Publisher Game Indie Annapurna Interactive Umumkan Studio Internal Pertamanya

Dibandingkan dengan nama-nama seperti EA, Take-Two, atau Activision, nama Annapurna Interactive mungkin masih terdengar asing di industri video game. Tidak mengherankan mengingat Annapurna baru berkiprah sejak Desember 2016, namun dalam kurun waktu yang singkat itu, Annapurna sudah berhasil menempatkan dirinya di jajaran publisher game terbaik.

Judul-judul permainan seperti “What Remains of Edith Finch”, “Ashen”, “Outer Wilds”, “Sayonara Wild Hearts”, dan “Kentucky Route Zero” adalah beberapa dari koleksi game terbitan Annapurna yang berhasil mendulang sukses, dan sekarang mereka juga ingin terjun ke bidang game development secara langsung dengan mengumumkan studio internal pertamanya.

Studio baru yang belum diketahui namanya ini mengambil Los Angeles sebagai markasnya, dan sejauh ini masih dalam tahap rekrutmen. Di situsnya, tercatat bahwa Annapurna sedang mencari seorang game director dan senior producer untuk menakhodai proyek perdananya. Tidak dijelaskan seperti apa kira-kira game-nya, tapi yang pasti bakal digarap menggunakan Unreal Engine.

Melansir Games Industry, pimpinan Annapurna Interactive, Nathan Gary, mengaku bahwa sebagian besar personel timnya memiliki riwayat bekerja di bidang game development, dan tampaknya inilah yang mendasari keputusan Annapurna untuk mendirikan studio sendiri. Sebelum menekuni industri game, Annapurna sendiri lebih dulu dikenal di industri film di bawah label Annapurna Pictures.

Kabar ini terdengar menarik mengingat Annapurna Interactive sempat dirumorkan bakal bangkrut tahun lalu akibat terlilit utang, meski akhirnya mereka sudah lepas dari perkara tersebut. Mungkin juga Annapurna akhirnya menyadari bahwa terkadang kondisinya lebih memungkinkan bagi mereka untuk mendanai proyek bikinannya sendiri, ketimbang mendanai tim developer luar dan mengambil sebagian dari keuntungannya.

Satu hal yang pasti, di titik ini Annapurna sudah terbukti sangat cekatan dalam melihat potensi video game karya tim-tim kecil. Pendekatan yang mereka terapkan tergolong cukup selektif, terbukti dari sedikitnya judul-judul permainan yang mereka rilis setiap tahunnya. Untuk 2021, saya pribadi tidak sabar menanti game berjudul Stray yang akan Annapurna rilis di PS5 dan PC.

Sumber: Games Industry.

Tempuh Jalur Independen, Pendiri Blizzard Dirikan Perusahaan Game Baru, Dreamhaven

Setelah mundur dari jabatan CEO Blizzard di tahun 2018, Mike Morhaime akhirnya punya proyek baru yang bakal sangat menarik perhatian industri gaming. Pada tanggal 23 September 2020, pendiri Blizzard tersebut memperkenalkan Dreamhaven, sebuah perusahaan video game baru yang ia dirikan bersama istrinya, kali ini independen dan tanpa campur tangan pihak luar.

Poin tentang independen ini penting terutama kalau melihat sejarah Blizzard. Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi Mike Morhaime sebenarnya sudah menjual Blizzard sejak tahun 1994 dengan nilai $6,75 juta. Kala itu, perusahaannya bahkan belum memakai nama Blizzard, dan Warcraft pun masih belum eksis.

Alhasil bisa dikatakan Mike Morhaime dan timnya sama sekali tidak punya hak kepemilikan atas beragam franchise tersukses Blizzard macam Warcraft, Starcraft, Diablo, maupun Overwatch. Lewat Dreamhaven, Mike sepertinya tidak mau mengulangi kesalahannya dengan Blizzard, meski ke depannya ia tetap bakal mempertimbangkan peluang kerja sama dengan investor yang tertarik.

Yang cukup menarik, Dreamhaven diperkenalkan ke publik dengan dua studio terpisah sekaligus di bawah naungannya: Moonshot Games dan Secret Door. Keduanya sama-sama dimotori oleh para alumni Blizzard dengan pengalaman yang panjang di industri gaming. Sejauh ini, dari 27 total karyawan Dreamhaven, cuma satu yang sebelumnya tidak pernah merasakan bekerja di Blizzard.

Mike Morhaime
Mike Morhaime / Sumber gambar: Games Industry

Berdasarkan laporan Washington Post yang sempat mewawancarai Mike Morhaime secara langsung, Moonshot Games bakal berfokus pada proyek yang berskala lebih besar, sedangkan Secret Door akan mengeksplorasi “konsep yang lebih intim” – apakah game mobile? Meski sejauh ini belum ada judul game spesifik yang sedang dikerjakan oleh kedua studio tersebut, kemungkinan besar game pertama yang bakal dipublikasikan oleh Dreamhaven adalah game multiplayer.

Kalau melihat riwayat sukses Blizzard dengan kategori game multiplayer, semestinya prediksi ini tidak akan terdengar terlalu mengejutkan. Lebih lanjut, game multiplayer tentu juga berpotensi mempunyai ekosistem esports sendiri, dan saya tidak heran apabila esports bakal menjadi salah satu area yang diincar oleh Dreamhaven, terutama kalau mempertimbangkan jabatan lama istri Mike, Amy Morhaime, selaku pimpinan divisi esports Blizzard.

Seperti yang kita tahu, esports merupakan lahan uang, dan menciptakan setidaknya satu game dengan ekosistem esports yang sukses bakal berdampak positif terhadap kondisi finansial jangka panjang Dreamhaven. Harapannya tentu saja adalah supaya mereka tetap bisa berkarya sesuai dengan idealisme mereka, dan kali ini tanpa terhambat perkara uang seperti yang terjadi pada Blizzard lebih dari dua dekade silam.

Moonshot Games

Kontrol, itulah kata kunci yang ingin saya asosiasikan dengan Dreamhaven. Kalau Blizzard dulu sudah bisa menciptakan deretan game yang berkualitas di bawah kendali korporasi – yang tentu saja lebih terpaku pada aspek bisnis ketimbang idealisme – sekarang bayangkan bagaimana jadinya kalau orang-orang yang sama di balik gamegame luar biasa tersebut bisa bekerja tanpa ada pihak yang terlalu membatasi gerak-gerik mereka.

Kapan Dreamhaven bakal merilis game pertamanya memang masih tanda tanya besar. Kedua studio di bawahnya masih aktif merekrut staf tambahan, dan Mike Morhaime sendiri memang dikenal selalu mengarahkan timnya agar tidak terburu-buru dalam mengerjakan suatu game.

Tidak semua orang bisa mendirikan suatu perusahaan baru yang bergerak di bidang publikasi video game dan punya dua studio internal sekaligus. Fakta bahwa para veteran Blizzard kini berkumpul menjadi satu untuk menggarap game dengan modal mereka sendiri menurut saya sudah cukup dijadikan alasan untuk menanti karya besutan Dreamhaven.

Secret Door

Sentimen negatif terhadap developer game yang berada di bawah kendali perusahaan raksasa belakangan memang kembali mencuat setelah Microsoft mengakuisisi ZeniMax Media beserta seluruh anak perusahaannya. Dreamhaven yang menempuh jalur independen mungkin bakal semakin memperkuat sentimen tersebut, meski saya yakin Mike Morhaime dkk tidak punya maksud sama sekali soal itu.

Lucunya, berdasarkan pengakuan Mike Morhaime sendiri, Blizzard dulu sempat hampir diakuisisi oleh Microsoft di antara tahun 2003 – 2004, persisnya ketika Blizzard masih mengerjakan World of Warcraft. Ketika itu, status Blizzard masih merupakan anak perusahaan Vivendi Games, dan Vivendi bermaksud untuk menjual Blizzard senilai $700 juta. Microsoft mengurungkan niatnya karena angka tersebut dinilai terlalu mahal, dan saya yakin Microsoft sekarang pasti sangat menyesal.

Sumber: Washington Post dan Dreamhaven.

Daftar Publisher Game Terbaik di 2020 Versi Metacritic

2019 merupakan tahun gaming mengagumkan. Di kuartal pertama saja, bermunculan banyak kandidat Game of the Year. Respons positif gamer dan pers terhadap judul-judul tersebut tentu saja mengangkat kepopuleran perusahaan yang memublikasikannya. Dan selama satu dekade terakhir, situs agregat review Metacritic berupaya untuk terus mengapresiasi para publisher berprestasi dengan menyingkap ranking tahunan.

Meneruskan tradisinya, Metacritic baru saja mengumumkan daftar publisher terbaik di 2020 berdasarkan tinggi rendahnya review game yang dirilis di tahun lalu. Namun berbeda dari sebelumnya, Metacritic tak lagi membagi publisher dalam dua kelompok (besar dan kecil), namun memasukkan nama yang memublikasikan lima judul permainan atau lebih. Jika kurang dari itu, Metacritic tidak mencantumkannya.

Metode ini ternyata membuahkan hasil menarik dan tidak diduga. Ada sedikit catatan penting di sini: Metacritic tidak menyertai game yag dirilis publisher untuk iOS, kemudian mungkin susunannya sedikit membingungkan Anda – karena ada publisher dengan nilai rata-rata game lebih tinggi yang berada di urutan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh eksistensi dari permainan ber-Metascore 90 lebih serta judul-judul yang mempunyai ‘rapor merah’.

Berikut daftar 20 besarnya:

1. 505 Games

Rata-rata skor review game: 80

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Control, Bloodstained: Ritual of the Night

2. Activision Blizzard

Rata-rata skor review game: 79,9

Metascore 90+: 1

Judul terbaik: Sekiro: Shadows Die Twice

3. Nintendo

Rata-rata skor review game: 80

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Fire Emblem: Three Houses, Super Mario Maker 2

4. Paradox Interactive

Rata-rata skor review game: 77,8

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Age of Wonders: Planetfall

5. Capcom

Rata-rata skor review game: 79,1

Metascore 90+: 2

Judul terbaik: Resident Evil 2, Monster Hunter: World – Iceborne

6. Annapurna Interactive

Rata-rata skor review game: 80,5

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Outer Wilds, Telling Lies

7. Xbox Game Studios (Microsoft Studios)

Rata-rata skor review game: 76,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Ori and the Blind Forest (Switch)

8. Humble Bundle

Rata-rata skor review game: 76,2

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Slay the Spire

9. Square Enix

Rata-rata skor review game: 76,1

Metascore 90+: 3

Judul terbaik: Final Fantasy XIV: Shadowbringers, Dragon Quest XI S: Echoes of an Elusive Age (Switch), NieR: Automata – Game of the YoRHa Edition

10. Devolver Digital

Rata-rata skor review game: 76,0

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Downwell, GORN, Ape Out

11. Focus Home Interactive

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: A Plague Tale: Innocence

12. Take-Two Interactive

Rata-rata skor review game: 74,9

Metascore 90+: 1

Judul terbaik: The Outer Worlds, Red Dead Redemption 2 (PC)

13. Electronic Arts

Rata-rata skor review game: 75,2

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Apex Legends

14. Ubisoft

Rata-rata skor review game: 73,3

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Trials Rising, Tom Clancy’s The Division 2

15. Team17

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Yooka-Laylee and the Impossible Lair, Blasphemous

16. Spike Chunsoft

Rata-rata skor review game: 75,3

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Steins;Gate Elite

17. Koei Tecmo Games

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: –

18. Sega

Rata-rata skor review game: 73,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Total War: Three Kingdoms

19. Bandai Namco

Rata-rata skor review game: 71,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Ni no Kuni: Wrath of the White Witch Remastered

20. Konami

Rata-rata skor review game: 69,9

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: eFootball PES 2020

Ada total 40 publisher yang masuk dalam daftar Metacritic. Lewat dari grup 20 besar, nama-nama yang muncul di sana mungkin mulai terdengar kurang familier – kecuali Sony, THQ Nordic dan Bethesda.

Capcom Terpilih Jadi Publisher Game Terbaik di 2018 Versi Metacritic

Gamer pintar tak akan lupa membaca review sebelum membeli game, tapi mereka yang bijaksana sudah pasti menyimak ulasan dari sumber berbeda. Inilah fungsi dari situs agregat seperti Metacritic: mengumpulkan seluruh ulasan dari media berbeda serta mengkalkulasi rata-rata dari skor reviewer. Berkat data tersebut, Metacritic bisa mencari tahu siapa saja publisher yang merilis judul-judul favorit.

Sejak 2011, Metacritic memulai sebuah tradisi berupa pengungkapan daftar publisher game terbaik selama setahun. Istilah terbaik di sini bukan ditakar dari kesuksesan mereka menjual permainan sebanyak-banyaknya, namun dihitung lewat penilaian kritikus profesional terhadap karya-karya digital yang mereka lepas. Dan di tahun 2018, Capcom keluar sebagai publisher nomor satu, mengalahkan nama-nama seperti Sega, EA dan Sony.

Metacritic membagi para publisher dalam dua kategori, yaitu ‘besar’ dan ‘menengah’. Publisher besar maksudnya ialah perusahaan yang merilis 12 game atau lebih dalam kurun waktu setahun, sedangkan publisher kelas menengah hanya melepas 5 sampai 11 judul selama 12 bulan. Sekali lagi, parameternya bukan dilihat dari aset ataupun modal pengembangan game.

Ini dia daftarnya:

 

1. Capcom

Game terbaik: Monster Hunter: World (Xbox One – 90)
IP baru terbaik: –
Game terburuk: Mega Man X Legacy Collection 2 (Switch – 60)
Skor user tertinggi: Okami HD (Switch – 8,7)
Rata-rata Metascore: 79,3
Urutan tahun lalu: 5

 

2. Sega

Game terbaik: Sonic Mania Plus (Switch – 91)
IP baru terbaik: Two Point Hospital (PC – 83)
Game terburuk: Shining Resonance Refrain (PlayStation 4 – 67)
Skor user tertinggi: Sonic Mania Plus (Switch – 8,9)
Rata-rata Metascore: 78,5
Urutan tahun lalu: 3

 

3. Electronic Arts

Game terbaik: FIFA 19 (PlayStation 4 – 83)
IP baru terbaik: A Way Out (Xbox One – 79)
Game terburuk: Fe (Xbox One – 70)
Skor user tertinggi: A Way Out (PlayStation 4 – 8,0)
Rata-rata Metascore: 77,5
Urutan tahun lalu: –

 

4. Nintendo

Game terbaik: Super Smash Bros. Ultimate (Switch – 93)
IP baru terbaik: Octopath Traveler (Switch – 83)
Game terburuk: Kirby Battle Royale (3DS – 57)
Skor user tertinggi: Bayonetta + Bayonetta 2, Donkey Kong Country: Tropical Freeze, Octopath Traveler (Switch – 8,7)
Rata-rata Metascore: 76,4
Urutan tahun lalu: 2

 

5. Ubisoft

Game terbaik: Assassin’s Creed Odyssey (Xbox One – 87)
IP baru terbaik: Transference (PC – 78)
Game terburuk: Far Cry 5: Hours of Darkness (PlayStation 4 – 55)
Skor user tertinggi: Child of Light (Switch – 8,5)
Rata-rata Metascore: 73,7
Urutan tahun lalu: 6

 

6. Sony

Game terbaik: God of War (PlayStation 4 – 94)
IP baru terbaik: Astro Bot: Rescue Mission (PlayStation 4 – 90)
Game terburuk: Bravo Team (PlayStation 4 – 45)
Skor user tertinggi: God of War (PS4 – 9,1)
Rata-rata Metascore: 71,8
Urutan tahun lalu: 7

 

7. Square Enix

Game terbaik: NieR: Automata – Become as Gods Edition (Xbox One – 90)
IP baru terbaik: Octahedron (PC – 85)
Game terburuk: The Quiet Man (PlayStation 4 – 29)
Skor user tertinggi: NieR: Automata – Become as Gods Edition (Xbox One – 9,1)
Rata-rata Metascore: 71
Urutan tahun lalu: 8

 

8. Bandai Namco Entertainment

Game terbaik: Dragon Ball FighterZ (Switch – 88)
IP baru terbaik: 11-11: Memories Retold (PlayStation 4 – 77)
Game terburuk: Tennis (Switch – 28)
Skor user tertinggi: Dragon Ball FighterZ (Switch – 8,5)
Rata-rata Metascore: 71,8
Urutan tahun lalu: 9

 

9. Digerati Distribution

Game terbaik: Omega Strike (Xbox One – 80)
IP baru terbaik: Omega Strike (Xbox One – 80)
Game terburuk: Fall of Light: Darkest Edition (Xbox One – 56)
Skor user tertinggi: –
Rata-rata Metascore: 69,9
Urutan tahun lalu: –

 

10. NIS America

Game terbaik: Disgaea 1 Complete (PlayStation 4 – 83)
IP baru terbaik: The Longest Five Minutes (Switch – 67)
Game terburuk: SNK Heroines: Tag Team Frenzy (PlayStation 4 – 60)
Skor user tertinggi: Ys VIII: Lacrimosa of DANA (Switch – 8,7)
Rata-rata Metascore: 69,5
Urutan tahun lalu: 11

 

11. Plug In Digital

Game terbaik: Knights of Pen and Paper +1 Deluxier Edition (Switch – 80)
IP baru terbaik: Impulsion (PC – 79)
Game terburuk: Hover (Switch – 53)
Skor user tertinggi: –
Rata-rata Metascore: 69,4
Urutan tahun lalu: –

 

12. Focus Home Interactive

Game terbaik: The Council – Episode 1: The Mad Ones (Xbox One – 79)
IP baru terbaik: The Council – Episode 1: The Mad Ones (Xbox One – 79)
Game terburuk: Space Hulk: Deathwing (PlayStation – 55)
Skor user tertinggi: Insurgency: Sandstorm (PC – 9,1)
Rata-rata Metascore: 69,8
Urutan tahun lalu: –

 

13. THQ Nordic

Game terbaik: Wreckfest (PC – 81)
IP baru terbaik: Wreckfest (PC – 81)
Game terburuk: Agony (Xbox One – 34)
Skor user tertinggi: Kingdom Come: Deliverance (PC – 8,1)
Rata-rata Metascore: 64,4
Urutan tahun lalu: –

Dan ini adalah ranking publisher ‘kelas menengah’ terbaik di 2018 versi Metacritic:

  1. Activision Blizzard
  2. Paradox Interactive
  3. 505 Games
  4. Take-Two Interactive
  5. Aksys Games
  6. Bethesda Softworks
  7. Microsoft
  8. Devolver Digital
  9. Team17
  10. Arc System Works
  11. Warner Bros. Interactive
  12. Zen Studios
  13. Curve Digital
  14. Koei Tecmo Games
  15. Adult Swim
  16. Konami
  17. Microïds
  18. Milestone S.r.l
  19. 1C Entertainment
  20. Headup Games