EyeSight Technologies Kembangkan Sistem Kontrol Gesture untuk Gear VR dan Google Cardboard

Tidak seperti Oculus Rift dan HTC Vive, VR headset berbasis smartphone macam Samsung Gear VR dan Google Cardboard sejauh ini masih belum mendukung navigasi gesture. Buat pengguna Gear VR, navigasi bisa dilakukan via touchpad yang berada di sisi kanan headset, sedangkan pengguna Cardboard malah hanya terbatas pada satu tombol saja.

Bukankah akan jauh lebih menarik kalau kita bisa menavigasikan VR headset tanpa perlu menyentuh apa-apa? Tentu saja, tapi bagaimana caranya? Well, itulah misi yang tengah dituju oleh EyeSight Technologies. Mereka tengah mengembangkan sistem kontrol gesture untuk VR headset berbasis smartphone.

Berkat sistem ini, pengguna pada dasarnya hanya perlu menggerakkan tangan atau jari-jarinya di udara untuk menavigasi. Sistem rancangan EyeSight memanfaatkan kamera belakang smartphone untuk mendeteksi pergerakan tangan dan jari, sehingga tanpa perlu menyentuh apa-apa, input kontrol pun bisa terlaksana.

Menurut EyeSight, sistem ini kompatibel dengan Gear VR maupun Cardboard. Namun tentu saja kamera milik smartphone tidak boleh terblokir aksesnya, dan pengguna Cardboard yang tidak memiliki strap untuk kepala sepertinya bakal sedikit kesulitan.

Sayangnya hingga kini masih belum ada kepastian kapan EyeSight akan meluncurkan sistem kontrol gesture ini ke publik. Di sisi lain, developer aplikasi VR juga harus lebih dulu mengintegrasikan sistem ini sebelum konsumen bisa menikmatinya di VR headset-nya masing-masing.

Sumber: Engadget.

AltspaceVR Pertemukan Pengguna dalam Virtual Reality Semudah Melakukan Panggilan Video di Skype

AltspaceVR, perusahaan yang bermisi mewujudkan interaksi sosial dalam virtual reality baru-baru ini meluncurkan sebuah aplikasi baru yang akan semakin memudahkan pengguna berinteraksi di dalam sebuah virtual chatroom.

Penjelasan tentang virtual chatroom sendiri bisa Anda baca pada tautan di atas. Pada dasarnya, virtual chatroom akan mempertemukan satu pengguna VR headset dengan yang lain dalam wujud karakter virtual yang bisa dikustomisasi.

Dari situ, pengguna bisa bercakap-cakap, bermain board game, hingga menonton Netflix secara bersamaan, meski pada kenyataannya mereka sedang berada di lokasi yang berbeda – ragam aktivitas yang bisa dilakukan bisa dilihat di situs resmi AltspaceVR. Nah, aplikasi baru AltspaceVR ini sengaja dibuat untuk mempermudah proses bertemu di dunia virtual lewat fitur VR Call.

AltspaceVR VR Call

Berkat fitur VR Call, pengguna Gear VR bisa mengundang rekan-rekannya untuk bergabung dalam virtual chatroom hanya dengan mengklik sebuah tautan. Tautan tersebut bebas dikirim lewat medium apa saja, bisa melalui email, pesan teks, aplikasi chatting maupun media sosial.

Pengguna lain yang hendak bergabung tidak harus menggunakan Gear VR, bisa dengan Oculus Rift maupun HTC Vive yang belum lama ini mulai dipasarkan ke publik – hanya sang pengundang yang wajib memakai Gear VR. Dengan adanya fitur VR Call ini, konsep virtual chatroom yang digagas AltspaceVR pun bisa terkesan semudah melakukan panggilan video di Skype.

Kalaupun rekan yang diundang belum memiliki VR headset, mereka masih bisa bergabung menggunakan PC atau Mac. Satu-satunya syarat lain hanyalah mereka wajib membuat akun di situs AltspaceVR terlebih dulu.

Kalau Anda mempunyai Gear VR dan ingin merasakan serunya kumpul-kumpul dan beraktivitas di dalam virtual reality, silakan unduh aplikasi AltspaceVR lewat Google Play.

Sumber: The Verge dan AltspaceVR.

Application Information Will Show Up Here

Cardboard Enabler Permudah Pengguna Gear VR Nikmati Konten Milik Google Cardboard

Meski secara teori Gear VR bisa menjalankan konten-konten yang diciptakan untuk Google Cardboard, pada prakteknya tidak semudah itu. Pasalnya, Gear VR akan selalu membawa Anda ke portal aplikasi yang berasal dari Oculus Store. Kalau Anda ingin membuka aplikasi Cardboard selagi di dalam Gear VR, selama ini solusinya harus mengandalkan rooting atau dengan tidak mencolokkan ponsel ke sambungan USB milik Gear VR.

Namun sekarang ada alternatif lain yang jauh lebih mudah. Bernama Cardboard Enabler for Gear VR, aplikasi ini memungkinkan ponsel Anda untuk menjalankan konten-konten milik Google Cardboard selama berada di dalam Gear VR tanpa memerlukan rooting ponsel sama sekali.

Cara kerjanya sederhana: buka aplikasi Cardboard Enabler, lalu pilih icon Google Cardboard dan aplikasi akan mematikan Gear VR Service. Selanjutnya, Anda tinggal membuka aplikasi Cardboard dan menyelipkan ponsel ke dalam Gear VR. Kalau ingin kembali mengakses aplikasi-aplikasi milik Gear VR, tinggal pilih icon-nya dalam Cardboard Enabler.

Cardboard Enabler for Gear VR

Hampir semua konten yang dirancang untuk Google Cardboard kompatibel dengan touchpad milik Gear VR, sehingga Anda pun punya input kontrol tambahan. Cardboard Enabler juga menawarkan opsi untuk mematikan fitur motion blur bagi yang sering merasa mual setelah menikmati konten VR terlalu lama.

Cardboard Enabler ini sangat ideal bagi pengguna Gear VR yang sudah merasa bosan dengan konten-konten yang tersedia, serta ingin menikmati keragaman konten milik Google Cardboard tanpa harus membeli headset yang terpisah. Aplikasinya bisa didapat langsung dari Google Play seharga kurang dari Rp 10 ribu.

Sumber: Road to VR. Gambar header: Oculus.

Application Information Will Show Up Here

vTime Ibarat The Sims Versi Virtual Reality, Tersedia untuk Gear VR dan Google Cardboard

Tidak selamanya virtual reality berarti Anda akan terisolasi dari dunia luar dan asyik sendiri di dalam dunia virtual. Sebuah studio digital asal Inggris, Starship Group, ingin membuktikannya lewat aplikasi VR bernama vTime yang kini sudah tersedia untuk Gear VR dan Google Cardboard.

Oleh pengembangnya, vTime dilihat sebagai suatu “sociable network” yang memungkinkan empat pengguna untuk saling terhubung dan berkomunikasi di satu lokasi virtual dengan detail yang menakjubkan. Pengguna bebas merancang avatar-nya masing-masing sesuka hati, dan pengguna lain dapat merasakan ‘kehadiran’ lawan bicaranya secara langsung.

vTime bisa dianggap sebagai The Sims-nya virtual reality, minus fitur membangun tempat tinggal. Pengguna bisa memilih lokasi berbincang yang bervariasi, mulai dari kemah api unggun, tepi danau dan tebing, sampai di orbit bumi sekalipun.

vTime

vTime bisa dioperasikan secara hands-free, yang berarti pengguna hanya perlu mengarahkan pandangannya untuk mengakses menu interaksi. Kalaupun tak ada headset Cardboard atau Gear VR, pengguna masih bisa menjalankan vTime langsung pada handset yang kompatibel sebagai berikut: Nexus 4, Nexus 5, Nexus 6, Nexus 6P, LG G3, HTC One M9, Samsung S3, Samsung Note 4, Samsung Note 5, Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge+, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge.

Pihak pengembangnya punya alasan tersendiri mengapa sejauh ini vTime hanya kompatibel dengan perangkat-perangkat di atas. Mengingat detail lokasi virtual yang ditawarkan amat mendalam, perangkat harus punya spesifikasi yang cukup mumpuni agar semuanya bisa berjalan dengan mulus.

vTime

Selagi bercakap-cakap lewat vTime, pengguna bisa mengambil selfie atau wefie melalui menu interaksi. Dari situ pengguna bisa mengakses foto-foto yang diambil dengan login di situs vTime dan membuka timeline-nya masing-masing. Yup, vTime juga dilengkapi sejumlah elemen media sosial, termasuk halnya daftar teman maupun mode untuk bertemu dengan pengguna lain secara acak.

vTime sudah lebih dulu dirilis di Gear VR pada bulan Desember kemarin, namun kini pengguna handset non-Samsung juga bisa menikmati pengalaman sosial virtual reality ini lewat Google Cardboard.

Sumber: Road to VR dan vTime.

Application Information Will Show Up Here

Sinema Virtual Reality Pertama di Dunia Dibuka di Kota Amsterdam

Mungkinkah virtual reality menjadi mainstream? Itulah pertanyaan utama mengenai VR. Gaming mungkin merupakan faktor pendorong perkembangan teknologi terbesar, namun VR juga bisa dimanfaatkan dalam bermacam-macam ranah hiburan. Anda boleh jadi sudah tak asing dengan video 360, tapi apa jadinya jika virtual reality dipadukan bersama konsep bioskop?

Di awal bulan Maret 2016, dibukalah sinema virtual reality pertama di dunia, berlokasi di kota Amsterdam. Bioskop digarap oleh Samhoud Media sebagai tempat di mana tiap orang bisa semakin familier dengan VR. Tim tersebut sebelumnya pernah bertanggung jawab dalam pengerjaan sinema VR ‘pop-up‘, namun proyek baru ini lebih ambisius serta berskala lebih besar.

The Virtual Reality Cinema menyuguhkan satu ruang teater yang sanggup menampung kurang lebih 50 orang. Samhoud Media memanfaatkan empat komponen utama dalam sinema tersebut: headset Samsung Gear VR, smartphone Galaxy S6, headphone Sennheiser HD 201, serta kursi swivel sehingga Anda dapat berputar bebas sambil duduk.

Virtual Reality Cinema 01

Lewat kombinasi dari elemen-elemen di atas, The VR Cinema menyingkirkan masalah yang biasanya Anda temui di bioskop biasa; contohnya suara-suara notifikasi (bahkan panggilan) smartphone, bunyi orang mengunyah makanan, serta bisik-bisik obrolan penonton lain. Berkat perangkat virtual reality, tak ada lagi gangguan-gangguan menyebalkan, hanya ada Anda dan konten.

Gear VR memang merupakan pilihan terbaik di level portable VR. Ia tidak menuntut dukungan hardware high-end seperti Rift dan Vive, hanya memerlukan handset Samsung yang kompatibel. Perangkat bisa tersambung secara wireless, sehingga pengguna dapat mudah mengenakan (atau melepas) headset serta menyesuaikan fokus dan ukuran strap. Berbeda dari sejumlah device lain, Gear VR juga pas bagi para pemakai kacamata.

Virtual Reality Cinema

Setelah sisi visual terpenuhi, Samhoud Media memilih Sennheiser HD 201 untuk menopang segi penyajian audio. Headphone dynamic stereo ini mungkin bukanlah sistem audio 3D, namun ia sanggup mereproduksi suara secara akurat (bass sampai ambient), memastikan Anda terbawa ke alam virtual. Dan yang terpenting lagi, headphone ini ringan dan nyaman dikenakan, tidak menambah beban kepala Anda.

Developer memang belum menyampaikan konten-konten The VR Cinema secara lebih spesifik, namun ia tak sulit diakses. Kita bisa memperolehnya dari YouTube, Facebook (ada eksklusif Star Wars: The Force Awakens) sampai Oculus Store. Tiket ditawarkan seharga kisaran US$ 14 (€ 12,50) dengan durasi setengah jam. Jadwal lengkap dapat Anda lihat di website.

Via Ubergizmo. Sumber: TheVRCinema.com.

Samsung Gear VR vs. Google Cardboard, Anda Pilih Mana?

Jawaban versi pendek dari pertanyaan di atas sangat mudah: kalau Anda punya smartphone Samsung Galaxy yang kompatibel, pilih Gear VR. Kalau tidak, Cardboard bisa mengobati rasa penasaran Anda terhadap virtual reality.

Namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Meski keduanya sama-sama merupakan VR headset untuk mobile dengan cara pemakaian yang sama, Samsung Gear VR dan Google Cardboard mengemas teknologi yang berbeda. Masing-masing tentunya punya kelebihan dan kekurangan tersendiri, dan membahasnya adalah tujuan dari artikel ini.

Google Cardboard

Google Cardboard

Cardboard bisa dianggap sebagai jalan pintas atau cara cepat untuk bisa merasakan pengalaman virtual reality. Harganya murah, mulai dari puluhan sampai ratusan ribu, dan mudah sekali dipesan dari berbagai toko online. Lebih menarik lagi, ia kompatibel dengan banyak perangkat, termasuk iPhone.

Cardboard punya banyak varian, tergantung kreativitas masing-masing perancangnya. Ada yang sangat simpel, ada juga yang dilengkapi strap untuk kepala sekaligus sebuah tombol navigasi. Google bahkan menyediakan panduan lengkap sehingga Anda bisa membuat dan merakit Cardboard versi Anda sendiri.

Google Cardboard

Cardboard didukung oleh segudang konten, dimana secara teori kita tidak bakal kehabisan pilihan. Namun yang menjadi masalah, pengalaman VR terkadang tidak terasa terlalu immersive. Kok bisa? Ada banyak alasan, yang pertama soal desain. Kalau rancangannya rapi, mungkin cahaya dari luar yang ‘bocor’ ke dalam hanya sedikit. Terlepas dari itu, hal ini jelas mengurangi kesan immersive yang diberikan.

Alasan yang kedua perihal kenyamanan. Meski bobotnya ringan, lama-kelamaan pengguna pasti merasa kurang nyaman kalau tangannya harus memegangi terus. Kalaupun Anda memilih varian Cardboard yang dilengkapi strap, absennya bantalan di sekitar lensa bisa membuat mata dan hidung terasa pegal setelah beberapa waktu memakainya.

Alasan ketiga adalah seputar kontrol. Tanpa dilengkapi input kontrol, pengguna Cardboard harus bolak-balik melepas-pasang handset jika hendak berganti aplikasi.

Samsung Gear VR

Samsung Gear VR

Berbeda dengan Cardboard, Gear VR memang eksklusif untuk sejumlah perangkat Samsung Galaxy saja, termasuk S7 dan S7 Edge. Hal ini bisa dilihat sebagai kekurangan, tapi juga merupakan suatu kelebihan: karena hanya kompatibel dengan handset kelas atas yang berperforma tinggi, pengalaman VR bisa dipastikan berjalan mulus.

Jumlah konten yang dimiliki Gear VR mungkin masih kalah dibanding Cardboard, karena pengguna hanya terbatas pada konten yang tersedia di Oculus Store saja. Sekali lagi, ini bisa dianggap sebagai suatu keunggulan: semua konten dipastikan akan terasa immersive, dan banyak game dengan grafik berkualitas tinggi yang bisa dimainkan.

Samsung Gear VR

Keunggulan ini didukung oleh desain Gear VR itu sendiri. Ia memang sedikit lebih besar dan lebih berat ketimbang Cardboard, tapi secara keseluruhan lebih nyaman dikenakan. Utamanya berkat kehadiran strap untuk diikatkan ke kepala dan bantalan empuk yang mengitari sepasang lensanya. Tidak kalah penting, pengguna yang berkacamata juga tetap bisa menggunakannya dengan nyaman karena pengaturan fokus lensanya bisa disesuaikan.

Kehadiran sebuah touchpad dan sejumlah tombol kian menyempurnakan pengalaman VR yang ditawarkan. Kontrol yang lengkap ini mengeleminasi kelemahan Cardboard dimana pengguna harus melepas-pasang handset untuk mengakses konten yang berbeda. Di sini pengguna tinggal mengusap touchpad, dan gesture semacam ini bahkan juga bisa digunakan di dalam sejumlah game.

Kesimpulan

Semuanya kembali pada kebutuhan pengguna. Cardboard sepertinya sangat cocok bagi Anda yang ingin berbagi pengalaman VR bersama keluarga atau teman; pasangkan di depan mata, lalu oper ke anggota keluarga lain untuk saling berbagi keasyikan yang ditawarkan teknologi virtual reality.

Harganya yang terjangkau kian mendukung premis tersebut, apalagi ia kompatibel dengan banyak smartphone. Semakin banyaknya jumlah video 360 derajat, baik di YouTube atau Facebook, juga bisa menjadi alasan mengapa Cardboard wajib dimiliki pengguna smartphone.

Akan tetapi kalau yang Anda cari adalah pengalaman virtual reality terbaik dalam wujud yang portable dan nirkabel, Gear VR adalah pilihan terbaik, apalagi kalau smartphone yang Anda pakai adalah Galaxy Note 5, S6, S6 Edge, S6 Edge+, atau malah S7 dan S7 Edge.

Pada dasarnya, tagline “Powered by Oculus” yang diusung Gear VR bukan gimmick semata. Oculus sepertinya benar-benar mengoptimalkan Gear VR semaksimal mungkin, dan itu bisa dilihat dari variasi konten bermutu yang tersedia untuk Gear VR.

Samsung dan LeBron James Berkolaborasi Hadirkan Konten untuk Gear VR

2016 bakal menjadi tahun yang besar buat virtual reality (VR). Mengapa? Karena semakin banyak pihak yang percaya bahwa teknologi tersebut bisa menjadi medium distribusi konten baru yang efektif sekaligus menarik.

Samsung sebagai pembesut Gear VR adalah salah satu pihak yang mendorong tren tersebut. Sebelum ini, mereka telah memperkenalkan serial film interaktif berjudul Gone. Dan pada tanggal 25 Desember kemarin, mereka kembali menghadirkan kejutan bersama salah satu atlet NBA paling top, LeBron James.

Keduanya berkolaborasi dalam menghadirkan sebuah pengalaman virtual reality berjudul “Striving for Greatness”. Dalam video berdurasi 12 menit tersebut, pengguna Gear VR bisa merasakan bagaimana seorang LeBron James berlatih demi mempersiapkan dirinya di kompetisi NBA musim mendatang – semacam video dokumenter tapi dengan pengalaman yang immersive.

Proyek ini sebenarnya dikembangkan oleh Oculus Studios selaku penyedia teknologi untuk Gear VR, Uninterrupted, dan diarahkan oleh Felix & Paul Studios. Pengguna bisa mengunduhnya lewat aplikasi Samsung Milk VR maupun Oculus Store.

Di saat yang sama, Samsung juga menghadirkan video promosi yang tak kalah menarik yang bisa Anda tonton di bawah ini.

Kalau 2015 saja sudah menjadi saksi konten-konten VR yang sangat apik seperti ini, bagaimana jadinya tahun depan, tepatnya ketika trio VR headset kelas atas – Oculus Rift, PlayStation VR dan HTC Vive – sudah dirilis ke publik.

Sumber: TechCrunch. Sumber gambar: Samsung.

Samsung Perkenalkan Serial Film Interaktif untuk Gear VR

Minggu kemarin, Samsung baru saja meluncurkan browser khusus untuk Gear VR, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menyempurnakan ekosistem konten dari virtual reality headset besutannya. Sekarang, Samsung malah sudah siap memperkenalkan sesuatu yang lebih besar lagi.

Mereka baru saja mengumumkan sebuah film berseri untuk dinikmati melalui Gear VR. Serial berjudul “Gone” ini bisa dikatakan sebagai proyek VR besutan Samsung yang paling ambisius sejauh ini, menawarkan ketegangan genre thriller yang dipadu dengan elemen interaktif.

Apa yang dimaksud dengan elemen interaktif? Sebelumnya, mari mengenal sedikit soal latar belakang ceritanya. Gone bakal mengisahkan seorang ibu yang tengah mencari keberadaan putrinya yang tiba-tiba sirna saat tengah berkunjung ke sebuah taman bermain.

Gone VR Thriller

Dari situ para penonton akan diajak untuk merangkap tugas seorang detektif, mengungkap misteri yang menyelimuti plot cerita Gone. Caranya adalah dengan menelusuri segala sudut dalam suatu lokasi, menginvestigasi berbagai petunjuk yang tersebar.

Karena semuanya berlangsung secara real-time selagi adegan berjalan, besar kemungkinan setiap episode Gone harus ditonton secara berulang-ulang. Jadi selain disuguhi tontonan menegangkan, penontong juga ditantang untuk mengungkapkan kebenaran.

Dalam menggarap Gone, Samsung rupanya tidak mau main-main. Mereka menggandeng studio virtual reality WEVR dan Skybound Entertainment, perusahaan di balik kesuksesan serial The Walking Dead. Proses syutingnya pun diarahkan oleh JT Petty, yang merupakan penulis naskah sejumlah judul video game ternama macam Splinter Cell dan The Walking Dead: Season Two.

Gone akan segera ditayangkan mulai tanggal 8 Desember 2015. Setiap episodenya berdurasi 5 sampai 6 menit dan masing-masing akan didistribusikan melalui platform Samsung Milk VR selama beberapa bulan ke depan.

Sumber: Fast Company.

Samsung Luncurkan Browser Khusus untuk Gear VR

Teknologi virtual reality (VR) perlahan mulai memasuki kategori mainstream dengan adanya perangkat seperti Samsung Gear VR dan Google Cardboard. Pun begitu, ekosistem kontennya masih dirasa kurang begitu oke, paling tidak menurut Samsung. Apa sebenarnya yang kurang? Jawabannya adalah browser yang punya tampilan dan cara bernavigasi optimal untuk VR.

Itulah inisiatif baru yang coba ditawarkan oleh sang raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut. Mereka baru saja meluncurkan Samsung Internet for Gear VR, sebuah web browser yang dioptimalkan untuk, well, untuk Gear VR.

Melalui browser ini, pengguna Gear VR pada dasarnya bisa menikmati beragam konten di web secara lebih immersive. Browser ini membawa dukungan penuh atas video 3D, video 360 derajat maupun video HTML5 yang tersebar luas di internet. Semuanya bisa dinikmati secara langsung tanpa harus mengunduh konten terlebih dulu ke smartphone.

Samsung Internet for Gear VR

Karena tak lagi mengandalkan sentuhan, navigasi di VR headset pun harus dilakukan dengan cara yang berbeda. Samsung paham akan diperlukannya mode navigasi baru tersebut, sehingga mereka menyematkan fitur input suara ke browser VR ini.

Lebih lanjut, browser ini juga menawarkan fitur Gaze Mode, dimana pengguna bisa mengaktifkan berbagai menu hanya dengan melirik ke sana-sini, tanpa mengandalkan jarinya sama sekali. Agar semuanya berjalan mulus, fitur untuk meng-import bookmark turut dihadirkan sehingga pengalamannya bisa terasa familiar.

Samsung Internet for Gear VR akan hadir dalam versi beta mulai tanggal 2 Desember mendatang. Perangkat yang didukung mencakup Samsung Galaxy S6, S6 Edge, S6 Edge+, Note 4 dan Note 5 – tentu saja harus disertai headset Gear VR.

Sumber: Samsung.

Facebook Perluas Dukungan Video 360 Derajat ke iOS dan Samsung Gear VR

Bulan September kemarin, Facebook mencoba menawarkan hal yang benar-benar baru buat para penggunanya, yakni video 360 derajat. Idenya adalah, pengguna bisa menikmati video dari sudut manapun yang ia mau hanya dengan menggerak-gerakkan jari atau kursor mouse-nya, tanpa harus mengandalkan perangkat VR headset.

Kini, dengan semakin banyaknya konten video 360 derajat yang tersebar di Facebook, dukungan atas platform lain pun menjadi suatu keharusan. Yup, mulai hari ini, video 360 derajat di Facebook juga bisa dinikmati oleh pengguna perangkat iOS, baik itu iPhone, iPad maupun iPod Touch.

Bersamaan dengan itu, Facebook rupanya juga menghadirkan dukungan terhadap perangkat Samsung Gear VR. Seperti yang kita tahu, Gear VR sendiri menjalankan teknologi rancangan Oculus, yang tidak lain merupakan salah satu anak kesayangan Facebook. Jadi sekarang pengguna smartphone Samsung punya makin banyak alternatif untuk menikmati video 360 derajat, bisa langsung melalui aplikasi Facebook atau dengan bantuan Gear VR sehingga pengalaman bisa terasa lebih immersive.

Facebook 360 Video iOS

Selanjutnya, guna mendukung pihak pembuat konten, Facebook juga meluncurkan situs khusus 360video.fb.com. Situs ini ditujukan sebagai sumber inspirasi bagi para kreator video 360 derajat. Namun di saat yang sama, juga bisa menjadi sumber video 360 derajat terkurasi buat para konsumen.

Ke depannya, kita bakal melihat lebih banyak lagi video 360 derajat di Facebook. Pasalnya, mereka juga berkolaborasi dengan sejumlah pabrikan kamera 360 derajat untuk mengintegrasikan fitur sharing ke Facebook semudah mungkin.

Terakhir dan yang tak kalah penting adalah iklan berformat video 360 derajat. Anda boleh kesal dengan interupsi iklan, tapi jika disampaikan dalam wujud video 360 derajat, hasilnya bisa benar-benar memikat. Salah satu yang menurut saya sangat menghibur adalah kreasi Nescafe yang sejatinya merupakan sebuah video klip musik dengan seluruh personel tampil secara bersamaan di lokasi yang berbeda-beda.

Sumber: Facebook.