Razer Rilis Trio Periferal Wireless Baru: DeathAdder V2 Pro, BlackShark V2 Pro, dan BlackWidow V3 Pro

Seorang gamer kompetitif pada umumnya akan menghindari periferal wireless dengan alasan performanya kurang bisa diandalkan, terutama perihal latency. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, kita sudah melihat satu demi satu produsen periferal sibuk mengembangkan teknologi wireless-nya sendiri, semua dengan tujuan mengurangi latency sebanyak mungkin sehingga perangkat dapat diandalkan di ranah kompetitif.

Di saat suatu produsen sudah siap dengan teknologi wireless besutannya sendiri, kita tidak perlu heran apabila mereka langsung menerapkan teknologi tersebut pada produk-produk andalannya. Razer adalah salah satunya. Sejauh ini, sejumlah periferal bikinan mereka yang populer sudah dibuatkan versi wireless-nya yang mengemas teknologi Razer HyperSpeed, dan hari ini mereka menambah lagi anggota keluarga gaming gear nirkabelnya.

Tidak tanggung-tanggung, Razer memperkenalkan tiga periferal wireless baru sekaligus: Razer DeathAdder V2 Pro, Razer BlackShark V2 Pro, dan Razer BlackWidow V3 Pro. Namun ketimbang sebatas menyematkan konektivitas wireless begitu saja ke perangkat yang sudah ada, Razer turut merevisi sejumlah aspek dari masing-masing produk.

Razer DeathAdder V2 Pro

Untuk DeathAdder V2 Pro, bisa kita lihat bahwa desainnya nyaris identik dengan DeathAdder V2. Namun kalau kita amati lebih lanjut, samping kiri dan kanannya kini dilapisi karet bertekstur yang jauh lebih luas daripada milik versi berkabelnya. Bobotnya memang bertambah sedikit dari 82 gram menjadi 88 gram, tapi ini tetap sangat ringan untuk ukuran mouse wireless yang mengemas baterai rechargeable, dan yang tidak mengadopsi desain bolong-bolong.

Bicara soal baterai, DeathAdder V2 Pro sanggup beroperasi hingga 70 jam sebelum perlu diisi ulang. Untuk pemakaian kasual dengan koneksi Bluetooth, daya tahan baterainya malah bisa mencapai angka 120 jam. Selagi tersambung kabel, perangkat tetap bisa digunakan seperti biasa.

Sensor yang digunakan DeathAdder V2 Pro sama persis seperti versi standarnya, yakni sensor Focus+ dengan sensitivitas maksimum 20.000 DPI. Yang berubah adalah optical switch-nya, yang Razer bilang merupakan generasi kedua, walaupun ketahanannya tetap tercatat di angka 70 juta klik.

Razer DeathAdder V2 Pro saat ini sudah dipasarkan seharga $130, nyaris dua kali lipat versi standarnya. Satu hal yang membuat saya penasaran adalah, kenapa namanya bukan “DeathAdder V2 Ultimate”? Well, bisa jadi karena ia hadir setelah Razer Naga Pro.

Razer BlackShark V2 Pro

 

Sesuai namanya, perangkat ini merupakan versi nirkabel dari headset gaming bernama sama yang Razer luncurkan Agustus lalu. Saya tidak melihat ada perubahan dari segi desain, tapi lagi-lagi Razer sudah merevisi jeroannya. Driver yang digunakan tetap driver TriForce Titanium berdiameter 50 mm, akan tetapi BlackShark V2 Pro turut mengemas satu speaker chamber ekstra.

Bukan cuma itu, mikrofon milik BlackShark V2 Pro juga lebih besar (9,9 mm) daripada milik versi berkabelnya, dan Razer mengklaim ini dapat meningkatkan kemampuannya mengabaikan suara-suara di sekitar yang mengganggu. Sama seperti di versi standarnya, mikrofonnya dapat dilepas saat sedang tidak dibutuhkan.

Hal lain yang mungkin juga bakal terasa berbeda adalah terkait kenyamanannya. BlackShark V2 Pro lebih berat 58 gram daripada BlackShark V2. Tidak mengejutkan mengingat ia harus mengusung modul baterai, dan kabar baiknya, baterai ini bisa tahan sampai 24 jam pemakaian.

Razer BlackShark V2 Pro sekarang telah dijual dengan banderol $180, selisih $70 dibanding versi standarnya. Harga yang cukup masuk akal untuk headset gaming pertama yang dibekali konektivitas Razer HyperSpeed, yang secara teknis mendukung transmisi audio dengan kualitas lossless.

Razer BlackWidow V3 Pro

Namanya mungkin agak menipu, akan tetapi BlackWidow V3 Pro merupakan versi wireless dari BlackWidow Elite yang dirilis dua tahun silam. Satu fakta yang agak mengejutkan adalah, ini merupakan keyboard gaming wireless pertama dari Razer – kecuali Anda menghitung Razer Turret, yang secara spesifik ditujukan bagi pengguna Xbox One.

Layout yang digunakan oleh BlackWidow V3 Pro sama persis seperti BlackWidow Elite, dengan tiga tombol multimedia dan kenop untuk mengatur volume. Kendati demikian, pencahayaan RGB di BlackWidow V3 Pro bisa menyala lebih terang berkat kemasan switch yang transparan. Masing-masing keycap-nya juga diklaim lebih tangguh berkat penggunaan material Doubleshot ABS.

Switch-nya sendiri merupakan switch mekanis dengan dua varian yang berbeda – Green yang clicky, atau Yellow yang linear – bukan optical switch seperti milik seri Razer Huntsman. Seperti halnya DeathAdder V2 Pro tadi, keyboard ini juga dapat disambungkan via dongle Razer HyperSpeed atau Bluetooth. Dalam sekali pengisian, baterainya tahan sampai 200 jam, tapi ini tentu tergantung seberapa terang lampu RGB-nya menyala.

Buat yang tertarik meminang Razer BlackWidow V3 Pro, silakan siapkan modal sebesar $230. Agak mahal memang, tapi setidaknya Anda masih dapat wrist rest yang empuk demi kenyamanan ekstra.

Sumber: Razer.

Razer BlackWidow Lite Adalah Keyboard Mekanis untuk Bekerja Sekaligus Bermain, Bukan Sebaliknya

Kalau ditanya keyboard mekanis apa yang paling dikenal oleh para gamer, mungkin banyak yang bakal menjawab Razer BlackWidow. Namun seperti yang saya sudah berkali-kali bilang, tidak selamanya keyboard mekanis harus dipakai semata untuk bermain game saja.

Mengetik email, dokumen, maupun kegiatan produktivitas lain bakal sangat terbantu oleh kehadiran keyboard mekanis. Masalahnya, mayoritas keyboard mekanis yang ada di pasaran juga merupakan keyboard gaming, yang sering kali dilengkapi pencahayaan warna-warni yang kelewat norak jika ditempatkan di atas meja kerja.

Razer BlackWidow Lite

Kembali membahas mengenai BlackWidow, Razer baru saja merilis model anyar demi mengatasi problem tadi. Namanya BlackWidow Lite, dan kalau dari penampilannya, ia sama sekali tidak kelihatan seperti keyboard gaming. Utamanya berkat backlight putih sebagai pengganti backlight RGB, yang bisa diatur tingkat kecerahannya atau dimatikan sepenuhnya.

Bukan sebatas estetikanya saja, fungsionalitas BlackWidow Lite juga telah dioptimalkan untuk konteks bekerja. Ia dibekali dengan switch Razer Orange yang diklaim nyaris tidak menimbulkan suara ketika ditekan, tapi di saat yang sama masih bisa memberikan sensasi taktil yang begitu sedap dipakai mengetik berlama-lama.

Razer BlackWidow Lite

Tiap-tiap switch ini diyakini tetap oke hingga 80 juta kali klik. Meski difokuskan untuk menunjang produktivitas, BlackWidow Lite tetap tidak lupa terhadap akarnya di sektor gaming; kompatibilitas dengan software Razer Synapse 3 berarti pengguna bebas melakukan kustomisasi secara lengkap, termasuk halnya menetapkan sejumlah tombol macro.

Razer BlackWidow Lite saat ini telah dipasarkan seharga $90. Ia bukan satu-satunya keyboard mekanis yang menawarkan keseimbangan antara keperluan bekerja dan gaming. Sebelumnya sudah ada Corsair K70 Low Profile yang menganut filosofi serupa, meski keyboard tersebut masih kental sekali aura gaming-nya, serta dihargai jauh lebih mahal.

Sumber: Razer.

Razer Ramaikan IFA 2018 dengan Headset, Keyboard, dan Mouse Wireless Gaming Baru

Ajang tahunan IFA memang tidak pernah menjadi junjungan produsen perangkat gaming, akan tetapi hal itu tidak mencegah Razer memperkenalkan trio periferal gaming terbarunya: headset Razer Kraken Tournament Edition, keyboard Razer BlackWidow Elite, dan mouse Razer Mamba Wireless.

Berhubung ketiganya bukan produk yang benar-benar baru, saya akan berfokus membahas pembaruan atau penyempurnaan yang diusung masing-masing dibandingkan pendahulunya.

Razer Kraken Tournament Edition

Razer Kraken Tournament Edition

Headset berwarna hijau mencolok ini diklaim sebagai yang pertama mengemas teknologi THX Spatial Audio, yang mampu menyimulasikan suara 360 derajat dengan akurasi yang terjamin guna meningkatkan kesadaran pemain, khususnya pada gamegame kompetitif. Performanya sendiri ditunjang oleh sepasang driver 50 mm, dengan intensitas bass yang dapat disesuaikan melalui controller USB.

Di sektor kenyamanan, Razer telah membenamkan gel pendingin di balik bantalan memory foam Kraken agar pemain tetap nyaman dalam durasi yang lama. Juga unik adalah ceruk kecil di dalam bantalan (tidak kelihatan dari luar) yang berfungsi untuk menyangga kacamata sehingga bagian pelipis mata pemain tidak cepat lelah.

Lebih nyaman, lebih customizable, dan lebih jago soal positional audio, Razer Kraken Tournament Edition akan dipasarkan seharga $100 mulai bulan September ini juga.

Razer BlackWidow Elite

Razer BlackWidow Elite

Sejak meluncur pertama kali di tahun 2010, desain Razer BlackWidow baru berubah cukup drastis tahun lalu. Untuk model Elite ini, Razer telah menambahkan tiga tombol media di ujung kanan atas, lengkap beserta sebuah kenop multi-fungsi yang dapat diprogram sesuai kebutuhan; bisa untuk menyesuaikan volume, tingkat kecerahan layar, maupun untuk fungsi-fungsi dalam game.

Masih seputar kontrol, semua tombolnya kini dapat diprogram sesuai keinginan, sehingga tombol macro ekstra yang biasanya ada di sisi kiri jadi bisa dihilangkan. Razer pun tak lupa menambahkan memory internal pada keyboard (pertama kalinya pada seri BlackWidow) supaya pemain bisa menyimpan sampai lima profil konfigurasi (dipadukan dengan cloud storage).

Razer BlackWidow Elite sekali lagi menggunakan switch mekanis buatan Razer sendiri, dengan pilihan jenis berwarna hijau, oranye dan kuning, yang semuanya diklaim tahan sampai 80 juta klik. Keyboard ini sudah dipasarkan seharga $170.

Razer Mamba Wireless

Razer Mamba Wireless

Untuk Mamba Wireless, tampangnya memang masih sama, akan tetapi Razer menerapkan pembaruan pada dua aspek terpenting dari sebuah mouse wireless, yakni akurasi dan ketahanan baterai. Soal akurasi ini, Razer telah menyematkan sensor optik generasi kelimanya yang memiliki resolusi 16.000 DPI.

Perihal baterai, Razer mengklaim Mamba Wireless bisa dipakai sampai 50 jam sebelum perlu diisi ulang, dan ini tanpa berkompromi dengan stabilitas koneksinya. Beralih ke kepraktisan, Mamba Wireless dilengkapi total 7 tombol yang dapat diprogram beserta memory internal untuk menyimpan hingga lima profil konfigurasi.

Tentu saja Razer Mamba Wireless telah menggunakan switch mekanis yang dipercaya tahan sampai 50 juta klik. Bagian sampingnya juga telah disempurnakan agar terasa lebih nyaman dalam cengkeraman. Pemasarannya akan berlangsung mulai bulan September ini juga, dengan banderol $100.

Sumber: Razer.

Susul Corsair, Razer Luncurkan Keyboard Mekanis Anti-Tumpahan Air

Keyboard yang tahan terhadap tumpahan air adalah tren terbaru di industri gaming peripheral. Satu per satu pabrikan ternama menghadirkan penawarannya masing-masing, mulai dari Corsair, SteelSeries sampai Razer. Namun jika switch mekanis adalah suatu keharusan, maka Corsair-lah satu-satunya pilihan Anda.

Tentu saja Razer tidak akan tinggal diam menanggapi fakta tersebut. Mereka baru saja memperkenalkan versi terbaru Razer BlackWidow Ultimate yang tahan air dan debu, dengan sertifikasi IP54. Rating ini lebih tinggi ketimbang yang ditawarkan Corsair K68 yang cuma IP32.

Razer Blackwidow Ultimate

Kendati demikian, Razer sama sekali tidak menyarankan Anda mencelupkan keyboard ini ke dalam air. Perlu diingat, keyboard ini tahan terhadap guyuran cairan, bukan untuk direndam. Jadi selama Anda menggunakannya di atas meja dan tidak di dalam bathub, Anda tak perlu cemas apabila ada minuman yang tidak sengaja tersenggol dan ‘memandikan’ keyboard ini.

Sebagai bagian dari keluarga Blackwidow, masing-masing tombol pada keyboard ini mengemas switch mekanis, spesifiknya Razer Green Switch dengan actuation force 50 gram, dan klaim ketahanan hingga 80 juta klik.

Razer Blackwidow Ultimate

Tidak seperti Blackwidow Chroma V2, Blackwidow Ultimate generasi terbaru ini tidak memiliki deretan tombol makro di samping kirinya, meski semua tombol masih bisa diprogram sesuai kebutuhan lewat software pendampingnya. Juga berbeda adalah sistem pencahayaan satu warna saja, namun pengguna masih bisa mengatur efek dinamisnya.

Razer Blackwidow Ultimate generasi terbaru saat ini sudah dipasarkan seharga $110. Saya tidak akan terkejut apabila SteelSeries juga menyusul dan meluncurkan keyboard mekanis tahan airnya tidak lama lagi.

Sumber: Razer.

Razer BlackWidow Chroma V2 Hadir dengan Desain Baru dan Switch Baru Pula

Sejak diluncurkan pertama kali di tahun 2010, Razer BlackWidow telah menjadi salah satu gaming keyboard terpopuler sejagat raya. Tahun demi tahun Razer terus menyempurnakannya, mempercantik desainnya sekaligus menambahkan fitur canggih macam sistem pencahayaan Chroma.

Di tahun 2017 ini, mereka sudah siap dengan BlackWidow Chroma V2. CEO Razer, Min-Liang Tan, mengklaim bahwa BlackWidow Chroma V2 merupakan keyboard mekanik terbaik yang pernah timnya buat, meneruskan tradisi versi orisinilnya yang berfokus pada aspek kenyamanan dan durabilitas.

Dari segi desain, BlackWidow V2 tampak lebih elegan sekaligus premium dari versi sebelumnya, meski perbedaannya tidak terlalu mencolok. Lima tombol macro di sebelah kiri masih ada, begitu juga dengan sistem backlighting yang bisa menyala dalam 16,8 juta warna dan menawarkan beragam efek.

Razer BlackWidow Chroma V2 tanpa palm rest terpasang / Razer
Razer BlackWidow Chroma V2 tanpa palm rest terpasang / Razer

Perubahan terbesar yang dibawa V2 adalah kehadiran switch mekanikal baru, yakni Yellow switch. Dibanding Green dan Orange switch yang versi sebelumnya tawarkan, Yellow switch bersifat linear dan lebih senyap, selagi masih mengedepankan ketahanan hingga 80 juta kali klik.

Razer menyebut Yellow switch ini dirancang spesifik untuk mereka yang gemar bermain game FPS atau MOBA, dimana tombol bisa ditekan lebih cepat daripada ketika menggunakan switch yang lain – penting mengingat pemain FPS dan MOBA bisa menekan tombol tertentu selama ribuan kali dalam satu sesi gaming.

Estetika, fungsionalitas, Razer tentunya juga tidak lupa dengan aspek ergonomi. Setiap konsumen BlackWidow Chroma V2 akan mendapatkan sebuah palm rest magnetik yang dapat dilepas-pasang dengan mudah. Dari gambarnya saja, kelihatan kalau palm rest ini cukup empuk dan bisa membuat sesi gaming yang panjang tetap nyaman.

Razer BlackWidow Chroma V2 saat ini sudah dipasarkan seharga $170, sama persis seperti iterasi sebelumnya.

Sumber: Razer.

Razer Ungkap Keyboard Mekanik Terbarunya, BlackWidow Ultimate 2016

Berdasarkan pengamatan pribadi, Razer BlackWidow adalah salah satu gaming keyboard mekanik terlaris di pasaran. Kini Razer pun siap kembali meminang hati para konsumen dengan keyboard terbarunya, Razer BlackWidow Ultimate 2016. Continue reading Razer Ungkap Keyboard Mekanik Terbarunya, BlackWidow Ultimate 2016