Ubisoft Gunakan Esports untuk Naikkan Jumlah Pemain Rainbow Six Siege

Ubisoft meluncurkan Rainbow Six Siege pada 2015. Biasanya, seiring bertambahnya umur sebuah game, jumlah pemainnya akan menurun. Menariknya, Ubisoft tidak hanya berhasil mempertahankan jumlah pemain Siege, mereka justru dapat menambah jumlah pemain Siege. Sekarang, Siege memiliki 55 juta pemain. Sebagai perbandingan, pada November 2016, jumlah pemain Siege hanya mencapai 10 juta pemain. Dalam waktu kurang dari 4 tahun, Siege juga berhasil menyumbang US$1 miliar untuk pendapatan Ubisoft. Karena itu, tidak heran jika Ubisoft berkomitmen untuk mendukung Siege hingga 10 tahun ke depan.

Senior Director of Esports, Ubisoft, Che Chou mengatakan bahwa esports menjadi salah satu alat marketing Ubisoft untuk Rainbow Six Siege. Selain itu, mengembangkan scene esports dari Siege juga menjadi cara untuk membuat para pemainnya tetap memainkan game tersebut. “Kami paham bahwa cara marketing dari game yang sudah berumur lima tahun berbeda dengan metode marketing dari game yang baru diluncurkan,” kata Chou, dikutip dari CNBC.

Sumber: Microsoft
Sumber: Microsoft

Rainbow Six adalah salah satu franchise game di bawah Ubisoft. Mereka pertama kali meluncurkan game Rainbow Six pada 1999. Sampai 2015, kebanyakan game Rainbow Six merupakan game single-player. Hal ini berubah dengan peluncuran Rainbow Six Siege. Senior Vice President of Marketing and Customer, Ubisoft, Tony Key mengatakan, Siege merupakan upaya Ubisoft untuk merombak franchise game yang popularitasnya mulai memudar.

Selain itu, ketika itu, mereka juga tengah berusaha untuk mengubah model bisnis mereka menjadi model service, yang mengharuskan Ubisoft untuk meluncurkan konten baru secara rutin. Dalam kasus Siege, konten baru yang dibuat oleh Ubisoft adalah operator atau karakter baru yang bisa pemain mainkan. Dengan update rutin, para pemain akan terus tertarik untuk memainkan game dan tak segan untuk membeli konten dalam game.

Selain membuat karakter baru, Ubisoft juga menyajikan konten segar pada fans melalui esports. Mereka mengadakan turnamen Six Invitational untuk pertama kalinya pada 2017. Ketika itu, total hadiah turnamen tersebut hanya mencapai US$100 ribu. Sementara untuk tahun ini, total hadiah Six Invitational naik menjadi US$3 juta, batas maksimal yang telah ditetapkan oleh Ubisoft. Untuk mengumpulkan total hadiah turnamen tersebut, Ubisoft menjual battle pass yang bisa dibeli pemain.

Ke depan, Ubisoft ingin untuk mengembangkan ekosistem esports dari lebih banyak game mereka. Selain itu, mereka juga ingin mengubah model bisnis dari game-game mereka yang lain. “Kami ingin membuat ekosistem, dan itulah yang kami mulai lakukan dengan game-game lain seperti Brawlhalla,” kata Chou. “Kami akan mendukung komunitas competitive gaming dan akan terus menanamkan investasi di program-program esports agar para pemain kami tetap setia.”

Ubisoft Rombak Struktur Turnamen Esports Rainbow Six

Ubisoft merombak struktur scene esports dari Rainbow Six. Sekarang, satu musim akan berlangsung selama sembilan bulan. Pihak Ubisoft menyebutkan, mereka menentukan lama waktu satu musim berdasarkan masukan dari para pemain dan tim profesional, yang mengaku bahwa mereka memerlukan waktu kosong selama 2 bulan untuk mempersiapkan diri.

Satu musim turnamen Rainbow Six akan terbagi ke dalam empat kuartal. Tiga kuartal pertama disebut “Stage”.  Pada setiap Stage, tim-tim profesional akan berlaga untuk mendapatkan poin. Di akhir Stage, akan digelar turnamen Major sebagai puncaknya. Sementara itu, kuartal keempat akan fokus pada pertandingan final untuk turnamen regional. Untuk masuk ke Six Invitational, Ubisoft akan menggunakan sistem poin. Sepanjang musim, setiap tim akan mendapatkan poin berdasarkan performa mereka. Dengan sistem baru ini, diharapkan para tim profesional akan dapat memberikan performa yang lebih stabil.

Perubahan lain yang Ubisoft lakukan adalah dengan membagi scene esports Rainbow Six ke dalam empat kawasan, yaitu Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, dan Amerika Utara. Turnamen yang diadakan di masing-masing kawasan akan memiliki struktur dan penyelenggara yang berbeda. Meskipun begitu, semua turnamen regional ini masih akan terhubung ke dalam turnamen internasional.

Kawasan Asia Pasifik akan terbagi menjadi dua divisi, yaitu Utara dan Selatan. Liga untuk Divisi Utara akan terdiri dari 12 tim yang berasal dari Jepang, Korea Selatan, dan Asia Pasifik. Sementara Divisi Selatan akan mencakup tim-tim dari Oceania dan negara-negara di Asia Selatan. Sayangnya, Ubisoft belum memberikan informasi lengkap tentang divisi ini. Satu hal yang pasti, mereka telah bekerja sama dengan ESL untuk menyelenggarakan kegiatan esports di kawasan Asia Pasifik.

Sementara itu, liga di Amerika Latin, yang fokus pada turnamen offline, akan terbagi menjadi tiga divisi: Brasil, Meksiko, dan Amerika Selatan. Turnamen di Meksiko akan diadakan secara offline menggunakan LAN, sementara kompetisi untuk Brasil kini akan mengadu 10 tim, bertambah 2 tim dari 8 tim. Ubisoft akan turun tangan langsung untuk menyelenggarakan turnamen di kawasan Amerika Latin.

Kawasan Amerika Utara terbagi dalam dua divisi, yaitu Amerika Serikat dan Kanada. Sayangnya, masih belum banyak informasi yang ada tentang kedua divisi di kawasan Amerika Utara itu. Untuk kawasan Eropa, akan ada 10 tim yang bertanding dengan satu sama lain. Ubisoft juga akan mengadakan program esports nasional untuk masing-masing negara. Untuk menyelenggarakan turnamen dan acara di kawasan Eropa, Ubisoft akan bekerja sama dengan FACEIT dan LiveNation.

Overview turnamen Rainbow Six pada 2020.
Overview turnamen Rainbow Six pada 2020.

Ubisoft akan mulai menggunakan struktur baru ini pada tahun 2020. Namun, pada tahun pertama ini, mereka belum bisa mengadakan empat turnamen Major. Mereka akan menyelenggarakan turnamen Major di Amerika Utara pada Agustus dan di Eropa pada November. Setelah itu, mereka akan mengadakan Six Invitational pada Februari 2021. Model turnamen baru untuk Rainbox Six ini baru akan sepenuhnya diimplementasikan pada 2021 dengan tiga turnamen Major di Eropa, Amerika Utara, dan Asia Pasifik dan diakhiri dengan Six Invitational.

Sumber: The Esports Observer, Siege.gg

Road to Hybrid Cup 2 R6S Dimenangkan Nite Rusher, Libas 1z Esports 2-0

Pekan lalu, gelaran Road to Hybrid Cup 2 Rainbow Six: Siege telah selesai digelar. Setelah bertanding selama 3 hari dari Rabu 22 Januari 2020 sampai Jumat 24 Januari 2020, tim Nite Rusher keluar sebagai juara setelah berhasil mengalahkan 1z Esports 2-0 dalam seri best-of-3.

Pertandingan ini bisa dibilang rematch dari Road to Hybrid Cup 1, yang mana Nite Rusher kalah melawan 1z Esports di babak semi-final. Kali ini Nite Rusher bermain dengan lebih solid, walau sempat kecolongan di beberapa ronde. Map game 1 adalah Coastline, salah satu map yang punya banyak ruang terbuka, dan memungkinkan permainan agresif dari berbagai sisi.

Pada first-half (6 ronde pertama), pertarungan antar kedua tim masih cukup imbang. Malah pada second-half (6 ronde kedua) Nite Rusher segera mendominasi permainan ketika mendapat peran sebagai sebagai Attacker. Sudah mendapat 6 poin kemenangan, Nite Rusher mulai goyah, membuat 1z Esports sempat mencuri satu ronde pada keadaan tersebut. Ronde 10, keadaan jadi menegangkan, saling bertukar kill sampai menyisakan pertarungan 1v1 antara Sky dari 1z dengan Jetz dari Nite Rusher. Mencoba mengelabui dengan fake defuse, Sky malah terkelabui karena posisi Jetz yang ada di sudut ruangan.

Sumber: Facebook Page Hybrid.IDN
Momen saat Sky akhirnya terkelabui pergerakan dari Jetz. Sumber: Facebook Page Hybrid.IDN

Map game 2 adalah Bank. Pertarungan kali ini jadi lebih berimbang, setidaknya pada 4 ronde pertama. Namun setelahnya Nite Rusher lagi-lagi kembali mendominasi permainan sampai skor menjadi 6-2. Kejadian pada game 1 seakan terulang, permainan Nite Rusher kembali goyah. Mereka dipaksa tunduk sampai skor jadi 6-5. Untungnya pada pertandingan penentuan Nite Rusher berhasil bangkit dan memenangkan match-point.

“Nite Rusher betul-betul merusak ekspektasi banyak orang. Membuat para penonton terkejut, termasuk gue sendiri.” Ujap Ajie Zata (Wildlotus) shoutcaster dari R6 IDN. “Secara historis 1z Esports sebenarnya memukau di beberapa pertandingan sebelumnya. Namun demikian, kemenangan Nite Rusher sangat tidak gue duga, apalagi mereka menang 2-0 tanpa balasan dari 1z esports.” lanjut Ajie.

“Dari pertandingan kemarin, pemain yang patut jadi sorotan sih Elang dan Dempsey. Dua pemain ini bisa dibilang yang jadi penentu tempo permainan Nite Rusher di final Road to Hybrid Cup 2 kemarin. Elang bisa dibilang entry fragger dengan tingkat kesuksesan tertinggi. Sekali masuk dia bisa dapat satu sampai dua kill, dan itu memberi momentum yang baik pada tim. Lalu Dempsey adalah pemain yang mengontrol ritme permainan. Dia bermain dengan sangat baik, tahu cara memposisikan diri di game kemarin.” Ajie menjelaskan soal sosok pemain yang jadi sorotan dari Road to Hybrid Cup 2 kemarin.

Dengan ini berikut daftar 8 besar dari gelaran Road to Hybrid Cup 2 R6S.

  • Champion – Nite Rusher – Rp1.000.000
  • 2nd Place – 1z Esports – Rp600.000
  • 3rd Place – NEUVRION LIMITLESS – Rp400.000
  • 4th Place – Reckless Lads – Rp200.000
  • 5-8th Place – Obeasty -Rp200.000
  • 5-8th Place – BOS Esports – Rp200.000
  • 5-8th Place – Kintay – Rp200.000
  • 5-8th Place – Team Sixth Rising – Rp200.000

Kemenangan tersebut memberikan Nite Rusher kesempatan untuk melaju ke babak utama! Yaitu Hybrid Cup Series – Play on PC: R6S. Rangkaian Road to Hybrid Cup kini sudah usai, tersisa gelaran utama yang akan diselenggarakan pada bulan Maret 2020 mendatang. Saat ini, sudah ada Team Scrypt dan Nite Rusher yang menunggu di sana.

Akankah ada tim yang muncul dan bisa mengalahkan salah satu tim Rainbow Six terbaik di Indonesia, Team Scrypt? Akankah Nite Rusher bisa mempertahankan tren performa baiknya?

Hybrid Cup Series Play on PC disponsori oleh AMD dan Corsair, dengan dukungan dari AerocoolThunderX3TecwareRapooVPROViewSonic, dan ASRock.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Hybrid Cup dan program-program lain ke depannya, jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di TwitterFacebookInstagram, dan YouTube.

Team Scrypt Adalah Juara Road to Hybrid Cup 1: Rainbow Six

Road to Hybrid Cup 1: Rainbow Six telah usai. Team Scrypt keluar sebagai juara setelah bermain solid, mengalahkan 1z Esports dengan skor 2-0. Seperti dijelaskan sebelumnya, Road to Hybrid Cup merupakan bagian dari gelaran Hybrid Cup Series Play on PC: Rainbow Six Siege.

Namun demikian, sebagai edisi terakhir, Hybrid Cup Series Play on PC: Rainbow Six punya rangkaian yang sedikit lebih panjang. Bagian pertamanya adalah Road to Hybrid Cup 1 yang diselenggarakan pada 18-20 Desember 2019 lalu, dilanjut dengan Road to Hybrid Cup 2 pada Januari 2020 mendatang, ditutup dengan gelaran puncak Hybrid Cup Series Play on PC R6 yang diselenggarakan Maret 2020 mendatang.

“Dengan adanya turnamen ini, kami ingin komunitas R6IDN bisa lebih dikenal lagi oleh masyrakat luas. Hybrid ingin ikut serta memberikan sumbangsih nyata bagi kemajuan tren game R6 di Indonesia. Kami juga ingin mengajak para pembaca untuk menonton pertandingan pilihan yang akan ditayangkan secara live-streaming di official page Hybrid IDN serta channel Youtube komunitas R6IDN.” Wiku Baskoro, Co-Founder Hybrid.co.id memberikan pandangannya pada artikel sebelumnya.

Menuju babak final, baik Team Scrypt ataupn 1z Esports harus menghadapi lawan-lawan yang berat. Perjalanan Team Scrypt mengharuskan mereka menghadapi Limitless Gaming, salah satu tim kuat di skena Rainbow Six Indonesia. Lalu dari sisi 1z Esports mereka juga sudah bertemu dengan tim yang sama kuat sejak dari awal. Mereka bertemu Six Rising, yang sempat berjuang bersama di Close Qualifier Six Invitational bersama Team Scrypt.

Namun takdir pada akhirnya mempertemukan Team Scrypt dengan 1z Esports. Pada pertandingan map pertama, Kafe Dostoyevsky, 1z Esports dilibas habis dengan skor 7-2 dalam waktu yang cukup cepat. Namun masuk map kedua, 1z Esports mencoba untuk beradaptasi dengan lebih baik. Beberapa kali mereka mencoba-coba melakukan strategi berisiko demi mengalahkan Team Scypt. Tapi apa mau dikata, karena Team Scrypt kembali bermain dengan solid, Villa yang merupakan map 2 pertandingan tersebut berhasil dimenangkan dengan skor 7-3.

Pertandingan ini memberi sorotan kepada pemain yang bermain apik dari masing-masing tim. Ada Tolji (18 tahun) dari sisi Team Scrypt. Pemain yang bisa dibilang sebagai aim-star Team Scrypt ini baru saja terjun ke ESL Pro League Season 10 kemarin, karena baru cukup umur. Julukan tersebut ternyata tidak sekadar jadi omong kosong belaka, Tolji membuktikan diri lewat beberapa momen clutch yang ia lakukan beberapa kali di map 1 dan 2 untuk mengamankan ronde bagi tim Scrypt.

Dari sisi 1z Esports ada Hovenherst. Ajie Zata (WildLotus) shoutcaster dari komunitas R6 IDN, menyebut Hovenherst sebagai salah satu best open fragger untuk skena R6 di Indonesia saat ini. Beberapa kali ia erhasil mencuri entry point, dan menusuk ke dalam pertahanan Team Scrypt kemarin. “Berhubung ada peraturan usia, kita tunggu saja sampai Hoven mencapai usia 18 tahun untuk dapat terjun berkompetisi di ESL Pro League.” Ajie mengatakan.

Team Scrypt selaku juara berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai, dan juga kesempatan untuk bertanding di Hybrid Cup Series Play on PC yang akan diselenggarakan pada Maret 2020 mendatang. Selamat untuk Team Scrypt! Berikut daftar top 8 Hybrid Cup R6:

  • CHAMPION – Team Scrypt – Rp1.000.000
  • 2nd place – 1z Esports – Rp600.000
  • 3rd place – NITE RUSH – Rp400.000
  • 4th place – LIMITLESS Gaming – Rp200.000
  • 5th place – Team Sixth Rising – Rp200.000
  • 6th place – Menuju S1 – Rp200.000
  • 7th place – BOS eSports – Rp200.000
  • 8th place – The Mafias – Rp200.000

Rangkaian Hybrid Cup Series Play on PC R6 masih belum selesai. Masih ada Road to Hybrid Cup 2 yang akan hadir pada bulan Januari 2020 mendatang. Babak kedua Road to Hybrid Cup masih memperebutkan total hadiah yang sama, dan tentunya slot untuk menuju ke gelaran puncak Hybrid Cup Series Play on PC R6.

Hybrid Cup Series Play on PC disponsori oleh AMD dan Corsair, dengan dukungan dari AerocoolThunderX3TecwareRapooVPROViewSonic, dan ASRock.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Hybrid Cup dan program-program lain ke depannya, jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di TwitterFacebookInstagram, dan YouTube.

Pertumbuhan Penonton Six Major Raleigh Lebih Tinggi dari Six Invitational

Setiap tahun, ada empat turnamen “Major” untuk Rainbow Six. Turnamen terbesar adalah Six Invitational, yang bisa disamakan seperti The International untuk Dota 2 atau Piala Dunia untuk sepak bola. Salah satu turnamen tahunan besar lainnya adalah Six Major, yang tahun ini diadakan di Raleigh.

Dari segi viewership, Six Invitational memang masih menjadi turnamen dengan durasi menonton paling lama. Meskipun begitu, pertumbuhan durasi menonton Raleigh Major jauh lebih besar dari pertumbuhan viewership Six Invitational. Viewership Raleigh Major tumbuh 22 persen, sementara pertumbuhan viewership Invitational hanya mencapai 7 persen. Di channel Twitch resmi Six Major Raleigh, total durasi turnamen itu ditonton mencapai 2,8 juta jam. Sebagai perbandingan, tahun lalu, turnamen Major yang diadakan di Paris hanya memiliki total durasi 2,1 juta. Jumlah concurrent viewer (CCV) turnamen Major Raleigh tahun ini juga lebih tinggi dari tahun lalu. Tahun ini, rata-rata CCV adalah 37 ribu, naik dari 26 ribu pada tahun lalu.

Anda bisa melihat total viewership Six Major Raleigh pada grafik di bawah.

Sumber data: The Esports Observer
Sumber data: The Esports Observer

Ubisoft meluncurkan Rainbow Six pada 2015. Meskipun begitu, game tersebut baru mulai populer di kalangan penikmat konten gaming pada 2018. Ketika itu, total durasi viewership Rainbow Six di Twitch naik hingga lebih dari dua kali lipat. Secara total, pada 2018, Rainbow Six ditonton selama 87,56 juta jam, naik dari 40,79 juta jam pada tahun sebelumnya.

Menurut laporan The Esports Observer, peningkatan drastis itu berkat diadakannya turnamen esports Rainbow Six. Ini menunjukkan bahwa esports dapat membantu sebuah game untuk tetap relevan bagi audiens bahkan beberapa tahun setelah ia dirilis.

Sayangnya, tahun ini, pertumbuhan durasi menonton Rainbow Six di Twitch mulai mengalami perlambatan. Total durasi menonton Six Invitational yang diadakan pada 11-17 Februari lalu mencapai 6 juta jam, naik 7 persen dari 5,65 juta pada tahun sebelumnya. Meskipun begitu, jumlah penonton babak final dari R6 Pro League Season 9 lebih sedikit jika dibandingkan dengan babak final Season 7 yang diadakan pada tahun sebelumnya.

Fakta bahwa viewership turnamen Six Major Raleigh naik adalah kabar baik. Karena, Rainbow Six merupakan game yang jumlah penontonnya sangat tergantung pada turnamen esports. Naiknya viewership turnamen Major Raleigh menujukkan adanya potensi untuk menaikkan jumlah penonton Rainbow Six dengan mengadakan turnamen profesional lain. Dan jika Rainbow Six itu sukses di esports, maka hal itu juga akan memberikan dampak baik bagi semua pelaku yang terlibat, termasuk tim, penyelenggara turnamen, dan para sponsor.

Minggu lalu, Senior Director of Esports, Ubisoft, Che Chou menjelaskan alasan mereka untuk mengadakan turnamen Six Major di Raleigh. “Kami mempertimbangkan beberapa kota. Ketika kami mencari kota sebagai tempat diselenggarakan turnamen Major, salah satu hal yang kami pertimbangkan adalah kami ingin mencari tempat yang berbeda,” kata Chou pada The Esports Observer. “Acara besar terakhir yang kami buat adalah US National Finals dan acara itu diadakan di Las Vegas. jadi, kami ingin mengadakan sesuatu di pesisir timur demi fans kami yang ada di sini.”

Alasan lainnya, Chou menjelaskan, Raleigh sangat agresif dalam meyakinkan Ubisoft untuk mengadakan acara di kota tersebut. Mereka bahkan memberikan subsidi biaya penyelenggaraan kompetisi yang diadakan di Raleigh Convention Center. “Mereka adalah rekan yang hebat, dan saya rasa, di industri esports, kita mulai melihat tren dimana kota-kota ingin agar acara esports besar diadakan di kota mereka — agar kota mereka lekat dengan gaya hidup esports,” katanya.

Cloud9 Kembali ke Kancah Rainbow Six, Ambil Tim Mantis FPS Asal Korea

Setelah sempat undur diri dari kancah Rainbow 6, Cloud9 kini comeback setelah melihat potensi tim asal Korea Selatan, Mantis FPS. Para pemain Mantis FPS yang kini menjadi bagian Cloud9 tersebut adalah Inyup “Neilyo Lee, Yugeun “h3dy” Kwon, Seongsoo “EnvyTaylor” Kim, Chanyoung “SweetBlack” Han, Sihun “Nova” Lee, beserta sang pelatih dan asisten pelatih Inyeong “SummerRain” Kim dan Hyun “OCN” Park.

Sebelum mengakuisisi Mantis FPS, Cloud9 memang sudah pernah punya tim Rainbow 6 sebelumnya. Ketika itu C9 mengambil tim asal Amerika Serikat, bernama beastcoast. Tim R6 Cloud9 terdahulu cukup ikonik, penyebabnya karena kehadiran pemain perempuan di dalam tim tersebut yang bernama Lauren “Goddess” Williams.

Sumber: Dreamhack Official Media
Roster Cloud9 sebelumnya, yang merupakan punggawa tim beastcoast asal Amerika Serikat. Sumber: Dreamhack Official Media

Ketika itu Cloud9 mencapai hasil yang cukup baik di kancah R6. Salah satu prestasi terbaiknya adalah berhasil memenangkan DreamHack Montreal, kompetisi kelas Major, setelah membantai Rogue Team 2-0. Sayang roster ini tidak bertahan lama bersama dengan Cloud9. Pada 8 Januari 2019, roster ini diambil alih oleh Team Reciprocity, yang akhirnya menaungi Davide “FoxA” Bucci dan kawan-kawan sampai sekarang.

Keputusan Cloud9 untuk mengambil Mantis FPS ini bisa dibilang sebagai keputusan yang baik dari manajemen. Selain soal pemain Korea yang selama ini terkenal sangat berdedikasi dalam kancah esports, sepak terjang tim ini juga sangat baik di kancah R6 Asia Pasifik. Mereka mendominasi kancah Korea Selatan, memenangkan Korea Cup selama 4 bulan berturut-turut.

Terakhir, mereka berhasil memenangkan kompetisi Major lokal Korea, Six Challenge Korea 2019. Mengutip rilis resmi dari Cloud9, Jack Etienne CEO Cloud9, berkomentar: “Kami sangat bersemangat bisa kembali ke kancah R6 dan kami yakin tim ini akan memberikan yang terbaik. Kami tertarik dengan Mantis karena kemampuan mereka yang tidak terbatas hanya menjadi sukses satu kali saja, tapi mempertahankan kesuksesan tersebut selama berbulan-bulan. Selamat datang di Cloud9, kami tentu akan terus menyokong mereka untuk terus mempertahankan kesuksesan tersebut”.

Sang pelatih tim Mantis, SummerRain juga turut memberikan komentarnya tersendiri. “Adalah sebuah kehormatan menjadi bagian dari Cloud9. Kami bekerja keras sejak Brazil YS23 Pro League Finals, Paris Major, dan Six Invitational 2019 demi mendapatkan pengakuan seperti ini. Kami tahu beban kami akan bertambah, namun kami tentunya akan melakukan yang terbaik demi membuat para fans bangga, dan membalas kepercayaan yang sudah diberikan Cloud9 kepada kami.”

Pertandingan perdana Mantis bersama Cloud9 adalah pada kompetisi Season IX APAC Finals pada 13 April 2019 mendatang. Akankah comeback Cloud9 ke kancah R6 memberikan kejutan di dalam jagat kompetitif Rainbow Six internasional?

 

Ubisoft Rombak Penyajian Rainbow Six Siege di Semua Edisi

Saat novel Rainbow Six dirilis lebih dari dua dekade silam, Tom Clancy mungkin tak pernah membayangkan kreasinya itu mencetus deretan permainan video ber-genre action. Ada belasan game Rainbow Six yang dirilis dalam rentang waktu 20 tahun – termasuk spin-off, sekuel dan expansion pack. Judul terakhirnya, Siege, dikenal sebagai salah satu game esports populer.

Kurang lebih dua setengah tahun setelah meluncur, Rainbow Six Siege berhasil menghimpun 40 juta pemain. Namun perjalanan yang ia lalui tidak selalu mulus. Saat baru dirilis, Siege dikritisi karena minimnya konten. Komunitasnya baru benar-benar tumbuh pesat sesudah Ubisoft menerapkan strategi ‘game sebagai layanan’ serta mengarahkan pengembangannya ke ranah esports. Rainbow Six Siege sendiri tidak asing dengan perubahan.

Minggu ini, developer memutuskan untuk merevisi penyajian permainan dalam rangka merayakan peluncuran season pass Year 4. Sebagai langkah awalnya, Ubisoft mengubah harga seluruh edisi game. Mulai sekarang, Rainbow Six Siege dapat Anda miliki dengan harga yang lebih muraht, baik jika Anda membeli edisi sandar maupun versi Ultimate. Berikut detailnya:

  • Edisi Standar menyuguhkan opsi 20 operator (karakter) dan akses ke seluruh mode game serta map. Versi ini ditawarkan di harga US$ 20, tapi khusus konsumen Indonesia, kita bisa membelinya cukup dengan mengeluarkan uang Rp 230 ribu.
  • Edisi Deluxe menyimpan konten versi standar ditambah opsi semua operator di update Year 1. Dibanderol US$ 30 (harga lokal Rp 345 ribu), bundel ini jauh lebih ekonomis ketimbang jika Anda membeli operatornya satu per satu.
  • Edisi Gold dibekali segala hal yang ada di Deluxe, dan Anda juga diberikan akses ‘VIP’ ke pilihan operator Year 4 ditambah bonus 600 R6 credit. Dapat Anda beli seharga US$ 60 atau Rp 690 ribu.
  • Edisi Ultimate disertai seluruh konten Gold, ditambah kebebasan memilih 44 operator yang dihidangkan oleh update Year 1 sampai Year 3, termasuk season pass Year 4. Tertarik? Siapkan modal sebesar US$ 100 (atau Rp 1,15 juta di Indonesia). Update Year 4 sendiri memperkenalkan delapan operator baru, dengan delapan item headgear dan seragam.

R6S 1

Selain membuat tiap edisi jadi lebih terjangkau, Ubisoft juga memangkas harga dari DLC yang mereka tawarkan. Kemudian seperti yang tertera di atas, 20 operator bisa langsung Anda mainkan begitu game dibeli. Masing-masing operator baru dapat Anda buka dengan mengeluarkan credit in-game antara 500 sampai 2.000, bisa Anda peroleh dari empat sampai sepuluh kali bertanding.

Kabar gembiranya lagi, seluruh edisi Rainbow Six Siege di Steam sedang mendapatkan diskon 50 persen, berlangsung hingga tanggal 19 Februari. Game dijajakan seharga mulai dari Rp 115 ribu saja.

Komunitas R6 IDN Gelar Star League, Kompetisi Lokal Rasa Internasional

Tak bisa dipungkiri publisher game punya peran besar dalam perkembangan jagat kompetisi esports game tersebut. Namun dalam hal Indonesia, nyatanya tak semua publisher turut campur mengembangkan jagat esports di sini; terutama yang berasal dari barat sana.

Maka dari itu, peran komunitas mengadakan sebuah event kadang jadi penting; untuk menunjukkan antusiasme pasar. Salah satu contohnya adalah gelaran Rainbow Six Star League yang digagas oleh komunitas itu sendiri. Kompetisi ini merupakan salah satu rangkaian dari rencana panjang komunitas R6 Indonesia untuk menjaga iklim kompetitif dari para pemain Rainbow 6 di tanah air.

Seperti namanya, Rainbow Six Star League dilakukan dalam format liga round robin selama 4 bulan lamanya. Kompetisi ini sendiri sudah dimulai kualifikasinya sejak 22 Januari 2019 kemarin dan akan berlangsung sampai 6 April 2019 mendatang. Kompetisi ini dibagi ke dalam beberapa fase. Fase pertama adalah fase open qualifier, 32 tim terdaftar dibagi menjadi empat grup untuk saling bertanding sebanyak 1 kali round robin.

Sumber: Komunitas R6 IDN
Sumber: Komunitas R6 IDN

Bobby Rachmadi Putra selaku founder/leader komunitas R6IDN mengatakan bahwa Star League ini benar-benar layak disimak karena banyak pemain bertalenta yang turut serta di dalamnya. “Apalagi grup A dalam Star League yang merupakan grup neraka, yang mana enam tim di antaranya itu jago semua, dan ada tim Scrypt yang dulu sempat mewakili Indonesia pada kompetisi ESL Pro League Asia Pasific”

Setelah fase open qualifier selesai, para tim lalu dibagi menjadi tiga divisi dan memasuki fase division playday. Dua tim posisi teratas tiap grup dari open qualifier akan masuk divisi satu, posisi tiga dan empat masuk divisi dua, lalu posisi lima sampai delapan akan masuk divisi tiga. Setelah itu mulai dari 26 Februari sampai 4 April 2019 kompetisi akan kembali berjalan secara rutin setiap selasa dan kamis pukul tujuh malam pada 2 pekan pertama, lalu hari selasa, rabu, dan kamis mulai pekan ketiga sampai selesai.

Setelah fase playday selesai, fase terakhir adalah fase takedown, yang mana 2 tim teratas dari divisi dua mendapat hak untuk melawan 2 tim terbawah dari klasemen divisi satu untuk memperebutkan posisi dalam divisi satu. Nantinya delapan tim yang berada di dalam divisi satu akan mendapatkan hak untuk bertarung pada main event yang akan diadakan pada bulan Juni 2019 mendatang.

Klasemen sementara di Open Qualifier Star League. Sumber: Komunitas R6 IDN
Pembagian grup di Open Qualifier Star League. Sumber: Komunitas R6 IDN

Terkait R6 Star League, Bobby mengatakan, “kompetisi ini kami adakan untuk memberi para player R6 Indonesia semacam simulasi terhadap sistem kompetisi R6 internasional. Maka dari itu, kompetisi Star League mengadopsi sistem peraturan Pro League Internasional yang diadakan oleh Ubisoft bekerja sama dengan ESL.”

Kompetisi R6 Star League ini memang diselenggarakan dengan visi jangka panjang, agar komunitas gamers R6 di Indonesia dapat selalu menikmati serunya pertarungan panas para jagoan R6 di Indonesia. “Kami memang punya rencana untuk terus melanjutkan kompetisi ini pada setiap musimnya. Sedari awal rencana kami menyelenggarakan Star League memang untuk jangka panjang, terlihat dari alur kompetisi ini saja berjalan selama kurang lebih 4 bulan lamanya,” tambah Bobby.

Sumber: US Gamers
Sumber: US Gamers

Ternyata, walau diadakan oleh komunitas, R6 Star League juga mendapat dukungan dari Ubisoft sendiri selaku sang pengembang game. “Ubisoft selaku pengembang sangat suportif melihat geliat komunitas R6 di Indonesia. Maka pada kompetisi Star League Ubisoft memberi sokongan berupa prizepool dan juga promosi lewat official account Ubisoft. Selain prizepool mereka juga memberikan dukungan lain seperti merchandise, in-game items, yang bisa dijadikan activity seru untuk giveaway kepada para penonton nantinya.” jawab Bobby kepada Hybrid.

Ubisoft sendiri memang terlihat sedang gencar ingin memajukan game Rainbow 6. Ditambah lagi game ini juga banyak diprediksi akan menjadi esports major nantinya di masa depan, oleh Esports Observer salah satunya. Dukungan mereka terhadap komunitas Indonesia juga tidak main-main, bahkan menurut Bobby, R6 IDN adalah komunitas pertama yang diberi sokongan langsung oleh Ubisoft.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six Indonesia Community

Tom Clancy Menghembuskan Nafas Terakhirnya di Umur 66 Tahun

Sang penulis techno-thriller modern legendaris yang terkenal berkat belasan novel international best-seller seperti Patriot Games, The Sum of All Fear, The Hunt for Red October dan Clear And Present Danger – Tom Clancy – tutup usia di umur 66 tahun, tepatnya di rumah sakit John Hopkins tanggal 1 Oktober 2013 waktu setempat. Continue reading Tom Clancy Menghembuskan Nafas Terakhirnya di Umur 66 Tahun