertanding di kancah internasional, tepatnya pada kompetisi DPC Minor. 

Kalau hanya mencatat kompetisi lokal terbesar saja, kemenangan beruntun BOOM.ID belum berhenti dari tahun 2018 lalu. Kompetisi lokal yang berhasil dimenangkan BOOM.ID adalah, Indonesia Games Championship 2018 yang diselenggarakan oleh Telkomsel, Predator League 2019 Indonesia Qualifier, dan ESL Indonesia Championship 2019. Fakta menarik lainnya adalah, dari tiga kompetisi besar tersebut BOOM.ID menang mulus tanpa ada kekalahan sekalipun, baik dalam format best of 3 ataupun best of 5.

Dahulu roster Dota 2 BOOM.ID bisa dibilang jadi roster dream team. Sebab, ketika itu tim ini diisi oleh carry dan midlaner yang bisa dibilang terbaik pada masanya. Mereka berdua adalah Dreamocel dan Muhammad “InYourDream” Rizky. Namun, karena suatu hal, InYourDream akhirnya memutuskan untuk berpisah jalan dengan BOOM.ID, yang akhirnya digantikan oleh FBZ. Banyak penggemar Dota ragu dengan kemampuan FBZ awalnya. Namun ia berhasil membuktikan dirinya pertama kali saat IGC 2018 lalu. Akhirnya, BOOM.ID Dota berhasil melaju dengan baik-baik saja walau tanpa kehadiran InYourDream; bahkan perstasinya jadi lebih baik.

Kendati sudah tak terkalahkan di kancah lokal, hal lain yang masih ingin dibuktikan BOOM.ID adalah kemampuannya di kancah internasional. Sejauh ini, BOOM.ID masih belum bisa berbuat banyak dalam dua kompetisi minor terakhir yang mereka ikuti. Tercatat, dua kali mereka harus puas berada di peringkat 7-8, berada di posisi terbawah dan gagal lolos dari fase grup. Kini mereka sedang menjalani Minor ketiga mereka, yaitu OGA Dota PIT Minor 2019, yang diselenggarakan di Kroasia. Akankah BOOM.ID dapat memecahkan kutukan dan membuktikan dirinya di kancah internasional?

Bigetron PUBG Mobile

Sumber: Tencent Official Media
Sumber: Tencent Official Media

Berlanjut ke kancah esports yang belakangan sedang populer di kalangan gamers, yaitu PUBG Mobile. Kalau AOV punya EVOS yang sudah hampir tak terkalahkan, di PUBG Mobile ada tim Bigetron yang juga sedang berada dalam kemenangan beruntun. Tim ini beranggotakan Made Bagas “Zuxxy” Pramudita, Made Bagus “Luxxy” Prabaswara, Robby “Natic” Mahardika Saputra, dan Muhammad “Ryzen” Albi.

Seperti EVOS AOV, catatan kemenangan beruntun Bigetron PUBG Mobile banyak berasal dari kompetisi lokal. Sampai saat ini, sepertinya banyak tim sedang berpikir keras mencari cara untuk mengalahkan tim ini, entah secara strategi ataupun skill individu. Kalau berdasarkan kompetisi PUBG Mobile yang resmi digelar Tencent, mereka sudah menang berturut-turut sejak 2018 lewat kompetisi PUBG Indonesia National Championship 2018, dan PUBG Mobile Clash Open 2019.

Catatan kemenangan beruntun mereka lalu terus berlanjut setelah PINC 2018. Kompetisi yang berhasil mereka menangkan setelah PINC 2018 adalah, Indonesia Pride Weekdays Championship yang digelar oleh Mineski pada November 2018, dilanjut dengan Indonesia Esports Games pada awal Januari 2019, dan tak lupa juga Metaco Circuit Cup Season 1 yang baru saja selesai pada April 2019 lalu.

Alasan kemenangan beruntun tersebut, mungkin karena tim PUBG Mobile Bigetron yang sangat solid, karena sudah bermain bersama sejak lama. Zuxxy, Luxxy, dan Natic sendiri sudah bermain bersama sejak Rules of Surivival masih menjadi salah satu game Battle Royale terpopuler di mobile. Ketika bermain RoS secara kompetitif, mereka juga berhasil menjadi juara nasional dalam kompetisi Rules of Survival Indonesia Championship. Mereka bertiga akhirnya memutuskan hijrah ke PUBG Mobile dan berhasil mempertahankan tradisi juara tersebut.

Kini, pembuktian Bigetron PUBG Mobile berikutnya adalah di kancah internasional. Terakhir kali mereka menempati peringkat 4 dalam kompetisi PUBG Mobile Star Challenge (PMSC) yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab. Walau bukan peringkat yang sebegitu buruk, namun tetap saja mereka masih belum pernah menjadi juara di kancah internasional. Ketika itu kompetisi PMSC dijuarai oleh tim PUBG Mobile asal Thailand, RRQ.Athena. Mereka keluar sebagai juara karena taktik permainan agresif, yang dilengkapi dengan kemampuan individual yang sangat baik.

Onic Mobile Legends

Sumber: Piala Presiden Official Media
Sumber: Piala Presiden Official Media

Organisasi Onic Esports bisa dibilang sebagai pendatang baru di ekosistem esports Indonesia. Baru berdiri sejak tahun 2018 lalu, Onic Esports langsung menggebrak dengan mencatatkan kemenangan beruntun pada divisi Mobile Legends. Onic Mobile Legends beranggotakan Teguh “Psychoo” Iman Firdaus, Muhammad Julian “Udil” Ardiansyah, Adriand “Drian” Larsen Wong, Maxhill “Antimage” Leonardo, dan satu pemain asal Malaysia, Lu “Sasa” Kai Bean.

Tercatat, tim Onic Mobile Legends hampir tidak terkalahkan sepanjang awal musim 2019 ini. Catatan kemenangan beruntun ini juga terjadi selama Mobile Legends Professional League, liga utama Mobile Legends yang diselenggarakan oleh Moonton. Tercatat, dari 11 pertandingan yang harus mereka jalani, Onic Esports tidak pernah sekalipun kalah dan berhasil mengumpulkan poin sempurna.

Kalau ditambah dengan kompetisi lain yang diikuti selain dari liga resmi, maka mereka catatan kemenangan beruntun mereka dimulai sejak akhir-akhir tahun 2018. Mereka sudah tak terkalahkan sejak Indonesia Pride Weekdays Championship season 4,5, dan 6, Indonesia Esports Games 2018, Dunia Games League 2019, sampai kompetisi Piala Presiden Esports 2019 dan Mobile Legends Star League Season 3.

Salah satu alasan kemenangan beruntun dari tim Onic Esports ini, adalah berkat kemampuan individu Udil dan Sasa. Saat ini, kemampuan mereka bisa dibilang sudah berada di atas rata-rata pemain Mobile Legends Indonesia. Ditambah lagi, permainan tim mereka juga sangat kompak, karena Anti-Mage, Psychoo, dan Drian yang juga sama jagonya dan bisa mengimbangi permainan Udil dan Sasa.

Secara lokal, mereka sudah tidak bisa dikalahkan. Tetapi bagaimana dengan di tingkat internasional? Sementara ini, kompetisi antar-negara berikutnya dalam kancah Mobile Legends adalah Mobile Legends Southeast Asia Cup 2019. Kompetisi setingkat Asia Tenggara ini terakhir kali didominasi oleh Aether Main, (Sekarang menjadi roster Bren Esports) tim Mobile Legends asal Filipina. Tapi semisal Onic Esports juga berhasil mengalahkan Filipina dan memenangkan MSC 2019, saya rasa Moonton harus mempertimbangkan menyelenggarakan kompetisi Mobile Legends tingkat internasional.

RRQ.Endeavour Point Blank

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi Akbar Priono

Terakhir ada tim RRQ.Endeavour. Sebagai salah satu tim terkuat di kancah Point Blank, tim ini mungkin bisa dibilang sudah mencapai status legenda. Kenapa? Salah satunya adalah karena gaung prestasinya yang sudah mencapai tingkat internasional. Tim ini diperkuat oleh Benny “Moza” Setiawan, Heriyanto “F1re”, Irvan “KingLeo” Ardiansyah, Yulius “NextJacks”, dan Armario “Talent” Falentino Bochem.

Jika melihat prestasi tim ini berdasarkan kompetisi PBNC saja, maka catatan kemenangan beruntun mereka sudah dimulai sejak tahun 2017. Mereka berhasil memenangkan Point Blank National Championship secara berturut-turut, yaitu pada tahun 2017 dan tahun 2018. Tidak berhenti di kancah lokal saja, mereka juga berhasil jadi tim Indonesia yang menorehkan prestasi di kancah Internasional, lewat gelaran Point Blank International Championship 2017.

Walau begitu, tak seperti 4 tim sebelumnya, Endeavour sebenarnya sempat gagal juara di PBGC 2018. Jadi bisa dibilang kemenangan beruntun milik RRQ.Endeavour kurang sempurna, namun tetap mendominasi kancah esports PB di Indonesia. Selain dari kompetisi tersebut, mereka juga mencatatkan diri sebagai juara PBGC 2017, Indonesia Games Championship 2017, dan menjadi pemuncak klasemen di Indonesia Esports Premiere League TBOF musim tahun 2018.

Pemain kunci dari RRQ.Endeavour adalah NextJacks, yang terkenal memegang Point Man di dalam tim. Sebagai Point Man, NextJacks kerap menggunakan senjata laras panjang yang dentumannya bisa membuat musuh bergidik ketakutan. Walau menggunakan senjata laras panjang, bidikan flickshot super cepat NextJack membuat dia menjadi mesin pembunuh efisien yang efisien di dalam game, entah itu jarak jauh ataupun jarak dekat. Berkali-kali ia berhasil melakukan clutch moment, bahkan berhasil memenangkan pertarungan satu lawan beberapa orang sekaligus.

Melihat kelima tim ini yang sudah sangat kuat di kancah lokal, harapan saya cuma satu, yaitu mereka bisa membuktikan diri lebih jauh lagi dengan memenangkan kompetisi internasional. Dari daftar tersebut, baru ada RRQ.Endeavour saja yang benar-benar menjadi pemenang di kancah internasional.

Sebagai pengamat dan penggemar, mari kita doakan agar prestasi tim-tim tersebut bisa semakin cemerlang, dan mencapai tingkat internasional.

Tencent Umumkan PUBG Mobile Club Open, Jadikan Vivo Sebagai Sponsor Utama

Belakangan salah satu penerbit dan pengembang game ternama asal Tiongkok, Tencent, sedang getol kembangkan esports. Salah satu yang terlihat adalah lewat game Battle Royale yang mereka besut, PUBG Mobile. Setelah PUBG Mobile Campus Championship yang dimenangkan oleh Universitas Amikom Yogyakarta, gelaran esports berikutnya adalah PUBG Mobile Club Open (PMCO).

Kompetisi PMCO merupakan sebuah kompetisi PUBG yang akan berjalan sepanjang tahun 2019 ini. Dibagi menjadi dua fase, Spring Split (Maret – Juli) dan Fall Split (Agustus – Desember), PMCO mempertandingkan pemain semi-pro/pro terbaik dari 10 regional di dunia. Menariknya, siapapun Anda bisa mengikuti kompetisi yang satu ini. Tapi tetap saja, Anda harus jadi yang terbaik jika ingin memenangkan total hadiah US$2,5 juta (Rp35 milyar).

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Awalnya kompetisi ini diumumkan dengan total hadiah US$2 juta, namun hadiah tersebut ditingkatkan setelah Vivo masuk sebagai sponsor utama. Selain memberikan hadiah, Vivo juga akan menyediakan smartphone bagi para peserta selama pertandingan PMCO.

Terkait rekanan ini, Vincent Wang selaku General Manager of Global Publishing Departement Tencent Games turut memberikan komentarnya. “Kami sangat gembira atas rekanan kami dengan Vivo, mengingat reputasi Vivo yang selalu inovatif dan mendahulukan kebutuhan para penggunanya. Juga karena Tencent yang selalu mengutamakan inovasi, rekanan ini menunjukkan dedikasi kami untuk memberikan pengalaman bermain terbaik bagi para pemain dan fans kami dari berbagai belahan dunia.” kata Vincent Wang mengutip dari Esports Insider.

PUBG dan PUBG Mobile memang sedang berusaha mendorong program esports kepada khalayak. Mengingat ada perbedaan manajemen antara PUBG dengan PUBG Mobile, jadi wajar jika keduanya punya program esports yang berbeda. PUBG yang diurus oleh PUBG Corporation memiliki program esports mereka tersendiri, salah satunya mereka umumkan lewat roadmap 2019 Asia Tenggara.

Sumber: Twitter @PUBGMOBILE
Sumber: Twitter @PUBGMOBILE

Sementara itu, PUBG Mobile punya program yang terpisah dari PUBG versi PC. Beberapa program esports yang sudah diselenggarakan Tencent untuk PUBG Mobile termasuk, PUBG Mobile Star Challenge yang berhasil dimenangkan oleh RRQ Athena. Lalu secara lokal Indonesia, ada kompetisi PUBG Mobile Indonesia National Championship yang dimenangkan oleh Bigetron, dan PUBG Mobile Campus Challenge yang dimenangkan oleh Universitas Amikom Yogyakarta.

Pekan ini PMCO Spring Split sudah memasuki fase kualifikasi, lewat event Crew Challenge di dalam game. Fase berikutnya adalah Regional Group Round yang diselenggarakan secara online, dimulai pada 26 April sampai 5 Mei 2019.

 

Universitas Amikom Yogyakarta Jadi Juara PUBG Mobile Campus Championship 2019

PUBG Mobile Campus Championship (PMCC) baru saja selesai digelar pada 24 Maret 2019 kemarin. Setelah dua hari dan delapan ronde pertandingan, Universitas Amikom Yogyakarta berhasil keluar sebagai pemenang. Bermain dengan cukup mendominasi, mereka berhasil mendapatkan total 3 chicken dinner, dari 8 ronde pertandingan.

Kompetisi PMCC merupakan kompetisi antar kampus pertama yang digelar oleh PUBG Mobile. Memperebutkan total hadiah Rp300 juta, PMCC diikuti oleh 2000 mahasiswa dari 350 universitas di Indonesia. Setelah kualifikasi panjang, akhirnya putaran final PMCC 2019 menyisakan 16 kampus terbaik dari berbagai universitas di Indonesia.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Universitas Amikom Yogyakarta sendiri menjadi pemenang karena konsistensi permainan yang ia tunjukkan. Walau cuma dapat 3 chicken dinner, namun ternyata mereka tetap berhasil amankan poin yang cukup besar pada ronde lainnya. Hanya pada ronde 6 saja mereka bermain kurang maksimal, dan cuma mendapatkan 6 poin saja.

Ternyata, usut punya usut, salah satu faktor kemenangan Amikom Yogyakarta ini datang dari Rizky “Ipat” Fajarista. Hal ini diungkap oleh salah satu caster PMCC, Ahmad “CaptainRigel” Ichsan, saat saya tanyai komentarnya soal kemenangan Amikom Yogyakarta di PMCC 2019.

“Awalnya saya ragu dengan tim Amikom. Banyak yang bilang mereka jago, tapi entah kenapa di hari pertama permainannya kurang maksimal. Untungnya mereka dapat chicken di game 4, yang menjadi momentum dominasi mereka sampai akhir. Ternyata saya mendengar kabar, kalau Ipat adalah mantan pemain profesional PUBG PC yang berpindah main PUBGm.” Jawab Rigel.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Salah satu caster PUBG ternama, Arwanto ‘WawaMania’ Tanumiharja, juga turut memberikan komentarnya saat saya temui di gelaran PMCC 2019. “Jadi Amikom Yogyakarta ini jadi mendominasi karena tiga pemain mereka sudah main bareng sejak lama.” ujar Wawa. Lebih lanjut soal kunci kemenangan Amikom, baik Rigel dan Wawa memberikan komentar yang kurang lebih senada, yaitu game knowledge mereka yang lebih daripada pemain lain.

Bicara soal kunci kemenangan Universitas Amikom Yogyakarta, Wawa menyoroti permainan rotasi apik dari Ipat dan kawan-kawan, yang kerap melakukan rotasi cepat begitu circle berpindah. Sementara Rigel menyoroti soal penerapan game knowledge mereka dari PUBG PC ke PUBG mobile, yang ternyata berhasil memberikan kemenangan kepada tim ini.

Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile
Sumber: Dokumentasi Resmi PUBG Mobile

Universitas Amikom Yogyakarta juara PMCC 2019 mengamankan 239 poin, dan mendapatkan hadiah Rp30 juta. Selanjutnya di posisi kedua ada Universitas Sam Ratulangi Manado mengamankan 154 poin, dan mendapatkan hadiah Rp20 juta. Lalu di posisi ketiga ada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta mengamankan 136 poin, dan mendapatkan hadiah Rp10 juta.

Selamat bagi Univeristas Amikom Yogyakarta! Semoga kemenangan kalian di PMCC 2019, bisa menjadi batu loncatat untuk meraih prestasi gemilang lainnya di masa depan!

NXL Mobile Esports Cup, Bentuk Komitmen NXL Kembangkan Esports Indonesia

Menyikapi perkembangan esports yang pesat belakangan, NXL baru-baru ini menggelar sebuah kompetisi untuk menyaring bakat-bakat baru di dunia esports. Kompetisi tersebut bernama NXL Mobile Esports Cup 2019, yang digelar pada akhir pekan lalu, Minggu, 17 Maret 2019.

NXL Mobile Esports Cup 2019 mempertandingkan dua cabang game, yaitu Mobile Legends dan PUBG Mobile. Mempertandingkan dua game yang memang sedang populer belakangan, turnamen tersebut berhasil menarik antusiasme para gamers. Tercatat, lebih dari 1000 orang lebih mendaftar untuk turut serta dalam kompetisi ini.

Sumber: Dokumentasi Resmi NXL
Sumber: Dokumentasi Resmi NXL

Setelah pertandingan sengit, ada tim VINS keluar sebagai jawara dari kategori Mobile Legends. Sementara dari kategori PUBG Mobile ada tim WAW yang keluar sebagai juara. Masing-masing juara mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp25 juta. Lalu untuk peringkat kedua dan ketiga, mereka masing-masing menerima hadiah sebesar Rp15 juta dan Rp10 juta.

Melihat antusiasme dari para pemain dengan kompetisi ini, Richard Permana selaku CEO NXL pun turut berkomentar. “Turnamen yang dibuka untuk umum itu, diharapkan bisa memunculkan tim ataupun nama-nama baru di esports. Harapannya mereka nantinya bisa menjadi calon-calon atlet esports di masa mendatang.”

Memang menjadi atlet esports di zaman sekarang terbilang lebih menjanjikan dibandingkan di zaman dahulu. Salah satu alasannya adalah, esports yang kini telah menjadi cabang olahraga resmi di SEA Games. Sebelumnya esports juga sudah menjadi cabang eksibisi di Asian Games 2018. Hal tersebut juga menjadi faktor lain, yang meningkatkan kepercayaan khalayak terhadap karir sebagai pemain esports.

Sumber: Dokumentasi Resmi NXL
Sumber: Dokumentasi Resmi NXL

Gelaran ini juga semakin lengkap dengan kehadiran Charles Honoris, anggota Komisi I DPR. Melihat semaraknya gelaran NXL Mobile Esports, Charles juga turut memberikan komentarnya. “Tentunya harapan saya, atlet Esports Indonesia bisa bersaing bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional. Kalau nanti sampai dipertandingkan di Asian Games berikutnya (Hangzhou 2022), dan kalau jadi di Olimpiade, saya rasa ada kesempatan yang baik bagi atlet-atlet Indonesia untuk bisa mengharumkan nama bangsa melalui Esports.”

Kompetisi ini juga digelar sebagai bentuk komitmen NXL dalam mengembangkan esports di Indonesia. Maka dari itu, turnamen ini juga jadi ajang untuk memperkenalkan NXL Esports Center. Fasilitas latihan esports milik NXL tersebut nantinya akan di The Breeze, BSD City. Fasilitas ini dibangun, agar para gamers bisa belajar dan menguji kemampuan untuk menjadi atlet esports yang sesungguhnya.

Sumber: Dokumentasi Resmi NXL
Sumber: Dokumentasi Resmi NXL

“Kami melihat BSD City sebagai wadah komunitas digital dan creative. NXL tidak ingin ketinggalan dan akan memulai Esports Training Centre di The Breeze, BSD City. Nantinya di sana kami akan memberikan pelatihan bagi gamers yang ingin menjadi lebih baik. Tidak hanya hard skill, namun juga soft skill, ada edukasi yang akan kami berikan dalam pelatihan.” Ucap Richard Permana terkait persiapan program latihan di NXL Esports Center.

Kehadiran NXL Esports Center tentu menjadi angin segar bagi gamers di Indonesia. Memang setelah esports kini melesat dengan cukup jauh, hal yang harus dipikirkan selanjutnya adalah soal regenerasi, soal keberlanjutan ekosistem esports. Harapannya adalah, kehadiran training center seperti ini nantinya bisa menjadi wadah pengembangan bakat bermain game, dan bisa memunculkan bibit baru di dunia esports.

Rekap Metaco Circuit Cup Qualifier 2, Armored Project Alpha Libas Tim-Tim Amatir

Setelah menyelesaikan kualifikasi pertamanya minggu lalu, Metaco Circuit Cup kini telah memasuki babak kualifikasi kedua. Sama seperti sebelumnya, kualifikasi ini mempertemukan 40 tim PUBG Mobile, baik profesional ataupun amatir, yang telah disaring dari ratusan pendaftar dari seluruh Indonesia. Metaco memang sengaja mengadakan turnamen ini untuk membuktikan bahwa masih banyak talenta esports yang belum tergali di tanah air, tidak hanya di kota-kota besar.

Bila minggu lalu kualifikasi Metaco Circuit Cup penuh dengan tim-tim besar seperti BOOM.ID atau Louvre Esports, minggu ini justru berbeda. Kebanyakan tim peserta kualifikasi kedua ternyata adalah tim-tim amatir. Namun tetap ada nama besar yang muncul, antara lain WAW Letsgo, NARA Esports, serta Armored Project Alpha. Kita tentu jadi bertanya-tanya, mungkinkah muncul tim amatir “kuda hitam” yang dapat mengungguli mereka?

Armored Project Alpha merupakan tim yang tampil paling bersinar di kualifikasi ini. Berhadapan dengan tim-tim amatir tidak membuat mereka memandang remeh lawannya. Mereka tetap menunjukkan permainan terbaik, hingga berhasil mendapatkan Chicken Dinner di game pertama dan kedua.

Metaco Circuit Cup - Qualifier 2 Teams

Ada dua tim yang mampu mengimbangi permainan Armored Project Alpha di setiap game, yaitu Streamer Bidut dan OPi Gaming. Mereka terus memberikan ancaman bagi tim-tim lainnya, juga berhasil mendominasi di beberapa momen. Streamer Bidut dan OPi Gaming akhirnya menduduki posisi lima besar dan turut lolos ke babak Grand Final, akan tetapi performa keseluruhan mereka masih ada di bawah Armored Project Alpha.

Berikut inilah lima tim yang berhasil lolos dari Metaco Circuit Cup Season 1 Qualifier 2:

  • Armored Project Alpha
  • Streamer Bidut
  • OPi Gaming
  • PRB Wanted
  • NO LOGIC Gaming

Kelima tim di atas akan bertanding lagi di Grand Final bersama 15 tim lainnya pada tanggal 14 April mendatang. Masih ada dua tahap kualifikasi lagi tersisa dalam Metaco Circuit Cup Season 1, yang akan digelar pada tanggal 6 dan 7 April 2019. Saat ini pendaftaran untuk kualifikasi 3 dan 4 masih dibuka. Jadi bila Anda berminat, langsung saja ajukan tim Anda dengan mengisi formulir di tautan berikut. Siapkah Anda menjadi jawara PUBG Mobile Indonesia berikutnya?

Disclosure: Hybrid adalah media partner Metaco Circuit Cup.

Inilah Fakta dan Data Seputar PUBG Mobile, Setahun Setelah Perilisannya

PlayerUnknown’s Battlegrounds alias PUBG merupakan judul yang penting dalam sejarah industri video game. Meskipun bukan merupakan game battle royale pertama di dunia, juga bukan yang terbesar, PUBG telah berjasa menyebarkan tren serta mempopulerkan pakem battle royale. Lihat saja berapa banyak game yang mengekor kesuksesan PUBG dalam tiga tahun terakhir. Dari Fortnite, Call of Duty: Black Ops 4, Apex Legends, hingga Battlefield V, genre battle royale dan shooter kini seolah jadi pasangan yang tak bisa dipisahkan.

Tencent juga telah mengambil langkah berani untuk merilis port PUBG di perangkat mobile secara global pada tahun 2018 lalu. PUBG Mobile dengan cepat mewabah dan menarik perhatian gamer seluruh dunia, bahkan kini menjadi salah satu mobile game terbesar. Di bulan Maret ini, Tencent meluncurkan perayaan ulang tahun pertama PUBG Mobile dalam wujud event Anniversary Lottery. Seperti apa pencapaian PUBG Mobile selama setahun terakhir, dan apa saja langkah yang telah dilakukan Tencent untuk mendukung game ini?

PUBG Mobile - 1st Anniversary
PUBG Mobile merayakan ulang tahun pertamanya

Jumlah pengguna dan pendapatan

PUBG orisinal boleh bangga mencetak rekor sebagai salah satu game terlaris di dunia dengan lebih dari 50.000.000 kopi terjual. Akan tetapi bila kita bicara jumlah pemain, PUBG Mobile ternyata punya pencapaian yang jauh lebih tinggi. Di ulang tahun pertamanya, PUBG Mobile telah mencatatkan 200.000.000 kali jumlah unduhan, dengan jumlah pengguna aktif per hari mencapai 30.000.000 pengguna. Data ini diungkap Tencent dalam siaran persnya.

PUBG Mobile jelas lebih mudah menarik minat gamer karena dapat diunduh gratis. Bila kita bandingkan dengan saingan terberatnya, yaitu Fortnite: Battle Royale yang sama-sama gratis, karya Epic Games tersebut telah berhasil meraih 200.000.000 pengguna lebih dahulu pada November 2018. Kedua game ini memang sampai sekarang masih bersaing ketat, namun jangan lupa bahwa ada ancaman dari pendatang baru yaitu Apex Legends yang telah memiliki 50.000.000 pemain.

PUBG Mobile - Nominations
Beberapa nominasi penghargaan PUBG Mobile | Sumber: Tencent

Sementara itu, dari segi revenue, Sensor Tower memperkirakan bahwa PUBG Mobile hingga Februari 2019 telah menghasilkan pendapatan sebesar US$242.000.000 (sekitar Rp3,4 triliun). Angka ini masih kalah jauh dengan Fortnite versi iOS yang berhasil meraih lebih dari US$500.000.000 (sekitar Rp7,1 triliun).

Salah satu penyebab ketimpangan ini adalah karena Fortnite lebih populer di negara barat, terutama Amerika Serikat, sementara PUBG Mobile lebih populer di negara-negara Asia. Masalahnya, pendapatan PUBG Mobile di Tiongkok yang merupakan pasar terbesar Asia justru kini sedang terhambat.

Pemerintah Tiongkok masih melarang Tencent untuk meluncurkan in-app purchase di PUBG Mobile. Alasannya antara lain adalah karena regulasi lisensi game yang kini diperketat, juga karena Tiongkok tengah memberlakukan larangan terhadap impor game dari Korea Selatan. PUBG Mobile adalah properti intelektual milik PUBG Corp dan Bluehole yang merupakan perusahaan asal Korea Selatan, jadi game ini juga terkena imbasnya.

Strategi pemasaran

Selain dari daya tarik gameplay battle royale itu sendiri, keberhasilan PUBG Mobile menggaet sedemikian banyak penggemar tak luput juga dari usaha Tencent yang gencar melakukan kampanye pemasaran. Ada dua strategi pemasaran yang cukup mencolok dalam PUBG Mobile, yaitu influencer marketing dan kolaborasi (cross-over) dengan brand atau properti intelektual (IP) lain.

Beberapa brand dan IP yang telah menjalin kerja sama dengan PUBG Mobile selama setahun ini antara lain brand pakaian BAPE, promosi film Mission: Impossible – Fallout, serta konten bertema Resident Evil 2 remake. Tencent sebetulnya juga memiliki kolaborasi dengan game Uncharted dan Horizon Zero Dawn, namun sayangnya keduanya hanya tersedia eksklusif di PUBG versi PS4.

Di sisi lain, kerja sama antara PUBG Mobile dengan influencer agency Viral Nation telah mendapatkan penghargaan AVA Digital Awards 2019 Platinum Winner kategori Viral Marketing. Program kerja sama ini melibatkan berbagai kreator konten ternama seperti PewDiePie, Mr. Beast, hingga Mia Khalifa untuk mendapatkan eksposur besar-besaran. Viral Nation berkata bahwa kampanye tersebut telah sukses menghasilkan lebih dari 78,8 juta impression.

PUBG Mobile - Influencer Marketing
Strategi influencer marketing PUBG Mobile | Sumber: Viral Nation

Untuk Indonesia, sayangnya belum ada data yang pasti tentang keberhasilan strategi influencer marketing ini. Akan tetapi Tencent pernah menggelar program bernama Player Well Known (PWK) Invitational, yaitu turnamen PUBG Mobile yang digelar khusus untuk para influencer ternama di Indonesia dan Thailand. Taktik serupa juga dilakukan oleh Epic Games ketika meluncurkan Apex Legends beberapa waktu lalu.

Ekosistem esports

Dengan jumlah penggemar begitu tinggi, tidak butuh waktu lama bagi PUBG Mobile untuk menjadi cabang esports populer. Di Indonesia, Tencent telah menggelar PUBG Mobile Indonesia National Championship (PINC) 2018 yang menawarkan hadiah Rp700.000.000. Tencent juga menggelar kompetisi nasional serupa di negara-negara lain, misalnya PUBG Mobile India Series.

RRQ.Athena - Roster
RRQ.Athena saat menjuarai PMSC 2018 | Sumber: Tencent

PINC 2018 juga menjadi gerbang untuk menuju ke kompetisi PUBG Mobile tingkat internasional, yaitu PUBG Mobile Star Challenge (PMSC) 2018. Kompetisi berhadiah US$600.000 (sekitar Rp8,5 miliar) ini digelar di Dubai, dan beberapa waktu lalu dimenangkan oleh RRQ.Athena.

Di tahun 2019 ini, Tencent telah mengumumkan peluncuran satu lagi turnamen global terbuka bertajuk PUBG Mobile Club Open 2019. Turnamen ini mencari para jagoan PUBG Mobile dari 10 wilayah dunia (Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, India, Asia Tenggara, Timur Tengah, Tiongkok, Korea, Jepang dan Wildcard) untuk bertarung selama dua musim (Spring & Fall Splits), untuk akhirnya memperebutkan hadiah senilai total US$2.000.000 (sekitar Rp28,4 miliar).

Memasuki tahun 2019, Tencent berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai partner serta terus berkontribusi untuk perkembangan esports di Indonesia. “Tahun 2019 ini akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi PUBG Mobile. Pertama-tama, kami akan mengadakan liga profesional pertama, PUBGM Club Open di Asia Tenggara yang akan menjadi langkah besar bagi PUBG Mobile E-Sport. Tujuannya adalah untuk membangun sistem liga profesional secara keseluruhan. Kedua, kami akan berkomunikasi lebih banyak dengan pengguna dan melakukan aktivitas yang lebih menarik; dalam hal permainan, akan ada lebih banyak kerja sama IP seperti RE2, dan juga akan ada pembaruan dan strategi baru, silahkan ditunggu!” Demikian pernyataan dari Gaga Li, Country Director of PUBG Mobile untuk Indonesia.

Tak kalah dari dari kesuksesan versi orisinalnya, PUBG Mobile telah menjadi fenomena sendiri di dunia game dan esports, bahkan tak jarang juga ada penggemar yang berkata bahwa PUBG Mobile lebih baik daripada PUBG asli. Pencapaian-pencapaian di atas, ditambah berbagai penghargaan bergengsi seperti Best Game of 2018 dari Google Play, membuktikan bahwa Tencent tahu betul cara menghadirkan hiburan yang diinginkan oleh pasar tujuannya.