Setelah Masa Pengembangan yang Panjang, GameChanger Studio Resmi Merilis Ascender

Namanya mungkin tidak setenar Toge Productions atau Digital Happiness, namun GameChanger Studio boleh dibilang sebagai tim developer indie lokal yang sangat produktif. Sejauh ini, karya mereka meliputi Not a Simulator For Work, Rush Rumble, dan belum lama GameChanger memperkenalkan konsep ‘reverse shmup‘ lewat permainan berjudul One Might Guardian.

Bulan Maret tampaknya merupakan momen bahagia sekaligus batu loncatan penting bagi studio asal Tangerang itu. Tepat pada tanggal 17 Maret 2017 kemarin, GameChanger Studio resmi meluncurkan Ascender diiringi press release panjang yang menceritakan masa pengembangannya. Hal ini tidak mengherankan karena Ascender ialah sebuah proyek ambisius, merupakan permainan pertama yang GameChanger ramu untuk platform PC.

Sang developer mendeskripsikan Ascender sebagai permainan platformer explorasi berbasis puzzle, dengan visual dua dimensi hasil gambar tangan. Game mengisahkan petualangan Sky, robot ciptaan Profesor Toro Hudo untuk membantunya mempelajari solusi kinetik dalam menyusun anggota tubuh prostetik buat putrinya. Ascender mengusung pendekatan open world, dipadu elemen metroidvania, dan difokuskan pada penyelesaian teka-teki.

Ascender 1

Ascender telah mulai dikembangkan hampir dua tahun silam – sejak Juni 2015 – oleh empat orang developer. PC dipilih menjadi platform target karena GameChanger melihat lebih banyak peluang di sana dibanding menggarapnya sebagai permainan mobile. Pelan-pelan, anggota tim bertambah banyak. Awalnya cuma terdiri dari produser, desainer, programmer, dan sound engineer; GameChanger mulai merekrut artist, penulis cerita, serta komposer musik. Saat itu, tim diperkuat oleh 14 individu, 6 di antaranya bekerja secara full time.

Ascender 2

Tentu saja GameChanger sempat melewati masa-masa suram. Di bulan September 2016, produser Riris Marpaung terpaksa memanggil 10 orang anggota timnya buat mengumumkan bahwa GameChanger kemungkinan tidak bisa bertahan hingga akhir tahun – dan kecil kesempatan bagi Ascender untuk dapat dirilis. Waktu itu, tim telah kehabisan modal buat menyelesaikannya.

Namun ternyata semangat anggota tim GameChanger belum sirna. Mereka malah menawarkan untuk merampungkan Ascender tanpa dibayar. Selanjutnya, sang produser, co-founder studio dan penulis cerita punya inisiatif untuk menyisihkan tabungan agar kru dapat tetap memperoleh penghasilan. Hal tersebut turut dibantu oleh pemasukan dari penjualan Not a Simulator For Work.

Kini Ascender sudah bisa Anda unduh dan nikmati via Steam. Di platform distribusi digital itu, game dijajakan di harga yang tidak mahal, hanya dibanderol Rp 80 ribu (ada potongan 15 persen sampai tanggal 25 Maret nanti).

Unik dan Menggemaskan, Trailer Ini Buat Anda Ingin Segera Memainkan Unravel

Jika sempat menyaksikan pengungkapan Unravel di E3 2015, Anda pasti tidak akan melupakan ekspresi creative director Martin Sahlin yang tampak gugup sekaligus bersemangat dalam memberikan presentasi. Meski karya tim Coldwood Interactive sebelumnya terkesan biasa-biasa saja, premis Unravel membuat publik sangat tertarik buat segera menikmati game ini.

Keunikan Unravel terlihat dari sejumlah aspek permainan: konsep gameplay petualangan berbasis puzzle, dan grafis cantik dipadu karakter unik. VG247 menyebutnya sebagai game EA ber-visual paling menawan, dan banyak orang membanding-bandingkan Unravel dengan seri permainan LittleBigPlanet serta Limbo. Tak terasa, Unravel akan segera dirilis bulan depan, dan Coldwood belum lama melepas gameplay trailer terbarunya.

Di Unravel, Anda akan memandu Yarny, makhluk kecil yang terbuat dari gulungan benang merah. Yarny berjelajah menggunakan bagian tubuhnya sendiri. Ketika ia berjalan atau bergerak, benang akan terurai – menciptakan garis menyambung, menjadi puzzle yang harus pemain selesaikan. Tentu Unravel tidak selalu membebankan Anda dengan teka-teki. Sistem fisik dalam game sangat asik untuk diutak-atik.

Unravel 02

Yarny akan selalu meninggalkan benang saat ia bertualang. Uraian tersebut bisa digunakan untuk membantunya memanjat atau berayun, atau dijadikan jembatan. Yarny juga dapat mendorong, menarik atau mengangkat objek. Teknologi fisik permainan memastikan setiap benda benar-benar seperti aslinya. Mungkin dari penjelasan di atas, Anda sudah melihat tantangan terbesar dari Unravel: semakin jauh Yarny berjalan, kian banyak bagian tubuhnya yang terurai. Mampukah Anda menyelesaikan game tanpa kehabisan benang?

Dari sejak Unravel pertama kali disingkap, developer telah mempublikasi cukup banyak trailer serta video demo, dan hampir semuanya menarik untuk disimak. Video trailer terbaru Unravel dilepas di pertengahan minggu ini, fokus pada pemecahan puzzle dengan menggunakan benang. Ada banyak solusi, dan semua tergantung dari kreativitas pemain. Walau mengusung formula platformer 2.5D, Unravel menyimpan elemen sandbox yang sangat kuat.

Ini dia gameplay trailer-nya:

Dan di bawah ini ialah trailer yang dipamerkan di ajang Gamescom 2015.

Oh, dan Anda bisa membuat boneka Yarny sendiri. Ini dia tutorialnya:

Unravel rencananya akan mendarat di Windows PC via EA Origin, PlayStation 4, dan Xbox One pada tanggal 16 Februari 2016 nanti.

Sumber: UnravelGame.com.

Memoranda Ialah Game yang Terinspirasi dari Novel Haruki Murakami

Terkenal di Indonesia, kritik terbesar yang Haruki Murakami dapatkan atas karyanya adalah mereka tidak seperti literatur Jepang. Novel-novel Murakami biasanya mengusung latar belakang surealis, kental dengan tema kesendirian. Mungkin tulisannya bukanlah konsumsi mainstream, namun empat orang developer asal Kanada malah melihatnya sebagai sumber inspirasi. Continue reading Memoranda Ialah Game yang Terinspirasi dari Novel Haruki Murakami

Land’s End Adalah Game VR dari Pencipta Monument Valley

Ustwo, developer di balik kesuksesan game Monument Valley mengungkapkan ketertarikannya untuk mengembangkan game virtual reality (VR). Well, bukan sekedar tertarik, mereka justru sudah bekerja keras sejak bulan Oktober tahun kemarin guna menciptakan game VR berjudul Land’s End. Continue reading Land’s End Adalah Game VR dari Pencipta Monument Valley

Fantasy Book, Game Puzzle Berisikan Ilustrasi Seniman Indonesia

Fantaseen dan Litebite mengembangkan sebuah game puzzle berjudul Fantasy Book. Game ini merupakan karya dari beberapa artist yang mahir membuat ilustrasi dua dimensi yang dikemas sedemikian rupa agar bisa menarik dan menyenangkan.

Konsep game yang diusung sebenarnya sangat sederhana. Fantasy Book merupakan game bertema swap puzzle game dengan tujuan membentuk gambar yang sesuai dengan petunjuknya. Objektif utamanya adalah membentuk gambar utuh dari potongan-potongan gambar yang acak.

Screen Shot 2015-08-23 at 11.47.28 PM

Di awal permainan, kita bisa memilih ilustrator yang karyanya ingin kita mainkan. Ini merupakan hal yang baik karena bisa menjadi ajang showcase kemampuan para ilustrator andal di Indonesia. Sebagai pemain pun, kita bisa lebih mengapresiasi karya mereka jika lebih mengenal orang dibalik permainan yang kita mainkan.

Info menarik: Smartfren Resmikan Layanan 4G LTE-Advanced Pertama di Indonesia, Apa Itu?

Setelah memilih ilustrator, kita akan memilih gambar yang ingin dimainkan. Ada beberapa gambar yang bisa dipilih dari masing-masing seniman. Ketika kita memilih, maka akan langsung masuk ke menu permainan, kita tidak akan diberikan petunjuk gambar jadinya seperti apa. Semua akan murni bergantung pada kemampuan kita (tebakan) menyusun potongan gambar dengan melakukan pertukaran posisi dari satu potongan gambar ke potongan lain di dekatnya.

Screen Shot 2015-08-23 at 11.47.35 PM

Setiap kita berhasil menyelesaikan potongan gambar, kita akan mendapatkan gambar tersebut dalam bentuk berwarna di dalam koleksi galeri kita. Di situ kita bisa mengumpulkan karya-karya dari seniman yang menyumbangkan karya ilustrasinya di dalam game ini.

Satu pertanyaan yang muncul saat memainkan game ini adalah adanya beberapa konten yang mengangkat karakter yang sudah terkenal dan kemungkinan besar memiliki hak cipta, meski demikian saya sendiri belum berkesempatan menanyakan perihal ini. Kemungkinan juga karya-karya ini bisa masuk dalam kategori fan based ilustration, karena para artist membuat ulang berdasarkan objek atau konten karakter tertentu.

Jadi bagi Anda yang senang bermain puzzle, Fantasy Book merupakan game puzzle karya developer lokal yang patut untuk dicoba. Selain bisa menikmati permainan, kita juga bisa mengapresiasi karya seni dari tiap seniman yang tergabung di dalamnya. Unduh Fantasy Book di Google Play.

Sambungkan Buah-Buahan Dalam Game Puzzle Fruits Connect

Studio game asal Jakarta yang bernama Binaryworks Systems meluncurkan game terbarunya yang berjudul Fruits Connect. Game puzzle sederhana bertema buah-buahan ini akan menjadi game yang tepat untuk menghabiskan waktu luang. Continue reading Sambungkan Buah-Buahan Dalam Game Puzzle Fruits Connect

Ayo Uji Kemahiran Navigasi Jalan Anda Dalam Game UberDrive

Ide penciptaan Uber muncul tujuh tahun silam ketika Travis Kalanick kesulitan mencari taksi di kota Paris untuk mengunjungi konferensi LeWeb. Kini ia merupakan salah satu jaringan transportasi terbesar di dunia, meliputi 300 kota di 58 negara, turut memicu bisnis dengan model serupa. Demi memperluas layanan lebih jauh lagi, tentu jumlah personel harus ditambah. Continue reading Ayo Uji Kemahiran Navigasi Jalan Anda Dalam Game UberDrive

AngryBirds Fight dari Rovio Tampilkan Game Bertema Puzzle dan ‘Duel’, Tersedia untuk Android dan iOS

Setelah lama tak terdengar, perusahaan pengembang game asal Finlandia Rovio, yang pernah populer dengan game franchise Angry Birds telah kembali menelurkan permainan teranyarnya, masih menggunakan nama Angry Birds, kini Rovio telah meluncurkan game ber-tema puzzle yang bertajuk Angry Birds Fight untuk pasar global
Continue reading AngryBirds Fight dari Rovio Tampilkan Game Bertema Puzzle dan ‘Duel’, Tersedia untuk Android dan iOS

Winterflame: The Other Side Melangkah ke Steam Greenlight

Awalnya dimaksudkan sebagai platform developer indie untuk menggarap karya digital, penyajian Steam Greenlight ternyata tidak semulus harapan banyak orang. Gabe Newell sendiri pernah mengungkap rencana penghapusan Greenlight, tapi tak berarti pembuat game akan berhenti memanfaatkannya. Ambil saja contohnya permainan asal Indonesia, Winterflame. Continue reading Winterflame: The Other Side Melangkah ke Steam Greenlight

Ayo Uji Ketajaman Mata Anda Dengan Kuku Kube

Fakta menarik tentang indra pengelihatan: mata manusia setara dengan kamera bersensor 576-Mp dan bisa membedakan 10 juta warna. Jika penasaran pada kemampuan mata Anda, developer Network 365 telah menciptakan aplikasi unik sebagai platform penilaian performa pengelihatan kita. Ia dinamai Kuku Kube dan mungkin Anda sudah pernah menjajalnya. Continue reading Ayo Uji Ketajaman Mata Anda Dengan Kuku Kube