Dua Minggu di Filipina, Snapcart Klaim Peroleh 10 Ribu Pengguna

Layanan pemberi cashback melalui aplikasi mobile Snapcart, telah resmi melakukan ekspansi layanannya ke Filipina. Startup yang didirikan oleh Reynazran Royono selaku CEO ini telah hadir di Indonesia pada bulan Oktober 2015 lalu sebagai enabler dari industri e-commerce yang makin menjamur di tanah air.

Rencana ekspansi ini sendiri sebelumnya telah diutarakan oleh Reynazran kepada DailySocial, saat Snapcart baru saja mendapatkan pendanaan pra-seri A dari dari Wavemakers Partners, SPH Media Fund, SMDV (Sinar Mas Digital Ventures), dan Ardent Capital. Adanya kesamaan dari consumer behavior antara Indonesia dengan Filipina yang menjadikan alasan utama mengapa akhirnya ekpansi pertama yang dilakukan oleh Snapcart adalah Filipina.

“Secara garis besar sebenarnya behavior di Filipina dengan Indonesia sangat mirip, hanya saja jenis outlet yang tersedia berbeda. Di Indonesia minimarket seperti Indomaret, Alfamart sangat banyak, sehingga banyak pengguna di Indonesia yang bahkan melakukan transaksi bulanannya di minimarket. Di Filipina, minimarket baru saja didorong pertumbuhannya, namun secara pembelanjaan masih tetap lebih besar dari Supermarket,” kata CEO Snapcart Reynazran Royono kepada DailySocial.

Setelah diluncurkan dalam waktu dua minggu Snapcart mengklaim aplikasi mobile telah diunduh lebih dari 10 ribu pengguna. Hal ini dikarenakan adanya dukungan cashback dari klien Snapcart di Filipina, salah satunya adalah L’oreal.

”Pengguna di Filipina bahkan banyak yang menyatakan ‘ketagihan’ menggunakan Snapcart, apalagi dengan keuntungan mendapatkan cashback hanya dengan meng-upload struk belanja menggunakan aplikasi Snapcart,” kata Reynazran.

Secara keseluruhan Snapcart menargetkan untuk mendapatkan sedikitnya  50 ribu pengguna dalam waktu 3 bulan ke depan. Dari segi data collection jumlah pengguna ini sudah jauh lebih besar dari perusahaan-perusahaan riset sejenis. Secara total sudah lebih dari 75 merek-merek terkenal, baik lokal maupun multinasional yang telah menggunakan layanan Snapcart. Setelah melebarkan layanan ke Filipina, selanjutnya Snapcart juga berencana untuk melakukan ekspansi di negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #45: Snapcart dan Tren Perusahaan Berbasis Big Data di Masa Depan

DScussion masih berbincang dengan CEO Snapcart Reynazran Royono. Kali ini ia menceritakan perbedaannya menjadi bagian dari layanan iklan baris dan kini di platform big data analytics. Reynazran juga berbagi pendapatnya soal bagaimana kini bermacam-macam perusahaan di berbagai bidang berinvestasi untuk lebih memahami bagaimana big data bekerja.

DScussion #44: Snapcart dan Utilisasi Big Data untuk Perusahaan Consumer Goods

Dalam edisi DScussion kali ini, DailySocial berbincang-bincang dengan CEO Snapcart Reynazran Royono tentang bagaimana perusahaan offline, yang masih mendominasi segmen perdagangan di Indonesia, ternyata tidak memiliki data-data akurat di segmennya, terutama soal perilaku belanja konsumennya.

Kali ini Reynazran, yang pernah juga menjadi Country Leader Berniaga, menjelaskan seperti apa konsumen B2B Snapcart dan mengapa Snapcart tidak mau disebut sebagai sebuah software company.

Snapcart Peroleh Pendanaan Pra-Seri A Senilai 23 Miliar Rupiah

Aplikasi mobile pemberi layanan cashback Snapcart hari ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai 1,675 juta Dollar (lebih dari 23 miliar Rupiah) dari Wavemakers Partners, SPH Media Fund, SMDV (Sinar Mas Digital Ventures), dan Ardent Capital. Dengan pendanaan ini, Snapcart berencana mulai melebarkan sayap di Asia Tenggara. Selain itu, mantan direktur riset P&G Mayeth Condicion turut bergabung sebagai Chief Data Officer dan Co-Founder.

Aplikasi mobile Snapcart didirikan oleh Reynazran Royono (Rey) dan resmi meluncur pada awal September 2015 silam. Pada dasarnya Snapcart memberikan layanan yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan cashback dengan mengambil foto dari struk belanja.

Pun demikian, selain traksi pertumbuhan, potensi pemanfaatan layanan Big Data untuk brand yang dimiliki Snapcart adalah salah satu alasan Snapcart berhasil mendapatkan pendanaan pra-seri A dari Wavemakers Partners, SPH Media Fund,  SMDV (Sinar Mas Digital Ventures) dan Ardent Capital yang juga merupakan investor sebelumnya dalam pendanaan awal.

Paul Santos dari Wavemaker Partners melalui keterangan yang kami terima mengatakan, “Kemampuan untuk melakukan targeted engagements, dan juga  big data potensial, menjadikan Snapcart sebagai sebuah platform B2B yang unik di Asia Tenggara. Traksi yang didapat dari brand dan pengguna sangat menunjukkan kepada kami betapa besarnya potensi lekatnya layanan ini bagi konsumen di Indonesia dan karena itu tidak ternilai harganya bagi brand offline dan retailer yang memanfaatkan teknologi mobile.”

Rencana ekspansi ke luar Indonesia pasca pendanaan

Pasca pendanaan ini, Snapcart berencana untuk melebarkan sayap ke setidaknya dua pasar lain di kawasan Asia Tenggara. Rencana ini akan dimulai dengan pasar Filipina pada awal tahun ini.  Rencana perluasan pasar tersebut akan didukung dengan bergabungnya mantan Direktur Riset Procter & Gamble (P&G) Mayeth Condicion sebagai Chief Data Officer dan Co-Founder.

“Memanfaatkan basis pengguna Snapcart yang besar dan bertumbuh tepat memberikan kami kemampuan untuk mempertemukan teknologi, ilmu data, dan pemahaman konsumer, sehingga menghasilkan wawasan orang yang berbelanja lebih baik,” ujar Mayeth.

Dengan pengalaman lebih dari 17 tahun di bidang analytics dan wawasan konsumen di Asia, bergabungnya Mayeth diharapkan dapat memperkuat layanan untuk klien dan memimpin operasi di Filipina.

Pengembangan produk dan target di tahun 2016

Aplikasi pemberi layanan cashback Snapcart / DailySocial

Selain melebarkan sayap operasional, dana segar yang baru diperoleh juga direncanakan untuk merealisasikan beberapa pengembangan produk yang sebelumnya sudah pernah diungkap. Contohnya, mengembangkan fitur video engagements dan perangkat dashboard analytics. Fitur-fitur tersebut akan mengakomodasi brand untuk melihat perilaku konsumen secara real-time dan bantu merencanakan strategi pemasaran berikutnya.

CTO Snapcart Laith Abu Rakty mengatakan, “Tahap pertama pengembangan kami lebih difokuskan kepada pengumpulan data masal dan akuisisi pengguna, aktivasi, dan engagement. […] Dengan lebih dari seribu struk yang diterima setiap harinya, kami ingin menyempurnakan sistem otomatisasi dan melakukan upgrade aplikasi yang ada [terlebih dahulu].”

“Di Indonesia ada banyak format struk yang berbeda, bahkan dalam waralaba ritel yang sama, sehingga menjadikannya lebih sulit untuk diotomatisasi. Ini adalah tantangan yang ingin kami atasi di tahap berikutnya,” lanjut Laith.

Sementara itu Rey menyebutkan bahwa akuisisi pengguna yang ada dalam agenda akan dilakukan melalui kemitraan dengan perusahaan FMCG dan vertikal lain melalui kegiatan offline dan pemasaran online.

Menurut Rey saat ini Snapcart telah bermitra dengan lebih dari 35 brand, memperoleh lebih dari 150 ribu unduhan aplikasi, dan memiliki 85 ribu pengguna aktif bulanan. Targetnya, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun Snapcart bisa mencapai 1 juta unduhan.

Aplikasi Snapcart saat ini baru tersedia untuk platform Android dengan sistem operasi 4.0.3 ke atas. Untuk versi iOS, direncanakan segera hadir dalam waktu dekat di awal tahun 2016 ini.

Manfaatkan Teknologi Big Data Analytics, Snapcart Tak Sekedar Aplikasi Pemberi Cashback

 

Acara Peluncuran Aplikasi Snapcart / DailySocial

Hangatnya e-commerce di Indonesia banyak memberikan kemudahan dalam beraktivitas belanja secara online, dari sekedar belanja biasa hingga menemukan kampanye promo seperti cashback. Snapcart, aplikasi mobile yang memungkinkan penggunanya mendapatkan cashback dari foto struk belanjajuga tak ingin ketinggalan. Namun dengan teknologi Big Data Analytics yang dapat memberikan wawasan perilaku konsumen lebih mendalam, Snapcart dianggap mampu menjadi lebih dari sekedar aplikasi pemberi cashback.

Continue reading Manfaatkan Teknologi Big Data Analytics, Snapcart Tak Sekedar Aplikasi Pemberi Cashback

Aplikasi Pemberi Cashback Snapcart Resmi Meluncur

 

snapcart

Meningkatnya tren e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah memunculkan beragam pilihan untuk mendapatkan layanan cashback secara online di wilayah ini. Kini muncul satu lagi startup baru yang ingin memberdayakan peluang tersebut bernama Snapcart. Aplikasi lokal ini pada dasarnya membantu pengguna mereka untuk mendapatkan cashback dari aktivitas belanja yang dilakukan sehari-hari secara offline hanya dengan mengambil foto struk belanja.

Continue reading Aplikasi Pemberi Cashback Snapcart Resmi Meluncur