Aigis Pivot Jadi “Finnix”, Kembangkan Platform Manajemen Proyek dan Keuangan Industri Kreatif

Meluncur pada pertengahan tahun 2021 lalu, Aigis selaku platform insurtech yang didukung oleh Init6, Goodwater Capital, dan Y Combinator memutuskan untuk melakukan rebranding dan peralihan fokus bisnis (pivot) menjadi startup teknologi finansial dan manajemen proyek untuk industri kreatif. Kini mereka beroperasi dengan nama Finnix.

Perubahan arah bisnis ini diputuskan founder setelah mempertimbangkan perkembangan di bisnis insurtech di Indonesia. Bersama Finnix kini mereka lebih fokus untuk melayani kebutuhan di industri kreatif, khususnya di segmen B2B —  mereka yang memanfaatkan ekosistem industri kreatif untuk membantu bisnisnya.

Kepada DailySocial.id, Co-founder & CEO Finnix Reinhart Hermanus menyebutkan, saat ini menjadi waktu yang tidak tepat bagi startup untuk bersaing sebagai platform insurtech, karena sulitnya bagi mereka untuk melakukan scale-up dengan sustainable economics.

“Tim kami di Aigis menyadari tantangan yang dihadapi oleh banyak pelaku industri kreatif dalam mengelola cash flow untuk proyek mereka. Kami percaya bahwa penawaran baru kami di Finnix akan memberikan solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan ini dan membantu keberhasilan para pengusaha kreatif.”

Layanan Finnix

Secara khusus Finnix menawarkan sistem teknologi keuangan dan manajemen proyek, seperti dasbor untuk kolaborasi proyek, manajemen anggaran, dan solusi pembayaran yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan agensi kreatif.

Finnix juga telah bekerja sama dengan startup p2p lending Cicil untuk memberikan layanan pembiayaan proyek kepada klien. Hanya dalam jangka waktu empat bulan operasional, Finnix telah membantu lebih dari 25 proyek dari klien berupa event organizer, rumah produksi, agensi iklan, dan promotor konser.

“Rencana jangka pendek Finnix menjalin kerja sama dengan beberapa asosiasi terkait (asosiasi EO dan lainnya) untuk proses akuisisi klien, sekaligus untuk risk management. Kita juga sedang mengembangkan produk teknologi (project management tools), supaya pembiayaan kita dibarengi dengan improvement di sisi operasional internal klien,” kata Reinhart.

Bulan Mei 2022 lalu Aigis telah mengantongi pendanaan dalam initial round senilai $1 juta atau setara 14,5 miliar Rupiah.

“Kami yakin tim Finnix bisa membawa perusahaan ke pertumbuhan yang eksponensial dalam waktu dekat. Mereka memiliki pengalaman yang solid dan memahami kebutuhan pasar dengan sangat baik. Kami berharap Finnix dapat membawa pengaruh positif dalam pengembangan industri kreatif di Indonesia,” kata Founding Partner dari Init6 Achmad Zaky.

Industri kreatif

Sejak tahun 2021 lalu sudah mulai banyak platform yang menyasar industri kreatif. Mulai dari platform yang menghadirkan layanan streaming untuk influencer, marketplace influencer, hingga mereka yang menawarkan manajemen atau monetisasi untuk semua kreator.

Sebagai layanan fintech, Finnix ingin memberikan solusi solusi teknologi keuangan dan manajemen proyek untuk bisnis. Finnix dirancang untuk membantu profesional dan tim kreatif mempermudah alur kerja, mengelola sumber daya, dan mengatur keuangan. Hal ini dilakukan agar konten kreator bisa fokus kepada karya mereka, tanpa harus memikirkan proses manajemen, pengelolaan dan lainnya.

Saat ini sudah ada beberapa platform yang menawarkan layanan serupa, di antaranya adalah TipTip, BintaGo, PartiPost,  Indonesia Creators Economy besutan IDN Media, hingga Lynk.id yang bertujuan memberikan tools terpadu kepada kreator. Sebagian dari mereka juga membantu di sisi kreatornya untuk melakukan manajemen proyek dan keuangan.

Aigis Kantongi Pendanaan dari Y Combinator, Init-6, dan Sejumlah Investor Lain

Platform penyedia tunjangan kesehatan pegawai untuk perusahaan Aigis telah mengantongi pendanaan dalam initial round dari sejumlah investor senilai $1 juta atau setara 14,5 miliar Rupiah. Dua investor yang turut terlibat adalah Y Combinator dan Init-6.

Adapun lain yang ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan kali ini adalah Goodwater Capital dan beberapa investor individu seperti Siu Rui (Co-Founder Carousell), JJ Chai (Co-Founder Rainforest), Robin Tan (Co-Founder Hangry), dan Greysia Polii (atlet Indonesia).

Masuknya YC dalam putaran pendanaan tersebut lantaran Aigis berhasil masuk program akselerator global tersebut di cohort W22 (YC W22) ini.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Aigis Reinhart Hermanus menyebutkan, investasi ini merupakan gabungan beberapa initial round. Tidak ada lead investor untuk putaran kali ini, karena semua deals dilakukan secara mandiri. Demikian juga dengan waktu dan terms yang ada. Namun dirinya menyebutkan Y Combinator dan Init-6 merupakan investor yang memberikan kontribusi paling besar untuk putaran pendanaan kali ini.

Masih fokus kepada wilayah Jabodetabek, rencananya dana segar tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk membangun versi awal produk dan mengakuisisi pelanggan. Fokus perusahaan saat ini lebih kepada eksekusi, belum ada rencana khusus untuk menggalang dana lanjutan dalam waktu dekat.

Menurut Venture Partner init-6 Rexi Christopher, Aigis dapat menjadi quick win solution untuk mendukung perusahaan memberikan manfaat kesehatan terbaik bagi pegawai dengan cara yang lebih sederhana dan lebih terjangkau. Mereka percaya bahwa solusi yang ditawarkan oleh Aigis dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan keterlibatan dan retensi pegawai, serta mengurangi biaya.

“Terlepas dari ukuran sektornya, asuransi dan tunjangan pekerjaan secara umum masih sangat sulit untuk dilakukan dengan baik. Kami percaya Aigis dapat memberikan pengalaman yang jauh lebih baik bagi perusahaan dan pegawai,” kata Partner Init-6 Nugroho Herucahyono.

Fokus kepada UMKM dan startup

Aigis didirikan oleh Reinhart Hermanus, Philip Moniaga, dan Sebastian Yaphy. Mereka melihat akses ke layanan kesehatan adalah kebutuhan dasar setiap orang, dan mereka masih melihat bahwa pengalaman asuransi kesehatan di Indonesia masih jauh dari ideal.

“Asuransi kesehatan bagi perusahaan adalah wajib di Indonesia, dan dengan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat kesehatan dari tempat bekerja (melalui BPJS, asuransi swasta, atau manfaat kesehatan yang didanai sendiri), kami memulai perjalanan kami dengan membantu perusahaan memberikan kesehatan terbaik manfaat bagi karyawan mereka,” kata Reinhart.

Perusahaan-perusahaan Indonesia masih kurang terlayani oleh startup insurtech yang ada, dan sebagian besar fokus mereka lebih kepada menjual asuransi umum kepada individu. Aigis kemudian mencoba mengambil pendekatan yang berbeda, di mana lebih fokus pada penyediaan layanan kesehatan lengkap untuk perusahaan daripada berfokus pada distribusi atau menjadi pasar asuransi.

“Kami menyediakan program kesehatan dengan tim dokter yang berdedikasi (dokter umum, konselor mental, ahli gizi, pelatih kebugaran, dan banyak lagi) yang dapat diakses dengan mudah oleh anggota kami. Kami juga membantu klaim asuransi dan memberikan manajemen penggantian untuk membuat proses lebih sederhana dan lebih cepat.”

Application Information Will Show Up Here

Magaza Bantu Kelola Toko Online dengan Platform E-Commerce Berlangganan

Menjual barang secara online sekarang semakin mudah. Tak cuma lewat online marketplace, sebuah toko online bisa membuat lapaknya sendiri menggunakan platform e-commerce. Salah satu platform e-commerce buatan anak negeri yang masih dalam fase pengembangan adalah Magaza. Rencananya produk ini siap diluncurkan untuk publik paling lambat akhir Agustus 2014.

Continue reading Magaza Bantu Kelola Toko Online dengan Platform E-Commerce Berlangganan