Tepati Janji, Rockstar Mulai Perbaiki Sederet Problem di GTA Trilogy Definitive Edition

Grand Theft Auto: The Trilogy – The Definitive Edition yang dirilis pada 11 November 2021 kemarin benar-benar dilanda segudang masalah. Saking parahnya, Rockstar sampai memutuskan untuk meminta maaf secara terbuka, dan mereka berjanji untuk memperbaiki versi remastered dari tiga game legendaris tersebut secara bertahap.

Kabar baiknya, janji tersebut sudah mulai ditepati oleh Rockstar. Mereka baru saja merilis update anyar (versi 1.03) untuk GTA Trilogy Definitive Edition yang membenahi banyak problem sekaligus; dari yang paling mengganggu seperti efek hujan yang super-jelek dan bermasalah, sampai yang sepele seperti typo pada beberapa objek yang memiliki teks di dalam game.

Versi 1.03 ini juga mengembalikan efek kabut yang tampak di kejauhan. Seperti diketahui, salah satu penyempurnaan visual yang ditawarkan versi remastered ini adalah peningkatan draw distance sehingga pemain bisa melihat lebih banyak di kejauhan. Masalahnya, hal ini justru membuat dunia di dalam ketiga game jadi terasa begitu kecil (karena bagian ujungnya bisa kelihatan dengan jelas dari kejauhan).

Tampilan kabut di kejauhan pada GTA: San Andreas pasca update versi 1.03 / Sumber: GTA Forums

Pada versi orisinalnya di PlayStation 2, efek kabut ini diterapkan demi mengakali keterbatasan performa hardware terkait draw distance, tapi di saat yang sama itu juga memberikan efek artistik yang membuat dunia di dalam game jadi terasa masif.

Salah satu keluhan terbesar lain dari para pemain GTA Trilogy Definitive Edition adalah terkait penampilan sejumlah karakter yang jadi sangat berbeda dari versi aslinya. Rockstar diam-diam rupanya mendengarkan masukan-masukan semacam itu, terbukti dari kembalinya penampilan asli seorang karakter minor di GTA: San Andreas bernama Old Reece. Saat versi remastered-nya pertama dirilis, wajah karakter tersebut tampak jauh berbeda dari yang ada di versi aslinya.

Update versi 1.03 untuk GTA Trilogy Definitive Edition juga mengembalikan penampilan karakter Old Reece sesuai versi orisinalnya / Sumber: Twitter

Tak hanya problem yang terlihat secara kasatmata, Rockstar rupanya juga memperbaiki isu-isu lain yang mungkin tidak begitu mengganggu buat para pemain yang baru pertama kali menikmati trilogi GTA ini, seperti misalnya perkara sound effect saat mengakses menu.

Saat pertama diluncurkan, ketiga game dari GTA Trilogy Definitive Edition menggunakan sound effect yang sama yang diambil dari GTA: San Andreas. Berkat update baru ini, tiap game kini telah dilengkapi sound effect-nya masing-masing seperti versi orisinalnya. Sepele, tapi krusial bagi mereka yang sempat menikmati versi aslinya dua dekade silam.

PR yang harus dikerjakan Rockstar memang masih banyak, dan kondisi GTA Trilogy Definitive Edition pasca update versi 1.03 pun masih jauh dari apa yang diharapkan banyak penggemarnya. Kendati demikian, ini tetap merupakan awal yang baik sekaligus menunjukkan komitmen Rockstar dalam menepati janjinya.

Saya sendiri masih akan terus menunggu sampai game-nya benar-benar dalam kondisi ‘sehat’ sebelum membelinya, sama halnya seperti saya menunggu expansion pack Cyberpunk 2077 sebelum memainkannya kembali. Kalau ingin tahu daftar lengkap problem yang diperbaiki di versi 1.03 ini, silakan langsung berkunjung ke laman support Rockstar.

Sumber: Game Informer dan IGN.

Riset Mengatakan Red Dead Redemption 2 Membantu Pengenalan Satwa Liar

Kompleksitas dunia open-world yang ditawarkan game-game buatan Rockstar memang tidak perlu diragukan. Terlebih Rockstar selalu meningkatkan standar dengan dunia yang lebih imersif.

Salah satu contohnya adalah Red Dead Redemption 2 yang kini sudah berumur 3 tahun. Namun dunia liar Amerika yang mereka hadirkan masih mampu membuat takjub banyak orang. Bahkan, sebuah riset terbaru menyebutkan bahwa RDR 2 ini dapat digunakan untuk memelajari hewan liar yang ada di dalam game-nya.

Riset ini dilakukan oleh seorang guru Biologi asal Inggris yang juga seorang gamer. Risetnya dilakukan kepada sebanyak 586 partisipan yang mengambil lokasi di 55 negara. Sekitar 444 orang telah memainkan Red Dead Redemption 2. Rata-rata respondennya berumur 18 hingga 34 tahun.

image credit: Rockstar

Dikutip dari postingannya di forum Reddit, sang guru yang menggunakan nama SaiRookwood tersebut menjelaskan bahwa tujuan dari risetnya ini adalah untuk mencari tahu apakah lingkungan virtual detail yang dimiliki oleh Red Dead Redemption 2 dapat membuat gamer belajar mengidentifikasi beberapa spesies yang ada di dalam simulasi ekosistem game-nya tanpa disadari.

Dalam surveynya, para responden diminta untuk mengidentifikasi 15 hewan dari foto aslinya. Hewan-hewan tersebut semuanya ada di dalam RDR 2. Dan para responden diminta untuk memilih nama hewan tersebut yang benar dari pilihan ganda.

Hasilnya pun cukup mengejutkan, karena rata-rata para responden yang memainkan RDR 2 mampu menebak dengan benar 10 dari 15 binatang. Lebih lanjut, para gamer yang baru saja memainkan game RDR 2 dikatakan mampu memperoleh nilai lebih tinggi.

image credit: imgur

Sedangkan responden dengan nilai terbaik adalah mereka yang memilih peran sebagai ‘Naturalis’ di dalam Red Dead Online. Hal itu dikarenakan peran tersebut meminta para pemain untuk memelajari satwa yang ada di dunia Red Dead tanpa membunuhnya.

SaiRookwood berkesimpulan bahwa imersi dan ‘gamification‘ dalam pembelajaran akan lebih efektif. Karena aksi yang mereka lakukan dalam proses pembelajaran tersebut lebih bermakna ketimbang hanya harus mengingat-ingatnya lewat gambar, buku, atau video.

Meskipun begitu, SaiRookwood tetap tidak menyarankan untuk para gamer yang masih berumur di bawah 18 tahun untuk memainkan Red Dead Redemption 2. Karena memang banyak adegan-adegan dalam game-nya yang terlalu sadis dan kurang sesuai untuk anak-anak di bawah umur.

Take-Two Akan Rilis 62 Game Hingga 2024 Mendatang

Take-Two Interactive, yang merupakan induk perusahaan banyak pengembang game besar seperti Rockstar dan 2K, baru saja mengadakan rapat tutup tahun fiskal 2021 nya. Dalam rapat tersebut terungkap beberapa informasi, termasuk bagaimana rencana Take-Two untuk game-game mereka ke depannya.

Pertama, dalam laporannya yang diunggah ke BusinessWire, Take-Two berhasil memperoleh keuntungan sebesar US$3,37 miliar pada tahun ini. Dengan game-game yang mendatangkan keuntungan paling besar adalah Grand Theft Auto Online, diikuti dengan NBA 2K dan juga Red Dead Redemption 2 – Red Dead Online.

Take-Two juga mengumumkan bahwa mereka telah memiliki rencana untuk merilis banyak game hingga 4 tahun ke depan. Tidak tanggung-tanggung untuk setahun ke depan saja Take-Two berencana untuk merilis total 21 game yang terbagi ke beberapa kategori seperti immersive core, independent, mobile, dan juga new iterations of previously released title.

Rencana Take-Two Interactive 3 tahun ke depan (image credit: wccftech)

Sedangkan untuk tahun 2023-2024 Take-Two berencana untuk menggandakan jumlah produksi game-nya hingga 2 kali lipat, yaitu sebanyak 41 game. Dengan penambahan paling tinggi ada di game immersive core mereka dan juga tambahan game mid-core.

Sehingga Take-Two nantinya akan memproduksi total 62 game hingga Maret 2024 mendatang. Hal ini tentunya membuat para fans di seluruh dunia mulai menebak-nebak game apa saja yang akan dirilis oleh Take-Two selama 3 tahun ke depan. Dan yang terpenting, kapan Take-Two akan menyuruh Rockstar untuk merilis game selanjutnya dari Grand Theft Auto.

Sayangnya, dari beberapa tebakan dan hipotesa, game GTA selanjutnya kemungkinan besar akan muncul pada tahun fiskal 2023/2024. Karena untuk tahun ini Take-Two hanya akan memproduksi 4 game immersive core yang kemungkinan besar 2 slot-nya telah diisi oleh WWE 2K22 dan NBA 2K22.

GTA Online (image credit: Rockstar Games)

Sedangkan 2 game lainnya kemungkinan besar adalah game strategi baru dari pengembang Firaxis (Civilization series dan Xcom series), dan juga game misterius baru dari pengembang Ghost Story Games (Bioshock series).

Apalagi Rockstar sudah mengumumkan bahwa mereka akan mengisi tahun ini dengan peluncuran ekspansi khusus GTA V/GTA Online untuk konsol next-gen yang disebut ‘Expanded & Enhanced’ pada bulan November mendatang. Sehingga semakin kecil kemungkinan bahwa Rockstar juga akan mengumumkan GTA selanjutnya tahun ini.

Take-Two sendiri memberikan catatan bahwa laporan perencanaan yang mereka kemukakan tersebut hanya untuk memberikan gambaran game apa saja yang tengah mereka saat ini. Take-Two juga dengan terbuka mengatakan bahwa masih ada kemungkinan game-game yang direncanakan tersebut ditunda.

Setelah Sekian Lama, Waktu Loading GTA Online Akhirnya Bakal Dipersingkat

Di akun Steam saya, tercatat saya telah menghabiskan sekitar 275 jam bermain Grand Theft Auto V sejak tahun 2015. 99% dari total waktu bermain itu saya habiskan untuk mode single player-nya, sebab saya hanya sempat memainkan mode multiplayer-nya, GTA Online, selama sekitar tiga jam sebelum akhirnya kapok dan tidak pernah menyentuhnya lagi.

Salah satu alasan yang membuat saya kapok adalah waktu loading yang luar biasa lama di GTA Online. Sudah lama, sering pula. Awalnya saya mengira ini perkara spesifikasi PC atau koneksi internet, tapi nyatanya pemain-pemain lain yang punya PC dengan spesifikasi yang lebih tinggi sekaligus koneksi internet yang lebih cepat dari saya pun juga tidak luput dari problem ini.

Usut punya usut, yang salah ternyata adalah game-nya itu sendiri. Belum lama ini, seorang pemain GTA Online yang juga coder bernama t0st menemukan cara untuk mengatasi problem tersebut. Lewat sebuah blog post yang sangat teknis dan mendetail, ia menjabarkan akar permasalahannya. Ia menemukan bahwa GTA Online hanya menggunakan CPU saja ketika loading berlangsung, dan lebih parahnya lagi, cuma satu thread saja yang diperkerjakan.

Sudah menunggu lama tapi ujung-ujungnya error adalah pemandangan biasa di GTA Online / Reddit
Sudah menunggu lama tapi ujung-ujungnya error adalah pemandangan biasa di GTA Online / Reddit

Selain menemukan penyebabnya, t0st rupanya juga berhasil menciptakan solusi sederhana yang sangat efektif. Dengan hanya menambahkan sejumlah kode yang menggantikan kode-kode asli di dalam game, ia berhasil memangkas waktu loading GTA Online hingga nyaris 70%. Saking sederhananya solusi yang diperlukan, t0st mengklaim seorang programmer Rockstar semestinya tidak butuh lebih dari satu hari untuk membenahinya.

Kabar baiknya, Rockstar cukup cepat merespon. Kepada PC Gamer, Rockstar mengonfirmasi bahwa apa yang t0st temukan itu akurat, dan mereka sedang menyiapkan bug fix yang akan dirilis bersamaan dengan update selanjutnya. Kapan update tersebut bakal tersedia masih tanda tanya, tapi semestinya Rockstar tidak akan menunda-nunda terlalu lama untuk perbaikan yang sangat vital semacam ini.

Buat t0st, riset yang bermula dari rasa penasaran ini pada akhirnya membuahkan berkah yang tidak terduga. Sebagai ucapan terima kasih, Rockstar menghadiahinya dengan uang sebesar $10.000 melalui program Bug Bounty. Program ini umumnya hanya melibatkan temuan-temuan seputar masalah keamanan atau privasi, tapi dalam kasus ini Rockstar memutuskan bahwa t0st berhak menjadi pengecualian.

Kalau update-nya sudah tersedia, mungkin itu bisa jadi alasan kuat bagi saya untuk menjajal kembali GTA Online.

Sumber: PC Gamer.

Rockstar Games dan GTA: Sejarah Singkat dan Keunikannya

Setiap developer game biasanya memiliki keahlian masing-masing. Misalnya, Riot Games sukses dengan League of Legends, sebuah MOBA. Karena itu, untuk membuat Ruined King, yang bergenre RPG, mereka menggandeng developer lain. Sebaliknya, Obsidian dikenal berkat game-game single-player mereka, seperti The Outer World dan Pillars of Eternity. Menariknya, Rockstar Games berhasil membuat game single-player dan multiplayer yang populer dengan Grand Theft Auto V .

 

Sejarah Rockstar Games

Rockstar Games didirikan pada Desember 1998 sebagai bagian dari Take-Two Interactive. Untuk mendirikan Rockstar, Take-Two menggunakan aset dari BMG Interactive, yang mereka akuisisi pada Maret 1998. Melalui akuisisi ini, Take-two mendapatkan dua intellectual property dari BMG, yaitu Grand Theft Auto dan Space Station Silicon Valley.

Setelah akuisisi BMG oleh Take-Two, tiga eksekutif BMG pindah ke New York untuk bekerja di bawah Take-Two. Ketiga orang itu adalah Jamie King dan bersaudara Houser: Sam dan Dan. Terry Donnovan, yang sempat bekerja di bawah perusahaan label rekaman BMG Entertainment, juga mengikuti jejak ketiganya. Keempat pria ini dianggap sebagai co-founders dari Rockstar.

DMA Design merupakan developer dari GTA pertama.
DMA Design merupakan developer dari GTA pertama.| Sumber: YouTube

Selain BMG Interactive, Take-Two juga membeli DMA Design, developer dari Grand Theft Auto, pada September 1999. DMA Design didirikan pada 1987 oleh David Jones. Pada awal berdirinya, DMA mendapatkan dukungan dari publisher Psygnosis. Ketika itu, fokus DMA adalah membuat game untuk tiga PC, yaitu Amiga, Commodore 64, dan Atari ST.

DMA Design berhasil membuat sejumlah game populer, seperti Menace dan Blood Money. Pada 1991, mereka meluncurkan Lemmings, game puzzle-platformer yang menjadi hit di pasar internasional. Menurut laporan Opium Pulses, Lemmings terjual sebanyak 15 juta unit. Tak hanya itu, dalam periode 1991-2000, Lemmings mendapatkan 5 sekuel dan 2 expansion. Kesuksesan DMA dengan Lemmings memungkinkan mereka untuk membuat game yang lebih ambisius. Salah satunya adalah Grand Theft Auto.

Grand Theft Auto pertama diluncurkan pada Oktober 1997. Tak lama setelah itu, DMA Design dibeli oleh Gremlin Interactive seharga GBP4,2 juta. Di bawah Gremlin, DMA merilis beberapa game baru, seperti Body Harvest, Space Station Silicon Valley, Tanktics, dan Wild Metal Country. Namun, Gremlin kemudian diakuisisi oleh Infogrames seharga GBP24 juta dan aset dari DMA Design dijual ke Take-Two Interactive.

Pada 1999, Take-Two mengakuisisi DMA Design. Ketika itu, mereka tengah mengembangkan GTA3D dan Grand Theft Auto: Crime World. Meski pengembangan Crime World akhirnya tidak dilanjutkan, DMA tetap membuat GTA3D, yang namanya kemudian diubah menjadi Grand Theft Auto III. Pada Oktober 2001, GTA III diluncurkan untuk PlayStation 2. Beberapa bulan setelah itu, pada Maret 2002, DMA Design diintegrasi dengan Rockstar Games. Nama studio itu pun diubah menjadi Rockstar North per Mei 2002.

 

Sekilas tentang GTA

Setelah beroperasi selama lebih dari dua dekade, Rockstar Games memiliki beberapa franchise populer, seperti Red Dead, Max Payne, dan Manhunt. Namun, tak bisa dipungkiri, Grand Theft Auto adalah franchise mereka yang paling populer.

Grand Theft Auto pertama mulai dikembangkan pada April 1995. Ketika itu, game tersebut memiliki judul Race’n’Chase. Memang, pada awalnya, GTA dibuat dengan konsep game racing multiplayer yang memungkinkan pemainnya untuk saling menabrakkan mobil mereka dengan satu sama lain. Namun, konsep dari game itu lalu berubah menjadi action adventure.

Konsep awal GTA adalah multiplayer racing. | Sumber: GameSpot
Konsep awal GTA adalah multiplayer racing. | Sumber: GameSpot

David Jones, pendiri DMA Design yang juga merupakan Producer dari GTA, mengungkap, Pac-Man merupakan salah satu game yang menginspirasi GTA. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana Pac-Man bisa menjadi inspirasi untuk GTA? Dalam Pac-Man, Anda harus memakan semua titik yang ada dan menghindari para Ghosts. Sementara di GTA, Anda bisa menabrak pejalan kaki dengan mobil, walau hal itu berarti Anda harus siap dikejar polisi.

Selain Pac-Man, game lain yang menginspirasi GTA adalah Elite, ungkap Gary Penn, yang ketika itu menjabat sebagai Creative Director dari DMA. Elite, yang diluncurkan pada 1984, merupakan game tentang space trading dan combat simulation. Pada masanya, game ini dianggap sebagai game revolusioner karena menggunakan grafik 3D dan sistem open-world.

Pengembangan Grand Theft Auto sendiri tidak berjalan mulus. Berulang kali, game tersebut hendak dibatalkan. Namun, para developer di DMA bersikukuh untuk menyelesaikan game itu.

 

Kontroversi Terkait GTA

Grand Theft Auto memang merupakan franchise terpopuler milik Rockstar Games. Sejauh ini, terdapat tujuh game GTA, empat game spin-off, dan empat expansion. Grand Theft Auto V, yang diluncurkan pada 2013, telah terjual sebanyak 135 juta unit. Dengan begitu, GTA V menjadi game dengan angka penjualan terbesar kedua di dunia. Dengan penghasilan total mencapai US$60 miliar, GTA V juga menjadi salah satu game paling menguntungkan.

Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri bahwa game-game GTA juga menuai kritik dan kontroversi. Kekerasan eksplisit merupakan salah satu alasan mengapa Grand Theft Auto mendapatkan kritik. Misalnya, pada GTA III, para pemain bisa menyewa Pekerja Seks Komersil (PSK) dan membunuhnya sehingga dia tidak perlu membayar. Alasan lain mengapa GTA sering mendapatkan protes adalah keberadaan konten seksual. Minigame Hot Coffee dalam GTA: San Andreas menjadi salah satu kontroversi terbesar yang melibatkan GTA. Pasalnya, minigame itu menampilkan adegan seks antara sang tokoh utama dengan kekasihnya.

GTA: San Andreas
GTA: San Andreas

Rockstar sebenarnya telah menonaktifkan minigame itu sebelum mereka merilis San Andreas. Namun, seperti yang disebutkan oleh Screen Rant, hal ini tidak menghentikan para modders untuk mengaktifkan kode dari Hot Coffee agar mereka bisa mengakses konten minigame tersebut. Pada akhirnya, Rockstar memutuskan untuk menghapus kode dari Hot Coffee dari San Andreas sehingga konten itu tak lagi bisa diakses.

Selain kekerasan dan konten seksual, Rockstar juga mendapatkan protes karena tak segan memasukkan konten sensitif terkait politik, khususnya bagi warga Amerika Serikat. Contohnya, dalam GTA: Vice City, terdapat dialog yang menyerukan dukungan untuk membunuh imigran asal Haiti. Hal ini mendapatkan protes dari komunitas Haiti-Amerika.

 

Single-Player vs Multiplayer

Pada 2013, salah satu topik hangat yang dibicarakan di industri game adalah apakah game single-player masih diminati di tengah maraknya game-game online. Menariknya, ketika itu, Rockstar meluncurkan Grand Theft Auto V, yang fokus pada elemen single-player, dan juga GTA Online, yang masih menjadi bagian dari GTA V dan merupakan game multiplayer. Ketika itu, pada Polygon, Dan Houser, salah satu pendiri Rockstar, mengaku bahwa dia percaya, game single-player masih diminati banyak orang.

“Saya rasa, game multiplayer yang dieksekusi dengan baik memang menarik minat banyak orang, tapi audiens dari game multiplayer tidak akan sebanyak game single-player,” kata Houser, seperti dikutip dari Polygon. “Game multiplayer belum dapat melakukan hal itu sekarang.” Houser mengungkap, kebanyakan game online, seperti Call of Duty, tetap punya elemen single-player, walau tentu saja, tetap ada beberapa game online yang menjadi pengecualian, seperti World of Warcraft.

“Bahkan pemain Call of Duty sekalipun tidak selalu bermain mode multiplayer,” ujar Houser. “Masih ada banyak gamer yang suka memainkan game adventure single-player. Dan saya rasa, game-game seperti itulah yang kami buat. Game-game action adventure kami punya mekanisme dan komponen petualangan yang kuat. Memang, game kami bukan RPG. Namun, perbedaan antara game action adventure buatan kami dengan RPG semakin tipis.”

Lebih lanjut, dia berkata, “Saya rasa, game single-player tetap punya masalah sendiri. Namun, game adventure single-player tetap bisa menjual jika ia memang berkualitas. Sama seperti game multiplayer yang bisa menjadi populer jika ia memang menarik.”

Rockstar Bakal Jejalkan Lebih Banyak Elemen Single-Player ke GTA Online

Berbeda dari Grand Theft Auto IV yang punya dua expansion pack memukau, Grand Theft Auto V sama sekali tidak dibekali konten single-player ekstra. Sebagai gantinya, Rockstar justru memilih untuk berfokus mengembangkan konten demi konten buat GTA Online, yang sampai kini pun terbukti masih menjadi mesin uang bagi mereka.

Menariknya, fokus terhadap GTA Online itu bukan berarti Rockstar sudah benar-benar mengesampingkan pengalaman bermain single-player. Dalam update terbarunya, Cayo Perico Heist, para pemain GTA Online tak hanya bisa mengeksplorasi satu pulau baru bersama rekan-rekan satu gengnya saja, tapi juga menjalani misi perampokan (heist) sendirian jika memang diperlukan.

Ini merupakan pertama kalinya misi heist dapat dijalani seorang diri di GTA Online, sebab sebelumnya para pemain perlu terlebih dulu mengatur kru yang terdiri dari pemain-pemain lain. Buat yang masih rutin bermain GTA Online di saat teman-temannya sudah sibuk dengan Valorant atau Phasmophobia, ini jelas merupakan kabar yang menggembirakan.

Lebih istimewa lagi, arahan baru ini juga bakal terus dipertahankan oleh Rockstar. Berbicara kepada GQ Magazine, perwakilan Rockstar menyampaikan bahwa mereka sebenarnya sudah merencanakan soal ini sejak lama berdasarkan permintaan dari komunitas, dan mereka berniat untuk terus memberikan opsi bermain GTA Online secara solo ataupun co-op ke depannya.

Menurut Rockstar, masing-masing metode (solo atau co-op) punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kalau memutuskan untuk bermain sendiri, berarti total uang yang didapat dari misi sepenuhnya masuk ke kantong sang pemain, plus sejumlah aksi stealth juga bakal lebih mudah dilangsungkan. Kalau mengajak kru, reward misinya memang harus dibagi, akan tetapi di saat yang sama para pemain juga dapat mengejar objektif ekstra dan memperoleh bonus uang.

Singkat cerita, Rockstar ke depannya bakal menjejalkan lebih banyak lagi elemen single-player ke dalam GTA Online. Apakah ini berarti tidak akan ada GTA VI di masa yang akan datang? Semoga saja tidak, dan kalau melihat kiprah Rockstar selama ini, mereka tidak pernah bosan memberikan kejutan dari waktu ke waktu.

Sumber: PC Gamer.

Red Dead Online Segera Hadir Sebagai Game Standalone di Console dan PC

Di akun Steam saya, tercatat saya sudah menghabiskan sekitar 155 jam dalam Red Dead Redemption 2. Lucunya, tidak ada satu detik pun dari waktu tersebut yang saya tuangkan ke Red Dead Online.

Bisa disimpulkan bahwa saya adalah manusia kuper yang lebih mementingkan pengalaman single-player ketimbang multiplayer. Namun di luar sana saya yakin ada cukup banyak orang yang berbanding terbalik dengan saya; mereka yang sama sekali tidak peduli dengan single-player campaign Red Dead Redemption 2 dan lebih memilih menghabiskan waktunya di Red Dead Online.

Saya bisa memahaminya, dan Rockstar apa lagi. Sebagai bukti, mereka baru saja mengumumkan bahwa per 1 Desember 2020, Red Dead Online bakal ditawarkan sebagai game standalone yang dapat dibeli secara terpisah dari Red Dead Redemption 2. Ya, jadi seandainya Anda hanya ingin bertualang di dataran Amerika abad 19 tanpa peduli akan kisah sang protagonis Arthur Morgan, Anda bisa menghemat uang dengan membeli Red Dead Online saja.

Red Dead Online ini nantinya bisa dibeli lewat Steam, Epic Games Store, Rockstar Games Launcher, Microsoft Store, dan PlayStation Store dengan harga $20 (sebelum penyesuaian). Namun khusus untuk yang membelinya sebelum 15 Februari 2021, Rockstar memberikan diskon besar sehingga Anda cuma perlu membayar $5 saja.

Red Dead Online

Perlu dicatat, pengguna PS4 dan Xbox One perlu berlangganan PlayStation Plus atau Xbox Live Gold untuk bisa bermain Red Dead Online. Buat yang punya rencana untuk memainkannya di PS5 atau Xbox Series X, Anda bisa tenang mengetahui bahwa Red Dead Online dipastikan backwards compatible.

Catatan lainnya, pastikan perangkat Anda punya ruang penyimpanan kosong minimal sebesar 123 GB. Apabila ke depannya Anda tiba-tiba tertarik untuk memainkan single-player campaign Red Dead Redemption 2, Anda hanya tinggal membeli aksesnya secara terpisah, tapi tidak ada yang perlu diunduh lagi.

Kedatangan Red Dead Online sebagai game standalone ini sejatinya sudah bisa diprediksi sejak beberapa bulan lalu, tepatnya sejak Rockstar mengumumkan bahwa mereka bakal merilis versi standalone GTA Online pada babak kedua 2021. Pamor Red Dead Online memang tidak sebesar GTA Online, jadi wajar apabila akhirnya ia hadir lebih dulu, lengkap dengan potongan harga yang menggiurkan dalam periode yang cukup lama.

Sumber: Rockstar.

Red Dead Redemption 2 Siap Meluncur ke Steam pada 5 Desember

Peluncuran Red Dead Redemption 2 versi PC pada 5 November kemarin diwarnai oleh sejumlah kejutan. Yang paling utama adalah absennya Steam sebagai salah satu platform distribusi digital yang menawarkannya. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti alasan Rockstar menunda perilisan RDR2 via Steam, tapi setidaknya mereka menepati janji bahwa RDR2 akan menyusul ke platform besutan Valve itu di bulan Desember.

Lebih tepatnya 5 Desember mendatang, berdasarkan pengumuman singkat Rockstar via Twitter. Harganya belum tercantum pada halaman Steam-nya, tapi kemungkinan besar konsumen tetap harus membayar penuh. Satu hal yang perlu dicatat, RDR2 versi PC memanfaatkan Rockstar Games Launcher meski Anda membelinya dari Epic Games Store maupun Humble Store, dan kemungkinan besar kasusnya akan sama persis di Steam.

Memang terkesan cukup ribet, tapi tren inilah yang harus diterima para gamer PC dengan hati besar. Rockstar bukan developer pertama yang mewajibkan pemain meng-install launcher-nya meski mereka membeli game-nya melalui Steam. Developer lain seperti Ubisoft atau Bethesda pun juga berperilaku sama.

Namun seandainya ada yang bertanya mengapa harus menunggu RDR2 muncul di Steam, saya mungkin akan menjawab karena kebijakan penyesuaian harga per region yang sudah diterapkan Steam sejak lama. Lebih lanjut, platform lain yang masih seumur jagung macam Epic Games Store juga terkendala soal metode pembayaran yang masih minim opsi.

Hal lain yang perlu disorot adalah, peluncuran RDR2 di Steam tidak akan menutupi fakta bahwa game ini masih dinodai sejumlah problem, terutama dari segi performa. Terlepas dari itu, gamer PC sudah menanti kehadirannya selama setahun lebih, dan saya yakin lambat laun kita bakal memakluminya selagi Rockstar terus membenahinya.

Sumber: Polygon.

Rockstar Beberkan Detail Mengenai Red Dead Redemption 2 Versi PC Beserta Spesifikasi yang Dibutuhkan

Seperti yang sudah dijanjikan, Rockstar akhirnya membeberkan detail lebih lengkap mengenai Red Dead Redemption 2 versi PC. Penantian panjang para gamer PC semestinya dapat terbayarkan berkat penyempurnaan dari segi teknis yang ditawarkan.

Satu pembeda utama antara RDR2 versi PC dan console-nya adalah seputar grafis. Lighting di versi PC-nya bakal lebih menawan berkat kualitas ambient occlusion dan global illumination yang lebih baik, demikian pula kualitas refleksi di atas air, cermin maupun permukaan yang mengilap, serta resolusi bayangan yang lebih tajam.

Kualitas tekstur pun juga bakal ikut meningkat pada versi PC-nya, spesifiknya tekstur pepohonan, rerumputan maupun bulu-bulu pada binatang. Draw distance alias jarak pandang yang lebih jauh juga menjadi keunggulan versi PC-nya, yang berarti objek yang berada jauh dari karakter akan tetap kelihatan tanpa harus didekati terlebih dulu. Semuanya demi menyajikan kesan yang lebih realistis.

RDR2 versi PC juga akan menghadirkan mode HDR bagi mereka yang memiliki perangkat yang mendukung. Deretan screenshot yang diambil dari versi PC-nya bisa Anda lihat di bawah ini, sedangkan trailer resmi dalam resolusi 4K 60 fps kabarnya akan segera menyusul.

Semua ini tentunya membutuhkan PC berspesifikasi tinggi, tidak lupa juga ruang kosong di hard disk sebesar 150 GB. Rockstar sendiri merincikan spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk RDR2 sebagai berikut:

Minimum

  • OS: Windows 7 – Service Pack 1
  • Prosesor: Intel Core i5-2500K / AMD FX-6300
  • RAM: 8 GB
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 770 2 GB / AMD Radeon R9 280 3 GB

Recommended

  • OS: Windows 10 – April 2018 Update
  • Prosesor: Intel Core i7-4770K / AMD Ryzen 5 1500X
  • RAM: 12 GB
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 1060 6 GB / AMD Radeon RX 480 4 GB

Jujur saya pribadi cukup sedih melihat prosesor yang saya gunakan, i5-2500K, tercantum sebagai spesifikasi minimum. Terakhir saya meng-upgrade PC adalah saat GTA V versi PC dirilis (2015), mungkin sekarang sudah waktunya saya melakukan upgrade lagi demi menyambut mahakarya terbaru Rockstar ini.

Sumber: Rockstar.

4 Hal yang Bisa Disajikan Lebih Baik Oleh Versi PC Red Dead Redemption 2

Red Dead Redemption 2 adalah salah satu game terbesar yang pernah dibuat manusia dalam waktu satu dekade. Di balik kisahnya begitu memesona (dan tragis), tersimpan detail dan skala yang sulit ditandingi permainan lain. RDR2 merupakan kombinasi unik antara game action-adventure, role-playing dengan simulasi kehidupan koboi di akhir masa kejayaan mereka.

RDR2 dilepas di console pada bulan Oktober tahun lalu. Dan setelah rentetan rumor, bocoran, spekulasi dan penyangkalan dari developer, Rockstar Games akhirnya mengumumkan eksistensi versi PC dari permainan berlatar belakang Wild West itu. Seperti kebiasaan mereka, Rockstar tidak mengungkap terlalu banyak informasi. Mereka hanya mengabarkan bahwa edisi Windows akan meluncur di tanggal 5 November 2019 dan Anda sudah dipersilakan untuk melakukan pre-order via Rockstar Games Launcher.

RDR2 PC 2

Rockstar juga telah menggandeng sejumlah mitra, baik platform distribusi digital maupun gerai offline untuk memudahkan kita melakukan pembelian atau pemesanan, di antaranya adalah Epic Store, Humble Store, GameStop dan Greenman Gaming. Sang publisher mempersilakan kita pula untuk menikmati Red Dead Redemption 2 lewat layanan Google Stadia. Dan yang menurut saya paling unik ialah, game baru tersedia di Steam pada bulan Desember nanti.

Selain itu, Rockstar sempat membahas sedikit soal upgrade teknis dan grafis yang mereka terapkan di versi PC RDR2. Permainan juga menyimpan fitur/mode baru semisal Bounty Hunting Missions, Gang Hideouts, Weapons dan lain-lain. Mode multiplayer Red Dead Online juga bisa segera diakses, plus segala update yang Rockstar pernah berikan ke versi console-nya.

RDR2 PC 3

Ketersediaan Red Dead Redemption 2 edisi PC membuka banyak peluang bagi Rockstar untuk membuat pengalaman bermain jadi lebih baik. Meski RDR2 boleh dibilang sebagai ‘keajaiban teknis’, game tidak benar-benar bebas dari masalah. Ada empat aspek yang pada dasarnya bisa dipoles dan disempurnakan oleh RDR2 PC. Ini dia:

 

Grafis

Grafis memang bukan segalanya, tapi hingga hari ini banyak developer terus berlomba-lomba untuk menghidangkan permainan dengan visual terindah dan Red Dead Redemption 2 adalah salah satu judul yang paling memanjakan mata. Di PS4 Pro, resolusi permainan di-upscale ke 4K. Efek visual dan atmosfer juga jadi kian kentara ketika fitur HDR diaktifkan: saat berkemah, malam tampak begitu gelap namun pepohonan tetap terlihat detail, daerah rawa memberikan kesan lembap dan panas, lalu area tengah kota yang sibuk dipenuhi asap serta debu.

RDR2 PC 4

Walaupun semua itu terlihat fantastis, versi PlayStation 4 DRD2 punya satu kelemahan besar: hardware console yang mulai menua hanya bisa menangani game di 30-frame per detik. Bagi gamer PC veteran, 30FPS masih berada di bawah standar ideal. Efeknya, tiap gerakan karakter ataupun kamera terasa kurang mulus dan responsif. Di PC, ada peluang besar permainan dapat disajikan tingkat frame rate lebih tinggi.

Di luar frame rate, versi PC diharapkan pula memberikan keleluasaan kustomisasi grafis, sehingga Red Dead Redemption 2 dapat berjalan lancar di berbagai konfigurasi hardware komputer. Berdasarkan bocoran video di bulan Desember 2018 silam, pemain diperkenankan untuk mengutak atik tingkat resolusi, kualitas tekstur, shader, bayangan, jarak pandang, serta mengaktifkan fitur-fitur semisal FXAA dan VSync.

RDR2 PC 5

 

Input kendali

Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan di RDR2 dan konsekuensinya ialah sistem kendali menjadi cukup kompleks. Untuk mengendarai kuda saja, Anda harus mahir dalam menyeimbangkan kecepatan dan stamina. Semuanya jadi tambah rumit ketika Anda perlu melakukan aksi lain, contohnya melempar tali laso buat menangkap musuh atau mengeluarkan tembakan peringatan.

RDR2 PC 6

Rockstar sudah berupaya menyederhanakan kontrol agar semuanya bisa dilakukan lewat controller (DualShock 4 maupun gamepad Xbox) dengan input yang boleh dikatakan terbatas. Kendala utama bagi saya adalah ada banyak kombinasi tombol yang mesti dihafal dan peluang keliru menekan jadi besar ketika kita menghadapi situasi kritis: mengejar pencopet, duel pistol, atau sedang baku hantam. Beberapa kali saya tak sengaja melayangkan tinju padahal hanya berniat untuk memberikan ancaman verbal.

Seperti Grand Theft Auto V, RDR2 PC sudah pasti bisa dimainkan dengan gamepad. Namun dengan dukungan periferal keyboard dan mouse, pemain ditawarkan alternatif sistem kendali yang lebih akurat, intuitif serta tentu saja dapat bebas dikustomisasi.

RDR2 PC 7

 

Mod dan update konten ‘cuma-cuma’

Dalam wawancara bersama VG24/7 bulan lalu, Katie Pica selaku lead online production mengabarkan bahwa Rockstar tengah mencurahkan seluruh perhatian mereka pada Red Dead Online, Efek sampingnya ialah, Red Dead Redemption 2 kemungkinan tidak akan memperoleh update konten single-player dalam waktu dekat – sebuah kejadian yang turut menimpa GTA5.

RDR2 PC 8

Kondisi ini sebetulnya bisa dimaklumi mengingat porsi online dari game open-world itu merupakan penghasil pemasukan terbesar bagi Rockstar Games, bahkan bertahun-tahun setelah permainan tersedia. Gamer RDR2 console yang tak berminat dengan multiplayer boleh jadi jengkel mendengar kabar tersebut, apalagi Red Dead Redemption pertama sempat mendapatkan DLC single-player super-keren bertema zombie, Undead Nightmare.

Meski demikian, keadaan akan berbeda di PC karena di platform ini kita bisa mudah memperoleh mod. Rockstar tidak pernah memberikan dukungan mod resmi untuk Grand Theft Auto V, tapi saat ini sudah ada ratusan modifikasi berkualitas yang dapat dinikmati secara gratis, termasuk mod yang memperkenankan Anda bermain jadi Spider-Man. Saya cukup yakin RDR2 PC akan mendapatkan beragam mod unik.

RDR2 PC 9

 

Mode multiplayer

Satu hal yang jadi penghalang utama bagi saya untuk menikmati Red Dead Online secara konsisten adalah kewajiban berlangganan PlayStation Plus. Ada beberapa waktu tertentu ketika saya sama sekali tidak sempat bermain game, dan kondisi tersebut membuat berpikir dua kali untuk membeli voucher PS Plus: bagaimana jika saat mengaktifkannya, ada kejadian tak terduga yang mencegah saya ber-gaming selama berminggu-minggu (bagi saya, ini ialah sebuah skenario mengerikan)?

RDR2 PC 10

Kabar gembiranya, gamer PC tidak pernah dibebani biaya tambahan buat mengakses multiplayer. Selama sambungan internet tersedia, Anda dapat bermain bersama gamer lain di mana pun mereka berada. Bagi saya, kondisi tersebut sangat melegakan, memperkenankan saya untuk ber-multiplayer kapan pun ketika menginginkannya tanpa merasa terikat.

Walaupun begitu, ada satu aspek di multiplayer yang perlu diperhatikan Rockstar: para cheater yang menodai sesi Grand Theft Auto Online. Sayang sekali, developer terlihat setengah hati dalam mengambil langkah tegas demi memberantas mereka. Tanpa perhatian dan penanganan khusus dari pihak Rockstar, problem ini akan terulang lagi di Red Dead Online PC.

RDR2 PC 11